"Ya Allah, tinggal lima puluh ribu rupiah. Aku harus cari kerja, iya aku akan jalan-jalan sebentar mencari informasi. Siapa tahu ada lowongan pekerjaan." kata dalam hati Cinta yang kemudian dia mengambil peralatan mandinya, dan dia menuju ke kamar mandi yang di memang sediakan untuk penghuni kos-kosan.
Selesai mandi, Cinta kemudian berganti pakaian dan berdandan tipis.
Cinta membawa berkas-berkas yang mungkin di pakai sebagai syarat masuk kerja dan juga tas kecilnya yang hanya berisi dompetnya.
Setelah selesai dengan ritual mandi dan berdandan itu, Cinta keluar kamar kosnya dan kemudian menguncinya.
Cinta berjalan menyusuri tiap gang, yang akhirnya dia keluar dari gang dan berjalan di pinggir jalan raya.
Tak lelah dia bertanya, dan terus bertanya kepada setiap orang tentang lowongan pekerjaan.
Hingga tak terasa matahari sudah berada di atas kepala.
"Ya Allah, perutku sudah minta diisi saja. Dan aku belum mendapat pekerjaan" gumam Cinta sedikit bersedih.
Tiba-tiba ada yang menghampiri Cinta. Sosok gadis yang memakai seragam sebuah kursus salon.
"Ma'af kak, bisa bantu saya?" tanya gadis itu yang berdiri di hadapan Cinta.
"Iya, ada apa ya?" tanya Cinta penasaran.
"Saya Vita, saya sedang belajar memotong rambut. Dan saya butuh seorang yang bisa buat model potong rambut saya" ucap gadis yang bernama Vita itu mengulurkan tangan kanannya.
"Oh, Saya Cinta, Maksudnya bagaimana ya Vita?" tanya Cinta yang menerima uluran tangan Vita dan dia belum paham maksud Vita.
"Kakak tinggal duduk saja, Saya yang akan memotong rambut kakak" ucap Vita.
"Potong rambut? tidak ah, saya tidak punya uang!" seru Cinta.
"Ma'af jadi ceritanya kalau ada orang yang mau di potong rambutnya, maka dia akan mendapatkan sejumlah sebagai uang ganti kami yang telah memotong rambut kakak. Yang mungkin kakak kecewa dengan hasil potong rambut saya, kakak bisa menggunakan uang dari saya tadi sebagai ongkos ke salon Laing yang menjadi langganan kakak" jelas Vita.
"Ohw, begitu ya!"ucap Cinta sambil mengulas senyumnya.
"Bagaimana kak?" tanya Vita yang penasaran.
"Boleh saja, asal ada uangnya! he .he..!" jawab Cinta sambil tersenyum.
"Kalau begitu, mari kak ikut saya!" ucap Vita yang kemudian menggandeng tangan Cinta.
Dan mereka melangkahkan kaki menuju ke tempat dimana Vita menimba ilmu memotong rambut.
"Mari kak, silahkan duduk di sini!" ucap Vita yang memberikan kursi untuk Cinta.
Cinta pun duduk dan memperhatikan sekitarnya.
Tak berapa lama Vita datang dan memulai aktifitasnya.
Gadis itu dengan tersenyum memberikan apron pada Cinta.
Cinta juga tersenyum dan melihat setiap gerakan tangan Vita yang cekatan di dalam kaca yang ada di hadapan Cinta.
Helai demi helai rambut Cinta terpotong. Yang membuat Cinta sebenarnya tidak rela, namun demi beberapa uang ganti rugi yang diharapkannya untuk menopang hidupnya beberapa hari kedepan.
Rambut cinta yang semula sepunggung, kini tinggal sebahu Cinta.
Cinta pun tersenyum dengan hasil potong rambut itu.
"Hmmm...lumayan bagus juga" ucap Cinta yang berkali-kali melihat rambutnya.
"Bagaimana kak?" tanya Vita yang penasaran.
"Lumayan juga!" ucap Cinta yang berkali-kali melihat hasil potongan rambut Vita.
Tak berapa lama datang seorang laki-laki yang lemah gemulai memerika hasil potongan rambut Vita.
"Vita, yang mana hasil potong rambut kamu?" tanya laki-laki itu.
"Yang ini Kak" jawab Vita pada laki-laki lemah lembut itu.
Kemudian laki-laki itu memeriksa secara detail hasil potongan rambut Vita.
"Hmmm....! lumayan juga, ada perkembangan menuju yang lebih baik!" ucap laki-laki itu pada Vita.
