Bertemu Keluarga

Bima mengantar Kiara pulang seusai fitting gaun pengantin.

"Ra, kapan kamu berencana ketemu keluarga kamu?" Bima memulai perbincangan mereka,

"Aku ingin secara resmi melamar kamu di hadapan keluargamu, Ra."

"Apa kamu harus melakukan itu juga, Bim?" Kiara masih terdengar enggan.

"Ada yang mengganggu pikiran kamu, sayang?"

"Entah kenapa ada ganjalan di hatiku. Seolah aku enggan menemui mereka. Bahkan aku

ingin menemui mereka seusai kita menikah." Kiara berusaha jujur kepada Bima.

Bima sendiri merasa heran, sikap Kiara terasa aneh. Kiara yang Bima kenal adalah sosok baik

hati yang rela melakukan apapun untuk menemukan keluarganya. Tapi ketika Bima

sudah berhasil menemukan info mengenai keluarganya, kenapa Kiara merasa enggan

seperti sekarang?

"Apapun keinginanmu, sayang. Aku akan mendukung semua keinginanmu."

"Tidak, jangan konyol. Aku tentu harus mengabarkan bahwa putri mereka akan menikah. Juga mengundang mereka untuk hadir. Tapi bukan untuk meminta restu, Bim. Aku khawatir mereka tidak merestui kita." Kiara membuang muka keluar jendela

mobil."

"Jadi itu alasan kamu enggan ketemu keluarga kamu. Kamu khawatir aku ditolak menjadi

menantu mereka, begitu kan?"

"Bukan hanya itu. Aku punya banyak kekhawatiran lain. Bagaimana jika keluarga kamu menjadi melarang kita bersama karena tau keluargaku jauh di bawah mereka? Bagaimana jika kamu dan keluarga kamu dapat malu karena berbesanan dengan keluargaku,

Bim?" Mata Kiara sudah memerah seolah akan menangis.

Bima menghentikan laju mobilnya. Membawa Kiara ke dalam pelukannya.

"Ini sindrom pengantin yang mau nikah ya, sayang. Mommy sempat berpesan supaya aku

jagain kamu. Banyak hal terjadi ketika tanggal pernikahan sudah dekat. Perubahan emosi, rasa ragu, rasa khawatir, juga banyak rasa yang lain akan menghampiri kita. Aku gak nyangka, kamu duluan yang kena."

"Maaf" Kiara berusaha menghentikan kekhawatirannya. Mencerna apa yang Bima baru saja sampaikan secara pelan-pelan.

Malam itu Bima tidak memaksa bertemu keluarga Kiara lagi. Tapi sebisa mungkin menghalau kesedihan Kiara. Kini Bima paham keengganan Kiara bertemu keluarganya. Bima sempat berpikir untuk menemui keluarganya Kiara sendiri tanpa Kiara. Sekedar untuk meminta restu. Tapi Bima akan meminta pendapat mommy terlebih dahulu. Sebagai sesama perempuan, Bima yakin mommy lebih paham perasaan Kiara.

Bima mengantar Kiara ke apartemennya tanpa mampir seperti biasa. Padahal hari masih sore. Mau tidur juga belum terlalu malam. Kiara mulai memikirkan apa yang dikatakan Bima

kembali. Kiara memang seperti kena sindrom pengantin yang hendak menikah. Kalau

memang itu penyebabnya, kini Kiara paham kenapa ada rasa enggan bertemu keluarganya.

Kiara sendiri sangat senang Bima menemukan keluarganya. Tapi dihadapkan dengan rencana

pernikahannya yang di depan mata dan juga keluarga yang belum tentu mau menerima Kiara, rasa senang Kiara pergi ntah kemana. Kiara ingin sekali tau alasan keluarganya tidak menginginkan Kiara. Apa memang benar karena ekonomi mereka yang lemah atau ada hal lain. Memikirkan hal itu, keinginan bertemu

keluarganya menjadi semakin kuat.

Sebelum dirinya berubah pikiran kembali, Kiara memutuskan untuk mengunjungi keluarganya saat itu juga.

Diambilnya map yang berisi informasi alamat keluarganya juga foto ibu dan kakaknya. Sebelumnya Bima maupun Kiara belum pernah membuka isi amplop itu sejak mendapatkannya dari

detektif yang disewa oleh Bima.

