Sejak pertemuan terakhir kali dengan Shanaya, Shawn berusaha untuk membuka kembali komunikasi dengan adiknya itu. Meskipun Shawn masih sering menggunakan kesibukannya kuliah dan bekerja di perusahaan sebagai alasan untuk tidak terlalu sering datang ke mansion. Shawn berusaha untuk tidak luluh lagi pada pesona Shanaya dan tetap pada niat awalnya untuk menghapus semua perasaan terlarangnya terhadap Shanaya.
Pagi di awal pekan yang sibuk, Shawn sudah disibukkan dengan meeting yang dihadiri oleh seluruh management perusahaan. Untuk pertama kalinya, Shawn dipercaya oleh Daddy-nya, Sall, untuk memimpin meeting serta mempresentasikan seluruh program perusahaan di tahun ini. Tentu saja hasilnya sangat memuaskan, otak Shawn penuh dengan ide-ide segar yang bukan hanya menambah profit perusahaan, tapi juga work environment yang jauh lebih baik untuk seluruh karyawan.
Berkali-kali Sall menepuk bahu dan memberikan pujian pada Shawn, setelah mereka berada di ruangan Shawn. Bahkan Sall tidak henti mengulas senyum karena rasa bangganya pada sang putra.
Sall mendudukkan dirinya di atas sofa, sedangkan Shawn duduk dibalik kursi kebesarannya dan kembali berkutat dengan laptop dihadapannya. Membiarkan Sall sibuk dengan ponselnya yang tidak henti membalas pesan masuk dari sang istri tercinta, Sanchia.
"Son, sepertinya aku bisa pensiun dini, karena kamu bisa lebih cepat diangkat menjadi CEO. Sepertinya aku berubah pikiran untuk mengangkatmu menjadi CEO di usia 23 tahun. Otakmu terlalu mubadzir jika tidak Daddy gunakan sejak sekarang untuk kepentingan klan dan perusahaan, hehe.." Shawn mendengus pelan lalu mengangkat wajahnya saat mendengar perkataan Sall yang diakhiri kekehan kecil.
"Enak saja.. Lalu Daddy akan menikmati hidup santai dengan berkeliling dunia bersama Mommy tanpa harus memikirkan pekerjaan?" Tebak Shawn dengan raut kesal, yang dibalas Sall dengan tawa renyahnya.
"Ternyata kamu bisa menebak jalan pikiran Daddy. Pensiun di usia masih muda, lalu menikmati hidup tanpa dipusingkan urusan pekerjaan, terlebih berkeliling dunia ditemani seseorang yang paling dicintai. Ah rasanya pasti sangat menyenangkan." Sall merentangkan tangannya pada headboard sofa seraya memejamkan mata, seolah membayangkan hidup seperti yang dikatakannya barusan.
"Aku tidak mau diangkat sebagai CEO sebelum usiaku 20 tahun Dad. Aku masih perlu beradaptasi dengan perusahaan juga klan sekaligus. Bisa-bisa aku stres karena terlalu dipusingkan dengan banyak hal." Jawaban Shawn yang terdengar serius, justru dibalas Sall dengan kekehan kecil.
"Memangnya kamu bisa stres Shawn? Daddy bahkan tidak pernah melihatmu kesulitan dalam menyelesaikan masalah apapun. Bahkan ekspresimu akan tetap sama datarnya, sekalipun kamu menghadapi permasalahan perusahaan atau klan yang cukup berat,hehe.." Lagi-lagi Shawn mendengus kesal mendengar perkataan dan kekehan Sall.
Didepan keluarganya, Sall dan Shawn memang selalu menunjukkan sisi hangat dan santainya. Berbeda jika didepan umum, mereka cenderung menunjukkan sisi dingin dan membatasi interaksinya dengan orang lain. Mereka tidak ingin orang lain terlalu banyak tahu tentang kehidupan pribadi mereka, demi menjaga keamanan dan keselamatan semua keluarga juga orang-orang di sekitar mereka.
"Baiklah Shawn, Daddy pergi ya.. Daddy ada janji dengan Mommy-mu untuk makan siang bersama di restaurant." Mendengar perkataan Sall, Shawn refleks melihat jam tangannya.
"Sekarang sudah lewat jam makan siang, Daddy bukannya sudah makan siang bersamaku tadi?" Tanya Shawn penasaran.
"Tidak ada salahnya makan siang untuk kedua kalinya demi menyenangkan perempuan yang kita cintai." Sall mengerlingkan matanya, lalu beranjak keluar dari ruangan Shawn. Sementara Shawn hanya menggeleng pelan melihat kebucinan Daddy terhadap Mommy-nya itu.
Selang beberapa menit, pintu ruangan Shawn tiba-tiba terbuka tanpa ada ketukan terlebih dahulu. Shawn melirik sekilas wajah serius Drake yang muncul dengan membawa beberapa laporan perusahaan di tangannya.
"Sir, ini KPI (Key Performance Indicators) monthly report dari beberapa department yang sudah saya collect, nampaknya ada beberapa department yang mengalami penurunan kinerja, bolehkah saya jelaskan satu persatu?"
(Key Performance Indicators adalah matrik baik finansial maupun non finansial yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur performa kinerjanya).
"Drake, tidak ada orang di ruangan ini, kenapa kamu begitu formal?" Ujar Shawn tanpa beralih dari Competitive Profile Matrix yang terpampang di laptopnya.
(Competitive Profile Matrix adalah sebuah alat manajemen strategi yang tepat dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis produk atau jasa yang ditawarkan).