"Makasih kak" sahut Vita dengan wajah berserinya.
Kemudian laki-laki itu menulis sesuatu di buku catatannya dan kemudian memeriksa hasil potongan rambut murid lainnya.
"Kak Cinta terima kasih ya!" ucap Vita yang kemudian mengambil amplop kecil yang ada di tasnya.
"Iya sama-sama" jawab Cinta.
"Ini mbak uang yang saya janjikan. Walaupun tak seberapa, mohon di terima ya!" ucap Vita seraya menggenggam kan amplop putih kecil ke telapak tangan Cinta.
Cinta pun menerimanya dengan senang hati.
"Terima kasih ya, dan semoga lancar dalam menimba ilmu" ucap Cinta.
"Aamiin... Sama-sama kak!" ucap Vita sembari tersenyum.
"Sudah selesaikan? Saya mau melanjutkan perjalanan saya" kata Cinta yang kemudian mengulurkan tangannya pada Cinta.
"Iya kak, hati-hati ya kak" ucap Vita yang menundukkan kepalanya sebentar. Lalu menegadah kembali.
"Assalamu'alaikum..!" salam pamit Cinta seraya melambaikan tangan kanannya.
"Wa'alaikumsalam..!" balas Vita yang juga melambaikan tangannya.
Cinta melangkahkan kakinya dan kembali menyusuri jalan pulang ke tempat kosnya.
Cinta menyempatkan diri mampir ke warung makan, karena sudah waktunya makan siang.
"Ibu pesan nasi sama lauknya di bungkus ya, dana juga es tehnya.!" pesan Cinta pada pemilik warung.
"Iya Ning" ucap si penjual nasi bungkus.
Tak berapa lama pesanan Cinta sudah siap.
"Sama kerupuk ini dua, jadi berapa Bu?" tanya Cinta saat mengambil dua buah kerupuk dalam toples plastik.
"Jadi semuanya sepuluh ribu Ning" jawab ibu pemilik warung.
"Ini ya Bu!" ucap Cinta seraya menyerahkan uang lima puluh ribu pada ibu pemilik warung.
"Tunggu sebentar ya Ning!" kata si ibu warung yang kemudian mengambil uang kembaliannya di laci mejanya.
"Ini kembaliannya ning, empat puluh ribu rupiah.'" ucap si ibu warung.
"Terima kasih Bu" ucap Cinta yang kemudian berlalu meninggalkan ibu warung dan warungnya.
Cinta berjalan seraya mengingat jalan pulang ke tempat kosnya.
"Semoga saja aku tidak lupa." ucap cinta yang terus melangkahkan kakinya dan melihat ke kanan dan dana kiri bangunan yang di ingatnya.
Tak berapa lama Cinta telah sampai di depan kamar kosnya.
"Alhamdulillah sudah sampai juga di tempat kos." ucap Cinta penuh kelegaan.
Cinta kemudian membuka pintu kamar kosnya.
Setelah masuk, dia keluar lagi untuk berwudlu. Dan Cinta pun menunaikan ibadah sholat Dhuhur.
Selesai sholat, Cinta segera menyantap makanannya dan tak lupa meminum es tehnya.
Beberapa menit kemudian, acara makan siangnya pun selesai.
Kemudian Cinta memindahkan pakaiannya yang ada di koper, ke lemari yang sudah ada di kamar kosnya.
"Ah, beres juga akhirnya! lebih baik aku istirahat sebentar!" ucap Cinta yang kemudian dia merebahkan diri di kasur busanya.
Pandanganya menerawang ke langit-langit kamar kos.
"Aku tak menyangka kalau akhirnya aku akan tinggal sendiri di sini, di sebuah kamar petak kecil. Tanpa AC maupun kipas angin, tanpa televisi dan handpone." gumam Cinta yang menghela nafasnya panjang dan melepasnya pelan-pelan.
"Ini mungkin sudah menjadi suratan takdirku, aku harus ikhlas menjalaninya." ucap Cinta yang perlahan-lahan kedua kelopak matanya menutup rapat.
Cinta pun hanyut dalam mimpinya.
...~¥~...
...Mohon dukungan para Readers untuk memberi like/komentar/favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel CHEF CINTA ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
anggita
ok thor smoga sukses novelnya.. 👏👌
2022-10-12
0
isnaini naini
smngt bwt cinta...smngt bwt kk author lanjut...
2022-09-24
0
Lee
Mampir bca lgi kak othor...
2022-04-17
0