Papa

Bima selesai berbincang dengan mommy dan ingin menemui Kiara di apartemennya lagi. Bima paham kebiasaan tidur Kiara. Jam segini masih jauh dari jam tidur kebiasaannya. Biasanya juga Bima mampir untuk berbincang malam dengan Kiara. Tapi karena tadi terburu-buru bertemu mommy, Bima langsung pulang meninggalkan Kiara yang masih sedih. Bima tidak mau Kiara berpikir bermacam-macam akibat sikapnya tadi.

Setibanya di apartemen, Kiara tidak kunjung membuka pintunya. Sudah Bima telfon juga tidak diangkat. Bima bisa saja masuk ke apartemennya dengan kunci sandi. Tapi akan tidak enak bagi Bima jika Kiara ternyata sedang mandi atau melakukan kegiatan pribadi ala wanita lainnya.

Tapi Bima juga tidak tenang jika ternyata Kiara masih bersedih.

Bima memutuskan masuk saja ke apartemennya. Tak tampak Kiara di ruangan manapun. Kamar tidur pun nampak seperti belum sempat ditiduri.

Bima mengecek kunci mobil di tempat Kiara biasa menyimpan kuncinya. Kunci itu tidak ada.

"Kemana Kiara pergi malam-malam begini." Pikir Bima. Kemudian Bima ke ruang kerja. Amplop coklat berisi informasi keluarganya yang seminggu ini tergeletak di meja itu juga sudah tidak ada. Bima kini tahu kemana Kiara pergi.

"Tapi kenapa Kiara berubah pikiran untuk menemui keluarganya. Dan kenapa pergi sendiri. Dia pasti tahu aku akan kuatir. Oh Kiara. Selalu saja membuat aku cemas dan tidak tenang." Bima mengomel sendirian.

Sambil menghubungi detektif yang mencari informasi keluarga Kiara, Bima keluar dari apartemennya dan hendak menyusul Kiara. Bima butuh alamat rumah keluarganya dari detektifnya.

Setengah jam kemudian Bima telah tiba di alamat yang di tuju. Sebuah alamat perumahan yang tampaknya aman dan nyaman. Mobil Kiara terparkir agak jauh dari rumah keluarganya. Bima memarkirkan mobilnya di belakang mobil Kiara.

Bisa Bima lihat pintu rumah itu masih terbuka. Bima berusaha mendekati rumahnya. Tapi ingin melihat kondisi Kiara dulu sebelum memutuskan ikut masuk atau tidak.

Bisa Bima lihat bahwa Kiara sedang dipeluk mamanya. Mamanya menangis memeluknya. Bisa Bima bayangkan apa yang terjadi. Bima juga melihat Bella di sana. Pegawai WS TECH yang siang tadi Bima temui. Bima rasa Bella adalah kakaknya.

Bima ingin masuk tapi tidak ingin merusak suasana. Akhirnya Bima hanya kembali ke mobilnya. Menanti Kiara menyelesaikan urusannya dengan keluarganya.

Sementara itu di dalam rumah, mama Kiara sudah berhenti menangis. Rasa penasaran akan banyak hal memenuhi benak Kiara. Terutama mengenai papanya. Juga seputar alasan dirinya dibuang.

"Kamu adikku Kiara?"Kali ini Bella yang berbicara.

Kiara hanya diam. Belum ingin mengakui keluarga ini.

"Dia Kiara yang selama ini mama tunggu, Bel" Mama yang menjawab. Kembali berbicara dengan tangis.

"Kenapa kalian hanya berdua? Dimana papa?" Kiara mengalihkan pertanyaan mengenai dirinya. Kiara akan mendapatkan jawaban dari semua rasa ingin tahunya malam ini.

"Papamu meninggal, nak" Mama yang menjawab dengan tangis lagi.

"Bagaimana papa meninggal?" Kiara mengeraskan hatinya. Tak ingin menangis lagi.

"Sejak mama mengandungmu, Papa sakit keras. Ada kanker di otaknya. Papa meninggal sepuluh tahun yang lalu."

Kiara semakin sakit mendengarkan ini. Apa dia masih mampu mendengar jawaban dari pertanyaan selanjutnya.

"Lalu apa yang terjadi setelah papa meninggal?"

Bella curiga Kiara mendengar perbincangannya dengan mamanya sebelum Kiara mengetuk pintu. Bella juga tahu kedatangan Bima. Bella sempat melihatnya di luar. Bella memutuskan bersikap baik kepada adiknya. Bima pasti sangat menyayangi Kiara. Rela menyusul Kiara kemari.

