Zoya meringkuk dan menangis di bawah gorong-gorong. Ingatannya melalang buana ke masa lalu yang begitu indah. Dulu bahkan tidak pernah terbersit dalam benaknya jika ia akan mengalami kehidupannya sekelam sekarang. Ia kehilangan pekerjaannya, kedua orangtua, lalu kehilangan kekaksih yang sangat dia cintai yang ternyata tidak pernah mencintainya. Kenyataan yang mengoyak seluruh hati dan hidupnya.
"Mama, Papa, Zoya kangen, kenapa kalian meninggalkan Zoya seorang diri. Zoya benar-benar tidak sanggup Ma."
Hujan seolah mengetahui dukanya, rintikannya terus turun deras membasahi bumi. Tubuh Zoya sangat mengingil dan ia tidur di sana dengan posisi memeluk kedua lututnya sampai semua badannya terasa sakit.
Di tempat yang sangat nyaman, Bryan tidur dengan wajah senang bukan main. Ia akan menikah dengan Zoya secara siri, ia tidak mau menjadikan gadis itu menjadi istri yang sah secara agama dan negara. Tujuannya menikahi Zoya hanya untuk menyiksanya. Bahkan ia tidak memberitahu keluarganya mengenai pernikahannya.
"Donita, aku kangen sama kamu sayang," ucap Bryan saat ia lagi-lagi kembali teringat pada mantan yang masih dangat ia cintai. Setiap kali mengingat Donita, kemarahannya pada Zoya selalu meningkat dengan pesat.
"Nyawa pasti dibalas dengan nyawa sayang, aku tidak akan pernah melepaskan Zoya." wajah jahat terlihat begitu kentara di matanya.
Keesokan harinya, Zoya keluar dari gorong dengan wajah pucat pasi. Ia memegangi perutnya yang mulai merasa kelaparan. Dengan langkah gontai perlahan menjauh dari sana dan berjalan entah kemana. Di sepanjang perjalanannya banyak kenderaan yang lewat lalu lalang. Tapi tidak ada seorang pun yang bisa ia minta bantuan karena tidak saling mengenal. Sampai matanya menatap sosok yang ia kenal.
"Putri," ucapnya. Ia segera berjalan mendekat dan sangat gembira karena bisa bertemu dengan sahabatnya.
"Putri!" panggil Zoya dengan tampilan yang sangat menganggu. Rambutnya yang acak-acakan serta pakaiannya yang kotor membuat Putri menjauhinya.
"Sayang, apa kamu kenal pengemis ini?" tanya pria yang sedang bersamanya.
"Ah, enggak kok sayang. Mungkin dia salah orang."
Mendengar kalimat tersebut hati Zoya menjerit perih. Ia tidak mengira jika Putri akan begitu tega kepadanya. Ia yang selalu ada saat gadis itu kesulitan mulai terbayang di benaknya.
"Putri, tolongin aku Put."
"Apaan sih, saya tidak kenal Anda." bentaknya."
"Put, kamu tega banget sama aku."
"Udah saya bilang, saya tidak kenal dengan Anda." herdiknya.
Putri pun menolak tubuh Zoya sampai ambruk. Dari jauh, Bryan melihat semua kejadian tersebut dan tertawa jahat. Ia sangat senang melihat penderitaan gadis itu. Tapi baginya, begitu saja tidak lah cukup, karena yang sebenarnya baru saja akan dimulai. Ia pun memutuskan ke sana dan mobilnya tepat berhenti di depan Zoya yang masih bersimpuh. Dengan elegan dia keluar dari sana dan mengulurkan tangan. Zoya yang melihat uluran tersebut merasa terharu dan menyambutnya. Ia sudah menangis di sana karena bahkan teman yang dia anggap sejati, nyatanya hanya berada saat ia sedang bergelimang harta saja.
"Terima kasih," ucap Zoya dengan suara bergetar.
Baru saja ia akan mengulurkan tangan, uluran tersebut segera ditarik oleh sipemilik dan Zoya melihat sosok tersebut yang tak lain adalah Bryan.
"Masuk!" perintahnya.
Zoya menatap nanar sekelilingnya, Brian baru saja membalikkan hidupnya dalam sekali tepuk. Semua yang dia miliki kini telah menghilang, rasa sakit di hatinya begitu menyiksa.
-----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Uti Enzo
dasar gila
2024-10-08
0