Bubur Ayam yang hangat

Bima kembali ke kamar hotel. Berusaha mengingat kejadian di kamar ini beberapa jam yang lalu.

Yang jelas Bima yakin berhubungan dengan seorang wanita. Bima menganggap wanita itu Kiara. Wanita itu juga awalnya menolak dirinya. Tapi pengalaman Bima menghadapi penolakan wanita di ranjang cukup banyak. Beberapa perlakuan lembut dan pemujaan akan membuat wanita bisa dia taklukkan. Apa lagi jika wanita itu sudah masuk ke sangkar yang Bima siapkan seperti ke kamar ini.

Bima memang memilih menunggu Kiara di sini dan sudah memperkirakan Kiara akan memasuki kamar ini. Begitu Kiara datang, Bima tinggal melancarkan rayuannya supaya Kiara memberikan apa yang Bima inginkan.

Kini bisakah Kiara menerima dirinya kembali? Kiara hanya memberi pilihan untuk menikahi Bella. Mempertanggungjawabkan perbuatan Bima.

Sementara itu, Bella menginap di apartemen Kiara. tidur meringkuk di kamar Kiara seperti bayi. Sementara Kiara tidak bisa memejamkan mata cukup lama. Kiara hanya duduk di balkon kamarnya menatap kosong langit malam.

Bella langsung terlelap. Kelelahan dan rasa sakit di sekujur tubuhnya memang masih dia rasakan. Malam ini Bella menyelesaikan misi besar dan mengorbankan hal besar. Bella tinggal menanti Kiara menyelesaikan porsi tugas yang Bella tinggalkan.

Pagi menyapa. Kiara bangun pagi menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga sang kakak. Memasak adalah hobi Kiara sejak dulu. Sejak masih di panti asuhan, membantu menyiapkan makanan adik-adik di panti asuhan menjadi rutinitas harian yang menyenangkan bagi dirinya.

Membuka kulkas, Kiara teringat lagi dengan Bima. Hampir semua isi kulkas ini belanjaan terakhir Kiara dengan Bima minggu lalu. Kiara jarang makan minggu ini. Jadi bahan makanan di kulkasnya tidak banyak berkurang.

Kiara menguatkan hati. Menarik nafas dalam dan menghembuskan kekosongan di hatinya.

Hari ini Kiara akan membuat bubur ayam saja. Kesukaan Kiara ketika sakit. Kiara berharap hati kakaknya akan menghangat dengan memakan sarapannya. Mengurangi rasa sakit di hati dan sekujur tubuhnya.

Kiara mulai dengan merendam beras terlebih dahulu. Merebus ayam dengan bumbu-bumbu. Sambil menanti kedua hal tersebut, Kiara tinggal mandi dan sholat shubuh terlebih dahulu.

Karena shubuh pun baru tiba dan Bella tampak masih tidur dengan nyenyak, Kiara melanjutkan kegiatan memasaknya. Kiara mulai merebus beras yang sudah direndam sambil sesekali diaduk-aduk. Sambil menunggu mendidih, Ayam yang sudah direbus dan agak dingin disuwir-suwir agak tebal sebagai topping ketika disajikan nanti. Sementara sebagian besar ayam yang lain disuwir agak tipis dan kecil.

Setelah beras yang direbus mendidih dan airnya agak menyusut, Kiara menambahkan ayam suwir yang kecil-kecil dan air kaldu rebusan ayam tadi. Kemudian saatnya mengaduk dengan lebih sering hingga menjadi bubur yang nikmat. Tak lupa Kiara memasukkan seledri yang dibiarkan utuh dan irisan daun bawang pre.

Setelah puas dengan rasa buburnya, Kiara mematikan kompor. Menyajikan dua mangkuk untuk dirinya dan Bella. Tak lupa Kiara menyeduh teh hangat. Kiara juga punya stok kerupuk. Bisa disajikan untuk melengkapi bubur ayam yang masih hangat.

Sayup-sayup Kiara mendengar Bella sedang di kamar mandi. Sementara Bella masih mandi, Kiara akan menyiapkan baju ganti untuk Bella. Ukuran baju Bella dan Kiara sepertinya sama. Keduanya sama-sama terlihat langsing dengan tinggi yang hampir sama. Blus sederhana berwarna pastel dengan rok selutut warna maroon nampaknya akan terlihat manis dipakai Bella.

