"Selamat pagi nyonya." Sapa Rey, saat melihat Erika yang sedang duduk di ruang tengah. Rey jarang sekali melihat Erika sepagi ini.
"Mami Rey mami! Kamu kenapa sih sama keras kepalanya sama Arga! panggil mami." Ucap Erika, karena Rey seringkali memanggilnya nyonya, padahal Erika maunya Rey memanggilnya mami, Erika sudah menganggap Rey seperti anaknya sendiri.
"Mami gak mau dengar lagi ya kamu panggil nyonya, ini yang terakhir, pokoknya panggil mami, ngerti kamu Rey!" Lagi Erika memarahi Rey.
"Iya Mi, Rey minta maaf."
Tapi tumben sekali sepagi ini sudah bangun, sikap nyonya juga seperti sedang gelisah, apa tuan Arga membuat masalah.
Tak lama orang yang di tunggu Rey pun datang. Ia Tampak gagah dengan penampilannya, dan wajahnya lebih ceria dari biasa.
Tumben sekali tuan, tampak cerah seperti ini, sebeanrnya ada apa ini.
Rey bingung melihat Arga dan Erika kedua orang ini menampakkan ekspresi yang berbeda.
"Tumben mi bangun pagi." Ucap Arga saat melihat hal yang tidak biasa. Ya biasanya Erika selalu bangun jam sembilan keatas.
"Kamu yang tumben, berangkat kantor sepagi ini, ada yang mau mami omongin." Jawab erika sewot. Ia masih kesal dwngan Arga yang semalam mengabaikannya.
"Apa mi, Arga mau cepat ni, kasian Rey sudah nunggu dari tadi."
Rey hanya menghelakan nafasnya, padahal tidak ada hal penting, Arga cuma ingin cepat bertemu Aira.
"Haa emang sepenting apa sih! dengar, malam ini pokoknya kamu nemenin mami."
"No mi." Jawab Arga singkat.
"Arga! ini untuk kebaikan kamu, mami gak mau kamu salah memilih wanita, pokoknya ntar malam temanin mami."
"Gak mi Arga sibuk, sudah ya mi Arga mau ke kantor, Mami jangan marah marah, tuh kerutan diwajah mami sudah mulai kelihatan." Arga sengaja menjaili Erika, Ia tau maminya akan sangat khawatir kalau berkaitan dengan wajahnya.
"Yang benar ga, kamu jangan sembarang ngomong, mami kemarin habis perawatan loh." Erika tampak cemas, Karena ia selalu merawat dirinya dengan baik, Meski usianya sudah 51 tahun, tapi Erika masih tampak segar dan cantik.
"Ya mi, sepertinya mami harus perawatan lagi, batalkan aja rencana makan malam mami." Ucap Arga ia mendadak mendapat ide, untuk menghindari makan malam itu.
"Gak gak. Pokoknya malam ini, kamu temanin mami dinner!" Erika berkata dengan tegas.
"Mi, ngertiin Arga dong mi, Arga sudah dewasa biar Arga yang menetuin masa depan Arga, tolong kali ini mami jangan ikut campur, atau menjodohkan Arga dengan gadis yang Arga tidak suka."
"Tapi mami cuma mau kasih yang terbaik buat kamu." Ucap Erika memelas.
"Arga Yang tau yang terbaik buat Arga. Arga pergi dulu mi." Arga mencium kedua pipi maminya sebelum pergi ke kantor.
Rey juga berpamitan dan ikut menyusul Arga.
Di dalam mobil Arga langsung meminta Rey untuk segera kerumah Aira, Rey langsung mengemudikan mobilnya Ke jalan menuju rumah Aira.
"Rey mulai hari ini dan seterusnya, Aira akan bersama kita." Ucap Arga sambil tersenyum, mengingat kejadian semalam.
"Baik tuan." Rey tidak mempermasalahkannya mulai sekarang Aira juga harus dalam pengawasannya, semua yang berkaitan dengan Arga harus dalam keadaan baik baik saja.
"Rey periksa di jalan ini apa ada cctv yang terpasang." Arga mulai memasang wajah dinginnya, Ia kesal karena kedua pria itu sudah berani menggangu Aira.
"Ya tuan, tapi ada apa dengan jalan ini?"
"Kemarin malam Aira di ganggu oleh dua orang pria. Mereka mencoba menyentuhnya, untung aku datang di waktu yang tepat, tapi kedua pria itu kabur, sebelum aku puas mengejarnya." Ucap Arga dengan ekspresi marah.