Dibandingkan dengan Aldi, Bima tampak seperti kekasih idaman. Memikirkan Aldi dan melihat Kiara membuat suatu kemungkinan berseliweran di benaknya.

Bella sudah memutuskan untuk terlihat sebagai kakak yang baik dan menyayangi Kiara.

"Papa memiliki teman bernama Heru. Sejak papa sakit, perusahaan warisan keluarga tidak sanggup diurus oleh papa. Papa keluar masuk rumah sakit dan menghabiskan banyak uang. Om heru yang mengatur perusahaan dan menjaga kami selama papa sakit."

"Mama menikahi om Heru setelah papa meninggal. Mewarisi perusahaan yang semakin merosot sejak dipimpin om Heru."

"Jangan tanya dimana dia sekarang. Om Heru juga meninggal. Meninggal dengan hutang Milyaran."

Kiara menutup mulutnya dengan kaget.

"Lalu bagaimana kalian hidup ?" Kiara mulai peduli dengan keluarganya.

"Tentu aku hidup dengan bekerja. Mama tidak pernah kerja seumur hidupnya. Jadi hanya di rumah."

"Lalu hutang itu?" Kiara menyela.

"Sudah lunas. Aldi tunanganku melunasinya dengan syarat aku menikahinya. sesuai wasiat ayahnya."

"Kakak akan menikah?" Kiara lagi-lagi penasaran.

"Ya. Awal bulan depan kami menikah." Bella menatap Kiara sedih. Kiara tau Bella tidak mencintai Aldi. Kiara sudah mendengar pembicaraan kakak dengan mamanya tadi.

"Kamu tinggal dimana nak? Bagaimana bisa menemukan kami?" Mama menyela Bella dan Kiara. Mama mengelus bahu Kiara. Mengirimkan getar aneh di hati Kiara.

"Aku tinggal di apartemen tak jauh dari sini. Aku bekerja sebagai manajer di sebuah hotel. Dan bulan depan juga akan menikah." Pernyataan Kiara membuat senang hati mama. Sementara Bella menahan rasa cemburunya. Dan berusaha menampakkan kebahagiaan seperti mamanya.

"Hidupmu beruntung, nak. Mama bahagia mengetahui kamu hidup dengan baik." Mata mama berbinar memancarkan kebahagiaan.

Tapi Kiara berubah sedih. Kiara rasa cukup untuk malam ini. Kiara harus menenangkan diri. Kiara memutuskan untuk berpamitan.

Keluar dari rumah itu, Kiara agak linglung. Kiara tidak menyadari ada mobil Bima di belakang mobilnya. Kiara langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tidak ingin kembali ke apartemennya. Tapi bingung mau kemana.

Kiara ingat pernah diajak Bima kencan di taman dimana banyak anak muda berlalu lalang. Kiara memutuskan ke sana.

Sementara Bima mengikuti Kiara dari belakang. Mulai menebak kemana Kiara akan pergi.

Kiara duduk di bangku taman yang kosong. Memperhatikan keramaian orang di sekitarnya. Ada sekumpulan remaja bermain skateboard, ada yang berkerumun bersama keluarga yang melihat anaknya bermain mainan seperti ubur-ubur yang memancarkan lampu. Mainan itu dijual oleh pedagang mainan di taman. Cukup jadi favorit. Melihat keluarga yang bersenang-senang itu Kiara kembali ingin menangis.

Tiba-tiba Kiara merasakan ada yang duduk di sampingnya. Kiara terkejut. Takut ada orang asing bertindak macam-macam. Kiara menoleh dan kembali terkejut tapi senang melihat Bima di sampingnya.

Ingin rasanya Kiara menghambur ke pelukan Bima dan menangis. Tapi Kiara sadar mereka sedang di tempat umum.

"Ingin ku peluk, ra?" Bima menawarkan bahunya.

"Malu di tempat umum."

"Mau pindah tempat?"

"Tidak ada tenaga untuk kemanapun."

"Ku gendong deh." Bima masih menawarkan diri.

"Andai masih kecil dan digendong. akan seperti pemandangan itu." Kiara menunjuk seorang ayah yang menggendong anaknya di belakang punggungnya untuk membuat sang anak tertawa karena habis jatuh. Air mata Kiara lolos jatuh saat melihatnya. Kiara ingin merasakan itu bersama papanya.

Papa.

