Waktu sudah menunjukkan Jam 05:00 sore, Rey masuk Ia mengangukkan kepala kepada Arga, dan langsung menghampiri Aira.
"Nona Aira sudah bisa pulang. Saya akan mengantar Nona pulang." Rey berkata sopan.
"Terimakasih sekertaris Rey. Atas tawaran anda, Tapi saya akan pulang bersama om saya. Mungkin om saya sudah menunggu didepan ." Aira menjawab sopan. Meski ia belum yakin dengan ucapannya bahwa om nya ada didepan, Tapi Aira sangat tidak enak jika harus diantar pulang.
"Kalau gitu saya akan mengantar Nona sampai depan." Ucap Rey, ini semua perintah dari Arga. Arga ingin Aira tetap nyaman dan aman.
"Tidak perlu sekertaris Rey saya bisa berjalan sendiri." Aira menolak.
"Maaf nona, ini perintah." jawab Rey
"Iya sekertaris Rey saya mau, dengan senang hati saya menerima tawaran anda." Karena mendengar perintah, Aira langsung mau menerima tawaran Rey yang akan mengantarnya ke depan.
Rey tersenyum karena ia tau cara mengendalikan Aira.
Aira berpamitan dengan sopan kepada Arga. Setelah itu Rey meminta izin ke Arga, untuk mengantar Aira sampai depan.
Rey dan Aira pun segera pergi dari ruangan itu.
"Sekertaris rey, apa setiap harinya saja akan seperti itu?"
"Maksud Nona?"
Apa yang tuan Arga lakukan kepada nona Aira?
"Saya tidak melakukan apapun seharian ini."
Seharusnya nona sadar, Tuan Arga memberikan nona perhatian lebih. itu semua tidak pernah terjadi kepada karyawan yang ada disini. Termasuk saya.
Rey tidak menjawab lagi pertanyaan Aira, sementara para karyawan yang melihat mereka menyapa dengan sopan. Rey diam tidak memberi tanggapan, Rey sama saja sikapnya tidak jauh beda dengan Arga , sementara Aira hanya bisa tersenyum membalasnya. Para karyawan itu masih bertanya tanya tentang Aira.
Mereka sudah sampai Di depan pintu utama yang ada dikantor ini. Aira tersenyum karena melihat mobil Arya di parkiran.
"Sekertaris rey, Om saya sudah ada menunggu di parkiran. Terimakasih sudah mau mengantar saya." Aira berkata dengan sopan.
"Iya sama sama nona."
Setelah melihat Aira masuk kedalam mobil Arya. Rey kembali keruangan Arga. Ia juga memberikan peringatan kepada pasar karyawan kantor agar tidak mengusik Aira.
Di dalam mobil Arya bertanya tentang kegiatan Aira selama dikantor. Aira pun berkata dengan jujur apa adanya, yang ia lakukan dikantor, Sampai semua surat perjanjian yang telah ia tanda tangani. Arga merasa sangat aneh dan juga sedikit ngeri. Arya aneh karena baru tau kalau di kantor Arga tidak ada yang boleh pacaran. Itu aturan yang tidak masuk akal. Arya juga ngeri karena Aira harus mengikuti aturan yang Arga berikan. Arya cuma berharap semoga Arya tidak mempunyai maksud jahat kepada ponakan kesayangannya ini.
Kedatangan Arya dan Aira dirumah sudah diri gtu oleh mila. Mila ingin memberi pelajaran kepada Aira. Baru saja mereka sampai, Mila langsung menghampiri Aira, tanpa memperdulikan suaminya.
"Aira! saya ingatkan ya, kamu jangan sekali sekali berani menggoda tuan Arga, dia itu tidak pantas untuk kamu. Kamu sadar diri dong"
Sontak kelakuan mila membuat Arya marah, bagaiman bisa Mila berkata seperti itu.
"Aira tidak menggoda tuan Arga tante, Aira hanya bekerja." ucap Aira lirih. Ia sedih di tuduh menggoda, itu hal yang tidak mungkin dan tidak akan pernah dia lakukan.
"Haaa. Kamu jangan munafik, kamu jangan sok sok lugu, ingat ya kamu itu tidak pantas bersama tuan Arga."
"Mah.. sudah cukup! mama terlalu berlebihan, Aira hanya bekerja, lagian tidak ada salahnya jika Aira bersama dengan Arga."
"Papah kok belain Aira terus, Ni lagi motor pasti buat anak gak tau diri ini. Manjakan saja terus, anak gak berguna ini. Dasar benalu!"
Aira diam ia bingung harus bagai mana, Aira merasa sangat bersalah, lagi lagi om dan tantenya ribut karna dirinya. Mata Aira sudah mulai berkaca kaca airmata yang hampir jatuh. Sebisa mungkin ia tahan.
"Aira, kamu masuk ke kamar." Pintah Arya. Ia segera menarik tangan istrinya sedikit kasar masuk kedalam kamar mereka.
"Pah... Papah apaan sih." Mila tidak terima dengan perlakuan suaminya. Ia melepas tangannya dari Arya dengan kasar
"Mamah yang apaan, mama kenapa? papa sudah bilang perlakukan Aira dengan baik mah, Apa salah Aira."
"Papah tidak sadar, semua ini gara gara papah, papah terlalu perhatian sama Aira, mama tidak mau papah bersikap seperti itu."