"Tok. . . tok . . ." Kiara mengetuk pintu kamar mandi. "Kak, aku sudah siapkan baju ganti kakak di ranjang. Aku juga udah buat bubur ayam untuk sarapan kita. Aku tunggu di meja makan ya kak."

"Ya. Sebentar lagi ya." Suara Bella terdengar tidak aneh di telinga Kiara. Semoga kakaknya tidak sedang menangis lagi.

Kiara duduk di meja makan menikmati bubur yang hangat. Kenikmatan rasa buburnya tidak bisa Kiara rasakan. Kiara cukup fokus dengan rasa hangatnya. Dia harus makan. Dia harus menguatkan diri kembali. Demi keluarga yang baru Kiara temukan.

Kiara harus memiliki kekuatan melawan keinginan Bima. Fokus kepada pertanggung jawaban kakaknya. Tidak boleh lemah terhadap hubungannya dengan Bima yang sudah lama terjalin.

Bella hendak duduk di kursi meja makan di hadapan Kiara. Tidak menyangka pagi ini Kiara terlihat segar dan baik-baik saja. Seolah tidak terguncang sama sekali dengan kejadian semalam.

"Buburnya dimakan, kak"

"Iya" Bella mencicipi buburnya. Rasa masakan Kiara enak. Kiara memakan buburnya dengan perlahan. Keduanya makan dengan diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

Bella makan sambil sesekali melihat kondisi apartemen Kiara. Dari mulai dapur di sebelah meja makan yang modern dan memiliki berbagai macam alat masak hingga ruang santai dengan sofa yang nampak elegan di atas karpet senada dan televisi berukuran besar. Kamar Kiara yang tadi malam Bella tempati juga cukup luas dengan perabotan yang sederhana tapi serasi.

Kiara lebih beruntung dari dirinya. Bella hanya bisa merasakan hal itu. Lalu menghela napas.

"Kakak mau nambah? Aku bikin banyak." Kiara berusaha mengalihkan kakaknya dari apapun hal berat yang dipikirkan.

"Ini saja sudah cukup." Bella menunduk makan buburnya. Tidak memberikan Kiara memperpanjang obrolannya.

"Aku tidak pernah tahu jika memiliki adik." Bella seolah ingin bercerita.

"Aku tidak ingat dengan sedikitpun memori masa kecil bersama mama dan papa. Apalagi ingatan mengenai seorang adik."

"Yang kuingat dari masa kecilku hanya di rumah bersama pengasuh. Mama jarang di rumah. Sibuk dengan papa yang sakit atau dengan perusahaan. Mewakili papa. Tentu dengan dibantu om Heru."

"Ketika mulai sekolah dasar, pengasuhku pergi entah kemana. Aku selalu dibiarkan di rumah sendiri. Pulang dan pergi sekolah dijemput kendaraan dari sekolah. Tidak pernah ada sarapan di pagi hari. Mama entah kemana pagi-pagi. Malam pun mama papa tidak ada di rumah hingga aku tertidur. Aku bisa mengatur uang saku yang diberikan mama ketika sesekali ada di rumah untuk makan siang di sekolah selama satu bulan lebih. Tapi ketika di rumah, hampir tidak ada makanan setiap harinya. Hanya makanan kantin sekolah di siang hari yang menemaniku tumbuh hingga hari dimana papa meninggal."

"Setelah papa meninggal, mama masukan aku ke sekolah yang memiliki asrama. Aku hanya diperbolehkan pulang setahun sekali."

"Hidup di asrama lebih menyenangkan. Aku bisa makan kenyang hingga tiga kali sehari. Meski hanya bisa melihat mama beberapa hari dalam satu tahun."

"Ketika aku kecil mama beralasan merawat papa dan jarang di rumah. Ketika papa ga ada, mama beralasan mendampingi om Heru mengembangkan perusahaan. Harus pulang larut malam. Pagi masih tidur. Agak siang ketika sudah bangun langsung ke perusahaan lagi."