Melihat wajah ibunya, rindu pelukan seorang ibu menjadi semakin tak tertahankan. Akan tetapi melihat foto kakaknya, Kiara merasa pernah melihat wajah itu. Sedangkan foto ayahnya tidak ada di dalam map itu.

Kini rasa penasaran Kiara semakin meningkat. Kiara harus bertemu keluarganya. Semakin cepat semakin baik. Kiara ingin sekarang juga mendatangi alamat rumah keluarganya.

Kiara mengendarai mobilnya ke alamat tersebut. Ya, Kiara bisa menyetir mobil. Tapi

hanya terbatas mobilnya sendiri yang bertipe mobil matic. Untuk mobil lainnya maupun mobil dengan tipe manual dengan kopling, Kiara tidak bisa mengemudikannya.

Mobil ini pun juga hadiah dari Bima. Hadiah kenaikan jabatan Kiara sebagai manajer enam bulan yang lalu. Meski Kiara jarang butuh mobil untuk kemanapun, Kiara hanya bisa terpaksa menerima hadiah Bima. Kemanapun Kiara pergi, pasti ada kaitannya dengan Bima. Berangkat maupun pulang kantor seringkali mereka bersama. Kegiatan lain di hidup Kiara yang berada di luar kantor dan rumah juga selalu berkaitan dengan Bima. Hanya ketika Bima harus keluar kota atau ada rencana meeting hingga malam saja mobil ini terpakai. Atau jika Kiara punya urusan mendesak seperti sekarang, maka mobil ini difungsikan.

Kiara sendiri sangat menyayangkan kenapa Bima menghadiahinya mobil. Mobil baru pula. Kiara lebih suka naik motor. Tapi motor itu ada di panti asuhan. Dan ketika Kiara mau mengambil motor itu untuk dipakai di Jakarta, dengan cepat Bima telah menjual motor itu. Uang hasil penjualannya diberikan kepada Kiara. Tapi Kiara memberikan semuanya ke Panti Asuhan. Kiara saat itu sangat kesal terhadap keputusan-keputusan Bima yang semaunya dan tidak memikirkan keinginan Kiara.

Tapi Kiara tidak mau egois dan membebani Bima dengan kemarahannya. Kiara tahu pekerjaan Bima sangat banyak. Memberikan Kiara banyak perhatian sendiri sudah sangat menyita waktu. Kiara paham akan hal itu. Kiara tidak ingin dicap tidak tahu terima kasih. Tapi menerima semua itu juga bertentangan dengan hati nurani Kiara. Juga membuat gosip buruk mengenai dirinya juga hubungannya dengan Bima semakin parah. Yang bisa kiara lakukan hanya menutup mata dan telinga akan perkataan buruk maupun gosip yang beredar. Demi menghargai apa yang dilakukan Bima untuk dirinya.

Larut dalam pemikiran tentang Bima membuat Kiara sampai di tujuan tanpa dia sadari. Ada mobil yang baru pergi dari rumah keluarganya. Kiara sempat melihat kakaknya mengantar kepergian pria yang mengendarai mobil itu. Pikir Kiara, mungkin itu teman atau kekasih kakaknya. Tapi Kiara sendiri tidak memperhatikan wajah pria yang sebenarnya itu adalah Aldi.

Kiara memperhatikan kakaknya masuk ke rumah dan menutup pintunya. Kiara dengan perlahan keluar dari mobilnya. Rumah yang ditempati keluarganya itu tidak memiliki pagar. Kiara kini sudah berada di depan pintu masuk rumah. Kiara hendak mengetuk pintu ketika terdengar suara kakaknya yang agak keras.

“Bulan depan kami menikah, ma.” Suara kakak Kiara.

“Kamu sudah mantap dengan Aldi?” Suara mama Kiara

“Mantap ataupun enggak. Aldi memiliki lebih banyak uang dari kita. Hutang kita yang dilunasi Aldi tidak sedikit, ma.”

“Kamu mencintainya, nak?” kembali terdengar suara mamanya. Tapi kakaknya terdiam.

Ya Bella tidak bisa dengan yakin mengatakan bahwa Dia mencintai Aldi. Tidak ada ketertarikan sedikitpun di mata Aldi terhadap Bella. Bahkan saat makan malam di rumahnya terakhir kali, Bella sudah menggodanya dengan berpenampilan seksi dan menggoda.

