"Aira....!" teriak Riska dari pintu utama. Ia baru saja pulang Dari clab malam. Ya itu lah kebiasaan Riska yang hanya foya foya dan juga hura.
Aira langsung menghampiri Riska. Ia mengambil kertas yang riska lempar kan kepadanya.
Dasar gak tau sopan santun.
"Ambil Baju gue ke butik itu." Ucap nya dengan ketus.
"Tapi..
"Gak ada tapi. Entar malam gue mau pakai baju itu. Cepat sana lu pergi!" Riska meninggalkan Aira dan tidak mau mendengarkan kan ucapan Aira.
Riska langsung menuju ke kamarnya untuk beristirahat. terukir senyum jahat di bibirnya. Riska tau. Aira pasti kesulitan menemukan butik itu. Dia juga membayangkan gaya Aira yang norak datang ketempat elit seperti itu. Riska yakin Aira pasti malu dan bingung.
***
"Neng benar mau kesini?" Tanya kang ojek yang ragu melihat penampilan Aira yang sederhana.
Saat mereka sampai di depan butik yang sangat terkenal itu. bahkan itu tempat kalangan artis berbelanja.
"Lah iya. emang kenapa pak?" Jawab Aira, Sambil mengambil uang di kantong celananya, Ia tidak menggunakan tas ataupun dompet, ia sadar dengan pertanyaan kang ojek. tapi dia tidak mau ambil pusing soal penampilannya. toh orang yang didalam juga tidak ada yang mengenalnya.
"Gak papa neng, ni kembalinya." Kang ojek pun segera pergi setelah mengucapkan terimakasih kepada Aira.
Dengan rasa yang sedikit gugup Aira melangkahkan kakinya masuk kedalam butik itu. Saat masuk kedalam butik itu Aira terlihat bingung semua orang sangat cuek dan tidak menganggap dia ada. Tidak ada yang menyambut nya. Padah ia jelas jelas melihat karyawan itu menyabut tamu dengan sopan, tetapi tidak dengan dirinya. Tapi dengan sikapnya yang cuek ia tidak perduli dengan itu, selama tidak mengganggunya, ia melihat seorang pria yang duduk di sofa butik itu. Aira pun berlahan menghampirinya.
"Ehem" Aira berdehem
Pria itu langsung menegakkan tubuhnya yang sedang bersandar di sofa. Ia menatap heran gadis yang ada di depannya itu.
idih ganteng banget ni cowo. baru pernah liat gue yang beginian
Aira sangat kagum saat melihat wajah pria itu. Tapi ia berusaha mengontrol dirinya agar tetap tenang, ia pun memberanikan dirinya bertanya.
"Mas, saya mau tanya, dimana saya bisa mengambil baju yang sudah di pesan?" Ucap Aira polos.
Tiba tiba seorang merik lengan Aira agar menjauh. Itu adalah seorang perempuan karyawan butik itu. Ia terlihat gugup. Karena ada yang berani menganggu tuannya.
"Hey, apa!" Ucap Aira dengan nada kesalnya ia pun melepaskan tangan perempuan itu dan menganghampasnya dengan kuat.
"Aww" perempuan itu meringis
"Maaf anda tidak boleh mengganggu ketenangan tuan Arga." Ucap perempuan itu, mereka berdua masih berdiri di depan Arga yang masih memperhatikan Aira.
"Hey siapa yang menganggu, Tuan apa. Maksud lo apa!" Jawab Aira ketus
Perempuan itu pun melirik sekilas Arga.
"Maksud lo mas ini." Jawab Aira sambil menunjuk ke arah Arga.
"Jaga sikap anda!" karyawan itu berkata tegas memperingati agar Aira tidak bertingkah kurang ajar.
Aira memperhatikan sekeliling nya menjadi hening dan semua memperhatikannya.
Lah apa yang gue lakuin, kok jadi seram gini.
Arga langsung berdiri, Ia pun langsung berlalu begitu saja tanpa ekpresi apapun dan pergi ke ruang khusus yang ada di butik ini.
Arga Putra Rahandirta. Adalah pewaris tunggal perusahaan terbeser yang ada di kota ini. Wajahnya yang tampan dan kulitnya yang putih serta postur tubuh yang tak kalah dengan model terkenal, membuat semua wanita yang melihatnya akan langsung terpanah dengan ketampaan nya. karisma yang ada pada dirinya membuat orang orang mengagumi nya.
Tapi dengan sikapnya yang dingin membuat orang orang sangat segan, bahkan takut untuk mendekatinya.
Arga langsung kembali bersandar di sofa untuk kembali beristirahat sejenak. Sambil menunggu maminya yang sedang bersiap. Ia terlihat senyum senyum mengingat wanita yang tadi memanggilnya mas. Ya untuk pertama kalinya ada seorang wanita yang memanggilnya mas.
"Baru datang ga?" Ucap Erika yang baru keluar dari toilet saat melihat anak kesayangan nya itu yang duduk di sofa.