"Lebih beruntung mana kamu yang ditinggal di panti asuhan, atau aku yang ditinggal di rumah untuk mengurus diriku sendiri tanpa siapapun yang bisa dimintai bantuan?" Bella kini menatap wajah Kiara. Tidak ada ekspresi di wajah Bella.

"Terimakasih makanannya. Aku tumbuh dengan sering merasa lapar. Jika ada yang memberikanku makanan cuma-cuma, aku sangat berterima kasih." Bella tersenyum. Jarang dia menceritakan kisah masa kecilnya. Tapi bubur ayam ini terasa sangat lezat. Bella hanya bisa bersyukur.

"Dulu kakak di asrama hingga lulus kuliah?" Kiara penasaran dengan sang kakak. Kiara bisa mengerti betapa berat hidup kakaknya.

"Tentu tidak. Mama tidak mau membiayaiku kuliah." Bella meminum teh hangat yang sudah dituangkan Kiara.

"Saat itu bahkan mama menjual rumah besar tempat aku tumbuh sejak kecil. Perusahaan akan bangkrut jika tidak jual rumah. Om heru mengajak kami tinggal di rumah warisan orang tuanya yang lumayan kecil."

Bella keluar ke balkon apartemen yang terhubung dengan ruang santai. Duduk di kursi kayu yang ada di balkon menanti sinar matahari menghangatkan tubuhnya.

Kiara duduk di kursi kayu yang sama. Ada satu meja yang memisahkan kursi keduanya. Kiara membawakan mereka berdua teh hangat yang masih tersisa.

"Kamu masih penasaran dengan kelanjutan hidupku?" Bella tersenyum melihat kedatangan Kiara.

"Iya. Aku rasa masih ada waktu sebelum aku anterin kakak kerja. Lagian aku hari ini masuk siang. Aku udah ijin. Kakak mau kemanapun aku bisa antar."

"Aku harus masuk kerja. Pakaian kamu ini aku pinjem buat dipake kerja boleh? Biar gak pake pulang dulu ganti baju." Bella menunduk melihat pakaian yang dia kenakan. Bahannya bagus. Bella yakin ini lumayan mahal.

"Tentu boleh. Bahkan aku mau bilang supaya bajunya gak usah dibalikin." Kiara tersenyum dengan hangat.

"Kamu hidup dengan baik, Kiara. Kita seolah berada di kasta yang berbeda." Bella menatap awan yang cerah. Nampak sedih.

"Tenang saja kak. Aku akan buat Bima bertanggungjawab. Percayalah, keluarganya juga gak memandang orang lain dari sudut pandang kasta atau harta. Mereka semua baik, kok." Kakak akan menemukan keluarga yang lengkap jika bersama Bima, mommy, dan daddy.

"Jangan memaksakan diri. Aku tau kamu terluka. Biarlah semua sudah terlanjur terjadi. Aku akan berusaha jujur kepada Aldi. Aku yakin dia akan tetap melanjutkan rencana pernikahan." Bella beranjak dari kursinya.

"Ayo berangkat sekarang. Itupun jika kamu masih mau antar. Khawatir kena macet."

Kiara paham kakaknya ingin mengakhiri perbincangan mereka. Tapi sebelum Kiara mengantar Bella, Kiara sempatkan membawakan bubur ayam untuk makan siang kakaknya. Menaruhnya di termos makanan agar buburnya tetap hangat hingga siang.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2023-02-26

0

Widi Widurai

Widi Widurai

pinter bgt seolah olah tersakiti. dia buat kiara sendiri yg maksa bima nikahi bella