Papa telah tiada. Air mata Kiara akhirnya tak terbendung lagi. Mengalir ke pipi mulusnya yang tampak lebih pucat malam ini.

Bima sangat bingung. Ntah jawaban apa yang Kiara dengar di rumah itu hingga semakin sedih begini. Bima telah salah membiarkan Kiara menghadapinya sendiri.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sabar

2023-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 Awal bertemu
3 Kado Ulang Tahun
4 Maukah jadi pacarku?
5 Makan malam
6 WS TECH
7 Salon dan Butik
8 Bertemu Keluarga
9 Papa
10 Tanggal pernikahan
11 Eksekusi rencana Bella
12 Menyiapkan Main Course
13 Appetizer disajikan
14 Main course disajikan
15 Bubur Ayam yang hangat
16 Perubahan jabatan menjadi calon IPAR
17 Cozzzy Cafe 'n Resto
18 Me time yang terganggu
19 Di antara dua bersaudara
20 Berkenalan
21 BUKAN Ajakan Pernikahan Kontrak
22 Dari Rumah Sakit hingga Rumah Megah yang Mewah
23 Makan siang dengan semeja penuh makanan Indonesia
24 Bima vs Aldi
25 Penerobos Apartemen Kiara
26 Bima. Dia yang telah memasrahkan dirimu sama aku
27 Bertukar pengantin
28 Kemarahan Bella
29 INTERMISSION
30 Apa kamu bermain-main ketika menikah dengan saya?
31 Mau mandi bareng?
32 Betapa tampan pria yang bisa bersikap dingin dari awal hingga akhir
33 Obrolan pagi
34 Malam pengantin Bella
35 Aku tidak membutuhkannya
36 Gagal belanja baju lagi nggak sih?
37 Nomor pinnya tanggal pernikahan kita
38 Selamat tinggal masa lalu
39 Itu baju buat kamu
40 Kamu nggak pengen berlibur atau berbulan madu?
41 Visual
42 Pantai
43 Cincin pernikahan
44 Bertahanlah hidup Kiara!
45 Bangunlah Kiara!
46 Ya, dia akan baik-baik saja. Aku akan menunggu dia di sini
47 Kamu menggenggam nya dengan begitu erat
48 Al, kenapa kamu begitu menyayangiku?
49 Kita pulang
50 Memangnya dia ini pemilik WS Tech?
51 Toko perhiasan
52 Apa kamu mampu membeli tiga set perhiasan sekaligus!
53 Pemecatan masih terlalu ringan buat pegawai seperti kalian
54 Dasar penggoda suami orang
55 Kapan aku bisa mulai bekerja di WS Tech?
56 CCTV
57 Meluapkan amarah
58 Cindy, aku butuh bantuan kamu lagi
59 Berharap rencana Bella kali ini tidak akan mendatangkan hal buruk lagi
60 Satu minggu pertama di WS TECH
61 Informasi mengenai Aldi
62 Aldi berbohong
63 Maaf untuk rasa sakit ini, Ra
64 Aku ingin ke panti asuhan
65 Jadi semalam kamu pergi kemana Al?
66 Kami titipkan Kiara ke tangan nak Aldi.
67 Malam Pertama Tidur Berdua (1)
68 Malam Pertama Tidur Berdua (2)
69 Malam Pertama Tidur Berdua (3)
70 Malam Pertama Tidur Berdua (4)
71 Maaf tidak bisa menemani hari ini
72 Kembali ke sisi Bima (1)
73 Kembali ke sisi Bima (2)
74 Verlita Amelia
75 Kemunculan CEO WS TECH
76 Bima Memulai Eksekusi Rencana Besarnya
77 Verlita yang Berpengalaman
78 Kiara yang tersakiti
79 Rasa Frustasi Aldi
80 Status Amarah Aldi
81 Pengakuan Aldi
82 Sarapan, Mandi, kemudian Mendengarkan Dongeng Aldi
83 Keluarga Aldi Vs Keluarga Kiara
84 Adelia yang Cantik Jelita
85 Bersiap untuk Hari Esok
86 Komunikasi Pasangan Baru
87 CEO Sementara
88 Keusilan Kecil Aldi
89 Amarah Diandra
90 Pria Bermasker
91 Diculik atau Menjadi Nona Muda?
92 Penculiknya adalah . . .
93 Lalu aku kehilangan jejak kamu
94 Kamu tampak sangat menyayangiku
95 Bos ya bebas
96 Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri, Ra?
97 Aku selalu menginginkan kamu, Kiara
98 Sarapan pagi dalam diam