Malam itu Bella sengaja mengenakan rok yang sangat pendek. Kemeja warna pucat tanpa lengan yang seksi sengaja Bella kenakan. Dua kancing kemeja sengaja Bella buka. Aldi juga dalam kondisi tidak terlalu sadar karena menghabiskan sebotol wine sendirian.

Tapi malam itu Aldi tidak sedikitpun menatap Bella. Bella juga sudah berinisiatif duduk di sampingnya dan akan mendudukkan diri di pangkuannya. Tapi lagi-lagi Aldi menghindar. Malam itu Aldi masuk ke kamarnya. Mengunci pintu hingga pagi dalam keadaan tidak sadar karena alkohol. Sementara Bella menangis menghadapi penolakan. Bella ditolak bahkan di saat Aldi setengah sadar dan dirinya setengah telan..jang.

Bella sudah yakin, Aldi ingin menikahinya hanya karena perjodohan. Tidak ada rasa apapun di hati Aldi bagi Bella. Tapi tidak mungkin Bella membatalkan pernikahannya. Perjodohan ini harus berlanjut.

Setelah mengingat itu, Bella akhirnya menjawab perkataan ibunya.

“Menikah tidak harus selalu didasari cinta, ma. Mama dan papa menikah karena cinta juga tidak bisa bahagia.”

“Mama bahagia, Bel” Mama langsung menatap Bella tak terima dengan pernyataan anak gadisnya.

“Oh, kalau gitu mama juga bahagia kan menikah sama om Heru? Bukannya kalian juga saling mencintai? Yang satu menanti mama menjanda sejak papa sakit. Yang satu berharap hidupnya berubah dengan suami baru. Bukankah itu juga cinta.”

“Cukup, Bella” Mama ingin menangis mendengar perkataan Bella.

“tok.. tok.. tok” Kiara yang tak sanggup mendengar semakin banyak pembicaraan mereka, memutuskan untuk mengetuk pintu.

Bella membukakan pintu rumahnya. Agak terkejut melihat Kiara yang datang. Bella mana mungkin melupakan wajah perempuan di hadapannya ini. Perempuan yang Bella yakin adalah pacar Bima. Lelaki tampan yang juga kaya raya yang dia temui di kantor siang tadi. Tapi anehnya kenapa perempuan ini ada di rumahnya?

“Maaf. Anda siapa? Mencari siapa?” Bella mulai bertanya.

“Saya Kiara. Saya mencari kalian.” Nama Kiara yang terdengar oleh mamanya membuat sebuah harapan di dada mama mulai ada. Apakah dia Kiara yang selama ini aku tunggu? Mama bertanya-tanya dalam hati. Meski merasa itu tidak mungkin. Mereka telah

pindah dari alamat lama yang dia tinggalkan di panti asuhan.

Sementara Bella yang mendengar nama Kiara tidak merasa ada yang aneh dengan nama itu. Bella

hanya merasa sekarang tahu siapa nama pacar Bima. Bella masih berpikir perempuan di hadapannya sedang salah alamat.

“Ada perlu apa dengan kami?” Bella kembali bersuara.

“Boleh saya masuk?” Kiara bertanya dengan sopan.

“Silahkan nak. Maaf kalau kami kurang sopan. Membiarkan nak Kiara berdiri di depan pintu

saja. Silahkan duduk.” Mama kali ini yang buka suara. Sebelum Bella kembali menyahut.

“Terima kasih” Kiara mulai bingung mau bicara dari mana. Tampaknya mereka tak mengenali Kiara.

“Perkenalkan nama saya Kiara Permatasari” Mama langsung menutup mulutnya dengan terkejut. Reaksi ini yang ditunggu Kiara. Tampaknya mamanya mulai mengingatnya. Sementara Bella sendiri bingung dengan reaksi mamanya mendengar nama lengkap Kiara.

“Ada apa ma? Kenapa mama terkejut mendengar namanya?” Bella kembali bersuara

“Saya sejak bayi dititipkan di Panti Asuhan Bunda Kasih di kota C yang jauh dari jakarta.” Kiara berbicara dengan menatap mata mamanya. Memperhatikan setiap ekspresi mamanya.

“Ya Alloh Kiara anakku.” Mama memeluk Kiara dengan isak tangis. Tapi Kiara tidak ikut menangis. Kiara dipeluk sang mama tanpa ekspresi “ Anakku.. Maafkan aku, anakku.”