"Dari tadi mi. cuma nunggu diluar." Jawab Arya sedikit malas. Karena ia sudah menunggu lama. Ia sedikit kesal cuma mau makan siang aja maminya berdandan seakan akan mau pergi ke acara pesta.
"Tumben mau tunggu diluar." Jawab mami yang sudah selesai memoles wajahnya. Tak lupa ia menambahkan lipstik merah di bibirnya.
"Cepat dong mi." Ucap Arga yang mulai bosan.
"Iya iya." Erika segera mengambil tas nya, ia pun keluar bersama dengan Arga.
Saat keluar dari ruangannya, Erika melihat keributan yang terjadi di butiknya, ia langsung berjalan dengan cepat ketempat keributan itu, yang disusul Arga di belakangnya.
"Duh ada apa ini?" Ucap Erika sembari bertanya kepada karyawannya.
Seketika empat karyawan yang berdebat dengan Aira diam dan menunduk. Saat salah satu karyawan itu mau menjelaskan. Aira dengan suara sedikit nyaring dan dengan wajah yang kesal menjawabnya. Bagaimana tidak empat karyawan ini sangat sombong dan menghina penampilannya.
"Gini ya bu, saya cuma mau mengambil baju yang sudah dipesan." Aira melangkah sedikit maju mendekati Erika. Tanpa ada rasa canggung sedikit pun cuma ada kesal yang ada dihati nya.
"Jaga sikap anda, saya harap anda bersikap sopan kepada nyonya Erika." Jawab karyawan itu yang sempat menarik lengannya.
Gini amat ya jadi orang miskin. Sepertinya ini pemilik butik ini. Uda tua tapi masih cantik aja.
Aira menarik nafasnya dan membuang nya perlahan, Ia lakukan sebanyak dua kali. Ia mengontrol dirinya untuk berbicara baik baik. Ia sangat jengkel dengan karyawan di butik ini. Walau tidak semua, tapi empat karyawan yang tadi mengeroyoknya dengan kata kata hinaan mereka. untung nya, di butik ini sepi di jam istirahat.
"Maaf bu saya hanya ingin mengambil baju yang sudah di pesan." Ucap Aira dengan sopan.
"Atas nama siapa." Jawab Erika datar
"Riska veronica." Ucap Aira jelas dan menyebut nama lengkap sepupunya itu.
"Sinta." Erika memanggil karyawannya dengan suara yang sedikit meninggi.
"Ambil paperbag di atas meja saya. Berikan kepada dia." Ucap Erika dan melihat Aira dengan wajah datar. Erika pun segera pergi dari butiknya itu.
"Duh itu perempuan atau apa sih. Gak pandai banget merawat diri. Sama anak bi Ijah aja, Masih bagusan anak bi Ijah. Erika membandingkan dengan anak pembantu yang ada dirumahnya, Mungkin pembantunya Riska kali ya Ga, Kok kelihatannya ganas. Gak seprti Riska yang cantik dan juga sopan." Ucap Erika saat di dalam mobil. Sedikit memuji Riska
Arga hanya tersenyum sambil mengemudi mobilnya dengan tenang. Ia mengingat Aira yang tidak kenal takut, dan juga melihat sikap polos gadis itu. Apalagi saat mengingat Aira yang menenangkan diri dengan menarik nafas nya, Arga sedikit gemas melihatnya.
"Arga! kok kamu senyum senyum sih. Kamu dengar gak Mami ngomong." Ucap Erika sedikit meninggi.
"Iya dengar Mi." Jawab Arga mereka pun sampai di cafe Diamond, Cafe mewah yang ada di kota ini.
Arga dan Erika memasuki restoran itu. Mereka di sambut hangat oleh karyawan itu, dan mengantarkan mereka kemeja yang sudah memang dipesan oleh Erika, Beberapa orang melihat mereka dan mengagumi ibu dan anak itu.
Tidak menunggu lama makanan yang mereka pesan sudah datang. Dua Pelayan wanita menyiapkan diatas meja dengan perasaan yang gugup, antar senang dan juga takut, takut jika melakukan kesalahan, sesekali wanita itu melirik wajah Arga yang sedang asik dengan hpnya. Pelayan itu merasa sangat beruntung melayani mereka. Ia sangat senang bisa melihat wajah tampan Arga dengan sangat dekat. Makanan sudah ia tata dengan rapi diatas meja.
"Selamat makan Nyonya dan Tuan Arga. Semoga kalian suka dengan hidangan nya." Ucap pelayan itu sedikit basa basi. Ia pun menundukkan kepalanya memberi hormat dan pergi meninggalkan meja itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
auliasiamatir
ciee Arga baru jumpa aja udah di bikin senyum senyum sama Aira.
2022-08-30
1
Senajudifa
kok jadi mangkel sama riska ya...kutukan cinta mampir thor
2022-05-16
3
🍁ᴄᴎ͜͡ᵲ᭄Redblack🌅ͧ ᷤ ⃫ᷨ⃟⃤🧧🍁
Baru mampir lagi
2022-04-20
4