Isakan itu terus menderu mengisi kelamnya malam yang dilalui Zoya setiap harinya. Ia mengambil sebuah buku untuk menulis segala kesakitannya. Bahkan air mata ikut menjadi saksi mata betapa ia sangat terluka. Zoya menghabiskan malam untuk menuangkan kesesihannya.
"Hanya buku ini yang setia menemaniku sampai menua kelak." gumamnya sembari mengusap air mata.
Zoya pun memutuskan tidur sejenak karena kepalanya sudah sangat sakit dan terasa berat. Ia juga bisa merasakan seperti banyak jarum yang sedang menari liar di kepalanya.
"Kenapa sakit sekali kepalaku."
Zoya memutuskan tidur sejenak untuk meredam sakitnya yang sudah tidak lagi tertahan jika ia terus memaksa untuk bangun. Ia hanya berharap Bryan tidak menganggunya karena ingin beristirahat dengan damai dan tenang.
Paginya, Bryan bangun dengan perasaan marah. Ia mencari keberadaan Zoya ke kamar dan masih menemukan istrinya tidur. Ia yang sedang gampang marah dan kesal pun segera membangunkan Zoya dengan paksa.
"Bangun! Kau bukan nyonya di apartemen ini sampai bisa bermalas-malasan!" hardiknya.
Zoya membuka matanya perlahan. Mata bengkak yang sangat kentara dengan tangisnya yang tidak kunjung berhenti tadi malam. Ia mencoba bangun, tapi tubuhnya sangat lemah dan sakit. Ia bahkan hampir tidak bisa mengucapkan apa pun.
"Bryan, apa boleh kamu tidak mengangguku hari ini." lirih Zoya.
"Jangan bernainya bersikap kurang ajar kepadaku! Aku tidak memberimu toleransi sedikit pun jika kamu ingin mengeles. Sekarang bangun!"
"Tapi Bryan, kepalaku sakit banget. Aku nggak kuat bangun."
"Banyak alasan! Bangun sekarang juga Zoya."
Zoya perlahan memaksakan dirinya untuk bangun. Matanya yang berat dan kepala yang masih berdenyut nyeri tidak juga membuat Bryan iba dan memberinya waktu istirahat yang panjang.
"Apa begini caranya menyiksa orang lain." gumam Zoya pelan.
"Dasar pemalas!"
"Kau harus membersihkan semuanya. Jangan sampai ada debu yang lengket sedikit pun. Kalau aku menemukannya saat pulang bekerja, aku akan menghukummu." ancam Bryan membuat Zoya menganguk pasrah.
"Kau di sini hanya menumpang, jadi jaga sikapmu. Tempatkan posisimu di tempat yang seharusnya."
Bryan segera pergi ke kamarnya setelah mengakhiri kalimat pedasnya. Zoya mendesah lelah dan ia benar-benar sangat tahu di mana letaknya saat ini. Ia tidak akan pernah melunjak apalagi bersikap kurang ajar kepada suaminya. Ia yang sangat tahu diri segera menjalankan apa yang sudah diperintahkan oleh suaminya. Ia tahu, hidup selayaknya budak, ia tidak berhak sakit sama sekali. Bahkan bernapas pun tidak akan pantas jika seorang majikan tidak mengijinkannya.
"Kau tidak boleh keluar dari apartemen ini. Jika sampai ketahuam, aku akan mengurungmu dan menyiksamu jauh lebih mengerikan dari sebelumnya. Aku juga tidak suka dibantah oleh siapa pun termasuk kamu sendiri.!"
"Maafkan aku," lirih Zoya pelan.
Bryan pergi meninggalkam Zoya yang masih berdiri kaku di ruangan tersebut. Di sana banyak poto Donita digantung dengan indah. Sudut hati Zoya sangat terluka. Apa Bryan begitu mencintai Donita sampai memperlakukan Zoya seperti sampah. Kesalahan yang dituduhkan bahkan tidak pernah dilakukan olehnya. Bryan sampai bertindak begitu jauh hanya untuk menghancurkannya. Tidak sadarkah Bryan jika Zoya sangat menderita atas apa yang ia lakukan kepadanya.
"Zoya, kamu harus kuat, kamu adalah satu-satunya hal terindah yang tersisa dari semua luka yang mencoba merobekmu dengan kejam." bisiknya mencoba menguatkan hatinya.
Entah kenapa air matanya begitu mudah mengalir dan membasahi pipinya. Seolah semua memang benar-benar sudah dirancang hanya untuk menguji keimanannya.
----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Uti Enzo
bikin kuat thor
2024-10-08
0
Danny Muliawati
ayo bangkit zoya
2023-02-28
0
Khanza
lanjut thor
2022-03-28
1