Kiara dipeluk dengan erat. Tapi tidak balas memeluk mamanya. Kiara tak sanggup bergerak.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2023-02-26

0

Arin

Arin

lah kok bisa ankny di ttpin di panti,kira"ada apa y🤔

2023-02-22

0

Sientje Merentek

Sientje Merentek

BELLA DAN KIARA. RAHASIA APA?

2022-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 Awal bertemu
3 Kado Ulang Tahun
4 Maukah jadi pacarku?
5 Makan malam
6 WS TECH
7 Salon dan Butik
8 Bertemu Keluarga
9 Papa
10 Tanggal pernikahan
11 Eksekusi rencana Bella
12 Menyiapkan Main Course
13 Appetizer disajikan
14 Main course disajikan
15 Bubur Ayam yang hangat
16 Perubahan jabatan menjadi calon IPAR
17 Cozzzy Cafe 'n Resto
18 Me time yang terganggu
19 Di antara dua bersaudara
20 Berkenalan
21 BUKAN Ajakan Pernikahan Kontrak
22 Dari Rumah Sakit hingga Rumah Megah yang Mewah
23 Makan siang dengan semeja penuh makanan Indonesia
24 Bima vs Aldi
25 Penerobos Apartemen Kiara
26 Bima. Dia yang telah memasrahkan dirimu sama aku
27 Bertukar pengantin
28 Kemarahan Bella
29 INTERMISSION
30 Apa kamu bermain-main ketika menikah dengan saya?
31 Mau mandi bareng?
32 Betapa tampan pria yang bisa bersikap dingin dari awal hingga akhir
33 Obrolan pagi
34 Malam pengantin Bella
35 Aku tidak membutuhkannya
36 Gagal belanja baju lagi nggak sih?
37 Nomor pinnya tanggal pernikahan kita
38 Selamat tinggal masa lalu
39 Itu baju buat kamu
40 Kamu nggak pengen berlibur atau berbulan madu?
41 Visual
42 Pantai
43 Cincin pernikahan
44 Bertahanlah hidup Kiara!
45 Bangunlah Kiara!
46 Ya, dia akan baik-baik saja. Aku akan menunggu dia di sini
47 Kamu menggenggam nya dengan begitu erat
48 Al, kenapa kamu begitu menyayangiku?
49 Kita pulang
50 Memangnya dia ini pemilik WS Tech?
51 Toko perhiasan
52 Apa kamu mampu membeli tiga set perhiasan sekaligus!
53 Pemecatan masih terlalu ringan buat pegawai seperti kalian
54 Dasar penggoda suami orang
55 Kapan aku bisa mulai bekerja di WS Tech?
56 CCTV
57 Meluapkan amarah
58 Cindy, aku butuh bantuan kamu lagi
59 Berharap rencana Bella kali ini tidak akan mendatangkan hal buruk lagi
60 Satu minggu pertama di WS TECH
61 Informasi mengenai Aldi
62 Aldi berbohong
63 Maaf untuk rasa sakit ini, Ra
64 Aku ingin ke panti asuhan
65 Jadi semalam kamu pergi kemana Al?
66 Kami titipkan Kiara ke tangan nak Aldi.
67 Malam Pertama Tidur Berdua (1)
68 Malam Pertama Tidur Berdua (2)
69 Malam Pertama Tidur Berdua (3)
70 Malam Pertama Tidur Berdua (4)
71 Maaf tidak bisa menemani hari ini
72 Kembali ke sisi Bima (1)
73 Kembali ke sisi Bima (2)
74 Verlita Amelia
75 Kemunculan CEO WS TECH
76 Bima Memulai Eksekusi Rencana Besarnya
77 Verlita yang Berpengalaman
78 Kiara yang tersakiti
79 Rasa Frustasi Aldi
80 Status Amarah Aldi
81 Pengakuan Aldi
82 Sarapan, Mandi, kemudian Mendengarkan Dongeng Aldi
83 Keluarga Aldi Vs Keluarga Kiara
84 Adelia yang Cantik Jelita
85 Bersiap untuk Hari Esok
86 Komunikasi Pasangan Baru
87 CEO Sementara
88 Keusilan Kecil Aldi
89 Amarah Diandra
90 Pria Bermasker
91 Diculik atau Menjadi Nona Muda?
92 Penculiknya adalah . . .
93 Lalu aku kehilangan jejak kamu
94 Kamu tampak sangat menyayangiku
95 Bos ya bebas
96 Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri, Ra?
