Aira sudah bersiap, Ia menggunakan baju kaos putih, celana kain berwarna hitam, tak lupa juga ia menggunakan blazer overzies berwarna coklat, Aira menggunakan sepatu heels berwarna hitam yang tidak terlalu tinggi. Rambutnya ia biarkan terurai. Karena Aira memang tidak pandai menata rambut atau bermake up.
Ia menuju ke dapur, di meja makan sudah ada Arya, Mila dan juga Riska. Aira sedikit lambat karena tadi ia membantu b Ina membuat sarapan. Meski bi Ina menolak tapi hari ini Aira tetap tidak membiarkannya memasak sendiri.
Ia merasa sedikit gugup. Meski kemarin sore sampai menjelang malam, Ia merasa lega karena tidak bertemu dengan Riska dan juga Mila, tapi pagi ini ia merasa sedikit takut, Apa lagi Riska yang langsung berdiri menghampirinya dengan wajah masam.
"Apa ini! ( Sambil memegang blezer Aira ). Dari mana kamu dapat uang, Siapa yang membelikan kamu Baju ini!"
Riska memperhatikan Aira dari atas sampai bawah dengan tatapan tidak suka. Ia begitu sangat iri melihat penampilan Aira yang tampak modis tidak seperti biasanya.
"Om Arya yang membelikannya." Jawab Aira pelan, sedikit gugup.
"Apa!"
Riska langsung berjalan cepat kemeja makan. Ia berdiri tepat di samping Arya. Sementara Aira berjalan dengan sedikit lemah, ka meja makan. Karena lagi lagi pertengkaran dirumah ini karena dirinya.
"Pah. Papa apaan sih! Papah belikan Aira baju yang mahal. Tapi papa tidak membelikan Riska." Ucap Riska marah.
"Sudah kamu jangan marah, Kamu bisa beli kalau mau, Habiskan sarapan kamu." Ucap Arya lembut. Ia merasa merasa bersalah dengan dirinya karena sikap Riska yang terlalu manja. Ia merasa gagal mendidik anaknya.
"Aira kamu sini, cepat sarapan." Arya berkata setelah masih melihat Aira yang masih diam dengan wajah sedih.
"Iya om." Aira duduk di Sebelah Mila. Ia segera mengambil nasi dan juga lauk. Berusaha untuk mengabaikan tante mila yang menatapnya sinis.
Mila merasa gerah karena Aira memilih duduk disampingnya.
"Pah...
Rengek Riska lagi, Karena Papah nya mengabaikan pertanyaannya.
"Sudah Riska Kamu jangan bersikap seperti anak kecil gini. Kamu itu sudah dewasa. Papah membelikan Aira baju itu keperluan untuk kerja. Kamu jangan bersikap seperti itu. Aira itu sepepupu mu, bersikaplah baik. Aira cuma punya kita disini." Ucap Arya sedikit tegas.
"Iya pah." Jawab aira singkat. Iya takut kalau Papah nya semakin marah dengannya. Sebenarnya di lubuk hati kecil Riska ia ingin dekat dengan Aira, Riska melihat lebaikan didalam diri Aira, meski ia kasar dengan Aira, tapi Aira tidak perna sama sekali membalasnya. Tapi karena Mamah nya melarangnya untuk dekat dengan Aira, dan selalu memans manasinya dengan Aira, makanya Riska sering sewot dengan Aira.
"Iya. Kamu jangan gitu, Aira itu sepupumu." Ucap Mila, Ia hanya berusaha mencari muka di depan Arya. Sebenarnya ia jijik berkata seperti itu.
Aira sedikit ngeri mendengar pernyataan Mila, Aira tau, Mila tidak tulus membelanya.
Sarapan sudah selesai. Mila langsung mendekati Arya yang berdiri. Ia menggandeng lengan Arya mereka berjalan bersama. Aira berjalan di belakang mereka. Sampai mereka berada di teras rumah.