99 Permohonan Bella
100 Misi menangkap Adelia
101 Protokol keselamatan Kiara
102 Operasinya berhasil
103 Di antara Ferdi dan Hasan
104 Aldi sadar
105 Mohon Bantuan Kalian para Pembaca yg Baik
106 Menenangkan Kiara
107 Meretas apartemen
108 Krisis ini belum berakhir
109 Yang bersalah adalah mama kamu, Mike.
110 Cerita tentang Novia
111 Papa tidak Menyesal
112 Mengintai Rumah Besar Keluarga Wiji Sasongko
113 Dibawa Kabur
114 Ferdi tidak bisa bergerak
115 Keadaan Adelia
116 Kamu ingin mengenakan gaun putih?
117 Pesta Perayaan Tahunan
118 Pernyataan Cinta
119 Keduanya Kabur dari Pemberitaan Nasional
120 Hukuman
121 Resleting dan Gaun yang Robek
122 Melanjutkan Sesi Sentuhan
123 Kemenangan Benda Pusaka
124 Bath Up
125 Pingsan
126 Sentosa Island
127 Cable Car Sky Dining
128 Bima kembali Menyusun Rencana
129 Sedikit Salah Paham
130 Akhir Bulan Madu Kedua
131 Postingan Media Sosial
132 Negosiasi dengan Penculik
133 Cerita Ferdi
134 Ketemu Dalangnya
135 Pencarian Berlanjut
136 Jalan Buntu
137 Posisi Kiara
138 Petunjuk Terjelas
139 Lokasi Kiara
140 Monolog atau Obrolan?
141 Rumah Gelap
142 Tangisan Bos Bima
143 Menatap dengan Penuh Cinta dan Rindu
144 Reunite
145 Aku Percaya Kamu, Kiara
146 Tertembak
147 Wanita Bodoh
148 Buah dan Jus Buah
149 Memanjakan Istri
150 Berdamai dengan Masa Lalu
151 Mantan Calon Mertua
152 Membela sang Kakak
153 Ferdi bersama Adelia
154 Mimpi buruk
155 Peluang untuk kembali
156 Rumah Pengantin
157 Menutupi Kondisi Bella
158 Merencanakan Malam yang Indah
159 Cinta Buta vs Dukungan Buta
160 Berubah Nggak Cantik
161 Sekertaris Rara
162 Makan Siang Bersama
163 Tujuan Rara
164 Verlita Mengawali Kemenangan
165 Berdua dengan Verlita
166 Daniel Curiga
167 Chef Jung
168 Private Dinner
169 Jung dan Nanda
170 Hubungan Tanpa Status
171 Aldi Menghindar tapi Bima Mendekat
172 Favorit Bella dan Rara
173 Penguntit
174 Malam yang Dingin
175 Malam yang Hangat
176 Saudara Ferdi
177 Al, Kita perlu Bicara
178 Rumah Sakit Jiwa atau Penjara
179 Sauna di Malam hari
180 Tentang Fahad
181 Dua Opsi Psikiater
182 Sesi Hipnoterapi
183 Ada masalah, Al
184 Pengaruh Kiara
185 Pengaruh Kiara bagi Aldi
186 Suami yang Kelewat Perhatian
187 Fahad Mendekati Rara
188 Amarah dan Obatnya
189 Berhati-Hati dalam Menjaga Hati
190 Hasil Pemeriksaan
191 The Controller Mom
192 Pilihan Istri Kedua
193 Kebahagiaan Kiara di atas Segala-Galanya
194 Berita Viral
195 Percaya dengan Anak Kami
196 Kebetulan atau
197 Asisten Aldi
198 Fahad terus saja Menanti
199 Fahad Tak Bisa mengelak
200 Try me, Al
201 Staycation - awal mula
202 Staycation - Keluar!
203 Staycation - Sendirian
204 Staycation - Kecurigaan demi kecurigaan
205 Pria juga Butuh Teman Bicara
206 Saling Meragukan
207 Kenapa Mempertahankan Verlita?
208 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (1)
209 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (2)
210 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (3)
211 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (4)
212 Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (5)
213 Terima kasih, Daniel
214 Nina Sedang Hamil
215 Cerita Nina
216 Kepergian Kiara
217 Terlambat
218 Kamu mau cerita masalah kamu?
219 Senyum Konyol Kiara
220 Olah raga rutin bersama Bella
221 Apakah Kiara penyebabnya?
222 Rumah Pengantin Kiara
Episodes