2023-02-08

1

Rizal dody Zakaria

Rizal dody Zakaria

up

2022-04-10

1

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 Awal bertemu
3 Kado Ulang Tahun
4 Maukah jadi pacarku?
5 Makan malam
6 WS TECH
7 Salon dan Butik
8 Bertemu Keluarga
9 Papa
10 Tanggal pernikahan
11 Eksekusi rencana Bella
12 Menyiapkan Main Course
13 Appetizer disajikan
14 Main course disajikan
15 Bubur Ayam yang hangat
16 Perubahan jabatan menjadi calon IPAR
17 Cozzzy Cafe 'n Resto
18 Me time yang terganggu
19 Di antara dua bersaudara
20 Berkenalan
21 BUKAN Ajakan Pernikahan Kontrak
22 Dari Rumah Sakit hingga Rumah Megah yang Mewah
23 Makan siang dengan semeja penuh makanan Indonesia
24 Bima vs Aldi
25 Penerobos Apartemen Kiara
26 Bima. Dia yang telah memasrahkan dirimu sama aku
27 Bertukar pengantin
28 Kemarahan Bella
29 INTERMISSION
30 Apa kamu bermain-main ketika menikah dengan saya?
31 Mau mandi bareng?
32 Betapa tampan pria yang bisa bersikap dingin dari awal hingga akhir
33 Obrolan pagi
34 Malam pengantin Bella
35 Aku tidak membutuhkannya
36 Gagal belanja baju lagi nggak sih?
37 Nomor pinnya tanggal pernikahan kita
38 Selamat tinggal masa lalu
39 Itu baju buat kamu
40 Kamu nggak pengen berlibur atau berbulan madu?
41 Visual
42 Pantai
43 Cincin pernikahan
44 Bertahanlah hidup Kiara!
45 Bangunlah Kiara!
46 Ya, dia akan baik-baik saja. Aku akan menunggu dia di sini
47 Kamu menggenggam nya dengan begitu erat
48 Al, kenapa kamu begitu menyayangiku?
49 Kita pulang
50 Memangnya dia ini pemilik WS Tech?
51 Toko perhiasan
52 Apa kamu mampu membeli tiga set perhiasan sekaligus!
53 Pemecatan masih terlalu ringan buat pegawai seperti kalian
54 Dasar penggoda suami orang
55 Kapan aku bisa mulai bekerja di WS Tech?
56 CCTV
57 Meluapkan amarah
58 Cindy, aku butuh bantuan kamu lagi
59 Berharap rencana Bella kali ini tidak akan mendatangkan hal buruk lagi
60 Satu minggu pertama di WS TECH
61 Informasi mengenai Aldi
62 Aldi berbohong
63 Maaf untuk rasa sakit ini, Ra
64 Aku ingin ke panti asuhan
65 Jadi semalam kamu pergi kemana Al?
66 Kami titipkan Kiara ke tangan nak Aldi.
67 Malam Pertama Tidur Berdua (1)
68 Malam Pertama Tidur Berdua (2)
69 Malam Pertama Tidur Berdua (3)
70 Malam Pertama Tidur Berdua (4)
71 Maaf tidak bisa menemani hari ini
72 Kembali ke sisi Bima (1)
73 Kembali ke sisi Bima (2)
74 Verlita Amelia
75 Kemunculan CEO WS TECH
76 Bima Memulai Eksekusi Rencana Besarnya
77 Verlita yang Berpengalaman
78 Kiara yang tersakiti
79 Rasa Frustasi Aldi
80 Status Amarah Aldi
81 Pengakuan Aldi
82 Sarapan, Mandi, kemudian Mendengarkan Dongeng Aldi
83 Keluarga Aldi Vs Keluarga Kiara
84 Adelia yang Cantik Jelita
85 Bersiap untuk Hari Esok
86 Komunikasi Pasangan Baru
87 CEO Sementara
88 Keusilan Kecil Aldi
89 Amarah Diandra
90 Pria Bermasker
91 Diculik atau Menjadi Nona Muda?
92 Penculiknya adalah . . .
93 Lalu aku kehilangan jejak kamu
94 Kamu tampak sangat menyayangiku
95 Bos ya bebas
96 Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri, Ra?
97 Aku selalu menginginkan kamu, Kiara
98 Sarapan pagi dalam diam
99 Permohonan Bella
100 Misi menangkap Adelia
101 Protokol keselamatan Kiara
102 Operasinya berhasil
103 Di antara Ferdi dan Hasan