"Papah pergi dulu ya." Ucap Arya, Ia berharap istri yang ia cintai ini bisa merubah sikap sombongnya.
Mila mengangguk dan mengambil tangan suaminya. Ia mencium tangan Suaminya. Itu memang selalu ia lakukan. Terlepas dari sikap sombongnya Mila memang selalu memperhatikan keluarga nya. Makanya ia tidak mau jika perhatian Arya terbagi oleh Saudara dan ponakan Arya. Mila hanya mau Arya fokus kepada Dia dan Riska. smSeperti yang di lakukan.
Arya masuk kedalam mobil. Begitu juga dengan Aira, Arya menyuruh sopirnya untuk mengantar Aira terlebih dulu.
"Kamu bisa naik mobil ra?" Ucap Arya, Ia berniat ingin membelikan Aira mobil.
"Gak bisa Om. Aira bisa kok besok besok Ke kantor baik ojek." Jawab Aira, Ia mengira Arya keberatan mengantarnya Ke kantor.
Merasa Aira salah tanggap dengan pertanyaannya. Arya segera meluruskan maksudnya.
" Kamu jagan salah paham. Om hanya berniat membelikan kamu mobil. Kalau kamu mau om bisa menyewah orang untuk mengajar kamu." Jawab Arya santai.
"Jangan om. Om jangan belikan Aira mobil." Jawab Aira panik. Ia takut jika nanti Riska dan Mila semangkuk tidak menyukainya.
"Tapi kamu bisakan naik motor?" Ucap Arya lagi. Ia mengajak Aira ngombil selama diperjalanan menuju Kantor Arga
"Iya om. Tapi Aira gak mau om membelikan Aira motor. Aira sudah bekerja, nanti Aira akan menabung, dan membelinya sendiri." Aira menolak lagi.
"Hmm. Bagai mana kalau om akan ambilkan kamu motor, trus tiap bulan kamu bayar ke om." Ucap Arya, Ia hanya ingin Aira mempunyai kendaraan, biar bisa leluasa kemana mana. Ia ingin memberikan Aira kebebasan.
"Maksudnya om." Aira bingung.
"Om akan mengambilkan kamu motor, terus tiap bulannya kamu mencicil ke om bayar motor itu." Arya menjelaskan, agar Aira mau menerima pemberiannya.
"Seperti kredit gitu ya om."
"Iya. Jadi nanti siang di jam istirahat, om akan jemput kamu. Kita akan pergi melihat lihat motor." Jawab Arya
"Oke om" Aira menerima tawaran Arya. Karena motor itu akan ia bayar. Iya tidak menerimanya dengan cuma cuma.
Mereka pun sampai di gedung yang tingginya sepuluh tingkat. Aira keluar dari mobil. Ia terdiam sejenak. Aira sangat takjub melihat gedung ini. Lebih besar dibandingkan gedung om nya, Ia berpikir gedung om nya sangat besar. Ternyata ada yang lebih besar lagi. Bahka ini sangat sangat besar dan tinggi. Ia tidak menyangka akan bekerja di perusahaan ini. Sejenak ia berpikir. Akan ditempatkan sebagai apa dia di gedung ini. Ia tidak punya pengalaman sedikit pun. Ia hanya pernah bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket.
"Aira om tinggal ya. Kamu semangat kerjanya." Jawab Arya karena ia juga harus segera ke kantornya.
"Iya om." Aira pun tersadar dari lamunan nya.
Aira bingung kemana ia akan pergi. Sementara satpam yang melihat Aira langsung menghampirinya.
"Selamat pagi, dengan nona Aira." Satpam itu bicara dengan sangat sopan.
"Iya pak. Jangan panggil saya nona. Panggil saja Aira." Jawab Aira sopan. Ia sedikit risih mendengar di panggil nona.
"Nona bisa ikut saya. Tuan Rey sudah menunggu." Jawab satpam itu sopan, iya bahkan tidak menghiraukan ucapan
Aira menghelakan nafasnya bertanda malas dengan satpam ini, Ia pun mengikuti langkah satpam itu yang menuntunnya di ruang tunggu.
