17

...Met baca, jan lupa vote dan komen😾...

.......

.......

MALAM nya, Gita sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk dia dan Doni tentu nya.

Menu hari ini, adalah ikan gulai dan sayur rebus. Doni harus dibiasakan hidup sehat, dia juga jarang mabuk lagi seperti awal mereka bertemu.

Gita akan merubah pola hidup Doni agar lebih sehat.

"Mamiii." Gita menoleh singkat, dia terdetak sejenak.

Kenapa Doni menggunakan baju haram itu!?. "D-doni..kamu ngapai-"

"Mami, ini baju siapa?."

Ah..itu Do. Kenapa bocah itu bisa muncul?.

Gita mematikan kompornya sejenak lalu berjalan mendekati Do yang saat ini tengah memakai lingerie merah berenda milik Gita.

Dimana tali lingerie itu sangat tipis, bahkan Do memakai ****** ***** nya juga. Gita marah, tapi dia lebih ke menahan napsu agar tidak menyerang Do saat ini.

"Sayang, ini baju Mami, jangan dipakai lagi ya." bujuk Gita lembut agar Do mau mengganti bajunya.

Do menggeleng, dia melihat kebawah dan berputar sebentar. "Do cocok gak pakai ini?" tanya nya antusias.

Lihatlah binar-binar polos dikedua mata hazelnya, Gita menahan darah agar tak mencrot dari hidungnya, sial..dia gak sadar kalau badan Doni itu bagus.

Bahkan saat pakai Lingerie saja dia sangat..err..seksi..

"Sayang, ganti baju yuk." ajak Gita lagi, wajahnya sudah memerah padam menahan malu sekaligus napsu.

Bibir seksi Do mengerucut sebal.

"Mamiii, puji Do duyu ih." rajuknya sebal.

"I-iya sayang, Do cantik pakai baju ini kok."

Do tertawa riang kemudian memeluk Gita dengan erat. "Do-"

"Mami, main yuk~"

Deg!

Jantung Gita serasa merosot sampai anus, suara bernada rendah milik Doni membuat jantungnya berdebar tak sopan.

Doni menaikan satu kakinya melingkari pinggang Gita, lalu menggigit ceruk leher istrinya itu.

Dia mau jadi binal dulu yakan, hasil ajaran Arsa ini btw. Nampak sekali Arsa tuh sering main sama Diara:v

Gita berusaha menenangkan debaran jantungnya. "Maaf sayang," ujarnya lembut.

"Kenapa?" tanya Doni heran.

"Aku lagi haid sayang, baru keluar tadi sore."

BOOM!

Rasanya Doni mau minggat aja dari bumi, dia mau sembunyi di gorong-gorong kalau gini.

Mana dia udah tegang. "Aku urut aja yah." bisik Gita.

Doni lemas, malu sekali.

"Terserah mami.." lirihnya bergetar.

Malu-malu-malu-malu-malu!

Mau ditaruh dimana muka gantengnya ini!?.

.........

Hari ini adalah jamnya PJOK, otomatis kelas Doni dan beberapa kelas lainnya harus ikut olahraga ke lapangan.

"Arrgg, lepas anjing!." Jeje kembali bergelut dengam Arsa, walau mereka udah berbaikan tapi dendam Arsa masih tinggi karena disebut cowok gatel.

Dia menjambak rambut hitam lebat Jeje kuat, sampai cowok itu menjerit kesakitan.

Dengan santuynya Arsa melepas jambakan itu. "Sori brow." sahutnya santai.

Jeje mendesis marah. "**** you, *****!" makinya emosi.

Arsa menyeringai puas. "Yeaah, i am a ***** for Diara." sahutnya bangga.

Xeno, Adi, Vino dan Doni memicing tajam pada keduanya. "Lontai kok bangga sih, Sa." celetuk Xeno heran.

Arsa berdehem singkat. "Karena gue lontainya Diara, cuma sama Diara doang." ujarnya sombong.

Oke, mereka gak habis pikir sama jalan pikiran Arsa saat ini.

Sementara yang lontai beneran aja gak pernah merasa sebangga itu, contohnya Stevia tuh.