"Baik Tuan. Saya akan usahakan menangkap krdua pria brengsek itu." Rey tak kalah marahnya, seharusnya ini tidak terjadi, Rey merasa bersalah.
Tak lama kemudian mobil Arga sudah sampai di depan rumah Aira, Aira sudah menunggu Arga di depan rumah, Ia berjalan mondar mandir di halaman rumah sambil menunggu kedatangan Arga, ya Aira tidak ingin orang rumah tau bahwa Arga yang menjemputnya. Bahkan ia tadi hanya sarapan roti dan minum air putih saja. Ia meninggalkan meja makan dan beralasan harus Ke kantor sepagi mungkin. Ya Arya memakluminya, karena Aira yang sebagai asisten Arga.
Rey kaget melihat Aira yang datang menghampiri mereka padahal mobil itu belum berhenti sepenuhnya.
"Selamat pagi sekertaris Rey." Aira menyapanya sopan, saat Rey menurunkan kaca mobilnya, padahal Rey tadi hanya ingin memastikan. Kalau itu benaran Aira. Dengan cepat Aira berjalan memutar mobil dan membuka pintu mobil belakang. Ia tidak ingin Rey membukakan pintu mobil itu. Yang Aira inginkan ia segera pergi dari tempat ini, Ia tidak mau ada yang melihat Arga menjemputnya.
"Hey,, ada apa dengan mu!" Arga melihat tingkah Aira seperti orang yang di kejar maling. Bahkan ia tidak menyapa Arga.
"Sekertaris Rey bisa kah segera pergi dari sini!" Aira mengabaikan pertanyaan Arga.
Rey langsung menjalankan mobilnya, Ia tidak tahu apa penyebab Aira menjadi panik seperti ini, tapi demi kenyamanan bersama Rey mengikuti perintah Aira.
Arga tampak kesal melihat Aira, Ia sama sekali tidak perduli dengan Arga bahkan ia mengabaikan Arga yang terus menatapnya dingin, yang ada dikepala Aira saat ini, Ia menjauh dari rumah Om nya.
"Huuu lega." Ucap Arga sambil mengelus dadanya. Saat ia melihat kearah samping, Ia langsung merasa ngeri karena Arga menatapnya dengan sinis.
"Apa yang lega? emang kau kenapa!" Ucap Arga kasar.
"Hehe ngak papa tuan." Hanya itu jawaban Aira, yang membuat pikiran Arga menjadi kacau.
"Bagaimana tidak apa, kau seperti orang yang dikejar maling." Ucap Arga, ia berpikir kalau Aira mendapat kan prilaku buruk lagi, makanya Aira bersikap seperti ini.
"Hehe tidak ada apa apa tuan. Tidak ada yang terjadi." Ucap Aira jujur, karena pagi ini memang tidak ada yang terjadi. Bahkan kejadian semalam tidak ada yang tau kecuali bi Ina dan kang asep. Mereka berdua berhasil membawa motor Aira kembali.
"Jelas kan!" Arga tetap ingin tau, ucapan Aira tidak membuat hatinya tenang, Ia ingin Aira menjelaskan secara detail.
Hiks dasar pria sinting, ngapain juga hal seperti ini harus gue jelasin, sakit ni orang, makin hari makin gak jelas.
"Jelas kan! kau dengar tidak!" bentak Arga. Karena belum mendapat kan jawaban Aira.
"I..iya Tuan, saya cuma tidak ingin ada yang tau kalau Tuan sudah menjemput saya. Saya tidak ingin Tante Mila salah paham kalau sampai tau tuan menjemput saya."
"Apa yang kau takutkan. Apa dia mengancam mu?"
"Tidak tuan saya hanya merasa tidak enak, saya merasa malu sebagai asisten, saya merasa tidak pantas jika tuan repot repot menjemput saya, bisa kah besok saya kekantor sendiri saja?"
"Tidak ada yang merasa di repot kan, mulai hari ini dan seterusnya Rey akan selalu menjemput mu."
Rey hanya mampu menggelengkan kepala, Ia berpikir sikap Arga terlalu keras dan terlalu mengekang Aira, Rey tau niat baik arga kepada Aira, tapi Arga belum mampu mengendalikan emosinya, saat apa yang ia inginkan tidak tercapai.
Tuan,, kalau anda bersikap seperti ini terus mungkin nona Aira tidak akan mungkin menyukai tuan.
Rey khawatir kalau Arga tidak mendapatkan cinta Aira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Yukity
semangat🆙😍
2022-05-21
0
Nur
iya si arga ngeselin
2022-04-15
0
pensi
Erika
2022-04-08
0