Bertukar Pengantin
Kiara duduk di samping pria yang baru dia kenal seminggu yg lalu. Dalam beberapa saat, Kiara akan sah menjadi istrinya.
Kiara mendengar suara penghulu melafalkan kalimat sakral tuk melepas Kiara menjadi istri dari pria ini. Tanpa ada jeda, pria ini langsung membalas dengan lancar. Mengalirkan air mata yg sejak tadi dengan susah payah Kiara tahan.
..."Saya terima nikahnya Kiara Permatasari dengan mas kawin tersebut tunai."...
Semua saksi menyatakan sah. Kiara telah sah menjadi istri dari Rivaldi Ahmad Wiji Sasongko.
Kiara meraih tangan Aldi yg sudah sah sebagai suaminya kemudian mengecup tangannya dengan masih berderai air mata. Kiara yakin Aldi sadar bahwa ini air mata kesedihan. Bukan air mata bahagia dari pasangan yg baru menikah.
Tak jauh dari Kiara dan Aldi, mama Kiara menatap putrinya dengan berurai air mata. Sementara kakak Kiara, Bella, yg berada di samping mamanya tersenyum dengan bahagia. Sedangkan pria yg lengannya dirangkul oleh Bella hanya menatap Kiara tanpa ekspresi.
Bella mengenakan gaun putih. Sama seperti Kiara. Bella juga baru menyelesaikan akad nikah dengan pria di sampingnya, Bima.
Bella dan suaminya mendekati Kiara yg masih berurai air mata. Mereka hendak memberikan ucapan selamat sebelum keempatnya naik ke pelaminan dan menyalami semua tamu dan keluarga yg hadir.
Ada dua pasang pengantin yg menikah sekaligus hari ini. Tapi ada satu hati yg tidak bahagia hari ini. Hati milik Kiara. Hati Kiara yg terluka.
"Semoga kamu bahagia, Kiara" Bima mendoakan Kiara. Mengulurkan tangan tuk menyalami Kiara.
Kiara menatap nanar mata lelaki itu. Kiara hanya bisa menatap. Tak ada satupun kata yg bisa Kiara ucapkan tuk membalas doa tulusnya. Apalagi keinginan tuk membalas uluran tangannya.
"Terima kasih kakak ipar. Sudah dengan tulus mendoakan kebahagiaan istriku." Aldi menjabat uluran tangan Bima. Kemudian Aldi menggenggam tangan Kiara dan hendak mengajaknya menjauh dari Bima dan Bella.
Kiara menatap Aldi dengan penuh rasa syukur. Pria dingin yang jarang bicara ini mau membantunya menjauh dari Bima, sumber dari rasa sakit Kiara hari ini. Akan tetapi Bella menghalangi Kiara dan Aldi.
"Kiara sayang, sepertinya kakak harus ingatkan bahwa seharusnya kita berempat naik ke pelaminan bersama-sama dan memulai resepsi pernikahan kita."
Bagian lain yang juga menyakitkan hari ini. Duduk di pelaminan yg sama dengan Bima. Tapi bukan sebagai pengantinnya.
"Ayolah adikku sayang. Kamu kan sudah merencanakan naik ke pelaminan itu sejak lama... Aku kakak yg baik kan? Masih membuatmu satu pelaminan dengan Bima." Bella membisikkan kalimat ini ke telinga Kiara. Hanya Kiara yg bisa mendengarnya.
Aldi melihat perubahan ekspresi Kiara yg semakin sedih. Mengikuti arah pandangan Kiara ke pelaminan. Dan paham apa yang hendak dilakukan Bella kepada adiknya.
"Kami ke pelaminan dulu ya Kiara." Bella menggandeng Bima ke pelaminan.
Aldi menatap Kiara. "Kamu mau apa sekarang?"
Tatapan Kiara masih bingung. Kiara hanya balik menatap Aldi.
"Jika kamu tidak ingin naik pelaminan itu, kita bisa langsung ke ruang ganti."
Kiara berusaha berpikir jernih. Kemudian menolak tawaran Aldi.
"Aku sanggup menyelesaikan resepsi hari ini dengan baik. Terima kasih sudah peduli. Cukup genggam tangan saya seperti ini untuk menguatkan saya. Saya akan berusaha untuk tidak lagi menangis." Kiara memaksakan seulas senyum di wajahnya.
Selain menyalami semua tamu yg hadir. Mereka juga berfoto dengan para tamu. Juga berfoto dengan pasangan masing-masing. Kiara berusaha memusatkan pikirannya kepada para tamu atau suaminya. Tidak ingin tergoda melihat ke samping mereka dimana Bella dan Bima melakukan berbagai macam pose mesra.