104 Aldi sadar
105 Mohon Bantuan Kalian para Pembaca yg Baik
106 Menenangkan Kiara
107 Meretas apartemen
108 Krisis ini belum berakhir
109 Yang bersalah adalah mama kamu, Mike.
110 Cerita tentang Novia
111 Papa tidak Menyesal
112 Mengintai Rumah Besar Keluarga Wiji Sasongko
113 Dibawa Kabur
114 Ferdi tidak bisa bergerak
115 Keadaan Adelia
116 Kamu ingin mengenakan gaun putih?
117 Pesta Perayaan Tahunan
118 Pernyataan Cinta
119 Keduanya Kabur dari Pemberitaan Nasional
120 Hukuman
121 Resleting dan Gaun yang Robek
122 Melanjutkan Sesi Sentuhan
123 Kemenangan Benda Pusaka
124 Bath Up
125 Pingsan
126 Sentosa Island
127 Cable Car Sky Dining
128 Bima kembali Menyusun Rencana
129 Sedikit Salah Paham
130 Akhir Bulan Madu Kedua
131 Postingan Media Sosial
132 Negosiasi dengan Penculik
133 Cerita Ferdi
134 Ketemu Dalangnya
135 Pencarian Berlanjut
136 Jalan Buntu
137 Posisi Kiara
138 Petunjuk Terjelas
139 Lokasi Kiara
140 Monolog atau Obrolan?
141 Rumah Gelap
142 Tangisan Bos Bima
143 Menatap dengan Penuh Cinta dan Rindu
144 Reunite
145 Aku Percaya Kamu, Kiara
146 Tertembak
147 Wanita Bodoh
148 Buah dan Jus Buah
149 Memanjakan Istri
150 Berdamai dengan Masa Lalu
151 Mantan Calon Mertua
152 Membela sang Kakak
153 Ferdi bersama Adelia
154 Mimpi buruk
155 Peluang untuk kembali
156 Rumah Pengantin
157 Menutupi Kondisi Bella
158 Merencanakan Malam yang Indah
159 Cinta Buta vs Dukungan Buta
160 Berubah Nggak Cantik
161 Sekertaris Rara
162 Makan Siang Bersama
163 Tujuan Rara
164 Verlita Mengawali Kemenangan
165 Berdua dengan Verlita
166 Daniel Curiga
167 Chef Jung
168 Private Dinner
169 Jung dan Nanda
170 Hubungan Tanpa Status
171 Aldi Menghindar tapi Bima Mendekat
172 Favorit Bella dan Rara
173 Penguntit
174 Malam yang Dingin
175 Malam yang Hangat
176 Saudara Ferdi
177 Al, Kita perlu Bicara
178 Rumah Sakit Jiwa atau Penjara
179 Sauna di Malam hari
180 Tentang Fahad
181 Dua Opsi Psikiater
182 Sesi Hipnoterapi
183 Ada masalah, Al
184 Pengaruh Kiara
185 Pengaruh Kiara bagi Aldi
186 Suami yang Kelewat Perhatian
187 Fahad Mendekati Rara
188 Amarah dan Obatnya
189 Berhati-Hati dalam Menjaga Hati
190 Hasil Pemeriksaan
191 The Controller Mom
192 Pilihan Istri Kedua
193 Kebahagiaan Kiara di atas Segala-Galanya
194 Berita Viral
195 Percaya dengan Anak Kami
196 Kebetulan atau
197 Asisten Aldi
198 Fahad terus saja Menanti
199 Fahad Tak Bisa mengelak
200 Try me, Al
201 Staycation - awal mula
202 Staycation - Keluar!
203 Staycation - Sendirian
204 Staycation - Kecurigaan demi kecurigaan
205 Pria juga Butuh Teman Bicara
206 Saling Meragukan
207 Kenapa Mempertahankan Verlita?
208 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (1)
209 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (2)
210 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (3)
211 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (4)
212 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (5)
213 Terima kasih, Daniel
214 Nina Sedang Hamil
215 Cerita Nina
216 Kepergian Kiara
217 Terlambat
218 Kamu mau cerita masalah kamu?
219 Senyum Konyol Kiara
220 Olah raga rutin bersama Bella
221 Apakah Kiara penyebabnya?
222 Rumah Pengantin Kiara
