Awal bertemu

Sejak pertemuan pertama dengan Kiara, Bima telah jatuh cinta. Tidak hanya parasnya yang ayu, tapi hatinya juga baik.

Kiara dulunya bekerja di hotel milik keluarga Bima di kota kecil. Di sanalah Bima mengenal Kiara. Kala itu Bima sedang mengunjungi salah satu hotel keluarganya di kota kecil tempat Kiara tinggal.

Seminggu bekerja di hotel kecil itu, selalu membuat Bima bertemu dengan Kiara manis yang menjadi resepsionis. Begitu beban kerja Bima di hotel berkurang, Bima mulai membuka kesempatan mengenal Kiara. Satu minggu melihat Kiara dari jauh sudah cukup bagi Bima untuk menahan keinginannya mendekati gadis dari kota kecil itu.

"Kiara, sore sepulang kerja ada waktu?" Bima mendekati Kiara di meja resepsionis yg lengang.

"Saya agak repot, pak... Mohon maaf." Kiara memasang wajah lugu tapi terlihat semakin manis bagi Bima.

"Wah, pas sekali kalo repot. Saya malah ingin membantu." Bima tidak suka ditolak. Semakin gadis ini menolak, maka Bima akan semakin ingin menaklukkannya.

"Saya mau ada acara syukuran di panti asuhan tempat saya tinggal. Tapi bapak tidak perlu repot. Hampir semua persiapan sudah beres kok."

Bima mengingat data diri Kiara dr bagian kepegawaian yg sebelumnya sudah dia baca. Bima sudah tau kalau Kiara hidup di panti asuhan. Tapi Bima merasa aneh, kenapa gadis muda sebesar ini masih memilih tinggal di panti asuhan. Padahal gaji sebagai resepsionis di hotel ini seharusnya cukup untuk menghidupi dirinya dengan mengontrak rumah sederhana.

"Jika saya tidak bisa ikut membantu, apa boleh saya mengikuti acara syukurannya?"

Kiara terdiam mendengar keinginan pak bos di hadapannya. "Bapak kenapa mau ikut acara seperti ini?"

"Saya belum pernah mengunjungi sebuah panti asuhan sekali pun dalam hidup saya. Apa boleh kamu ajak saya?"

Kiara kembali terdiam mengamati wajah Bima. Mencari kesungguhan dari ucapan Bima.

"Baik pak. Kalau begitu mari ikut saya ke panti asuhan tempat saya tinggal." Kiara pun akhirnya mengiyakan keinginan Bima ini. Kiara pikir barangkali Bima ingin menyisihkan sedikit penghasilannya untuk anak-anak di panti kan boleh saja.

Kiara dan Bima pun mengakhiri obrolan pagi mereka. keduanya kembali ke pekerjaan masing-masing.

Akan tetapi, usai bekerja dan hendak siap-siap pulang, Kiara lupa janjinya dengan Bima. Kiara sudah siap naik motornya di parkiran hotel. Tapi Kiara terkejut ketika di pintu keluar parkiran, ada Bima yang bersiap naik ke mobilnya. Kiara jadi ingat dengan apa yang dia lupakan.

"Kamu mau pulang sendiri, Kiara?" Bima membuyarkan segala yang Kiara pikirkan.

"Oh iya pak. saya hampir saja meninggalkan bapak."

"Kalau begitu ayo naik mobil saya."

"naik mobil?"Kiara agak bingung. "Tapi saya bawa motor,pak. Bukannya kita bawa kendaraan sendiri-sendiri saja? Motor saya bagaimana?"

"Kamu mau saya nyetir sendirian dan mengikuti kamu dari belakang?" Bima terkejut. Baru kali ini dia ditolak perempuan yang lebih memilih naik motor dari pada mobil.

"Saya akan urus motor kamu. Nanti biar diantar sama pegawai yang lain." Bima tidak mau kalah.

"Jangan pak. nanti merepotkan teman-teman. Lagian apa kata mereka nantinya?" penolakan lagi. Bima mulai tidak sabar.