97 Aku selalu menginginkan kamu, Kiara
98 Sarapan pagi dalam diam
99 Permohonan Bella
100 Misi menangkap Adelia
101 Protokol keselamatan Kiara
102 Operasinya berhasil
103 Di antara Ferdi dan Hasan
104 Aldi sadar
105 Mohon Bantuan Kalian para Pembaca yg Baik
106 Menenangkan Kiara
107 Meretas apartemen
108 Krisis ini belum berakhir
109 Yang bersalah adalah mama kamu, Mike.
110 Cerita tentang Novia
111 Papa tidak Menyesal
112 Mengintai Rumah Besar Keluarga Wiji Sasongko
113 Dibawa Kabur
114 Ferdi tidak bisa bergerak
115 Keadaan Adelia
116 Kamu ingin mengenakan gaun putih?
117 Pesta Perayaan Tahunan
118 Pernyataan Cinta
119 Keduanya Kabur dari Pemberitaan Nasional
120 Hukuman
121 Resleting dan Gaun yang Robek
122 Melanjutkan Sesi Sentuhan
123 Kemenangan Benda Pusaka
124 Bath Up
125 Pingsan
126 Sentosa Island
127 Cable Car Sky Dining
128 Bima kembali Menyusun Rencana
129 Sedikit Salah Paham
130 Akhir Bulan Madu Kedua
131 Postingan Media Sosial
132 Negosiasi dengan Penculik
133 Cerita Ferdi
134 Ketemu Dalangnya
135 Pencarian Berlanjut
136 Jalan Buntu
137 Posisi Kiara
138 Petunjuk Terjelas
139 Lokasi Kiara
140 Monolog atau Obrolan?
141 Rumah Gelap
142 Tangisan Bos Bima
143 Menatap dengan Penuh Cinta dan Rindu
144 Reunite
145 Aku Percaya Kamu, Kiara
146 Tertembak
147 Wanita Bodoh
148 Buah dan Jus Buah
149 Memanjakan Istri
150 Berdamai dengan Masa Lalu
151 Mantan Calon Mertua
152 Membela sang Kakak
153 Ferdi bersama Adelia
154 Mimpi buruk
155 Peluang untuk kembali
156 Rumah Pengantin
157 Menutupi Kondisi Bella
158 Merencanakan Malam yang Indah
159 Cinta Buta vs Dukungan Buta
160 Berubah Nggak Cantik
161 Sekertaris Rara
162 Makan Siang Bersama
163 Tujuan Rara
164 Verlita Mengawali Kemenangan
165 Berdua dengan Verlita
166 Daniel Curiga
167 Chef Jung
168 Private Dinner
169 Jung dan Nanda
170 Hubungan Tanpa Status
171 Aldi Menghindar tapi Bima Mendekat
172 Favorit Bella dan Rara
173 Penguntit
174 Malam yang Dingin
175 Malam yang Hangat
176 Saudara Ferdi
177 Al, Kita perlu Bicara
178 Rumah Sakit Jiwa atau Penjara
179 Sauna di Malam hari
180 Tentang Fahad
181 Dua Opsi Psikiater
182 Sesi Hipnoterapi
183 Ada masalah, Al
184 Pengaruh Kiara
185 Pengaruh Kiara bagi Aldi
186 Suami yang Kelewat Perhatian
187 Fahad Mendekati Rara
188 Amarah dan Obatnya
189 Berhati-Hati dalam Menjaga Hati
190 Hasil Pemeriksaan
191 The Controller Mom
192 Pilihan Istri Kedua
193 Kebahagiaan Kiara di atas Segala-Galanya
194 Berita Viral
195 Percaya dengan Anak Kami
196 Kebetulan atau
197 Asisten Aldi
198 Fahad terus saja Menanti
199 Fahad Tak Bisa mengelak
200 Try me, Al
201 Staycation - awal mula
202 Staycation - Keluar!
203 Staycation - Sendirian
204 Staycation - Kecurigaan demi kecurigaan
205 Pria juga Butuh Teman Bicara
206 Saling Meragukan
207 Kenapa Mempertahankan Verlita?
208 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (1)
209 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (2)
210 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (3)
211 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (4)
212 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (5)
213 Terima kasih, Daniel
214 Nina Sedang Hamil
215 Cerita Nina
216 Kepergian Kiara
217 Terlambat
218 Kamu mau cerita masalah kamu?