Sampai di ruang tunggu Aira sudah melihat laki laki kemarin yang ia temui.
"Selamat pagi nona." Rey langsung berdiri, memberi salam hormat.
"Pagi juga tuan. Apa yang bisa saya lakukan ?"
Jawab Aira. Meski terasa berat memanggil dengan ucapan tuan. Karena ia tidak terbisa memanggil orang dengan ucapan itu. Biasanya pak tau mas. Tapi Aira harus mulai terbiasa.
"Saya Rey, sekertaris tuan Arga." Rey memperkenalkan diri sebelum menjawab pertanyaan Aira.
"Saya Aira." Ia juga ikut memperkenalkan dirinya.
"Saya sudah tau nona. Sekarang nona bisa ikut saya." Jawab Rey. Iya berjalan melewati Aira.
Aira kesal dengan jawaban Rey. Ingin sekali ia memumukul orang yang baru saja melewatinya itu. Dengan cepat Aira mengikuti langkah Rey.
Belum terlalu banyak karyawan yang datang karena ini masih terlalu pagi.
Rey dan Aira memasuki lift khusus yang langsung menuju ruangan Arga. Sementara Arga sedang mempersiapkan diri.Ia tau sebentar lagi Aira dan Rey akan sampai ke ruangannya. Ia sudah memantau dari cctv yang langsung terhubung di henpone nya. Enatah lah Arga juga bingung kenapa dia sampai bersikap seperti itu.
Lift terbuka Rey dan Aira sudah berada di ruangan Arga. Lagi lagi Aira takjub dengan ruanagan ini. Dari desain hingga penataan barang sangat sempurna. Membuat Aira betah berada di dalam ruangan ini.
"Nona." Rey menyadarkan lamunan Aira.
"Eh iya." Jawab Aira.
Ray melangkah sedikit mendekat Arga. Aira mengikutinya. Mereka berdampingan jarak mereka sangat dekat. Arga tidak suka melihat Aira yang berdiri dekat disamping Rey.
Rey menyadari tatapan tidak suka Arga. Ia paham maksud Arga. Ia pun mundur dua langkah untuk menjaga jarak denagn Aira. Aira dengan polos mengikuti Rey. Ia kembali berada di samping Rey.
Rey kesal. Kenapa gadis ini tidak mengerti. Akhirnya Rey mengarahkan Aira
"Nona silahkan perkenalkan diri anda kepada tuan Arga." Ucap Rey sopan.
"Baik Tuan." Ucap Aira sopan dan sedikit menunduk.
Tanpa aba aba Aira langsung memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Aira putri, Hobi saya berkeliling naik motor. Saya suka es cream..
"Nona...
Ucap Rey, Aira terdiam melihat ke arah Rey. Rey ingin menghentikan Aira. Gadis ini tampak tidak jelas, Ia takut Arga akan marah melihat sikap gadis ini, terlihat sangat konyol. Tapi Arga memberikan isyarat agar Rey membiarkan Aira memperkenalkan dirinya seperti ini.
"Ada apa? saya belum selesai memperkenal kan diri." Ucap Aira polos.
"Tidak ada nona. Nona bisa sedikit maju Agar tuan Arga Mendearnya lebih jelas." Jawab Rey asal. Sungguh ini baru pertama kalinya melihat gadis sebodoh ini. Yang lebih anehnya Arga tidak merasa risih sama sekali
Aira pun melanjut kan perkenalan dirinya. Arga merasa lucu dengan sikap Aira. Ingin ia tertawa tapi ia tahan karena melihat keseriusan di wajah Aira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yanti dian Nurhasyanti
🤭😂😂😂😂
2023-01-04
0
Senajudifa
kutukan cinta mampir membawa like y win
2022-05-24
1
Nur
hahahaha astaga aira
2022-04-14
1