"Mau kamu gimana? saya tidak mau kita bawa kendaraan sendiri-sendiri."

"Bapak mau ikut saya naik motor?"

"Apa?" Bima semakin shock. "kamu bercanda kan Kiara?"

Bima yang sejak lahir terbiasa dengan kekayaan orang tuanya, tidak pernah sekalipun merasakan naik sepeda motor. Ingin rasanya Bima menggendong Kiara ke mobilnya.

"Gini aja. Biar gak bikin repot pegawai yang lain, Biarkan motor kamu tetap di sini. Besok saya jemput kamu ke kantor." Ide ini cukup menyenangkan bagi Bima. Dengan begini besok pun dia punya alasan bertemu Kiara kembali.

"Saya jadi merepotkan bapak." Kiara semakin membuat Bima kesal.

"Nggak juga. Justru saya yang merepotkan kamu. Saya kan yang ingin mengunjungi panti asuhan. Justru kamu nolongin saya. Sebagai balasannya, saya besok akan jemput kamu kerja."

"Benarkah seperti itu, pak?" Kiara merasa alasan Bima cukup masuk akal. Tapi ada sedikit rasa tidak yakin.

"Ayo." Bima benar-benar merasa harus ekstra sabar menghadapi makhluk cantik di hadapannya ini. Baru kali ini dia dibuat berpikir ekstra keras untuk sekedar mengajak jalan seorang gadis.

Bima terbiasa mendapatkan gadis manapun dengan mudah. Tapi kali ini Bima merasa tidak akan mudah mendekati seorang Kiara. Dia terasa berbeda dengan wanita-wanita lain yang selama ini Bima taklukkan.

Bima pun tiba di panti asuhan bersama Kiara. Karena memikirkan penolakan Kiara di parkiran hotel tadi membuat Bima memikirkan banyak hal ketika di mobil. Tidak ada jurus rayuan sekalipun yang Bima ucapkan kepada Kiara. Tidak sekalipun Bima mengungkapkan rayuan gombalnya kepada Kiara yang duduk di sampingnya. Bima tidak ingin wanita ini menjauh karena ketakutan.

Usai tiba di panti asuhan, Bima akhirnya tahu kalau syukuran yang dibicarakan Kiara adalah syukuran untuk ulang tahun Kiara sendiri.

Bima sendiri sudah menyiapkan kado di bagasi mobilnya. Bima memilih mengobrol dengan Kiara pagi ini dan hendak mengajaknya keluar untuk berkencan karena hari ini adalah hari ulang tahun Kiara. Tapi kini Bima mulai berpikir ulang akan memberikan kado itu atau tidak. Bima kuatir ditolak.

Bima merasa Kiara akan susah menerima barang mahal pemberiannya. Berbeda dengan gadis-gadis yang sebelumnya dia dekati. Tapi tidak ada waktu untuk menyiapkan kado yang lebih murah lain. Ini hari yang pas untuk mengesankan seorang gadis dan mendekatinya. Jika tidak ada kado di hari ulang tahun gadis itu, Bima yakin jarak mereka akan semakin jauh.

Gadis-gadis suka dengan perhatian. Perhatian di hari ulang tahun seorang gadis adalah hal penentu kepedulian seorang pria. Bima telah banyak belajar akan hal ini dari semua gadis yang pernah dia kencani.

Syukuran hari itu cukup sederhana bagi Bima. Hanya ada makanan yang bagi Bima biasa. Tapi Bima yakin bagi anak-anak di panti asuhan itu pasti mereka jarang memakan makanan seenak itu. Bima sendiri tidak seberapa berselera makan bersama banyak orang. Jadi seperti halnya Kiara yang dari tadi sibuk dan tidak sempat makan, Bima pun tidak makan sama sekali.

Usai acara syukuran, Bima ingin menemui kepala panti secara pribadi. Bima sudah menyiapkan sejumlah uang untuk disumbangkan bagi kepentingan panti. Bima juga ingin menanyakan beberapa hal mengenai Kiara. Tapi Bima mengurungkan niatnya ketika dari jauh mendengar pembicaraan Kepala panti dan Kiara di pekarangan.

"Bunda, hari ini Kiara sudah 21 tahun. Bunda sudah berjanji." Kiara tampak memohon.

"Bunda tahu Kiara. Tapi bunda khawatir jika mereka sudah pindah bagaimana? Mereka tidak pernah ada kabar." Bunda Nur tampak prihatin.

"Aku akan kembali tinggal di sini."

"Tidak Kiara. Sudah saatnya kamu hidup untuk dirimu sendiri nak. Jangan khawatirkan panti ini." Bunda Nur meremas kedua bahu Kiara. "Kamu harus berjanji akan hidup bahagia jika tidak menemukan orang tuamu. Jangan kembali hidup di sini. Jika kamu menyanggupi itu, Bunda baru akan memberikan alamat kedua orang tuamu."

Kiara hanya menangis.

"Satu lagi, nak. Jika mereka menolakmu atau tidak menginginkanmu lagi, jangan tinggal bersama mereka jika mereka tidak menginginkanmu. Tapi kamu harus tetap hidup bahagia walau hidup sendiri. Berjanjilah Kiara." Bunda Nur menggoyang-goyangkan bahu Kiara. Memaksa Kiara untuk berjanji.

Kiara mengangguk sambil berurai air mata. "Iya, bunda. Kiara berjanji."

Kiara kemudian menerima sebuah amplop. Membukanya dan membaca sebuah alamat di sana. Sebuah alamat kota Jakarta.

Kiara kembali menangis. Jakarta begitu jauh. Orang tua Kiara membuang Kiara begitu jauh.

Bima hanya mematung. Memandang dari jauh tangisan Kiara di pelukan Bunda Nur. Ingin rasanya Bima memeluk gadis yang sedang sedih itu.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trussemangat

2023-02-26

0

Eva Rubani

Eva Rubani

mudah mudahan kiara bahagia dgn suami ny

2023-02-09

0

Rusdiwati Lumban Toruan

Rusdiwati Lumban Toruan

Kasihan sekali hidup mu Kiara.

