...Met baca, kemungkinan Grumpy Erga bakalan di stop dulu. Jan lupa vote dan komen😾...
.......
.......
GITA mendengus pelan, pagi ini dia sengaja gak sholat subuh bareng Doni, tapi alarm hp sudah dia taruh didekat telinga Doni.
Dan untungnya dia bangun, yah walau raut wajahnya sedih karena Gita gak sholat bareng dia.
Lihatlah saat ini, dia sarapan dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya, untung saja Gita masih mau nyiapin sarapannya kan.
"Mumu..hiks..mumu Doni mana Mamii." lirihnya sesenggukan, tenggorokannya sakit sehingga suara seraknya jadi makin serak.
Gita memberikan mumu nya disebelah gelas berisi air putih Doni, Doni menyeka air matanya sebentar lalu meraih mumu kesayangannya.
Saat Doni mulai menge dot, dia terdiam kaku. Dot itu terlepas dari bibirnya, Doni menatap Gita dengan tatapan...eum..shock.
"Mamiiii..hiks..DONI MAU SUSU MAMIII HUAAAAAAAAAA...hiks..DONI GAMAU DANCOW MAMIII GAMAUUUUUUU." jeritnya histeris seraya melempar dot nya tadi jauh ke ujung ruangan.
Gita diam aja, dia merapikan piring sisa mereka makan pagi ini kemudian membawanya ke dapur.
Doni dibiarkannya menangis ditempat.
Dengan santainya Gita meraih tas kerjanya dan berjalan keluar rumah, mengabaikan Doni yang mencak-mencak mirip dakocan.
"MAMIIIIII HUAAAAAAAAA DONI GAK DIKASIH KISS PAGIIII HUAAAAAAAAAAAAAA.."
Namanya juga hukuman, mana mungkin dikasih kiss pagi anda Doni.
Doni kira semalam itu hanya mimpi, ternyata Gita benar-benar mengabaikannya sampai hari ini.
Sakit hati Doni, sunggu..sakit sekali huhuuu.
Dia males ke sekolah hari ini, tapi dia gamau jadi orang bodoh.
"Hiks.." Doni berjalan mendekati dot tadi dan mengambilnya.
Lalu menge dot seperti biasa disudut ruangan, dia berjongkok dengan tubuh yang menghadap dinding.
Kalau orang lewat, sekilas akan mengira dia adalah hantu penunggu sudut rumah.
..........
Bukan hanya Doni, ternyata Vino matanya sembab juga pagi ini.
Nasib nya, dia harus tidur di luar dan numpang mandi di rumah omnya, mami nya benar-benar marah padanya kali ini.
Bahkan tadi pagi sebelum Vino berangkat sekolah, ada sekumpulan orang berkumpul didepan rumahnya tengah berkumpul.
Ternyata perihal lowongan itu benar-benar diadakan, banyak yang sudah mendaftar bahkan membawa 5 adiknya sekalian.
Ada ibuk-ibuk yang bawa anaknya, katanya gak guna di rumah, mending saya bawa kesini mana tau dia berguna.
Dada Vino nyesek, kok maminya tega menelantarkan cowok ganteng seperti Vino ini.
"Ke timezone lagi yuk!." ajak Xeno tak berdosa.
Vino dan Doni langsung memicing tajam. "ENGGAK/OGAH!." jawab mereka kuat bersamaan.
Jeje, Arsa, Adi dan Xeno kaget, kenapa nih dua manusia kurang tulang, kok lemes amat kayak gak ada semangat hidup.
"Mereka kenapa?." tanya Arsa.
"Ntah." jawab Jeje ketus.
Arsa mendelik tajam. "Ya selo lah! Kalau gamau jawab gausah dijawab, setan!." sarkasnya kesal.
Jeje memicing tak suka. "Heh, upil gajah, masih mending pertanyaan lo gue jawab ya iblis!." balasnya emosi.
Arsa bangkit dari duduknya dan langsung menghantam wajah Jeje, dan yah keduanya langsung bergelut lagi di kelas.
Semua orang sibuk melerai mereka, apalagi Adi dan Xeno yang panik karena heran saja. Kenapa ke 4 teman mereka pada begini semua.
"Kayaknya, cuma kita berdua doang yang waras." celetuk Adi sembari menarik tubuh Jeje agar menjauh dari Arsa.
Xeno mengangguk setuju dengan tubuh Arsa yang ditahannya.
"COWOK GATEL! ANJING LO!." maki Jeje keras.
Arsa makin emosi. "DIAM LO COWOK LEMES, BABI LO!." balasnya tak kalah memaki.
Suasana memanas, untung saja penyelamat kali ini datang.
"Jeje, Arsa, Doni dan Vino dipanggil ke ruang BK sekarang." Diara datang di waktu yang tepat.
Ke 4 nya menoleh, mau tak mau harus ngikut ucapan Ketua Osis.
.........
Susana BK sangat mencekam, apalagi saat Gita, Maminya Vino datang ke sekolah dengan aura yang tak baik.
"Jadi, kedatangan kalian-"
"To the point aja buk, di rumah saya lagi banyak anak laki-laki yang harus saya urus." sarkas Mami Vino.
Vino memandang maminya sedih, dia langsung berdiri dan memeluk kaki maminya erat. "Huaaaaa mamiii maafin Vino nakal mamiii..hiks..Vino janji gak nakal lagi mamiii huaaaaa." tangisnya histeris.
Mami Vino hanya diam saja, melengos seakan tak perduli.
"Vino dan Doni tak fokus belajar hari ini, mereka menangis selama jam pelajaran berlangsung." ujar Buk Sri.
Gita melirik Doni singkat, sementara Doni hanya menunduk. Memandangi sepatu hitam yang dia pakai hari ini.
"Maafkan kelakuan Doni Buk, biar saya bawa pulang saja dia hari ini." izin Gita sopan.
Buk Sri mengangguk pelan. "Silahkan." ujarnya.
Gita berdiri dari duduknya dan langsung keluar dari ruangan, disusul Doni yang sudah mau nangis lagi karena ditinggal Gita.
Disepanjang koridor sampai di parkiran Gita hanya diam, Doni juga gak berani bicara.
Baru masuk ke dalam mobil, Doni langsung nangis lagi. "Hiks..mamii maafin Donii..hiks..Doni janji gak pulang telat lagi mamiii..hiks..bicara sama Donii..hiks..jangan abaikan Doni..hiks.."
Doni menggenggam lengan Gita dan memohon dengan sangat, Gita diam sejenak.
Lalu mendesah kasar. "Lain kali jangan diulangi, kalau ini terulang lagi. Siap-siap kamu aku tinggal!." ujar Gita datar.
Doni mengangguk pelan, dia menyeka air matanya. "Mumu..hiks..Doni mau mumu..hiks.." lirihnya.
Gita menghela napas kasar, dia membuka kancing kemejanya lalu menggendong Doni agar duduk dipangkuannya.
"Cepat, 10 menit lalu selesai." ujarnya malas.
Doni memandang binar dua gundukan itu, dia langsung melahapnya rakus.
...Ah, dia jadinya ngantuk....
...Bersambung😾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments