Beberapa hari berlalu.
Kiara masih belum mengambil keputusan. Bima hanya pasrah dengan keputusan Kiara. Sementara Bella juga tidak merencanakan apapun lagi. Kebaikan dan ketulusan Kiara mengurungkan niat Bella untuk bertindak memaksa Kiara memutuskan pernikahan mereka.
Sementara Aldi juga tidak terburu-buru dengan apa yang sudah dia pilih. Aldi menanti informasi lengkap mengenai adik Bella. Aldi hanya sebatas mengetahui bahwa nama adiknya adalah Kiara, saat ini menyandang status calon istri Bima Atmaja.
Malam ini Bella bilang akan pulang malam. Ada pekerjaan yang membuatnya harus lembur. Dari pada nanti pulang harus makan sendiri, Kiara memilih pergi ke kafe yg terakhir kali dirinya kunjungi bersama dengan kakaknya.
Saat kiara hendak memesan di counter yang sekaligus menjadi kasir, alangkah terkejutnya Kiara ketika hampir menabrak Aldi yang tiba-tiba berbalik dari meja kasir.
Karena terkejut, Kiara kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh. Tapi ada tangan kanan Aldi yang menarik tangan kiri Kiara kemudian memeluk pinggang Kiara dengan tangan kirinya.
Kejadiannya begitu cepat. Aldi juga langsung melepaskan diri dari Kiara ketika Kiara sudah bisa berdiri dengan seimbang. Justru Kiara yang tidak sadar bahwa dirinya ditolong pria asing. Masih merasa pelukan sigap pria asing itu.
"Maaf saya berbalik dan menabrak anda" Aldi mengangguk membuyarkan segala yang Kiara pikirkan.
"I...Iya. Gak apa-apa. Saya juga sudah ditolong ketika mau jatuh. Terima kasih."
"Oke. Mau pesan?" Aldi menggeser dirinya dari hadapan konter tempat pesan makanan sekaligus kasir. Memberikan ruang bagi Kiara untuk memesan makanan.
Aldi hendak mengambil tempat di meja favoritnya yang biasa, tapi sudah ada pengunjung. Hanya tinggal 1 meja dekat jendela yang mengarah ke taman. Aldi hendak duduk di situ ketika Kiara menghampiri mejanya juga.
"Maaf. Apa saya juga boleh ikut duduk di sini? semua meja dekat jendela sudah ada yang menempati. Tinggal meja ini." Kiara buka suara ketika Aldi sudah terduduk nyaman di kursi kafe yang empuk.
"Barangkali mas mau pindah ke meja lain dan mengijinkan saya duduk di sini?" Kali ini Kiara melanjutkan dengan agak ragu. Dia paham jika dirinya kurang sopan.
Tapi jika dia minta ijin duduk bersama pria asing, Kiara merasa akan lebih malu.
Sementara Aldi mulai marah merasa diusir dari mejanya. Bisa-bisanya gadis ini mengusirnya. Lebih memilih duduk sendiri dari padi bersama dirinya.
"Tentu. Silahkan duduk di sini." Aldi menyunggingkan senyum yang manis. Kiara langsung duduk.
"Tapi saya hanya bisa berbagi meja. Saya juga mencari meja dekat jendela." Lanjut Aldi.
Kiara kesal. Dia kira pria di depannya memang baik. Ternyata ada jebakan di balik perkataannya. Tapi menolak pun Kiara akan semakin malu. Dirinya sudah terlanjur duduk di situ.
"Oke kalo gitu." Kiara menjawab dengan singkat. Tidak ingin lagi terlibat dengan obrolan bersama pria ini.
Agar Kiara tidak salah tingkah duduk dengan pria asing, Kiara hanya bisa bermain HP. Fokus dengan membaca komik online yang baru saja update episode nya.
Aldi merasa dihindari dan diabaikan. Tumben sekali ada gadis yang tidak tergoda dengan ketampanannya dan berinisiatif duluan mengajak ngobrol atau mendekatinya.
Aldi sendiri ingin bicara dengan Kiara yang di hadapannya. Tapi Aldi jarang sekali mengajak ngobrol wanita terlebih dahulu. Dia terbiasa menjadi pusat perhatian mereka dan diistimewakan dimana-mana. Gadis di hadapannya unik juga. Tidak mudah tergoda oleh tampang pria tampan, apalagi yang setampan dirinya.
