Part 12

Waktu sudah menunjukkan Jam 05:00 sore, Rey masuk Ia mengangukkan kepala kepada Arga, dan langsung menghampiri Aira.

"Nona Aira sudah bisa pulang. Saya akan mengantar Nona pulang." Rey berkata sopan.

"Terimakasih sekertaris Rey. Atas tawaran anda, Tapi saya akan pulang bersama om saya. Mungkin om saya sudah menunggu didepan ." Aira menjawab sopan. Meski ia belum yakin dengan ucapannya bahwa om nya ada didepan, Tapi Aira sangat tidak enak jika harus diantar pulang.

"Kalau gitu saya akan mengantar Nona sampai depan." Ucap Rey, ini semua perintah dari Arga. Arga ingin Aira tetap nyaman dan aman.

"Tidak perlu sekertaris Rey saya bisa berjalan sendiri." Aira menolak.

"Maaf nona, ini perintah." jawab Rey

"Iya sekertaris Rey saya mau, dengan senang hati saya menerima tawaran anda." Karena mendengar perintah, Aira langsung mau menerima tawaran Rey yang akan mengantarnya ke depan.

Rey tersenyum karena ia tau cara mengendalikan Aira.

Aira berpamitan dengan sopan kepada Arga. Setelah itu Rey meminta izin ke Arga, untuk mengantar Aira sampai depan.

Rey dan Aira pun segera pergi dari ruangan itu.

"Sekertaris rey, apa setiap harinya saja akan seperti itu?"

"Maksud Nona?"

Apa yang tuan Arga lakukan kepada nona Aira?

"Saya tidak melakukan apapun seharian ini."

Seharusnya nona sadar, Tuan Arga memberikan nona perhatian lebih. itu semua tidak pernah terjadi kepada karyawan yang ada disini. Termasuk saya.

Rey tidak menjawab lagi pertanyaan Aira, sementara para karyawan yang melihat mereka menyapa dengan sopan. Rey diam tidak memberi tanggapan, Rey sama saja sikapnya tidak jauh beda dengan Arga , sementara Aira hanya bisa tersenyum membalasnya. Para karyawan itu masih bertanya tanya tentang Aira.

Mereka sudah sampai Di depan pintu utama yang ada dikantor ini. Aira tersenyum karena melihat mobil Arya di parkiran.

"Sekertaris rey, Om saya sudah ada menunggu di parkiran. Terimakasih sudah mau mengantar saya." Aira berkata dengan sopan.

"Iya sama sama nona."

Setelah melihat Aira masuk kedalam mobil Arya. Rey kembali keruangan Arga. Ia juga memberikan peringatan kepada pasar karyawan kantor agar tidak mengusik Aira.

Di dalam mobil Arya bertanya tentang kegiatan Aira selama dikantor. Aira pun berkata dengan jujur apa adanya, yang ia lakukan dikantor, Sampai semua surat perjanjian yang telah ia tanda tangani. Arga merasa sangat aneh dan juga sedikit ngeri. Arya aneh karena baru tau kalau di kantor Arga tidak ada yang boleh pacaran. Itu aturan yang tidak masuk akal. Arya juga ngeri karena Aira harus mengikuti aturan yang Arga berikan. Arya cuma berharap semoga Arya tidak mempunyai maksud jahat kepada ponakan kesayangannya ini.

Kedatangan Arya dan Aira dirumah sudah diri gtu oleh mila. Mila ingin memberi pelajaran kepada Aira. Baru saja mereka sampai, Mila langsung menghampiri Aira, tanpa memperdulikan suaminya.

"Aira! saya ingatkan ya, kamu jangan sekali sekali berani menggoda tuan Arga, dia itu tidak pantas untuk kamu. Kamu sadar diri dong"

Sontak kelakuan mila membuat Arya marah, bagaiman bisa Mila berkata seperti itu.

"Aira tidak menggoda tuan Arga tante, Aira hanya bekerja." ucap Aira lirih. Ia sedih di tuduh menggoda, itu hal yang tidak mungkin dan tidak akan pernah dia lakukan.

"Haaa. Kamu jangan munafik, kamu jangan sok sok lugu, ingat ya kamu itu tidak pantas bersama tuan Arga."

"Mah.. sudah cukup! mama terlalu berlebihan, Aira hanya bekerja, lagian tidak ada salahnya jika Aira bersama dengan Arga."

"Papah kok belain Aira terus, Ni lagi motor pasti buat anak gak tau diri ini. Manjakan saja terus, anak gak berguna ini. Dasar benalu!"

Aira diam ia bingung harus bagai mana, Aira merasa sangat bersalah, lagi lagi om dan tantenya ribut karna dirinya. Mata Aira sudah mulai berkaca kaca airmata yang hampir jatuh. Sebisa mungkin ia tahan.

"Aira, kamu masuk ke kamar." Pintah Arya. Ia segera menarik tangan istrinya sedikit kasar masuk kedalam kamar mereka.

"Pah... Papah apaan sih." Mila tidak terima dengan perlakuan suaminya. Ia melepas tangannya dari Arya dengan kasar

"Mamah yang apaan, mama kenapa? papa sudah bilang perlakukan Aira dengan baik mah, Apa salah Aira."

"Papah tidak sadar, semua ini gara gara papah, papah terlalu perhatian sama Aira, mama tidak mau papah bersikap seperti itu."