219 Senyum Konyol Kiara
220 Olah raga rutin bersama Bella
221 Apakah Kiara penyebabnya?
222 Rumah Pengantin Kiara
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Hari pernikahan
2
Awal bertemu
3
Kado Ulang Tahun
4
Maukah jadi pacarku?
5
Makan malam
6
WS TECH
7
Salon dan Butik
8
Bertemu Keluarga
9
Papa
10
Tanggal pernikahan
11
Eksekusi rencana Bella
12
Menyiapkan Main Course
13
Appetizer disajikan
14
Main course disajikan
15
Bubur Ayam yang hangat
16
Perubahan jabatan menjadi calon IPAR
17
Cozzzy Cafe 'n Resto
18
Me time yang terganggu
19
Di antara dua bersaudara
20
Berkenalan
21
BUKAN Ajakan Pernikahan Kontrak
22
Dari Rumah Sakit hingga Rumah Megah yang Mewah
23
Makan siang dengan semeja penuh makanan Indonesia
24
Bima vs Aldi
25
Penerobos Apartemen Kiara
26
Bima. Dia yang telah memasrahkan dirimu sama aku
27
Bertukar pengantin
28
Kemarahan Bella
29
INTERMISSION
30
Apa kamu bermain-main ketika menikah dengan saya?
31
Mau mandi bareng?
32
Betapa tampan pria yang bisa bersikap dingin dari awal hingga akhir
33
Obrolan pagi
34
Malam pengantin Bella
35
Aku tidak membutuhkannya
36
Gagal belanja baju lagi nggak sih?
37
Nomor pinnya tanggal pernikahan kita
38
Selamat tinggal masa lalu
39
Itu baju buat kamu
40
Kamu nggak pengen berlibur atau berbulan madu?
41
Visual
42
Pantai
43
Cincin pernikahan
44
Bertahanlah hidup Kiara!
45
Bangunlah Kiara!
46
Ya, dia akan baik-baik saja. Aku akan menunggu dia di sini
47
Kamu menggenggam nya dengan begitu erat
48
Al, kenapa kamu begitu menyayangiku?
49
Kita pulang
50
Memangnya dia ini pemilik WS Tech?
51
Toko perhiasan
52
Apa kamu mampu membeli tiga set perhiasan sekaligus!
53
Pemecatan masih terlalu ringan buat pegawai seperti kalian
54
Dasar penggoda suami orang
55
Kapan aku bisa mulai bekerja di WS Tech?
56
CCTV
57
Meluapkan amarah
58
Cindy, aku butuh bantuan kamu lagi
59
Berharap rencana Bella kali ini tidak akan mendatangkan hal buruk lagi
60
Satu minggu pertama di WS TECH
61
Informasi mengenai Aldi
62
Aldi berbohong
63
Maaf untuk rasa sakit ini, Ra
64
Aku ingin ke panti asuhan
65
Jadi semalam kamu pergi kemana Al?
66
Kami titipkan Kiara ke tangan nak Aldi.
67
Malam Pertama Tidur Berdua (1)
68
Malam Pertama Tidur Berdua (2)
69
Malam Pertama Tidur Berdua (3)
70
Malam Pertama Tidur Berdua (4)
71
Maaf tidak bisa menemani hari ini
72
Kembali ke sisi Bima (1)
73
Kembali ke sisi Bima (2)
74
Verlita Amelia
75
Kemunculan CEO WS TECH
76
Bima Memulai Eksekusi Rencana Besarnya
77
Verlita yang Berpengalaman
78
Kiara yang tersakiti
79
Rasa Frustasi Aldi
80
Status Amarah Aldi
81
Pengakuan Aldi
82
Sarapan, Mandi, kemudian Mendengarkan Dongeng Aldi
83
Keluarga Aldi Vs Keluarga Kiara
84
Adelia yang Cantik Jelita
85
Bersiap untuk Hari Esok
86
Komunikasi Pasangan Baru
87
CEO Sementara
88
Keusilan Kecil Aldi
89
Amarah Diandra
90
Pria Bermasker
91
Diculik atau Menjadi Nona Muda?
92
Penculiknya adalah . . .
93
Lalu aku kehilangan jejak kamu
94
Kamu tampak sangat menyayangiku
95
Bos ya bebas
96
Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri, Ra?
97
Aku selalu menginginkan kamu, Kiara
98
Sarapan pagi dalam diam
99
Permohonan Bella
100
Misi menangkap Adelia
101
Protokol keselamatan Kiara
102
Operasinya berhasil
103
