Aira bardiri didepan kaca melihat pemandang dari atas gedung ini, ia masih bingung harus berbuat apa, Aira tidak berani bertanya karena sepertinya omnya sedang sibuk menghubungi seseorang
Arya akan bertemu dengan pengusaha mudah yang sangat berpengaruh di negri ini. Entah apa yang berani membawa Arya bertemu dengan pria ini, Arya sudah kehabisan akal, padahal ia tau resiko besar yang akan menimpanya, jika ia membuat kesalahan, Tapi sepertinya hanya perusahan Tuan muda ini yang bakal mampu membantunya. Pemilik perusahan tak lain adalah Arga Putra Rahandirta. Arya pun tak mau buang buang waktu, karena Pengusaha mudah itu mau bertemu dengannya.
"Aira." Ucap Arya.
"Iya om." Aira segera menghampiri Arya
"Kita akan pergi bertemu dengan seseorang yang sangat penting."
"Tapi apa yang harus Aira lakukan?" Aira bingung ini baru pertama kalinya.
"Kamu ikut aja." Ucap Arya tanpa menjelaskan apapun. Karena waktu yang tidak banyak. Ia tidak mau menyiakan kesempatan ini. Karena pertemuan ini sangat penting. Bagi perusahaannya. Ia sudah sangat bersyukur karena mau bertemu dengannya.
Tak butuh lama Mereka sudah sampai Di sebuah restoran mewah. Arya keluar dari mobilnya setelah sopirnya membukakan pintu begitu juga dengan Aira. Hanya selang beberapa detik sekretaris pak Arya pun juga sampai. Mereka bertiga memasuki restoran itu bersama. Aira melirik sekretaris itu cantik. Dan sedikit seksi dengan pakai yang ngepres di badannya.
Saat memasuki restoran Aira takjub, karena ia belum pernah memasuki restoran yang seperti ini, Bukan tidak ada di kota asalnya. Hanya saja ia tidak punya uang untuk memasuki restoran mewah seperti ini.
Aira, Arya, dan Reni sekretarisnya itu berjalan bersama. Aira tepat disamping Arya, Sementara Reni ada di belakang mereka sambil membawa tas yang berisi berkas berkas jaminan, yang akan diperlihatkan kepada klien yang akan mereka temui. Mereka memasuki ruang privat yang didalmnya sudah ada dua orang laki laki. Yang menunggu mereka.
"Pagi tuan."Ucap Arya sopan sambil sedikit menundukkan kepalanya. Karena waktu masih menunjukkan jam sembilan pagi.
Begitu juga dengan Reni iya memberi salam dan menunduk sopan dengan dua pria yang ada di depannya itu. Aira sedikit bingung. Walau agak terlambat memberi salam, tapi ia mengikuti sikap Arya dan Reni yang memberi salam kepada dua laki laki itu. Terlihat senyum di bibirnya, Ia tidak merasa sedikitpun takut dengan kedua pria di depannya ini. Aira merasa lucu bersikap terlalu formal seperti ini. Mungkin ia merasa aneh karena tidak pernah bertemu atau terlibat dengan orang orang penting seperti ini.
Arya sedikit gugup melihat kelakuan Aira. Ia sedikit menyesal membawa Aira. Tapi ia juga tidak tega meninggalkan Aira di kantornya, takut Istrinya datang tiba tiba, dan menyerang Aira. Mengingat sikap tidak pantas Riska dan juga istrinya saat sarapan pagi tadi. Arya khawatir dengan Aira. Terpaksa ia membawa Aira bersamanya.
Mereka bertiga duduk setelah salah satu pria di depannya itu mempersilahkan duduk. Entah lah apa yang ada dipikirkan Aira, Ia masih saja terlihat senyum bahkan sepertinya ingin tertawa, Setelah melihat wajah om nya dan reni yang seperti ketakutan melihat kedua pria di depannya ini.
Reni mengambil berkas yang ada di tasnya, Ia melirik Aira yang baru saja bertemu dengan nya, bahkan ia tidak tau itu siapa nya Arya dan dari mana datangnya wanita yang ada di samping nya itu. ia Menginjak sedikit kaki Aira agar berhenti memasang wajah nyengir seperti itu.
Padahal Aira meman memasang wajah ceria berniat untuk mencairkan suasana.
"Aw sakit." Ucap Aira tiba tiba. Ia juga kaget. Apalagi melihat sorot mata tajam ke empat orang ini dengannya.
Duh salah apa gue. gue kan cuma kaget. Lagian ni cewek sengaja kali ya nginjak kaki gue .
"Maaf sudah mengganggu." Ucap Aira sedikit nyengir
Arga tidak keberatan dengan sikap Aira. Ia juga menatap biasa dengan Aira. Rey sekretaris nya bingung melihat sikap Arga yang masih tampak tenang. Biasanya Arga langsung beraksi marah ketika ada orang yang bersikap tidak jelas seperti Aira. Sementara Arya tampak pasrah. Ia tidak bisa marah atau menegur Aira langsung didepan Kliennya ini.