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Hari pernikahan
2
Awal bertemu
3
Kado Ulang Tahun
4
Maukah jadi pacarku?
5
Makan malam
6
WS TECH
7
Salon dan Butik
8
Bertemu Keluarga
9
Papa
10
Tanggal pernikahan
11
Eksekusi rencana Bella
12
Menyiapkan Main Course
13
Appetizer disajikan
14
Main course disajikan
15
Bubur Ayam yang hangat
16
Perubahan jabatan menjadi calon IPAR
17
Cozzzy Cafe 'n Resto
18
Me time yang terganggu
19
Di antara dua bersaudara
20
Berkenalan
21
BUKAN Ajakan Pernikahan Kontrak
22
Dari Rumah Sakit hingga Rumah Megah yang Mewah
23
Makan siang dengan semeja penuh makanan Indonesia
24
Bima vs Aldi
25
Penerobos Apartemen Kiara
26
Bima. Dia yang telah memasrahkan dirimu sama aku
27
Bertukar pengantin
28
Kemarahan Bella
29
INTERMISSION
30
Apa kamu bermain-main ketika menikah dengan saya?
31
Mau mandi bareng?
32
Betapa tampan pria yang bisa bersikap dingin dari awal hingga akhir
33
Obrolan pagi
34
Malam pengantin Bella
35
Aku tidak membutuhkannya
36
Gagal belanja baju lagi nggak sih?
37
Nomor pinnya tanggal pernikahan kita
38
Selamat tinggal masa lalu
39
Itu baju buat kamu
40
Kamu nggak pengen berlibur atau berbulan madu?
41
Visual
42
Pantai
43
Cincin pernikahan
44
Bertahanlah hidup Kiara!
45
Bangunlah Kiara!
46
Ya, dia akan baik-baik saja. Aku akan menunggu dia di sini
47
Kamu menggenggam nya dengan begitu erat
48
Al, kenapa kamu begitu menyayangiku?
49
Kita pulang
50
Memangnya dia ini pemilik WS Tech?
51
Toko perhiasan
52
Apa kamu mampu membeli tiga set perhiasan sekaligus!
53
Pemecatan masih terlalu ringan buat pegawai seperti kalian
54
Dasar penggoda suami orang
55
Kapan aku bisa mulai bekerja di WS Tech?
56
CCTV
57
Meluapkan amarah
58
Cindy, aku butuh bantuan kamu lagi
59
Berharap rencana Bella kali ini tidak akan mendatangkan hal buruk lagi
60
Satu minggu pertama di WS TECH
61
Informasi mengenai Aldi
62
Aldi berbohong
63
Maaf untuk rasa sakit ini, Ra
64
Aku ingin ke panti asuhan
65
Jadi semalam kamu pergi kemana Al?
66
Kami titipkan Kiara ke tangan nak Aldi.
67
Malam Pertama Tidur Berdua (1)
68
Malam Pertama Tidur Berdua (2)
69
Malam Pertama Tidur Berdua (3)
70
Malam Pertama Tidur Berdua (4)
71
Maaf tidak bisa menemani hari ini
72
Kembali ke sisi Bima (1)
73
Kembali ke sisi Bima (2)
74
Verlita Amelia
75
Kemunculan CEO WS TECH
76
Bima Memulai Eksekusi Rencana Besarnya
77
Verlita yang Berpengalaman
78
Kiara yang tersakiti
79
Rasa Frustasi Aldi
80
Status Amarah Aldi
81
Pengakuan Aldi
82
Sarapan, Mandi, kemudian Mendengarkan Dongeng Aldi
83
Keluarga Aldi Vs Keluarga Kiara
84
Adelia yang Cantik Jelita
85
Bersiap untuk Hari Esok
86
Komunikasi Pasangan Baru
87
CEO Sementara
88
Keusilan Kecil Aldi
89
Amarah Diandra
90
Pria Bermasker
91
Diculik atau Menjadi Nona Muda?
92
Penculiknya adalah . . .
93
Lalu aku kehilangan jejak kamu
94
Kamu tampak sangat menyayangiku
95
Bos ya bebas
96
Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri, Ra?
97
Aku selalu menginginkan kamu, Kiara
98
Sarapan pagi dalam diam
99
Permohonan Bella
100
Misi menangkap Adelia
101
Protokol keselamatan Kiara
102
Operasinya berhasil
103
Di antara Ferdi dan Hasan
104
Aldi sadar
105
Mohon Bantuan Kalian para Pembaca yg Baik
