Gadis Pilihan Tuan Muda
"Aira...! bisa cepatan gak, gua uda laper banget ni." Teriak Riska dengan suara yang menggelegar
Aira pun segera membawakan nampan yang berisi makan dan minum ke dalam kamar riska. "Ni anak, makin jadi jadi aja kelakuannya. tunggu aja lo pembalasan gue."
"Lama banget sih lo. Lu tu harus ingat ini rumah gue. Lu mau gue usir, jadi gelandangan lu sana." Ucap Riska dengan menatap sinis.
Aira hanya diam dia mencoba untuk tidak mendengarkan perkataan Riska, Ia pun keluar dari kamar riska setelah menaruh nampan itu di atas meja.
Sebenar nya Aira tidak ingin pergi meninggalkan ibu dan adiknya di kampung. Tapi setelah mendapatkan telepon dari om nya, yang menawarkan pekerjaan. Aira setuju, karena ia ingin menyekolahkan adiknya sampai kuliah. Aira juga tidak mau melihat ibunya yang terus bekerja. Ia bertekad akan mencari uang yang banyak untuk membahagiakan ibu dan adiknya. Aira pergi dari rumahnya setelah mendapatkan izin dari ibunya.
Tak teras sudah jam delapan malam, Aira yang kebetulan berada di ruang tengah melihat Arya yang baru pulang dari kantor.
"Om, kapan Aira bisa masuk bekerja?"
Bicara dengan lembut dan sedikit agak gugup
Mamanya Riska yang baru keluar dari kamar. Langsung menjawab pertanyaan Aira. sambil berjalan menuju suaminya dan mengambil tas yang di genteng oleh suaminya.
"Duh kamu apaan sih. Omnya baru pulang sudah banyak pertanyan. Kamu gak kasian apa sama om mu. Lagian kamu dirumah aja temanin Riska. Uang bulanan kan tetap tante kirim ke ibu mu."
"Maaf om." Aira tersenyum paksa.
Huu sampai kapan sudah 3 bulan gue dirumah ini. bisa stres gue berhadapan sama tante dan riska terus.
"Iya gak apa. Bulan depan kamu sudah bisa bekerja." Sambil berjalan menuju ruang tengah. dan duduk di atas sofa.
"Duduk."
"Iya Om."
Tante mila jengkel sambil sesekali melirik sinis Aira yang duduk di hadapan mereka. Ia tidak mau terlihat buruk di depan suaminya. Karena memperlakukan Aira kurang baik.
"Pa.. Kalau Aira bekerja, Riska gak ada lagi temannya dirumah."
Aira menatap om nya dengan penuh makna setelah mendengar ucapan tantenya.
Jangan dengar om. *A*ira tersiksa kalau om gak ada dirumah. Lagian kan Aira disini mau bekerja bukan mau temanin Riska si anak manja itu.
"Riska kan kuliah mah. Kasian juga Aira dirumah terus. Aira kan juga butuh hiburan di luar rumah. Dia juga butuh teman." Ucap om Arya meyakinkan istrinya.
"Ya betul sekali om." Jawab Aira semangat.
Mila langsung menatap Aira dengan sinis.
Dasar benalu. Dulu mamah nya sekarang anak nya.
"Ya sudah Om mau istirahat. Nanti kita bicarakan lagi. jabatan apa yang cocok untuk kamu."
"Iya om, makasih." Jawab Senang.
mereka langsung menuju kamar nya masing masing. Aira sangat senang karena sebentar lagi ia akan bekerja. Dan menghbis kan waktu diluar rumah.
"Pa, Aira dirumah aja temanin riska. Lagian dia mau papah kasi kerja apa. Mana ada jabatan yang cocok untuk dia. Dia kan cuma lulusan smk pa." Ucap mila sambil memijat kepala suaminya dengan lembut. Mila gak mau jika nanti Aira lebih unggul dari Riska.
"Mah. Aira papah panggil kesini memang untuk bekerja. Papa ingin Aira menjadi orang yang sukses kedepannya. Kasian mah. Papanya sudah meninggal. Hesti juga kasian kan jika harus bekerja terus menerus." Jawab Arya.
"Yah pah, tapi kan...
"Uda Mah, papah capek mau istirahat." Jawab Arya singkat ia tidak ingin berdebat lagi dengan istrinya.
Mila sedikit kesal dengan Arya yang selalu mengurus saudara nya itu. Meski mila sudah hidup mewah. Ia tetap tidak ingin membagi hartanya kepada saudara Arya.
Dulu juga Mila pernah menelpon Hesti agar tidak terus meminta uang kepada Arya. Ia selalu mengira Hesti meminta uang bulanan. Padahal lia tidak pernah meminta apapun dari Arya. Arya lah yang selalu mengirim Lia uang. Karena Arya kasian dengan adiknya itu. Yang sudah menjadi janda.
***
Pagi yang cerah semua ada di meja makan. Aira ikut membantu bi Ina menyiapkan makanan di atas meja.
Arya turun dari tangga bersama dengan Mila. Mereka langsung menuju meja makan.