Melihat Bima dan Bella sedang berfoto, sebuah memori berkelebat di benak Kiara. Sebuah kenangan yang tak boleh lagi dia ingat. Kiara menggigit bibir bawahnya untuk tidak menangis.
Kiara sendiri tidak banyak berpose mesra untuk foto pernikahan mereka. Aldi hanya diam tanpa ekspresi dan mengikuti arahan fotografer ketika berfoto. Dalam pose foto pernikahan Kiara dan Aldi, fotografer tidak mengarahkan pose yg mesra. Sebab ekspresi Aldi terlalu datar. Tidak ada pancaran kemesraan yg bisa diabadikan dalam dokumentasi foto Kiara dan Aldi. Bahkan untuk sekedar mengarahkan Kiara dan Aldi untuk tersenyum apalagi tertawa saja susah.
Dua jam berlalu. Resepsi telah usai. Kiara sudah berada di kamar hotel. Kamar pengantinnya. Resepsi pernikahan dan akad nikah tadi memang diadakan di hotel berbintang lima. Hotel milik keluarga Bima, Atmaja Grup.
Kiara mengingat kamar hotel ini. Suite room hotel Marriot milik keluarga Bima, Atmaja Grup. Awal mula dari perubahan hubungannya dengan Bima dimulai dari suite room hotel ini.
"Mau menginap di sini atau di rumahku?" Aldi membuyarkan lamunan Kiara.
"Rumah kamu saja. Tapi aku mengganti pakaianku dulu ya."
Tapi suara bel kamar hotel mereka menunda rencana Kiara dan Aldi untuk berganti pakaian.
"Kamu salah kamar, Kiara." Bella menyapa begitu Kiara membuka pintu kamarnya.
"Sepertinya kamu lupa kalau suite room ini adalah kamar pengantin untuk Bima dan pengantinnya."
Ucapan Bella masih saja menyakiti Kiara.
"Aku pengantin Bima, Kiara. Bukan kamu."
Kiara hendak menyela. Kiara hendak mengatakan bahwa Bima lah yang tadi bilang bahwa Kiara bisa menempati suite room ini. Tapi ucapannya tercekat di tenggorokannya. Rasa sakit di dadanya membuat Kiara tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
"Cepat keluar dari kamar ini dan buang anganmu mengenai Bima. Dia bukan pengantinmu! Segala fasilitas yg kamu dapat dari Bima sekarang milikku. Termasuk apartemen mewah yg selama ini kamu tempati. Serahkan kuncinya kepadaku sekarang juga."
"Apartemen?" Kiara terkejut.
"Benar sekali. Berikan sekarang juga. Bima sudah memberikannya kepadaku. Kami akan tinggal di sana sementara menunggu pembangunan rumah kami selesai."
Kiara menitikkan air mata kembali.
Bella merasa sangat puas bisa kembali membuat Kiara menangis.
"Baju dan barang-barangku masih di apartemen semua, kak. Apa harus sekarang aku serahkan kuncinya?"
"Jangan panggil aku kakak. Aku tidak ingin lagi mengakui kamu sebagai adikku. Kamu hanya anak panti asuhan yang beruntung! ingat itu!"
Bella mulai marah. "Semua yg kamu miliki di apartemen itu pemberian Bima. Semua milik Bima adalah milikku. Istrinya. Kamu bukan siapa-siapa, Kiara. Berikan kunci apartemennya sekarang juga sebelum aku melaporkan kepada Bima dan membuatnya memarahimu!" Ancam Bella.
Kiara memberikan kunci apartemen kepada Bella. Kiara juga meninggalkan suite room hotel yang seharusnya menjadi kamar pengantinnya. Begitu pula gaun pengantin pilihan Bima yang tadi dikenakan Kiara. Kiara memilih meninggalkan gaun pengantin itu di suite room yang telah Kiara tinggalkan.
Kiara akan meninggalkan semua hal tentang Bima. Tidak akan lagi menangisi Bima atau apapun yang berhubungan dengan Bima.
Kiara dan Bella telah bertukar pengantin. Apakah kehidupan Bella dan Kiara juga akan bertukar?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Nani Haryati
baru baca udah nyesek
2023-06-02
0
Neneng cinta
bisa jd Aldy org kaya yg menyamar ya,,,dy cinta sm Kiara dalam diam x ya🤭🤔
2023-05-26
0
Lela
bima apa aldi?
2023-05-11
0