Arya berusaha mengontrol emosinya, mungkin dengan bicara baik baik Mila akan mengerti. Padahal sikap Arya kepada Aira tidak pernah berlebihan.

"Oke, papah minta maaf, papah hanya bersikap baik kepada Aira, Aira itu ponakan papah mah, Aira hanya punya kita di kota ini."

"Tapi papah dengan mudah nya membelikan baju, tas, sepatu, bahkan motor, itu jumlahnya tidak sedikit pah." Mila mencari cari kesalah Arya. Padahal jumlah segitu masih sangat minim baginya.

"Mah. Papah membelikan Aira baju itu untuk kebutuhan kerja, papa cuma ingin Aira tampil rapi seperti karyawan yang lainya. Aira bekerja di perusahaan yang besar mah, dan untuk motor, Aira menolak untuk papah belikan motor, Tapi karena papah tidak tega papah memaksa, dan akhirnya Aira berjanji akan mencicil motor itu tiap bulannya."

"Ya tapi tetap aja Aira membuang buang uang kita." Mila tetap dengan keras hatinya menyalahkan Aira.

"Sudah lah mah, papa capek, mamah mau Aira papah belikan mobil." Arya sengaja menggoda istrinya.

"Ih papah, awas aja kalau berani."

"Ya udah jangan banyak protes."

"Ya tapi ini terakhir ya papah memberikan Aira barang."

"Iya istri ku sayang." Gombal Arya, meski ia kecewa dengan sikap Mila, Tapi Arya mencoba mencairkan suasana.

Sementara Aira menangis di dalam kamar nya, Aira malu, karena kehadirannya dirumah ini selalu membuat ribut Om dan tantenya. Padahal ia sudah bersikap sebaik mungkin kepada Mila dan juga Riska. Tapi kenapa Mila dan Riska masih saja membencinya.

Aira tertidur, Ia merasa lelah meski dikantor tidak ada yang perbuat, Tapi sampai dirumah pikirannya menjadi lelah, Ia pun tertidur dalam tangisnya.

dua jam sudah Aira tertidur, Akhirnya ia terbangun. Ia segera melihat jam sudah jam delapan malam. Ia segera bangkit ke dapur untuk membantu bi ijah menyiapkan makan malam. Walau Aira sudah tau ini sudah telat, Tapi ia tetap berlari ke dapur untuk memastikan.

Di lewati nya meja makan, sepi tidak ada orang ia juga ke dapur tidak ada piring kotor. Bi ina pun menghampiri Aira.

"Cari apa non?"

"Itu bi, kemana semia orang?"

"Tuan nyonya, dan nona Riska sedang keluar katanya makan malam. Tadi Tuan Arya menyuruh saya memanggil nona. Karena nona Aira tidak membukakan pintu, Tuan Arya membiarkan nona Aira istirahat."

"Oh gitu ya bi." Aira lega

"Makan non, bibi sudah siapkan makanan untuk non Aira."

"Iya bi makasih ya. Bi ina sudah makan?"

"Kalau saya gak usah ditanya non. Tidak mungkin saya membiarkan perut saya ini kelaparan." Jawab bi Ina ia sedikit bercanda.

Aira hanya tersenyum mendengar perkataan bi Ina. Ya, bi Ina memang mempunyai badan yang sedikit besar. Tapi ia sangat lihat dalam mengerjakan pekerjaan rumah.

Selesai makan Aira membawa piring nya ke dapur, dan mencucinya. Ia melihat bi Ina sedang membuat puding coklat dan itu terlihat sangat enak. Aira langsung teringat dengan es cream coklat yang ia suka. Tapi selama ia tinggak dirumah ini, ia sudah tidak perna lagi memakannya.

"Mau non?" Bi ina menawarkan karena melihat wajah Aira yang tampak menginginkan.

"Boleh bi? tapi saya takut bi inikan punya nya Riska." Aira tampak cemberut. Ia memang manja dengan bi Ina. Aira memang tau kalau riska dari dulu memang suka dengan puding coklat.

"Boleh dong non. Ini mah banyak. Yang ini punya non Aira dan yang ini punya non Riska." Bi ina menujukkan kepada Aira.

"Makasih ya bi." Aira tersenyum sambil memukul bi Ina.

"Iya non sama sama. Bi Ina mau taruh di kulkas dulu biar cepat dingin." Bi ina pun langsung berjalan menuju kulkas dan menaruh dua puding itu yang sudah ia taruh di dalam tempat.

Aira dan Bi ina pun berbincang bincang hangat, bi Ina menanyakan keseharian Aira selama di kantor. Bi ina juga sempat kaget karena Aira bekerja di perusahaan lain. Dan bukan bekerja dengan Arya. Tidak ada yang Aira tutupi dengan bi Ina, Aira sangat percaya dengan bi Ina, mereka tampak leluasa mengobrol karena hanya mereka berdua yang ada dirumah ini. Akhirnya bi Ina menyuruh Aira untuk tidur, karena sudah jam sepuluh malam. Aira pun menurut karena besok ia harus bangun pagi. Agar bisa membantu bi Ina.

Terpopuler

Comments

Fatih Asy Syauqie

Fatih Asy Syauqie

Ngekos saja Aira

2022-04-13

0

gegechan (ig:@aboutgege_)

gegechan (ig:@aboutgege_)

bu mila nyebelin, santet online boleh ga

2022-04-05

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

hadir 😍

2022-03-25

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!