2022-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 Awal bertemu
3 Kado Ulang Tahun
4 Maukah jadi pacarku?
5 Makan malam
6 WS TECH
7 Salon dan Butik
8 Bertemu Keluarga
9 Papa
10 Tanggal pernikahan
11 Eksekusi rencana Bella
12 Menyiapkan Main Course
13 Appetizer disajikan
14 Main course disajikan
15 Bubur Ayam yang hangat
16 Perubahan jabatan menjadi calon IPAR
17 Cozzzy Cafe 'n Resto
18 Me time yang terganggu
19 Di antara dua bersaudara
20 Berkenalan
21 BUKAN Ajakan Pernikahan Kontrak
22 Dari Rumah Sakit hingga Rumah Megah yang Mewah
23 Makan siang dengan semeja penuh makanan Indonesia
24 Bima vs Aldi
25 Penerobos Apartemen Kiara
26 Bima. Dia yang telah memasrahkan dirimu sama aku
27 Bertukar pengantin
28 Kemarahan Bella
29 INTERMISSION
30 Apa kamu bermain-main ketika menikah dengan saya?
31 Mau mandi bareng?
32 Betapa tampan pria yang bisa bersikap dingin dari awal hingga akhir
33 Obrolan pagi
34 Malam pengantin Bella
35 Aku tidak membutuhkannya
36 Gagal belanja baju lagi nggak sih?
37 Nomor pinnya tanggal pernikahan kita
38 Selamat tinggal masa lalu
39 Itu baju buat kamu
40 Kamu nggak pengen berlibur atau berbulan madu?
41 Visual
42 Pantai
43 Cincin pernikahan
44 Bertahanlah hidup Kiara!
45 Bangunlah Kiara!
46 Ya, dia akan baik-baik saja. Aku akan menunggu dia di sini
47 Kamu menggenggam nya dengan begitu erat
48 Al, kenapa kamu begitu menyayangiku?
49 Kita pulang
50 Memangnya dia ini pemilik WS Tech?
51 Toko perhiasan
52 Apa kamu mampu membeli tiga set perhiasan sekaligus!
53 Pemecatan masih terlalu ringan buat pegawai seperti kalian
54 Dasar penggoda suami orang
55 Kapan aku bisa mulai bekerja di WS Tech?
56 CCTV
57 Meluapkan amarah
58 Cindy, aku butuh bantuan kamu lagi
59 Berharap rencana Bella kali ini tidak akan mendatangkan hal buruk lagi
60 Satu minggu pertama di WS TECH
61 Informasi mengenai Aldi
62 Aldi berbohong
63 Maaf untuk rasa sakit ini, Ra
64 Aku ingin ke panti asuhan
65 Jadi semalam kamu pergi kemana Al?
66 Kami titipkan Kiara ke tangan nak Aldi.
67 Malam Pertama Tidur Berdua (1)
68 Malam Pertama Tidur Berdua (2)
69 Malam Pertama Tidur Berdua (3)
70 Malam Pertama Tidur Berdua (4)
71 Maaf tidak bisa menemani hari ini
72 Kembali ke sisi Bima (1)
73 Kembali ke sisi Bima (2)
74 Verlita Amelia
75 Kemunculan CEO WS TECH
76 Bima Memulai Eksekusi Rencana Besarnya
77 Verlita yang Berpengalaman
78 Kiara yang tersakiti
79 Rasa Frustasi Aldi
80 Status Amarah Aldi
81 Pengakuan Aldi
82 Sarapan, Mandi, kemudian Mendengarkan Dongeng Aldi
83 Keluarga Aldi Vs Keluarga Kiara
84 Adelia yang Cantik Jelita
85 Bersiap untuk Hari Esok
86 Komunikasi Pasangan Baru
87 CEO Sementara
88 Keusilan Kecil Aldi
89 Amarah Diandra
90 Pria Bermasker
91 Diculik atau Menjadi Nona Muda?
92 Penculiknya adalah . . .
93 Lalu aku kehilangan jejak kamu
94 Kamu tampak sangat menyayangiku
95 Bos ya bebas
96 Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri, Ra?
97 Aku selalu menginginkan kamu, Kiara
98 Sarapan pagi dalam diam
99 Permohonan Bella
100 Misi menangkap Adelia
101 Protokol keselamatan Kiara
102 Operasinya berhasil
103 Di antara Ferdi dan Hasan
104 Aldi sadar
105 Mohon Bantuan Kalian para Pembaca yg Baik
106 Menenangkan Kiara
