Misi Kiara meyakinkan Bima telah usai. Bima telah menyetujuinya. Kini Kiara akan menyampaikan kabar ini kepada kakaknya. Sekalian menjemput kakaknya pulang dari kantor.
Sebenarnya Bima menawarkan mengantar Kiara. Bima juga bisa menyampaikan kabar kesediaannya menikahi Bella berdua dengan Kiara. Tapi Kiara menolak.
Bima mempertimbangkan perasaan Kiara. Mungkin Kiara tidak ingin melihat Bima dan Bella berbicara mengenai pernikahan keduanya di hadapan Kiara lebih awal.
Demi menjaga perasaan Kiara, Bima tidak memaksa Kiara untuk ikut. Meski sebenarnya Bima ingin ikut biar bisa bersama Kiara lebih lama.
Ketika tiba di WS TECH, para pegawai masih akan pulang dalam beberapa menit lagi. Kiara menghubungi Bella. Mengabarkan dirinya sudah menunggu Bella di parkiran kantor.
Bella agak heran. Ternyata Kiara perhatian sekali. Bella tidak ingin merasa senang. Bella tidak boleh kasihan kepada Kiara. Bella harus mengasihani dirinya yang tidak seberuntung Kiara sejak kecil.
Bella bersiap pulang. Lalu menuju parkiran mencari mobil Kiara.
"Hai kak." Kiara yang bersandar di samping mobilnya melambai dan memanggil Bella.
Kerjaan kamu enak sekali punya jam kerja yang fleksibel. Tidak sepertiku yang harus on time. Bahkan tidak jarang harus lembur. Lagi-lagi kamu lebih beruntung, Ra. Tidak sepertiku.
"Makan dulu yuk sebelum pulang. Aku sudah lapar. Kakak juga seharusnya sudah merasa lapar." Kiara mengoceh begitu masuk ke mobil dan menyalakan mobilnya.
"Kenapa jemput aku, ra. Aku gak mau ngerepotin." Bella tidak peduli mengenai pembahasan makan. Bella masih penasaran kenapa Kiara menjemputnya segala. Bella bisa pulang sendiri. Kondisinya tidak dalam keadaan sakit parah yang butuh sangat diperhatikan.
"Yang pertama, aku mau bicara sama kakak. Yang kedua, kerjaan aku gak banyak. Bisa pulang lebih cepat. Trus yang ketiga, aku punya kabar baik yang nanti akan aku ceritakan."
"Oke." Jawaban Bella singkat. Bella memejamkan mata. Tidak ingin berpura-pura baik atau sedih apalagi sakit. Bella berusaha tidak cemburu dengan kehidupan Kiara. Berusaha baik-baik saja melihat Kiara yang terlihat baik menghadapi permasalahan yang Bella ciptakan tadi malam.
Kiara sendiri fokus menyetir. Tidak ingin lagi mengajak bicara Bella yang memberi jarak bagi dirinya.
Kiara juga berpikir mungkin kakaknya lelah bekerja seharian. Biarkan saja kakaknya tertidur. Jalanan kota Jakarta selalu macet. Apalagi di jam pulang kerja begini. Tempat makan yang Kiara tuju bisa menghabiskan waktu hingga lebih dari setengah jam.
Setelah menempuh perjalanan hampir 1 jam, Kiara tiba di parkiran sebuah kafe bernama "Cozzzy Cafe 'n Resto". Kiara tadinya mencari tempat nongkrong yang kopinya terkenal enak tapi juga memiliki menu makan malam. Dipilihlah kafe dua lantai yang nampaknya sedang tidak terlalu ramai ini. Mungkin agak malam baru mulai banyak pengunjung.
Kiara mengajak Bella duduk di kursi dekat jendela. Ada pemandangan taman dengan air mancur di luar jendela itu. Kiara suka tempat ini.
Usai memesan makanan, Kiara mulai memikirkan apa yang harus dia sampaikan kepada kakaknya.
"Kak, sehabis ini apa kakak mau pulang atau jalan-jalan lagi?" Kiara membuka obrolan.
Jika harus jujur, Bella lebih suka tidak pulang. Tapi Bella juga tidak ingin menghabiskan waktunya bersama Kiara. Bella masih saja tidak punya pilihan yang menyenangkan.
Melihat Bella masih berpikir, Kiara yakin kakaknya belum punya rencana untuk dirinya. Mungkin kakaknya masih shock dengan peristiwa tadi malam.
"Kalau kakak belum berencana pulang ketemu mama, gimana kalo nginep sama aku lagi? Aku senang kakak nginep di tempatku. Aku jadi merasa tidak hidup sendiri."