"Aku hanya bersikap profesional Shawn, saat kita di perusahaan. Jadi apa bisa aku jelaskan sekarang untuk KPI monthly report-nya?"
"Simpan saja, aku akan membacanya terlebih dahulu sebelum kamu jelaskan." Drake segera menyimpan semua laporan itu di atas meja Shawn.
"Aku sedang melihat CPM bulan ini, nampaknya ada beberapa perusahaan pesaing kita yang meniru beberapa strategi dan project kita. Aku akan melakukan evaluasi untuk semua point-point ini, dan tolong aturkan meeting schedule dengan department terkait ya. Jika pesaing kita selangkah mengikuti dan mengejar kita, maka kita harus berlari dan membuat mereka tertinggal jauh oleh kita." Drake mengangguk mantap mendengar penjelasan Shawn.
"Siap Shawn, aku akan segera mengatur meeting schedule-nya.. Oh iya Shawn, aku mau menyampaikan laporan tentang kegiatan Shanaya hari ini." Shawn mengangkat wajahnya dan menatap Drake menunggu penjelasan selanjutnya.
"Hari ini pihak sekolah memulangkan semua siswanya lebih cepat karena ada pertemuan penting. Shanaya tidak menginfokan hal ini pada sopirnya, tapi Shanaya dijemput oleh Bradley dan mereka langsung menuju ke mall untuk makan dan menonton film di bioskop. Saat ini mereka sudah keluar dari Mall dengan mobil Bradley, tapi anak buahku belum tahu Bradley akan membawa Shanaya kemana. Beberapa anak buahku terus mengawasi mereka, tapi anak buah Bradley pun terlihat mengawasi mereka dari kejauhan."
Penjelasan Drake sama sekali tidak ditanggapi sepatah katapun dari Shawn, namun sesungguhnya hati Shawn begitu mendidih mendengar kabar ini. Rasa cemburu dan posesifnya kembali muncul, namun Shawn tidak ingin menunjukkannya di depan Drake.
Bradley adalah sahabat Shawn dan Shanaya sejak mereka kecil. Dia adalah putra dari Bryllian Alden Harrison dan Zivara Narendra Anarghya, sahabat baik dari kedua orangtua Shawn dan Shanaya, sekaligus Ketua Mafia Chrysos Dragon yang juga salah satu klan mafia besar di Inggris.
Sejak kecil Bradley memang dekat dengan Shanaya, berbeda dengan Briley kembarannya yang sedikit pendiam dan tidak terlalu suka dekat dengan Shanaya ataupun anak perempuan lainnya. Shawn seringkali menunjukkan ketidaksukaannya akan kedekatan Bradley dan Shanaya, tapi Bradley selalu menanggapi sikap posesif Shawn itu dengan santai. Karena menganggap Shawn hanya ingin melindungi adiknya dari laki-laki yang mendekatinya.
"Shawn.. Apa Bradley menyukai adikmu ya? Sepertinya mereka cukup sering keluar berdua. Dan setelah aku selidiki, tidak ada satupun perempuan yang dekat dengan Bradley, hanya adikmu saja yang dia ajak kencan." Apa yang dikatakan Drake semakin mengobarkan api cemburu yang saat ini ada di hati Shawn. Shawn sedikit menunduk berusaha menyembunyikan rahangnya yang mengeras di depan Drake.
"Entahlah.. Tetap awasi mereka berdua. Laporkan setiap detailnya padaku. 1 jam lagi, aku akan pergi ke kampus, aku ada jadwal kuliah sore ini."
"Ok Shawn.." Ujar Drake seraya mengangguk mantap.
*************************
Selama mengikuti perkuliahan, Shawn sama sekali tidak dapat berkonsentrasi dan mencerna apapun yang dijelaskan dosennya. Pikirannya hanya terfokus pada Shanaya yang saat ini masih bersama Bradley. Info terakhir dari Drake yang dikirimkan padanya adalah sebuah photo dimana Shanaya terlihat menyandarkan kepalanya di bahu Bradley. Bukan hanya pose cukup mesra juga latar pemandangan pantai West Wittering berjarak sekitar 2 jam dari London yang mengganggu pikiran Shawn saat ini, tapi juga tatapan penuh cinta yang jelas terlihat dari seorang Bradley pada Shanaya.
Saat pikiran Shawn masih berkecamuk dengan rasa marah dan cemburunya, tiba-tiba sebuah pesan masuk kembali muncul di ponsel Shawn. Sebuah pesan dari Drake yang akhirnya sukses membuat Shawn keluar dari ruang kuliah tanpa meminta izin pada dosennya yang saat itu sedang mengajar.
Drake
Shawn tiba-tiba hujan turun dengan cukup deras, saat ini Shanaya dan Bradley ada di sebuah resort di pinggir pantai. Mereka sudah memesan kamar, mungkin untuk mengganti baju mereka yang basah dan beristirahat sebelum kembali ke London.
*************************
Terima kasih banyak ya atas Like, Rate bintang 5, Favorit dan Comment-nya, selalu menjadi semangat dan motivasi lebih untukku menulis kisah Shawn juga Shanaya.
Semoga selalu sehat, bahagia, banyak rezeki dan sukses selalu ya semuanya. Love u all ❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Atik Marwati
kasihan swan kalo shanaya sama ydng lain
2023-11-26
1
Senajudifa
awalx aku tu ngga ngeh ternyata shawn suka sm adikx sendir y
2022-07-09
1
SyaSyi
hahaha kita lihat apa yang akan terjadi
2022-04-02
1