107 Meretas apartemen
108 Krisis ini belum berakhir
109 Yang bersalah adalah mama kamu, Mike.
110 Cerita tentang Novia
111 Papa tidak Menyesal
112 Mengintai Rumah Besar Keluarga Wiji Sasongko
113 Dibawa Kabur
114 Ferdi tidak bisa bergerak
115 Keadaan Adelia
116 Kamu ingin mengenakan gaun putih?
117 Pesta Perayaan Tahunan
118 Pernyataan Cinta
119 Keduanya Kabur dari Pemberitaan Nasional
120 Hukuman
121 Resleting dan Gaun yang Robek
122 Melanjutkan Sesi Sentuhan
123 Kemenangan Benda Pusaka
124 Bath Up
125 Pingsan
126 Sentosa Island
127 Cable Car Sky Dining
128 Bima kembali Menyusun Rencana
129 Sedikit Salah Paham
130 Akhir Bulan Madu Kedua
131 Postingan Media Sosial
132 Negosiasi dengan Penculik
133 Cerita Ferdi
134 Ketemu Dalangnya
135 Pencarian Berlanjut
136 Jalan Buntu
137 Posisi Kiara
138 Petunjuk Terjelas
139 Lokasi Kiara
140 Monolog atau Obrolan?
141 Rumah Gelap
142 Tangisan Bos Bima
143 Menatap dengan Penuh Cinta dan Rindu
144 Reunite
145 Aku Percaya Kamu, Kiara
146 Tertembak
147 Wanita Bodoh
148 Buah dan Jus Buah
149 Memanjakan Istri
150 Berdamai dengan Masa Lalu
151 Mantan Calon Mertua
152 Membela sang Kakak
153 Ferdi bersama Adelia
154 Mimpi buruk
155 Peluang untuk kembali
156 Rumah Pengantin
157 Menutupi Kondisi Bella
158 Merencanakan Malam yang Indah
159 Cinta Buta vs Dukungan Buta
160 Berubah Nggak Cantik
161 Sekertaris Rara
162 Makan Siang Bersama
163 Tujuan Rara
164 Verlita Mengawali Kemenangan
165 Berdua dengan Verlita
166 Daniel Curiga
167 Chef Jung
168 Private Dinner
169 Jung dan Nanda
170 Hubungan Tanpa Status
171 Aldi Menghindar tapi Bima Mendekat
172 Favorit Bella dan Rara
173 Penguntit
174 Malam yang Dingin
175 Malam yang Hangat
176 Saudara Ferdi
177 Al, Kita perlu Bicara
178 Rumah Sakit Jiwa atau Penjara
179 Sauna di Malam hari
180 Tentang Fahad
181 Dua Opsi Psikiater
182 Sesi Hipnoterapi
183 Ada masalah, Al
184 Pengaruh Kiara
185 Pengaruh Kiara bagi Aldi
186 Suami yang Kelewat Perhatian
187 Fahad Mendekati Rara
188 Amarah dan Obatnya
189 Berhati-Hati dalam Menjaga Hati
190 Hasil Pemeriksaan
191 The Controller Mom
192 Pilihan Istri Kedua
193 Kebahagiaan Kiara di atas Segala-Galanya
194 Berita Viral
195 Percaya dengan Anak Kami
196 Kebetulan atau
197 Asisten Aldi
198 Fahad terus saja Menanti
199 Fahad Tak Bisa mengelak
200 Try me, Al
201 Staycation - awal mula
202 Staycation - Keluar!
203 Staycation - Sendirian
204 Staycation - Kecurigaan demi kecurigaan
205 Pria juga Butuh Teman Bicara
206 Saling Meragukan
207 Kenapa Mempertahankan Verlita?
208 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (1)
209 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (2)
210 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (3)
211 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (4)
212 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (5)
213 Terima kasih, Daniel
214 Nina Sedang Hamil
215 Cerita Nina
216 Kepergian Kiara
217 Terlambat
218 Kamu mau cerita masalah kamu?
219 Senyum Konyol Kiara
220 Olah raga rutin bersama Bella
221 Apakah Kiara penyebabnya?
222 Rumah Pengantin Kiara
223 Kamu yakin ini anak kita?
224 Are you still love her?
225 Aku melindungimu dengan menutupinya
