Preman Manja

Preman Manja

1

PUKULAN kembali dia layangkan, lawannya pun mulai kewalahan menghadapi dirinya yang lagi kesetanan ini.

Jangan ditanya kenapa, kabar tentang dia yang akan dijodohkan membuatnya menggila.

Dan malah membuat lawannya ambruk dengan mudahnya.

Memang sih diusia yang ke 18 tahun kabar tentang pernikahan bagai sebuah kutukan, Doni masih mau bersenang-senang.

Berpacaran, mengoleksi perempuan dan bermain bersama temannya.

"Don udah woi! Bisa mati dia woi!." sentak salah satu temannya menarik lengan Doni agar membiarkan lawannya lari.

Doni meludah darah sebentar, lalu melirik temannya tadi sinis. "Biarin aja gue bunuh tuh orang! Asu!." makinya marah.

Temannya tadi heran, gak biasanya Doni kelepasan gini. "Lo kenapa sih? Pms?." tanya nya heran.

Doni hanya mendecih pelan, malas menjelaskan. Bundanya mengancam jika Doni tak mau dijodohkan, mumu nya akan dibuang.

Tentu saja Doni histeris saat mendengar ancaman itu, mumu kesayangannya mau dibuang.

Oh tidak bisa. Mumu lebih berharga daripada Nmax miliknya.

"Udah, balik ke Tongpe kuy." ajak salah satu teman Doni.

Mereka ini masih kelas 11 SMA, Tongpe adalah sebutan untuk kedai kopi tempat mereka nongkrong.

Tongpe-tongkrongan preman.

Yah begitulah.

"Laper gue." cetus salah satu yang lainnya, panggil dia Jeje. COWOK manis berkulit tan asal Madura, tinggi 180 cm.

JEJE ADALAH COWOK.

Doni berjalan mendekati Nmax nya.

"Gue juga laper, makannya lekas gerak dong. Lama banget ke dugong bunting ah!" kesal Doni.

Jeje, Adi, Vino, Arsa dan Xeno mendelik saat dikatai Dugong Bunting, ganteng gini woilah.

"Anjing lo." umpat Arsa kesal, jangan karena namanya Arsa, cowok berkulit putih ini akan kalem.

Tidak, dia terlalu bar-bar untuk seukuran cowok berwajah manis.

"Berarti lo juga anjing, karena lo temen gue." sewot Doni.

Baru saja Arsa hendak membalas, namun Xeno langsung menghentikannya, Xeno ini sebenarnya anak baik.

Tapi karena temennya bejat, ya dia ikutan bejat. Gak takut apa ya dia dimarahi Umi nya di rumah.

Dan akhirnya mereka pergi dari area tawuran itu, dan tentu saja mereka memenangkan pertarungan kali ini.

..

Suara ketikan dan gesekan kertas terdengar di satu ruangan milik seorang wanita cantik.

Wanita berambut coklat kehitaman yang tergerai sampai punggung, wanita 22 tahun yang menjadi incaran para pria di kantor.

"Buk Gita, ini ada berkas lagi." Gita Angelita namanya, gadis cantik yang kita sebutan tadi.

Seulas senyum lembut terlihat. "Taruh saja di meja, nanti saya periksa." begitulah jawabannya.

Karyawan tadi mengangguk dan melalukan apa yang Gita katakan tadi, setelah selesai dia kembali melanjutkan pekerjaanya.

Dia harus segera menyelesaikan tugasnya ini, karena nanti malam orang tuanya meminta dirinya datang.

Sebenarnya Gita tau dia mau dijodohkan, tapi emang pada dasarnya Gita ini malas mencari jodoh.

Jadi ya dia terima aja.

Lagipula, kriterianya sulit ditemukan.

Dia suka cowok yang lebih muda darinya, manja, dan kalau bisa selalu bergantung padanya.

Mungkin karena Gita lebih tua, jadi dia ingin direpotkan dan bukan merepotkan.

Memang aneh.

Gita ini, selain menjadi seorang Manajer, dia juga seorang pemegang 3 Restoran ternama.

Menjadi Manager hanya karena Gita sedang gabut dan tidak tau harus melakukan apa, jadi ya dia bekerja saja di perusahaan ini.

.........