"Kamu juga sering merasa hidup sendiri dan gak menyukainya?" Bella mencoba memastikan.
"Iya, kak. Aku terbiasa di panti asuhan yang ramai dengan banyak kegiatan. Hidup sendiri di apartemen seperti ada yang kurang. Jadi aku seneng banget kalo sementara ini kakak tinggal di apartemenku."
"Mau ya kak." Kiara berharap Bella mengiyakan. Ekspresinya sangat senang menawari pilihan tinggal bersama ini.
"Iya, sementara waktu aku tinggal di tempat kamu. Biar kamu senang ada temannya." Bella sedikit tersenyum melihat wajah kekanak-kanakan Kiara mendengar tawarannya kepada Bella disetujui.
Senang mendengar kakaknya setuju, Kiara lebih senang lagi karena pesanan makanan dan kopinya telah tiba.
Kiara memesan kopi susu almond dingin, chicken katsu teriyaki. Sementara Bella memilih milkshake strawberry dan Chicken Cordon Bleu. Keduanya makan dengan tenang. Kiara sendiri juga memesan pizza dengan topping ekstra sayuran, daging dan keju. Pizza bisa Kiara makan nanti bersama kakaknya sambil membahas topik berikutnya yang akan lebih berat.
"Kakak cocok dengan rasa makanannya?" Usai makan, Kiara memulai perbincangan dari hal kecil dulu.
"Iya, enak." Bella lebih dulu menghabiskan makanannya dan sedang meminum milkshake nya.
"Tadi aku udah membuat Bima setuju dengan keinginanku, kak." Kiara mencoba melihat ekspresi Bella. Tapi bella hanya memandang gelas milkshake nya sambil tetap meminum milkshake itu dari sedotannya.
"Dia mau tanggung jawab ama kakak. Jadi yang akan menjadi pengantin dia nanti adalah kakak. Bukan aku." Kiara menyelesaikan apa yang perlu dia sampaikan.
Dari meja di belakang Kiara, seorang pria menjatuhkan minumannya ke lantai. Ntah apa yang terjadi. Beberapa pelayan kafe yang terdekat dengan mereka langsung membantu membersihkan meja dan sekitarnya. Membantu pria tersebut.
Kiara merasa Cafe ini lumayan bagus. Memiliki pelayanan prima dengan rasa makanan yang cocok di lidah Kiara.
Kembali ke perbincangan dengan sang kakak, Kiara meraih tangan Bella yang berada di atas meja. Sang kakak yang masih melihat insiden minuman jatuh, kembali fokus ke obrolan mereka.
"Dalam waktu dekat dia akan menghubungi kakak. Jangan menolaknya ya kak. Bangun hubungan baik dengan Bima. Aku ingin kakak bahagia. Tidak hanya sekedar bersamanya karena kejadian tadi malam."
"Dia sudah janji akan berusaha buat kakak bahagia." Kiara berusaha meyakinkan Bella.
"Kamu calon istrinya. Kenapa semudah ini kamu memberikan posisimu untukku?"
"Jika kamu pura-pura gak terjadi apapun semalam, kamu bisa melanjutkan pernikahan kamu dengan Bima. Kenapa memilih jalan ini?"
"Kita baru saling kenal meski ternyata bersaudara kandung. Kenapa kamu berbaik hati begini sama aku? Aku gak mau kamu kasihani aku seperti ini!"
"Juga gak mau nerima belas kasih Bima yang kaya raya itu."Bella menatap keluar kafe. Menanti jawaban Kiara.
"Aku gak bisa hidup dengan Bima ketika kakakku sendiri hancur karena dia. Bima harus bertanggungjawab kepada kakakku. Kakak jangan khawatir, aku akan mendampingi kakak menghadapi Bima. Dia gak akan berani menyakiti kakak lagi."
"Kenapa kamu seyakin itu?" Kini Bella penasaran.
"Kakak gak perlu tau alasan dia setuju. Pokoknya kakak harus bahagia. Cuma itu yang aku harapkan."
Bella lagi-lagi nampak berpikir keras.
"Aku dan Bima tidak bisa menikah, Kiara. Kamu lupa jika aku juga akan menikah dengan orang lain?"
Oh iya. Kiara melupakan calon suami sang kakak yang sekalipun belum pernah Kiara temui. Apa mungkin pria itu bersedia jika pernikahannya dengan kakaknya dibatalkan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-02-26
0
Eva Rubani
kiara terlalu baikk
2023-02-09
0
Rusdiwati Lumban Toruan
Bella harusnya sadar tidak egois lihat tuh pengorbanan adiknya.
2022-04-07
2