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Hari pernikahan
2
Awal bertemu
3
Kado Ulang Tahun
4
Maukah jadi pacarku?
5
Makan malam
6
WS TECH
7
Salon dan Butik
8
Bertemu Keluarga
9
Papa
10
Tanggal pernikahan
11
Eksekusi rencana Bella
12
Menyiapkan Main Course
13
Appetizer disajikan
14
Main course disajikan
15
Bubur Ayam yang hangat
16
Perubahan jabatan menjadi calon IPAR
17
Cozzzy Cafe 'n Resto
18
Me time yang terganggu
19
Di antara dua bersaudara
20
Berkenalan
21
BUKAN Ajakan Pernikahan Kontrak
22
Dari Rumah Sakit hingga Rumah Megah yang Mewah
23
Makan siang dengan semeja penuh makanan Indonesia
24
Bima vs Aldi
25
Penerobos Apartemen Kiara
26
Bima. Dia yang telah memasrahkan dirimu sama aku
27
Bertukar pengantin
28
Kemarahan Bella
29
INTERMISSION
30
Apa kamu bermain-main ketika menikah dengan saya?
31
Mau mandi bareng?
32
Betapa tampan pria yang bisa bersikap dingin dari awal hingga akhir
33
Obrolan pagi
34
Malam pengantin Bella
35
Aku tidak membutuhkannya
36
Gagal belanja baju lagi nggak sih?
37
Nomor pinnya tanggal pernikahan kita
38
Selamat tinggal masa lalu
39
Itu baju buat kamu
40
Kamu nggak pengen berlibur atau berbulan madu?
41
Visual
42
Pantai
43
Cincin pernikahan
44
Bertahanlah hidup Kiara!
45
Bangunlah Kiara!
46
Ya, dia akan baik-baik saja. Aku akan menunggu dia di sini
47
Kamu menggenggam nya dengan begitu erat
48
Al, kenapa kamu begitu menyayangiku?
49
Kita pulang
50
Memangnya dia ini pemilik WS Tech?
51
Toko perhiasan
52
Apa kamu mampu membeli tiga set perhiasan sekaligus!
53
Pemecatan masih terlalu ringan buat pegawai seperti kalian
54
Dasar penggoda suami orang
55
Kapan aku bisa mulai bekerja di WS Tech?
56
CCTV
57
Meluapkan amarah
58
Cindy, aku butuh bantuan kamu lagi
59
Berharap rencana Bella kali ini tidak akan mendatangkan hal buruk lagi
60
Satu minggu pertama di WS TECH
61
Informasi mengenai Aldi
62
Aldi berbohong
63
Maaf untuk rasa sakit ini, Ra
64
Aku ingin ke panti asuhan
65
Jadi semalam kamu pergi kemana Al?
66
Kami titipkan Kiara ke tangan nak Aldi.
67
Malam Pertama Tidur Berdua (1)
68
Malam Pertama Tidur Berdua (2)
69
Malam Pertama Tidur Berdua (3)
70
Malam Pertama Tidur Berdua (4)
71
Maaf tidak bisa menemani hari ini
72
Kembali ke sisi Bima (1)
73
Kembali ke sisi Bima (2)
74
Verlita Amelia
75
Kemunculan CEO WS TECH
76
Bima Memulai Eksekusi Rencana Besarnya
77
Verlita yang Berpengalaman
78
Kiara yang tersakiti
79
Rasa Frustasi Aldi
80
Status Amarah Aldi
81
Pengakuan Aldi
82
Sarapan, Mandi, kemudian Mendengarkan Dongeng Aldi
83
Keluarga Aldi Vs Keluarga Kiara
84
Adelia yang Cantik Jelita
85
Bersiap untuk Hari Esok
86
Komunikasi Pasangan Baru
87
CEO Sementara
88
Keusilan Kecil Aldi
89
Amarah Diandra
90
Pria Bermasker
91
Diculik atau Menjadi Nona Muda?
92
Penculiknya adalah . . .
93
Lalu aku kehilangan jejak kamu
94
Kamu tampak sangat menyayangiku
95
Bos ya bebas
96
Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri, Ra?
97
Aku selalu menginginkan kamu, Kiara
98
Sarapan pagi dalam diam
99
Permohonan Bella
100
Misi menangkap Adelia
101
Protokol keselamatan Kiara
102
Operasinya berhasil
103
Di antara Ferdi dan Hasan
104
Aldi sadar
105
Mohon Bantuan Kalian para Pembaca yg Baik
106
Menenangkan Kiara
107
Meretas apartemen