Arya berusaha mengontrol emosinya, mungkin dengan bicara baik baik Mila akan mengerti. Padahal sikap Arya kepada Aira tidak pernah berlebihan.
"Oke, papah minta maaf, papah hanya bersikap baik kepada Aira, Aira itu ponakan papah mah, Aira hanya punya kita di kota ini."
"Tapi papah dengan mudah nya membelikan baju, tas, sepatu, bahkan motor, itu jumlahnya tidak sedikit pah." Mila mencari cari kesalah Arya. Padahal jumlah segitu masih sangat minim baginya.
"Mah. Papah membelikan Aira baju itu untuk kebutuhan kerja, papa cuma ingin Aira tampil rapi seperti karyawan yang lainya. Aira bekerja di perusahaan yang besar mah, dan untuk motor, Aira menolak untuk papah belikan motor, Tapi karena papah tidak tega papah memaksa, dan akhirnya Aira berjanji akan mencicil motor itu tiap bulannya."
"Ya tapi tetap aja Aira membuang buang uang kita." Mila tetap dengan keras hatinya menyalahkan Aira.
"Sudah lah mah, papa capek, mamah mau Aira papah belikan mobil." Arya sengaja menggoda istrinya.
"Ih papah, awas aja kalau berani."
"Ya udah jangan banyak protes."
"Ya tapi ini terakhir ya papah memberikan Aira barang."
"Iya istri ku sayang." Gombal Arya, meski ia kecewa dengan sikap Mila, Tapi Arya mencoba mencairkan suasana.
Sementara Aira menangis di dalam kamar nya, Aira malu, karena kehadirannya dirumah ini selalu membuat ribut Om dan tantenya. Padahal ia sudah bersikap sebaik mungkin kepada Mila dan juga Riska. Tapi kenapa Mila dan Riska masih saja membencinya.
Aira tertidur, Ia merasa lelah meski dikantor tidak ada yang perbuat, Tapi sampai dirumah pikirannya menjadi lelah, Ia pun tertidur dalam tangisnya.
dua jam sudah Aira tertidur, Akhirnya ia terbangun. Ia segera melihat jam sudah jam delapan malam. Ia segera bangkit ke dapur untuk membantu bi ijah menyiapkan makan malam. Walau Aira sudah tau ini sudah telat, Tapi ia tetap berlari ke dapur untuk memastikan.
Di lewati nya meja makan, sepi tidak ada orang ia juga ke dapur tidak ada piring kotor. Bi ina pun menghampiri Aira.
"Cari apa non?"
"Itu bi, kemana semia orang?"
"Tuan nyonya, dan nona Riska sedang keluar katanya makan malam. Tadi Tuan Arya menyuruh saya memanggil nona. Karena nona Aira tidak membukakan pintu, Tuan Arya membiarkan nona Aira istirahat."
"Oh gitu ya bi." Aira lega
"Makan non, bibi sudah siapkan makanan untuk non Aira."
"Iya bi makasih ya. Bi ina sudah makan?"
"Kalau saya gak usah ditanya non. Tidak mungkin saya membiarkan perut saya ini kelaparan." Jawab bi Ina ia sedikit bercanda.
Aira hanya tersenyum mendengar perkataan bi Ina. Ya, bi Ina memang mempunyai badan yang sedikit besar. Tapi ia sangat lihat dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
Selesai makan Aira membawa piring nya ke dapur, dan mencucinya. Ia melihat bi Ina sedang membuat puding coklat dan itu terlihat sangat enak. Aira langsung teringat dengan es cream coklat yang ia suka. Tapi selama ia tinggak dirumah ini, ia sudah tidak perna lagi memakannya.
"Mau non?" Bi ina menawarkan karena melihat wajah Aira yang tampak menginginkan.
"Boleh bi? tapi saya takut bi inikan punya nya Riska." Aira tampak cemberut. Ia memang manja dengan bi Ina. Aira memang tau kalau riska dari dulu memang suka dengan puding coklat.
"Boleh dong non. Ini mah banyak. Yang ini punya non Aira dan yang ini punya non Riska." Bi ina menujukkan kepada Aira.
"Makasih ya bi." Aira tersenyum sambil memukul bi Ina.
"Iya non sama sama. Bi Ina mau taruh di kulkas dulu biar cepat dingin." Bi ina pun langsung berjalan menuju kulkas dan menaruh dua puding itu yang sudah ia taruh di dalam tempat.
Aira dan Bi ina pun berbincang bincang hangat, bi Ina menanyakan keseharian Aira selama di kantor. Bi ina juga sempat kaget karena Aira bekerja di perusahaan lain. Dan bukan bekerja dengan Arya. Tidak ada yang Aira tutupi dengan bi Ina, Aira sangat percaya dengan bi Ina, mereka tampak leluasa mengobrol karena hanya mereka berdua yang ada dirumah ini. Akhirnya bi Ina menyuruh Aira untuk tidur, karena sudah jam sepuluh malam. Aira pun menurut karena besok ia harus bangun pagi. Agar bisa membantu bi Ina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Fatih Asy Syauqie
Ngekos saja Aira
2022-04-13
0
gegechan (ig:@aboutgege_)
bu mila nyebelin, santet online boleh ga
2022-04-05
1
Elisabeth Ratna Susanti
hadir 😍
2022-03-25
1