Sampai dikantor Arga langsung berjalan dengan cepat yang diikuti oleh Rey. Mereka langsung menggunakan lift khusus yang langsung keruangan nya.
Sampai di ruangan Arga melihat Aira yang duduk dalam keadaan baik baik saja. Arga membuang nafas lega. Ia langsung menghampiri Aira.
"Selamat siang tuan Arga, selamat siang sekertaris Rey. " Aira langsung berdiri menyapa dua pria itu.
"Apa yang kau lakukan?" Ucap Arga dingin, Ia marah karena Aira mengabaikan chat dan telponnya.
"Maaf tuan, Saya tadi tertidur, Saya tidak sengaja tua, saya mohon maaf." Ucap Aira jujur, penuh dengan penyesalan.
Aduhhh kenapa bisa gue ketiduran, seharusnya aku bisa menahan ngantuk ku
"Apa hp mu rusak?"
"Tidak tuan, hp saya baik baik saja, Tapi mungkin sebentar lagi akan rusak, karena ada nomor asing yang tidak jelas terus menghubungi saya." Jawab Aira jujur
Arga langsung mengambil hp Aira yang ada diatas meja. Ia segera mengecek siapa yang telah terus terus menghubungi Aira. Setelah meliahat Arga kaget hanya nomornya yang terpampang jelas dan tidak memiliki nama yang menghubungi Aira sampai puluhan kali. Arga pun memberi nama nya di hp Aira (Arga dengan emot senyum) Selesai ia memeberi nama ia langsung memberi hp itu kepada Aira.
Aira membiarkannya ia takut melihat raut wajah dingin Arga, Ia sadar sudah melakukan kesalahan dengan tidur di jam kerja. Ia pun menerima hpnya dari tangan Arya.
Apa jadia tuan Arga gelisah hanya karena nona Aira mengabaikan pesan dan juga telponnya, nona, anda sangat hebat bisa membuat tuan Arga gelisah seperti tadi.
Rey sudah bisa menebak siapa yang menelpon Aira terus menerus melihat ekspresi wajah Arga.
Arga menelpon kembali nomor Aira, Aira pun memeriksa hpnya yang kembali berbunyi, Tapi kali ini ada nama dari panggilan itu, ia sempat bingung sejak kapan ia mempunyai teman bernama Arga. Aira juga tidak pernah merasa menyimpan nomor orang dengan emot senyum.
"Siapa ini?" Ucap Aira pelan tapi masih terdengar oleh arga dan juga Rey.
"Angkat bodoh, itu nomor ku." Habis kesabaran Arga melihat Aira yang begitu polos.
"Ta.. Tapi tuan ini.. Saya tidak perna menyimpan nomor tuan Arga, apa lagi dengan emot senyum seperti ini." Aira gugup karena Arga membentak dan menatapnya sinis.
Rey hampir saja tertawa melihat prilaku Arga yang terlihat sangat bodoh. bagaimana mungkin ia menelpon Aira yang ada di depannya. Rey tau nama itu pasti Arga yang membuatnya.
Tuan... kenapa anda ketularan bodohnya.
Rey tidak habis pikir melihat kelakuan bodoh Arga.
Arga mengulangi panggilan telponnya di depan Aira. Aira sudah paham tesnya ini memang nomor Arga. Ia pun segera meminta maaf kepada Arga, karena dengan lancang nya memberi nama Arga dengan emot senyum. Meski bukan dia pelakunya.
"Maaf tuan, maaf saya tidak tau jika ini nomor tuan. Saya akan mengganti nama ini dengan nama tuan Arga dan menghapus emotnya." Aira gugup, seketika perutnya berbunyi. Ia memang lapar, biasanya Arya menjemputnya saat makan siang. Tapi hari ini tidak karena ia sudah membawa kendaraan sendiri.
"Biarkan seperti itu. Angkat jika aku yang menelpon!" Tegas Arga. Ia lupa bahwa gadis di depannya ini sangat polos. Makanya Arga tidak pernah keberatan saat Aira menjelaskan sesuatu walau sedikit menguras emosinya.
"Apa kau lapar?" tanya Arga dengan sedikit lembut.
"Sedikit tuan tapi saya masih bisa menahannya."