Hati Kiara berdebar. Pria asing di hadapannya melihat ke arahnya terus-menerus dengan terang-terangan. Umumnya para pria hanya curi-curi pandang dengannya. Yang ini kok beda. Hatinya tidak tenang dilihat seperti itu. Apalagi oleh pria asing yang namanya saja Kiara tidak tahu.
"Apa ada yang salah dengan wajah saya?" Kiara memasang wajah datar seolah tak peduli.
"Tidak ada." Sahut Aldi singkat.
"Lalu kenapa lihat saya sampai seperti itu? Ingin menguji kemampuan membaca pikiran saya?"
"Kamu benar. Saya ingin membaca apa yang kamu pikirkan." Aldi tersenyum
"Tapi sayang sekali kemampuan membaca pikiran saya ini kurang. Bisa kamu kasih tau apa yang ada dipikiran kamu?" Lagi-lagi Aldi memasang senyum memukau.
Apa senyuman saya sudah berefek baik untuk memancarkan aura yang membuatmu tertarik?
Kiara merasa sedang digoda. Tapi ini bukan pertama kalinya Kiara dirayu seorang pria. Berhubungan dengan Bima yang punya banyak cara merayu membuat Kiara kebal.
"Saya sedang berpikir kenapa orang asing di hadapan saya ini seolah bukan orang asing."
"Berarti kita seharusnya berkenalan agar tidak menjadi orang asing. Perkenalkan, saya Aldi." Aldi mengulurkan tangan ke hadapan Kiara.
"Berkenalan nama tidak lantas mengubah status orang asing begitu saja." Nama Aldi tak asing. Calon suami Bella juga Aldi. Kenapa nama itu sering berseliweran dalam hidupnya akhir-akhir ini.
"Saya masih menanti kamu menjabat tangan saya dan memperkenalkan balik siapa nama kamu."
"Kiara." Jawab Kiara dengan singkat sambil menjabat tangan Aldi.
"Oke Kiara. Saya sudah tau nama kamu dan kamu juga sudah tau nama saya. Hari ini kita adalah orang asing. Tapi jika kelak kita bertemu lagi, kita tidak bisa disebut orang asing lagi."
"Kita tidak akan bertemu lagi. Kamu hanya boleh tau nama saya saja."
"Saya juga hanya ingin tahu nama kamu. Kamu akan cerita mengenai dirimu saat takdir mempertemukan kita kembali."
Tidak ada tatapan hangat di mata pria asing di depannya seperti yang Kiara lihat di mata Bima. Ntah apa yang diinginkan Aldi ini.
"Aku yakin dalam waktu dekat kita akan bertemu lagi."
"Tenang saja, saya tidak akan datang ke kafe ini lagi agar kita tidak bertemu. Jangan suka sering makan malam di sini hanya agar bisa bertemu saya."
Makanan yang keduanya pesan tiba bersamaan. Obrolan mereka terhenti. Kiara agak salah tingkah dengan ucapannya. Khawatir di dengar oleh pelayan kafe bahwa dirinya tak akan makan di kafe ini lagi.
Aldi fokus dengan makanannya. Begitu pula dengan Kiara. Aldi menyelesaikan makannya terlebih dahulu kemudian berpamitan.
Tidak ada kelanjutan obrolan lagi yang dilontarkan Aldi. Kiara juga cenderung diam. Tidak ingin terlalu dekat dengan orang yang baru dikenal.
****
Bella sibuk dengan pekerjaannya akhir-akhir ini. Seolah atasannya sengaja membebaninya dengan pekerjaan yang lebih dari biasanya. Tapi Bella hanya bisa menduga tanpa bukti. Sebab seluruh teman satu tim di divisi sekertaris juga mendapat porsi pekerjaan yang sama banyaknya.
Jam 8 malam Bella baru bisa pulang. Di depan kantor sudah akan mencari ojek online melalui aplikasi hijau di handphone nya. Tapi Bella tidak jadi memesan karena ada Bima yang menantinya di lobby.
Bella agak kaget. Tapi dia berusaha menguasai diri. Sudah beberapa hari berlalu. Sudah saatnya Bella menghadapi Bima.
"Kita perlu bicara." Kalimat singkat Bima tidak memberikan ruang bagi Bella untuk membantah maupun menolak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-02-26
0
Kote Maika
b
2023-02-16
2
Ariah Mas'ud
mana kelanjutannya
2022-08-16
0