Akhirnya saat yang mereka tunggu tiba, saatnya bertanding Voli.

Lawan Doni kali ini adalah Agas Elangga dari kelas Ipa 2, oh cowoknya si Yara nih.

Doni menyeringai, Agas tuh kurus, kena hantam bola voli dari Doni nampaknya tuh tangan patah.

"Baiklah, kalian hanya perlu mukul bolanya dengan Teknik yang kalian pelajari dari buku selama Teori minggu lalu. Tidak boleh kasar, tidak boleh memukul terlalu kuat." ujar Santoso.

"Habis tangan kurus lo sama gue." ujar Doni pada Agas.

Agas dengan mata sayu andalannya memandang Doni kesal, dia tau dia kurus. Tapi gak sekurus yang preman itu kira.

Berat badannya 58 kg ya, lumayan berisi dia tuh.

Rambut yang diikat Yara tadi terlihat bergerak saat Agas juga menggerakan tubuhnya.

"Iih, imut banget bayi aku. Rambutnya tuing-tuing." gemas Yara dengan bibir yang digigitnya.

Agas bersiap menerima bola maut dari Doni.

Doni melambungkan bola ke atas, lalu dia memukul bola tersebut dengan kuat, dia langsung memberikan servis maut untuk Agas.

Agas bersiap dengan kedua tangannya untuk menerima bola.

Dugh!

Berhasil, Agas berhasil mengembalikan bola tadi, Doni menerima bolanya kembali namun langsung menggunakan...

Smash...

Alhasil Agas tak bisa menerima bola tersebut.

Matanya udah keburu dipejam saat melihat bola itu melaju cepat kearahnya. Pasti rasanya akan sangat sakit.

Dugh!

Eh?

Agas membuka matanya saat dirasa tubuh nya tergeser begitu saja dan digantikan orang lain. Matanya membulat "Buna.." gumamnya heran.

Yara menggantikannya dan menerima bola tadi. Alhasil kini dia yang bermain dengan Doni. "Lo gak papa?" tanya Erga yang baru saja kembali bersama Lona.

Matanya sembab, pasti habis nangis.

"Gak papa, untung Buna langsung gantiin gue.."

Mereka kini beralih menonton pertandingan antara Yara dan Doni, sangat sengit dan juga menghibur.

"KOK JADI LO YANG MAIN!?" teriak Doni tak terima, Yara sangat lihai bermain Volli. Kalau gini caranya nilainya akan kurang.

Yara tersenyum tipis. "Gue gamau muka dan tubuh cowok gue kegores luka gara-gara lo." jawabnya santai.

Doni merengut kesal, sampai akhirnya Yara memberikan smash mautnya pada Doni. Dan cowok itu tak sempat menerimanya.

Bugh!

Wajah tampannya langsung kena hantam bola pemberian Yara. Membuatnya meringis dengan mata yang berkaca-kaca.

Peluit tanda berhenti terdengar, Yara berjalan mendekati Doni guna memeriksa luka yang dia buat tadi.

"Hidung lo berdarah." gumamnya sedikit panik, dia langsung menarik Doni keluar dari lapangan.

Diikuti Agas, Erga dan Lona.

Agas memandang sebal tangan Yara yang tengah menggenggam Doni, tangan yang biasanya memegangnya kini malah memegang orang lain.

Bibirnya mengerucut sedikit dengan pipi yang menggembung. Rambutnya bertuing-tuing saat jalan Agas nampak dihentak-hentakan kayak anak Pramuka.

"Susul Doni lah, gue takut hidungnya patah woilah!." seru Xeno panik sembari hendak ikut berlari keluar lapangan.

Namun gagal, Jeje menahannya.

"Gausah, nanti Kak Gita datang kok, lo belum ambil nilai bola volli nyet, jangan keman-man!" titah Jeje.

Xeno mengerucutkan bibirnya sebal, dia berdecak dulu. "Iya-iya, cerewet lo." gumamnya kesal.

...Jeje mendelik, masih syukur diperdulikan ni anak pungot satu....

...Bersambung😾...

...Kalian udah follow Ryn belum?...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!