"Pantas saja kau kurus, Ayo makan, Saya juga belum makan siang."
"Tapi tuan, Saya tidak membawa uang." Ucap Aira jujur, walau sedikit malu.
"Saya tidak mau melihat karyawan saya kelaparan, Sekarang ikut saya makan."
Apa om mu pelit, bagaimana mungkin mereka membiarkanmu tanpa uang sepersen pun.
"I... iya tuan."
Aira mengikuti Arga memasuki lift begitu juga dengan Rey, Rey dari tadi hanya diam menyimak dua orang ini. Entah sampai kapan Arga akan bersikap seperti ini, dan mengakui perasaannya.
Mereka pergi ke sebuah restoran mewah, dan memilih ruang tingkat tiga untuk mereka makan siang. Arga memilih meja pojok yang pemandangannya langsung menuju luar. Tampak indah kota jakarta jika di lihat dari atas.
Ya Arga senang melihat ekspresi Aira yang terlihat senyum melihat pemandangan itu, Ia merasa berhasil dengan rencananya. Pelayan pun datang menghampiri mereka.
Arga memesan steak dan juga coffee lette dan Air putih. Begitu juga dengan Rey, sementara Aira bingung harus memesan apa. Memesan seperti yang Arga dan Rey pasti tidak akan membuatnya kenyang dan juga Aira takut jika Arga akan memotong gajinya, karena makan di restoran ini. Akhirnya Aira memesan nasi goreng dan juga Aira putih saja.
"Kau tidak mau yang lain?" Arga memastikan.
"Tidak tuan." Jawab Aira singkat.
"Pesan yang lain, aku tidak mau kau hanya memakan nasi goreng saja."
Drama apa lagi ini.
Rey merasa lelah dengan kedua orang ini, yang selalu membahas hal yang tidak penting.
"Maaf tuan saya tidak ingin makan yang lain. Nasi goreng sudah cukup untuk saya." Jawab Aira dengan sopan.
Arga menghela nafas Ia menatap Aira datar.
Arga pun membiarkan Aira ia juga tidak ingin memaksa Aira. Arga segera menyuruh pelayan itu segera membuat makanan itu dengan cepat. Ia tidak mau jika Aira kelaparandan terjatuh sakit.
Rey menggelengkan kepalanya ia tidak habis pikir dengan kelakuan Arga, Ia menyukai Aira tapi enggan mengakuinya, sementara Aira selalu bersikap santai dan tidak menyadari perhatian lebih yang Arga berikan padanya. Sungguh dua manusia yang sangat rumit. Sebenar nya Rey juga penasaran. Apa betul Aira sama sekali tidak tertarik dengan Arga, melihat tingkah Aira yang santai dan tidak agresif saat berada di dekat Arga, mungkin kalau wanita lain sudah klepek klepek mendapatkan perhatian dari Arga.
Makanan pun datang, Pelayan itu menata makanan di atas meja dengan hati hati, Aira melihat smua makanan yang ada sangat menggugah selera makannya. Ada tiga stek, ada ayam lada hitam, Saya cuma pedas dan ada juga tiga mangkuk ice cream dengan berbagai rasa.
Mereka pun menikmati makanan mereka. Aira hanya memakan nasi goreng yang Ia pesan. Ia tidak menyentuh makanan yang lain. Padahal Arga sengaja memesan makanan dan ice cream ini untuknya.
Astaga gue baru pernah memakan nasi goreng yang seenak ini.
Aira makan dengan lahap, Selain lapar nasi goreng ini juga sangat enak. Tiba tiba saja Arga menaruh ayam lada hitam di piring Aira, sontaknitu membuat Aira kaget.
"Tuan sudah ini, pasti mahal." Aira kaget, Ia mengeluarkan perkataan yang ada di pikirannya.
Arga dan Rey langsung melihat Aira dengan bingung.
"Kau tidak suka." Ucap Arga. dwngan diri khas gaya nada angkuh nya.
"Bukan begitu tuan in mahal, Ssaya takut tuan akan memotong gaji saya karena terlalu banyak makan makanan disini."
"Dasar bodoh! Habis kan makanan ini, atau kau akan mengganti semua ini tiga kali lipat." Arga mengancam.
Nona... kenapa nona Aira bodoh sekali.