Updated 222 Episodes

1
Hari pernikahan
2
Awal bertemu
3
Kado Ulang Tahun
4
Maukah jadi pacarku?
5
Makan malam
6
WS TECH
7
Salon dan Butik
8
Bertemu Keluarga
9
Papa
10
Tanggal pernikahan
11
Eksekusi rencana Bella
12
Menyiapkan Main Course
13
Appetizer disajikan
14
Main course disajikan
15
Bubur Ayam yang hangat
16
Perubahan jabatan menjadi calon IPAR
17
Cozzzy Cafe 'n Resto
18
Me time yang terganggu
19
Di antara dua bersaudara
20
Berkenalan
21
BUKAN Ajakan Pernikahan Kontrak
22
Dari Rumah Sakit hingga Rumah Megah yang Mewah
23
Makan siang dengan semeja penuh makanan Indonesia
24
Bima vs Aldi
25
Penerobos Apartemen Kiara
26
Bima. Dia yang telah memasrahkan dirimu sama aku
27
Bertukar pengantin
28
Kemarahan Bella
29
INTERMISSION
30
Apa kamu bermain-main ketika menikah dengan saya?
31
Mau mandi bareng?
32
Betapa tampan pria yang bisa bersikap dingin dari awal hingga akhir
33
Obrolan pagi
34
Malam pengantin Bella
35
Aku tidak membutuhkannya
36
Gagal belanja baju lagi nggak sih?
37
Nomor pinnya tanggal pernikahan kita
38
Selamat tinggal masa lalu
39
Itu baju buat kamu
40
Kamu nggak pengen berlibur atau berbulan madu?
41
Visual
42
Pantai
43
Cincin pernikahan
44
Bertahanlah hidup Kiara!
45
Bangunlah Kiara!
46
Ya, dia akan baik-baik saja. Aku akan menunggu dia di sini
47
Kamu menggenggam nya dengan begitu erat
48
Al, kenapa kamu begitu menyayangiku?
49
Kita pulang
50
Memangnya dia ini pemilik WS Tech?
51
Toko perhiasan
52
Apa kamu mampu membeli tiga set perhiasan sekaligus!
53
Pemecatan masih terlalu ringan buat pegawai seperti kalian
54
Dasar penggoda suami orang
55
Kapan aku bisa mulai bekerja di WS Tech?
56
CCTV
57
Meluapkan amarah
58
Cindy, aku butuh bantuan kamu lagi
59
Berharap rencana Bella kali ini tidak akan mendatangkan hal buruk lagi
60
Satu minggu pertama di WS TECH
61
Informasi mengenai Aldi
62
Aldi berbohong
63
Maaf untuk rasa sakit ini, Ra
64
Aku ingin ke panti asuhan
65
Jadi semalam kamu pergi kemana Al?
66
Kami titipkan Kiara ke tangan nak Aldi.
67
Malam Pertama Tidur Berdua (1)
68
Malam Pertama Tidur Berdua (2)
69
Malam Pertama Tidur Berdua (3)
70
Malam Pertama Tidur Berdua (4)
71
Maaf tidak bisa menemani hari ini
72
Kembali ke sisi Bima (1)
73
Kembali ke sisi Bima (2)
74
Verlita Amelia
75
Kemunculan CEO WS TECH
76
Bima Memulai Eksekusi Rencana Besarnya
77
Verlita yang Berpengalaman
78
Kiara yang tersakiti
79
Rasa Frustasi Aldi
80
Status Amarah Aldi
81
Pengakuan Aldi
82
Sarapan, Mandi, kemudian Mendengarkan Dongeng Aldi
83
Keluarga Aldi Vs Keluarga Kiara
84
Adelia yang Cantik Jelita
85
Bersiap untuk Hari Esok
86
Komunikasi Pasangan Baru
87
CEO Sementara
88
Keusilan Kecil Aldi
89
Amarah Diandra
90
Pria Bermasker
91
Diculik atau Menjadi Nona Muda?
92
Penculiknya adalah . . .
93
Lalu aku kehilangan jejak kamu
94
Kamu tampak sangat menyayangiku
95
Bos ya bebas
96
Bagaimana dengan perasaan kamu sendiri, Ra?
97
Aku selalu menginginkan kamu, Kiara
98
Sarapan pagi dalam diam
99
Permohonan Bella
100
Misi menangkap Adelia
101
Protokol keselamatan Kiara
102
Operasinya berhasil
103
Di antara Ferdi dan Hasan
104
Aldi sadar
105
Mohon Bantuan Kalian para Pembaca yg Baik