"Pagi om." Sapa Aira dengan senyumnya kepada arya.
"Ponakan om rajin ya. Pagi pagi sudah bangun." Puji Arya. yang membuat telinga Mila panas mendengarnya.
Tak lupa Aira juga menyapa Mila. "Pagi tante." Ucap Aira dengan ramah.
"Hem." Jawab tante dengan malas.
Ni anak pandai sekali cari muka.
Mereka pun duduk di meja makan. Saat Aira sudah selesai menata makanan di atas meja. Ia pun segera ke dapur bersama bi Ina.
"Ra. mau kemana? Belum makan kan. Ayo makan, sama om dan tante."
Aira langsung melihat wajah tante Mila. yang sangat melihat kan ketidak sukaannya.
Gue kerjain lu nenek sihir.
"Iya om." Aira langsung duduk tanpa menghiraukan tantenya. Aira tau tante nya pasti sangat tidak suka kalau Aira ikut makan bersama mereka.
Mila sangat tidak berselera makan hari ini. Biasa nya Aira selalu menolak. Saat Mila memberikan tatapan sinisnya. Tapi kali ini. Ia melihat Aira tidak menghiraukannya.
"Oh yah om. Aira kok gak lihat riska yah. Padahal kan ini masih sangat pagi." Ucap Aira, Ia sengaja membuat tantenya itu semakin panas dengannya. Aira sudah capek jika harus tindas terus oleh kedua perempuan itu. Walau pun Aira sedikit takut. Setelah om nya pergi ke kantor. Ia pasti akan habis di caci maki oleh tantenya.
"Uhuk uhuk." Mila segera mengambil air putih Dan meminumnya. Ia sedikit melotot melihat Aira.
Ni anak kenapa, awas ya kamu. Dasar benalu.
"Mah. Kemana Riska?" Ucap Arya sambil melihat Mila penuh tanda tanya.
"Itu pah, Riska itu. Riska lagi nginap dirumah temannya. Riska kan juga sibuk pemotretan, sudah ijin kok sama Mama ada tugas kuliah yang harus mereka selesai kan. Rajin ya pah anak kita, riska sangat semangat dengan kuliahnya." Jawab mila yang sedikit gugup. Ia selalu menutupi kelakuan buruk Riska di depan Arya.
"Lain kali jangan biarkan Riska nginap di rumah temannya." Jawab Arya datar. Dia tidak suka jika anak perempuannya selalu keluyuran. Selain itu juga. Arya tidak suka jika Riska menjadi model. Dia ingin anak nya membantunya mengolah perusahaannya.
Sarapan pagi telah usai. Arya segera pergi berangkat ke kantor. Aira segera membersihkan meja bersama bi Ina.
"Duh mati gue. kenapa juga mulut gue tadi gak ke kontrol."
"Mah, beri tau Riska jangan sering pulang larut malam. Apa lagi sampai menginap dirumah orang."Ucap arya sebelum memasuki mobilnya.
"Iya pah. Riska gak pernah aneh aneh kok. Kok papa gitu sih sama anak sendiri."
"Papah cuma ingin Riska belajar mandiri seperti Aira." Mendengar itu telinga Mila langsung panas. Ia tidak suka kalau Arya memuji Aira.
"Iya pah." Jawabnya singkat.
Setelah mobil Arya jalan dan keluar gerbang. Mila langsung masuk rumah dengan langkah kaki yang cepat. Dan langsung menuju kedapur. Menemui Aira.
" Eh benalu. Anak gak tau diri. Sudah bagus saya mau mengizinkan kamu tinggal disini. Kamu sengaja ya. Membuat Riska jelek di mata papah nya" Mila terlihat sangat geram sambil mencekam lengan Aira dengan kuat.
"Maaf tante." Hanya itu yang mampu Aira ucapkan. Ia meringis kesakitan karena cengkeraman yang begitu kuat di lengannya.
"Awas yah kamu sekali lagi berani menanyakan, atau ikut campur urusan Riska." Bentak mila.
"Bi ina. Biar kan anak gak tau diri ini yang membereskan semuanya. Bibi gak boleh ikut membantu nya." Mila pun pergi dan mendorong Aira sampai tersungkur di lantai.
Mila sangat jengkel. Selama ini ia selalu menutupi kelakuan riska yang suka menginap dirumah temannya. Mila juga tidak tau apa yang Riska lakukan di luar rumah. Ia selalu mempercayai ucapan Riska. Mila juga tidak mau membuat anak semata wayangnya itu sedih. Makanya Mila selalu memanjakan dan menuruti kemauan Riska.
Bi Ina sedih melihat Aira diperlakukan seperti itu. Tapi apalah daya bi Ina tidak bisa membantu. Selain memberikan semangat kepada Aira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
untung om nya baik g sinis kyk Tante nya
2023-01-01
0
Syhr Syhr
Aira kasihan. 🥺😥
Jika sempat mampir ya kak. 🤭
2022-09-30
1
auliasiamatir
aku mampir kak, bagus Aira, harus melawan dong jangan diam aja.
2022-08-30
1