Aira langsung melanjutkan makannya, ia takut dengan ancaman Arga, Ia kembali memakan nasi goreng itu.
Sementara Arga dan Rey sudah selesai dengan makan siang nya, mereka berdua menunggu Aira menghabiskan makannya. Meski itu tidak mungkin tali Arga membiarkannya. Ia mau lihat sampai mana Aira mampu memakan makanan itu.
Selesai memakan nasi goreng yang sudah bercampur sedikit dengan ayam lada hitam, Aira langsung melirik ice cream yang sudah lama ia rindukan. Tapi sebelum ia mencicipinya ia meminta izin terlebih dahulu kepada Arga.
"Tuan apa yang ini boleh juga saya makan?" Aira menunjuk Ice cream yang ada di depannya.
"Ya." Jawab Arga singkat, Ia dengan sabar menunggu Aira. Sementara Rey sedikit gelisah ia tidak betah berada di tengah tengah dua orang ini, seharusnya jika ingin ngedate Arga tidak perlu membawa dirinya. Bukan ia tidak suka, Ia hanya pusing melihat drama di antara mereka berdua.
Aira langsung mencicipi ice cream itu, rasanya sungguh sangat luar bisa. Ia tidak pernah merasakan ice cream yang seenak ini. Terlihat di wajahnya senyum yang Ia pencarkan. Arga merasa sangat senang melihat senyum Aira.
"Apa tuan Arga dan sekertaris Rey tidak mau? ini sangat enak." Aira menawarkan, Ia merasa tidak enak jika harus memakan ice cream ini sendirian.
"Saya tidak nona, mungkin tuan Arga mau." Jawab Rey.
Aira langsung memberikan mangkuk ice cream yang masih utuh kenapa Arga. Tapi Rey menunjukkan Ice cream yang sedang di makan oleh Aira.
"Maaf nona tuan Arga, suka ice cream coklat yang sedang nona makan." Rey terus saja memberikan jawaban yang mungkin Arga suka. ,Ia sangat mengerti apa yang Arga mau. Arga tersenyum ia setuju dengan usul yang Rey berikan.
"Tapi kan..
"Tidak apa nona. Nona boleh menyuapi tuan Arga." Jawab Rey lagi, tanpa membiarkan Aira menjawab.
Aira langsung mengambil sendok yang baru untuk Arga dan lagi lagi Rey mencegahnya
"Pakai sendok nona aira saja. Tuan Arga tidak akan merasa keberatan." Rey merasa sangat puas. Ia juga ingin melihat reaksi Arga. Apa Arga mau memakai sendok bekas Aira.
"Tapi sekertaris Rey..
"Ini perintah nona." Jawab Rey singkat.
Aira melirik kerah Arga untuk memastikan. Ia juga takut jika salah mengambil tindakan.
"Tu.. Tuan apa tuan tidak keberatan mengunakan sendok yang bekas saya pakai."
"Ya." Jawab Arga singkat.
Perintah macam apa ini? kenapa tuan Arga dan sekertaris Rey sangat aneh seperti ini.
Dengan berat hati Aira menyuapi Arga wajah yang ia tampaklah seperti sedang tertekan. Tapi Arga senang melihat wajah Aira yang seperti itu.
Sungguh Aira sempat merasakan debaran di dadanya. Ini pertama kali ia menyuapi seorang laki laki. Tidak banyak ice cream yang Arga makan. Aira juga meminta izin dan meminta maaf karena tidak bisa menghabiskan semua makanan yang ada di meja ini. Arga tidak keberatan. Akhirnya Arga membawa mereka kembali ke kantor.
Rey sekarang sangat yakin kalau Arga benar benar menyukai Aira. Karena arga bukan tipe orang sembarang yang mau di suapin oleh seorang wanita, apalagi sampai menggunakan sendok yang sama. Sekrang Rey memikirkan bagaiman cara menyatukan dua orang ini,
Agar tuan Arga tidak bersikap konyol saat berhadapan dengan Aira yang polos seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yanti dian Nurhasyanti
sekretaris Rey sungguh sangat pengertian😂😂😂😂
2023-01-05
0
Senajudifa
kutukan cinta hadir maaf baru mampir lg
2022-06-13
1
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
Tinggalin jejak dulu
2022-04-24
3