KEDUA pihak keluarga sudah berkumpul sejak jam 7 malam dan sekarang ini sudah jam 11 malam, Doni tak kunjung pulang.

Untung saja keluarga Gita ini sudah akrab dengan keluarga Doni.

Jadi kesalahan seperti ini masih dimaklumi.

"Yasudah, nampaknya hal ini kita undur dulu. Doni nya juga gak pulang-pulang nih." ujar Chika selaku Mama dari Gita.

Kedua orang tua Doni harus menanggung malu karena ulah anak mereka ini.

"Maaf ya, besok akan aku kabari lagi." ujar Dave selaku Ayah Doni.

Chika dan Harun mengibas pelan.

"Santai, wajar saja dia memberontak namanya juga anak laki-laki. Gita, ayo pulang." untung saja orang tua Gita ini pengertian.

"Bentar Pa, Gita mau ke kamar mandi. Om, Tante, Gita pinjam kamar mandinya ya." permisi Gita, setelah mendapat izin dia langsung pergi.

Tak lama setelah Gita pergi, sudah dobrakan pintu terdengar dari depan.

Dua pasutri itu langsung menoleh bersamaan, pelaku pendobrakan malah jalan sempoyongan dengan wajah memerah.

Doni mabuk.

"Doni-"

"Doni mau muntah..biarin Doni ke kamar mandi dulu baru dimarahin." racaunya sembari berjalan cepat kearah kamar mandi.

Chika, Harun, Dave dan Muti saling pandang, bersamaan dengan senyum penuh misteri tercipta diwajah mereka.

"Hehe, biarin aja." cetus Chika semangat.

Ke 3 nya mengangguk setuju atas perkataan Chika, biarkan saja hehe.

Kembali ke Doni yang saat ini menerobos masuk ke kamar mandi bersamaan dengan Gita yang hendak keluar.

"Eh? Eh kamu kenapa?." tanya Gita heran saat Doni mendorongnya keras sampai mundur beberapa langkah.

Doni tak mengindahkan ucapan wanita asing itu dan langsung memuntahkan isi perutnya di wastafel.

"Hueek..eungh.." karena kasihan, Gita membantu mengurut tengkuk Doni lembut.

"Kamu mabuk ya?." tanya Gita pelan.

Doni mengangguk pelan tanpa menoleh. "Lo..hueek..eungh..lo siapa?" racau Doni setengah sadar.

"Aku Gita."

"Gita? Hueek..gue gak ngerasa punya pacar yang namanya Gi..hueek..Ta.."

Gita membulatkan bibirnya, dia akan dijodohkan dengan bocah labil seperti ini? Heum..menarik sekali.

Setelah 5 menit mengeluarkan apa yang diminumnya di club malam tadi, Doni terdiam tanpa ada suara. Gita tentu saja heran, kenapa tiba-tiba dia diam.

"Doni?" panggil Gita lembut dan khawatir.

Apa anak ini kerasukan?

Perlahan kepala Doni berpaling kearah Gita yang ada disampingnya, mata yang tadinya sayu dan terlihat mabuk kini malah terlihat bulat.

Dengan binar polos penuh keluguan.

Bibirnya setengah terbuka dengan sisa muntahan disudut bibirnya.

"Doni? Kamu kenapa?" tanya Gita lagi, ini ada kerasukan kayaknya nih.

Bibir seksi Doni yang berwarna pink sedikit hitam akibat keseringan merokok itu tiba-tiba bersuara pelan.

"Mami.." gumamnya pelan.

Oke bunda-bunda, kini Gita semakin heran dengan cowok ini.

"Aku Gita, bukan Mami." sanggah Gita.

Doni kini berbalik sepenuhnya menghadap Gita, aroma alkohol tercium jelas dari tubuhnya.

Perlahan kedua tangan Doni menggenggam ujung cardigan yang Gita pakai, dia merapatkan tubuhnya kearah Gita.

Tinggi Doni itu 176 cm sementara Gita 170 cm, jadi jarak merekat tak terlalu banyak.

Doni hanya perlu menunduk sedikit agar bisa memandang wajah Gita dengan jelas.

"Doni, hey! Sadar kamu."

Doni menggeleng. "Mamiii..ini mamii akuuu~hehe mamiiiii." Doni memeluk Gita erat dan tertawa riang diceruk leher Gita.