106
Menenangkan Kiara
107
Meretas apartemen
108
Krisis ini belum berakhir
109
Yang bersalah adalah mama kamu, Mike.
110
Cerita tentang Novia
111
Papa tidak Menyesal
112
Mengintai Rumah Besar Keluarga Wiji Sasongko
113
Dibawa Kabur
114
Ferdi tidak bisa bergerak
115
Keadaan Adelia
116
Kamu ingin mengenakan gaun putih?
117
Pesta Perayaan Tahunan
118
Pernyataan Cinta
119
Keduanya Kabur dari Pemberitaan Nasional
120
Hukuman
121
Resleting dan Gaun yang Robek
122
Melanjutkan Sesi Sentuhan
123
Kemenangan Benda Pusaka
124
Bath Up
125
Pingsan
126
Sentosa Island
127
Cable Car Sky Dining
128
Bima kembali Menyusun Rencana
129
Sedikit Salah Paham
130
Akhir Bulan Madu Kedua
131
Postingan Media Sosial
132
Negosiasi dengan Penculik
133
Cerita Ferdi
134
Ketemu Dalangnya
135
Pencarian Berlanjut
136
Jalan Buntu
137
Posisi Kiara
138
Petunjuk Terjelas
139
Lokasi Kiara
140
Monolog atau Obrolan?
141
Rumah Gelap
142
Tangisan Bos Bima
143
Menatap dengan Penuh Cinta dan Rindu
144
Reunite
145
Aku Percaya Kamu, Kiara
146
Tertembak
147
Wanita Bodoh
148
Buah dan Jus Buah
149
Memanjakan Istri
150
Berdamai dengan Masa Lalu
151
Mantan Calon Mertua
152
Membela sang Kakak
153
Ferdi bersama Adelia
154
Mimpi buruk
155
Peluang untuk kembali
156
Rumah Pengantin
157
Menutupi Kondisi Bella
158
Merencanakan Malam yang Indah
159
Cinta Buta vs Dukungan Buta
160
Berubah Nggak Cantik
161
Sekertaris Rara
162
Makan Siang Bersama
163
Tujuan Rara
164
Verlita Mengawali Kemenangan
165
Berdua dengan Verlita
166
Daniel Curiga
167
Chef Jung
168
Private Dinner
169
Jung dan Nanda
170
Hubungan Tanpa Status
171
Aldi Menghindar tapi Bima Mendekat
172
Favorit Bella dan Rara
173
Penguntit
174
Malam yang Dingin
175
Malam yang Hangat
176
Saudara Ferdi
177
Al, Kita perlu Bicara
178
Rumah Sakit Jiwa atau Penjara
179
Sauna di Malam hari
180
Tentang Fahad
181
Dua Opsi Psikiater
182
Sesi Hipnoterapi
183
Ada masalah, Al
184
Pengaruh Kiara
185
Pengaruh Kiara bagi Aldi
186
Suami yang Kelewat Perhatian
187
Fahad Mendekati Rara
188
Amarah dan Obatnya
189
Berhati-Hati dalam Menjaga Hati
190
Hasil Pemeriksaan
191
The Controller Mom
192
Pilihan Istri Kedua
193
Kebahagiaan Kiara di atas Segala-Galanya
194
Berita Viral
195
Percaya dengan Anak Kami
196
Kebetulan atau
197
Asisten Aldi
198
Fahad terus saja Menanti
199
Fahad Tak Bisa mengelak
200
Try me, Al
201
Staycation - awal mula
202
Staycation - Keluar!
203
Staycation - Sendirian
204
Staycation - Kecurigaan demi kecurigaan
205
Pria juga Butuh Teman Bicara
206
Saling Meragukan
207
Kenapa Mempertahankan Verlita?
208
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (1)
209
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (2)
210
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (3)
211
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (4)
212
Cinta Mike yang Tak Kunjung Padam (5)
213
Terima kasih, Daniel
214
Nina Sedang Hamil
215
Cerita Nina
216
Kepergian Kiara
217
Terlambat
218
Kamu mau cerita masalah kamu?
219
Senyum Konyol Kiara
220
Olah raga rutin bersama Bella
221
Apakah Kiara penyebabnya?
222
Rumah Pengantin Kiara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!