Di antara Ferdi dan Hasan
104
Aldi sadar
105
Mohon Bantuan Kalian para Pembaca yg Baik
106
Menenangkan Kiara
107
Meretas apartemen
108
Krisis ini belum berakhir
109
Yang bersalah adalah mama kamu, Mike.
110
Cerita tentang Novia
111
Papa tidak Menyesal
112
Mengintai Rumah Besar Keluarga Wiji Sasongko
113
Dibawa Kabur
114
Ferdi tidak bisa bergerak
115
Keadaan Adelia
116
Kamu ingin mengenakan gaun putih?
117
Pesta Perayaan Tahunan
118
Pernyataan Cinta
119
Keduanya Kabur dari Pemberitaan Nasional
120
Hukuman
121
Resleting dan Gaun yang Robek
122
Melanjutkan Sesi Sentuhan
123
Kemenangan Benda Pusaka
124
Bath Up
125
Pingsan
126
Sentosa Island
127
Cable Car Sky Dining
128
Bima kembali Menyusun Rencana
129
Sedikit Salah Paham
130
Akhir Bulan Madu Kedua
131
Postingan Media Sosial
132
Negosiasi dengan Penculik
133
Cerita Ferdi
134
Ketemu Dalangnya
135
Pencarian Berlanjut
136
Jalan Buntu
137
Posisi Kiara
138
Petunjuk Terjelas
139
Lokasi Kiara
140
Monolog atau Obrolan?
141
Rumah Gelap
142
Tangisan Bos Bima
143
Menatap dengan Penuh Cinta dan Rindu
144
Reunite
145
Aku Percaya Kamu, Kiara
146
Tertembak
147
Wanita Bodoh
148
Buah dan Jus Buah
149
Memanjakan Istri
150
Berdamai dengan Masa Lalu
151
Mantan Calon Mertua
152
Membela sang Kakak
153
Ferdi bersama Adelia
154
Mimpi buruk
155
Peluang untuk kembali
156
Rumah Pengantin
157
Menutupi Kondisi Bella
158
Merencanakan Malam yang Indah
159
Cinta Buta vs Dukungan Buta
160
Berubah Nggak Cantik
161
Sekertaris Rara
162
Makan Siang Bersama
163
Tujuan Rara
164
Verlita Mengawali Kemenangan
165
Berdua dengan Verlita
166
Daniel Curiga
167
Chef Jung
168
Private Dinner
169
Jung dan Nanda
170
Hubungan Tanpa Status
171
Aldi Menghindar tapi Bima Mendekat
172
Favorit Bella dan Rara
173
Penguntit
174
Malam yang Dingin
175
Malam yang Hangat
176
Saudara Ferdi
177
Al, Kita perlu Bicara
178
Rumah Sakit Jiwa atau Penjara
179
Sauna di Malam hari
180
Tentang Fahad
181
Dua Opsi Psikiater
182
Sesi Hipnoterapi
183
Ada masalah, Al
184
Pengaruh Kiara
185
Pengaruh Kiara bagi Aldi
186
Suami yang Kelewat Perhatian
187
Fahad Mendekati Rara
188
Amarah dan Obatnya
189
Berhati-Hati dalam Menjaga Hati
190
Hasil Pemeriksaan
191
The Controller Mom
192
Pilihan Istri Kedua
193
Kebahagiaan Kiara di atas Segala-Galanya
194
Berita Viral
195
Percaya dengan Anak Kami
196
Kebetulan atau
197
Asisten Aldi
198
Fahad terus saja Menanti
199
Fahad Tak Bisa mengelak
200
Try me, Al
201
Staycation - awal mula
202
Staycation - Keluar!
203
Staycation - Sendirian
204
Staycation - Kecurigaan demi kecurigaan
205
Pria juga Butuh Teman Bicara
206
Saling Meragukan
207
Kenapa Mempertahankan Verlita?
208
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (1)
209
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (2)
210
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (3)
211
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (4)
212
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (5)
213
Terima kasih, Daniel
214
Nina Sedang Hamil
215
Cerita Nina
216
Kepergian Kiara
217
Terlambat
218
Kamu mau cerita masalah kamu?
219
Senyum Konyol Kiara
220
Olah raga rutin bersama Bella
221
Apakah Kiara penyebabnya?
222
Rumah Pengantin Kiara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!