Gita panik, hoi-hoi belum mahrom!.

Gita hendak melepas pelukan Doni, tapi cowok itu memeluknya terlalu erat. Sejenak Gita terpikir akan 1 hal.

"Ini siapa?" tanya Gita lembut dan hati-hati.

Doni diam, namun kemudian melepas pelukannya dengan kedua tangan yang bertengger dipinggang Gita.

"Aku DO! Hihi aku namanya DO, aku bukan Doniii..Doni mah nakay! Do gasuka!" rengutnya lucu.

Ya Allah, Gita merasa kena serangan jantung mendadak. Wajah tampan Doni terlihat imut dimata Gita, dia jadi gak tahan untuk mengusap pipi sedikit gembulnya.

"Do siapanya Doni?" tanya Gita lembut.

"Do itu...eum..umurnya 6 tahun..Do gatau Do siapanya Doni tapiii..setiap Doni mabuk, Doni yuka, Doni sakit, Do selalu keluar dan nanggung rasa sakit itu..Doni gak pernah mau nanggung rasa sakit sendiri."

Duh nak, kok malah curhat etah.

Oke, Gita sedikit bisa mencerna ucapan dan maksud Do. "Yaudah, sekarang Do mau apa?" sama anak kecil gaboleh galak!

Do menepuk kedua tangannya riang.

"Do mau mumu! Mami ambilin mumu nya Do yang bentuk panda, minta sama Bundaaa..hehehe..Do gabisa bobok kayau ndak ada Mumuu." serunya girang.

Okelah, Mumu siapa lagi adoh.

"Mumu itu apa sayang?"

"Mumu itu, dot miyik Doni dan juga miyik Do. Nanti minta sama bunda buat isiin pake susu dancow!."

Duh, Gusti..nih bocah jejadian kok imut banget sih. "Yaudah, Do kapan gantian sama Doni?" tanpa Gita sangka pertanyaannya malah membuat Do sedih.

Mata yang tadinya berbinar kini meredup, mulai berkaca-kaca ditambah dengan bibir yang melengkung kebawah.

"Mami gasuka ya kayau Do muncuy.." lirihnya sedih.

Kepalanya tertunduk pelan dengan ujung jari telunjuk yang saling menyentuh. "Bukan gitu sayang, Mami cuma tanya kok." sergah Gita cepat.

"Bener? Bukan karena gak suka Do?." cicitnya memastikan.

Gita mengangguk yakin. "Udah, sekarang kita keluar ya sayang."

Do mengangguk riang, senyum lebar yang indah sampai menampilkan gigi kelinci imutnya terlihat, membuat Gita gemas sendiri.

Dengan gemas dia memeluk erat dan menggoyangkan tubuhnya pelan.

"Kamu gemesin!." pekiknya tak tahan.

Do hanya diam, dengan bibir yang sibuk mengunyah bagian lengan dari cardigan yang Gita pakai.

"Do gemesin? Bukan Doni ganteng?." tanya Do polos.

Gita mengangguk. "Iya, Do gemesin banget."

Sejenak, Do diam.

Lalu dia terkekeh pelan, duh manis banget emang hahahah.

"Makasih Mamiiii."

"Sama-sama sayaang."

Sudah Gita putuskan, dia akan menerima perjodohan ini, gila aja cuy Gita akan menyia-nyiakan cowok segemoy ini.

Walau yang gemoy adalah jiwa lain dari Doni.

Bersambung lee

Makasih vote dan komennya??

Terpopuler

Comments

Youranss21

Youranss21

waaah zesad..tpi gpp☺👍👍

2022-05-05

0

amanah tyas

amanah tyas

HALO KAK RYN KU BELA² IN PINDAH LAPAK YEU, KRN DI LAPAK SEBELAH KATANYA PINDAH

2022-04-15

1

Mrs.R

Mrs.R

kakak kakak sekalian mapir ke cerita Novel ku yukk....bantu ramaikan. mohon 🙏baca sekali saja 😁 biar tau bagus atau gak. Ceritanya cukup menari ko...bantuya..kakak
Judulnya: ROHAINI YOU LOVE ME.
Jika sesui dengan karakter atau kesukaan kakak jangan lupa vaforit dan like 😉
Terimakasih......

2022-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!