108
Krisis ini belum berakhir
109
Yang bersalah adalah mama kamu, Mike.
110
Cerita tentang Novia
111
Papa tidak Menyesal
112
Mengintai Rumah Besar Keluarga Wiji Sasongko
113
Dibawa Kabur
114
Ferdi tidak bisa bergerak
115
Keadaan Adelia
116
Kamu ingin mengenakan gaun putih?
117
Pesta Perayaan Tahunan
118
Pernyataan Cinta
119
Keduanya Kabur dari Pemberitaan Nasional
120
Hukuman
121
Resleting dan Gaun yang Robek
122
Melanjutkan Sesi Sentuhan
123
Kemenangan Benda Pusaka
124
Bath Up
125
Pingsan
126
Sentosa Island
127
Cable Car Sky Dining
128
Bima kembali Menyusun Rencana
129
Sedikit Salah Paham
130
Akhir Bulan Madu Kedua
131
Postingan Media Sosial
132
Negosiasi dengan Penculik
133
Cerita Ferdi
134
Ketemu Dalangnya
135
Pencarian Berlanjut
136
Jalan Buntu
137
Posisi Kiara
138
Petunjuk Terjelas
139
Lokasi Kiara
140
Monolog atau Obrolan?
141
Rumah Gelap
142
Tangisan Bos Bima
143
Menatap dengan Penuh Cinta dan Rindu
144
Reunite
145
Aku Percaya Kamu, Kiara
146
Tertembak
147
Wanita Bodoh
148
Buah dan Jus Buah
149
Memanjakan Istri
150
Berdamai dengan Masa Lalu
151
Mantan Calon Mertua
152
Membela sang Kakak
153
Ferdi bersama Adelia
154
Mimpi buruk
155
Peluang untuk kembali
156
Rumah Pengantin
157
Menutupi Kondisi Bella
158
Merencanakan Malam yang Indah
159
Cinta Buta vs Dukungan Buta
160
Berubah Nggak Cantik
161
Sekertaris Rara
162
Makan Siang Bersama
163
Tujuan Rara
164
Verlita Mengawali Kemenangan
165
Berdua dengan Verlita
166
Daniel Curiga
167
Chef Jung
168
Private Dinner
169
Jung dan Nanda
170
Hubungan Tanpa Status
171
Aldi Menghindar tapi Bima Mendekat
172
Favorit Bella dan Rara
173
Penguntit
174
Malam yang Dingin
175
Malam yang Hangat
176
Saudara Ferdi
177
Al, Kita perlu Bicara
178
Rumah Sakit Jiwa atau Penjara
179
Sauna di Malam hari
180
Tentang Fahad
181
Dua Opsi Psikiater
182
Sesi Hipnoterapi
183
Ada masalah, Al
184
Pengaruh Kiara
185
Pengaruh Kiara bagi Aldi
186
Suami yang Kelewat Perhatian
187
Fahad Mendekati Rara
188
Amarah dan Obatnya
189
Berhati-Hati dalam Menjaga Hati
190
Hasil Pemeriksaan
191
The Controller Mom
192
Pilihan Istri Kedua
193
Kebahagiaan Kiara di atas Segala-Galanya
194
Berita Viral
195
Percaya dengan Anak Kami
196
Kebetulan atau
197
Asisten Aldi
198
Fahad terus saja Menanti
199
Fahad Tak Bisa mengelak
200
Try me, Al
201
Staycation - awal mula
202
Staycation - Keluar!
203
Staycation - Sendirian
204
Staycation - Kecurigaan demi kecurigaan
205
Pria juga Butuh Teman Bicara
206
Saling Meragukan
207
Kenapa Mempertahankan Verlita?
208
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (1)
209
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (2)
210
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (3)
211
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (4)
212
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (5)
213
Terima kasih, Daniel
214
Nina Sedang Hamil
215
Cerita Nina
216
Kepergian Kiara
217
Terlambat
218
Kamu mau cerita masalah kamu?
219
Senyum Konyol Kiara
220
Olah raga rutin bersama Bella
221
Apakah Kiara penyebabnya?
222
Rumah Pengantin Kiara
223
Kamu yakin ini anak kita?
224
Are you still love her?
225
Aku melindungimu dengan menutupinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!