106
Menenangkan Kiara
107
Meretas apartemen
108
Krisis ini belum berakhir
109
Yang bersalah adalah mama kamu, Mike.
110
Cerita tentang Novia
111
Papa tidak Menyesal
112
Mengintai Rumah Besar Keluarga Wiji Sasongko
113
Dibawa Kabur
114
Ferdi tidak bisa bergerak
115
Keadaan Adelia
116
Kamu ingin mengenakan gaun putih?
117
Pesta Perayaan Tahunan
118
Pernyataan Cinta
119
Keduanya Kabur dari Pemberitaan Nasional
120
Hukuman
121
Resleting dan Gaun yang Robek
122
Melanjutkan Sesi Sentuhan
123
Kemenangan Benda Pusaka
124
Bath Up
125
Pingsan
126
Sentosa Island
127
Cable Car Sky Dining
128
Bima kembali Menyusun Rencana
129
Sedikit Salah Paham
130
Akhir Bulan Madu Kedua
131
Postingan Media Sosial
132
Negosiasi dengan Penculik
133
Cerita Ferdi
134
Ketemu Dalangnya
135
Pencarian Berlanjut
136
Jalan Buntu
137
Posisi Kiara
138
Petunjuk Terjelas
139
Lokasi Kiara
140
Monolog atau Obrolan?
141
Rumah Gelap
142
Tangisan Bos Bima
143
Menatap dengan Penuh Cinta dan Rindu
144
Reunite
145
Aku Percaya Kamu, Kiara
146
Tertembak
147
Wanita Bodoh
148
Buah dan Jus Buah
149
Memanjakan Istri
150
Berdamai dengan Masa Lalu
151
Mantan Calon Mertua
152
Membela sang Kakak
153
Ferdi bersama Adelia
154
Mimpi buruk
155
Peluang untuk kembali
156
Rumah Pengantin
157
Menutupi Kondisi Bella
158
Merencanakan Malam yang Indah
159
Cinta Buta vs Dukungan Buta
160
Berubah Nggak Cantik
161
Sekertaris Rara
162
Makan Siang Bersama
163
Tujuan Rara
164
Verlita Mengawali Kemenangan
165
Berdua dengan Verlita
166
Daniel Curiga
167
Chef Jung
168
Private Dinner
169
Jung dan Nanda
170
Hubungan Tanpa Status
171
Aldi Menghindar tapi Bima Mendekat
172
Favorit Bella dan Rara
173
Penguntit
174
Malam yang Dingin
175
Malam yang Hangat
176
Saudara Ferdi
177
Al, Kita perlu Bicara
178
Rumah Sakit Jiwa atau Penjara
179
Sauna di Malam hari
180
Tentang Fahad
181
Dua Opsi Psikiater
182
Sesi Hipnoterapi
183
Ada masalah, Al
184
Pengaruh Kiara
185
Pengaruh Kiara bagi Aldi
186
Suami yang Kelewat Perhatian
187
Fahad Mendekati Rara
188
Amarah dan Obatnya
189
Berhati-Hati dalam Menjaga Hati
190
Hasil Pemeriksaan
191
The Controller Mom
192
Pilihan Istri Kedua
193
Kebahagiaan Kiara di atas Segala-Galanya
194
Berita Viral
195
Percaya dengan Anak Kami
196
Kebetulan atau
197
Asisten Aldi
198
Fahad terus saja Menanti
199
Fahad Tak Bisa mengelak
200
Try me, Al
201
Staycation - awal mula
202
Staycation - Keluar!
203
Staycation - Sendirian
204
Staycation - Kecurigaan demi kecurigaan
205
Pria juga Butuh Teman Bicara
206
Saling Meragukan
207
Kenapa Mempertahankan Verlita?
208
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (1)
209
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (2)
210
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (3)
211
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (4)
212
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (5)
213
Terima kasih, Daniel
214
Nina Sedang Hamil
215
Cerita Nina
216
Kepergian Kiara
217
Terlambat
218
Kamu mau cerita masalah kamu?
219
Senyum Konyol Kiara
220
Olah raga rutin bersama Bella
221
Apakah Kiara penyebabnya?
222
Rumah Pengantin Kiara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!