Mungkin Aira sudah lupa dengan Arga yang pernah bertemu dengannya di butik. Tapi tidak dengan Arga ia mengingat wajah Aira. Walau dengan penampilan Aira yang sedikit berbeda.
"Apa kedua wanita ini sekretaris anda." Arga penasaran.
"Tidak tuan." Jawab Arya singkat
"Ini sekretaris saya." Arya melanjutkan ucapannya denga menunjuk Reni. Reni mengangguk sopan.
"Dan yang satunya ponakan saya Aira." Ucap Arya sambil menunjuk Aira. Aira juga mengangguk sopan sama seperti Reni. Ia mulai mengikuti wajah Reni dengan mode serius atau bisa dibilang tegang.
"Ponakan?" Jawab Rey dengan wajah wajah bingung.
" Maaf tuan. Jika anda keberatan saya bisa menyuruh ponakan saya untuk tunggu di luar." Ucap Arya lagi. Ia merasa sedikit bodoh bahkan seperti orang bingung. Tidak biasanya dia bersikap seperti ini.
"Oh tidak apa. Biarkan disini, Apa tugasnya di perusahaan anda?" Ucap Arga. Entahlah kenapa dia ingin tau tentang Aira.
Sementara Rey merasa bingung dengan pertanyaan tidak jelas tuannya itu.
Kenapa mereka membahas diri ku.
Aira masih diam mendengarkan dengan serius.
"Untuk sementara belum ada. Karena ini hari pertama dia ikut dengan saya ke kantor."Jawab Arya jujur apa adanya. Karena ia tau orang yang berada di depannya ini sangat tidak suka dengan kebohongan.
"Kalau begitu saya akan memintanya untuk bekerja diperusahaan saya. Sebagai jaminan." Ucap Arga tanpa melihat lihat lagi berkas yang ada di atas mejanya.
Jaminan Apa? kenapa harus aku, ini ada apa?
Aira masih diam menyimak, Ia masih belum mengerti.
Pernyataan itu sontak membuat Rey kaget begitu juga dengan Arya dan Reni.
Rey tanpa sadar melototi bosnya itu. Sungguh Arga bersikap terlihat tidak jelas hari ini.
"Besok dia yang akan membawakan berkas berkas yang harus saya tanda tangani." Arga menunjuk Aira. Arga langsung berdiri dan hendak meninggalkan tempat itu tapi Arya menahannya.
"Tu tuan.."
"Saya tidak punya banyak waktu." Arga memotong ucapan Arya. Ia langsung saja keluar dari tempat itu,
Meski Arya merasa lega karna dengan mudahnya Arga mau membantu perusahaannya, Tapi Arya juga khawatir dengan nasib Aira, karena rumor yang beredar tentang tuan muda, sangat mengerikan, sifatnya angkuh, dingin, dan selalu melakukan sesukannya, ia tidak segan segan memberikan hukuman kepada orang yang berani mengusik nya.
"Om maksud pria tadi apa?" Aira masih bingung ia belum mengerti.
"Maafkan om Aira, pria itu adalah tuan Arga orang yang paling berpengaruh di negri ini. Perusahaan om sedang ada masalah besar, om membutuhkan banyak uang, dan hanya pria itu yang mau membantu, om tidak ada pikiran untuk kamu bekerja di perusahaannya dan sebagai jaminan nya. Maaf kan om Aira."
Aira merasa bersalah melihat wajah murung dan khawatir terhadap dirinya. Aira menerima semua itu dengan senang hati. Ia tidak masalah bekerja diperusahaan lain, dan dijadikan sebagai jaminan, yang penting ia bekerja dan tidak terus menyusahkan om nya.
"Gak papa om, Aira tidak masalah, yang penting Aira bisa bekerja dan membantu om." ucap Aira tanpa beban, dan itu sedikit membuat lega Arya.
"Kamu hebat loh, bisa bekerja di perusahaan tuan Arga. Tidak semua orang bisa masuk di perusahaan itu. Kamu sangat beruntung dan gara gara kamu tuan Arga mau meminjam kan dana untuk Pak Arya, Kamu memang membawa keberuntungan." Reni ikut senaang.
Arya menekan tombol yang ada di dekat meja itu. Segera pelayan datang dan memberi salam kepada mereka bertiga. Arya hanya memesan kopi karena ia masih merasa kenyang. Karena ini belum jam makan siang. Begitu juga dengan Reni hanya memesan juice, Aira mengikuti apa yang Reni pesan. Mereka hanya berbincang hangat, Dan tereus terus saja memuji Aira. Sampai minuman mereka tinggal setengah. Mereka menyudahinya. Dan keluar dari restoran itu. Mereka langsung kembali keperusahaan. Karena ada hal lain yang harus Arya selesaikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta hadir y thor
2022-05-22
0
Nur
Aira membawa keberubtungan
2022-04-14
2
Nur
astaga aira haha
2022-04-14
0