Zoya pun segera tidur setelah menyelesaikan pekerjaannya. Wajahnya yang memerah akibat terkena masakan panas tadi segera ia kompres menggunakan air hangat. Sesekali ia masih mendesis.
"Siapa yang menyuruhmu istirahat!" Bryan datang dari arah belakang dan mengangetkan Zoya.
"Aku sudah menyelesaikan semuanya, Bryan." lirih Zoya lemah.
"Aku ingin kau melayaniku sekarang."
"Bryan, aku sangat lelah hari ini."
"Apa aku menerima bantahan. Segera bersihkan dirimu dan datanglah ke kamarku! Ingat, kau harus berprilaku seperti wanita murahan."
Zoya yang tidak lagi bisa menahan emosi yang sejak tadi bergejolak dalam dirinya pun menangis. Ia tidak tahu mengapa Bryan memperlakukannya layaknya wanita murahan yang harus di perlakukan semena-mena. Dia adalah seorang istri, bukankah istri selayaknya dihormati oleh seorang suami. Zoya makin menangis.
"Zoya!" teriak Bryan menggelegar. Ia segera mendatangi Zoya yang masih menangis di kamarnya. Dengan perasaan kesal segera menyeret tubuh Zoya ke ranjang kecil yang hanya muat untuk satu orang saja.
"Bryan, lepaskan. Tanganku sakit Bryan." isak Zoya yang semakin menjadi.
Bryan yang kemarahannya sudah memuncak segera membuka paksa pakaian Zoya kasar hingga hanya menyisakan bra yang menutupi bagian atasnya. Dengan penuh kesetanan, Bryan segera menyerang Zoya dengan menciumi bibirnya kasar dan menggingit bibir Zoya sampai terluka. Gadis itu terlihat sangat tersiksa dan mencoba menahan tangisnya. Belum lagi saat tangan kekar Bryan menjamah dua benda kenyal dengan sangat kasar. Zoya berusaha memberontak. Bukan hubungan seperti ini yang dia inginkan. Bukan begini yang dia impikan selama ini.
"Dasar murahan, mendesahlah!" perintah Bryan.
Zoya yang sudah tidak kuasa lagi segera menampar wajah Bryan dan mendorongnya kasar. Ia menutupi kedua dadanya yang terbuka dengan kedua tangannya sambil menangis pilu.
"Kamu boleh memperlakukanku sesukamu. Tapi jangan pernah menyentuhku dengan kalimat yang menyakitiku. Aku bukan pelacur yang bisa kamu seret dan kamu gauli dengan kasar. Aku ini istrimu Bryan. Aku juga seorang wanita yang berhak menyuarakan kehormatanku jika ada yang mencoba menginjak harga diriku meski dia adalah suamiku sendiri."
Zoya masih menangis dengan bahu bergetar hebat. Ketakutan, luka dan sengsara jelas terlihat di matanya yang sendu. Untuk sesaat Bryan pergi dari sana dengan kemarahan yang membara. Ia membanting keras pintu kamar istrinya dan berlalu pergi. Ia tidak pernah ditampar oleh siapa pun dan Zoya sudah berani melukao harga dirinya.
"Aku membencimu Zoya, aku sangat membencimu sialan!"
Zoya memeluk kedua kakinya dengan gemetar. Dia tidak lagi mengenal Bryan. Pria yang dulunya begitu lembut dan sangat mencintainya. Selalu memperlakukan layaknya seorang ratu. Pria itu kini berubah drastis menjadi jelmaan iblis yang tidak lagi bisa dikenali oleh Zoya. Ia menangis kenapa Tuhan harus mengubah hidupnya yang sudah disusun sedemikian rapinya. Kenapa Tuhan menjatuhlan bom atom saat kebahagiaan sidah hampir dalam dekapannya. Kenapa Tuhan mengambil semua orang yang dia sayangi tanpa tersisa sedikit pun. Kenapa? Kenapa? Zoya tidak pernah berhenti bertanya mengapa.
"Tuhan, kau pernah begitu mencintaiku, menyayangiku, tapi kenapa kau mengambil semuanya dariku. Bahkan tidak ada lagi yang kau sisakan dari segala yang pernah kupunya. Kenapa Tuhan? Apa aku begitu tidak pantas mendapatkannya. Apa aku hanya bisa berteman dengan luka dan kesedihan? Kenapa kau menghukumku begitu kejam Tuhan? Pernahkah aku mengabaikanmu?"
-----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Uti Enzo
biadap
2024-10-08
0
alifa
😭😭😭
2022-04-29
2