Aira bangun sangat pagi, karena hari ini ia akan ke kantor bersama dengan om nya, semalam Arya memberitahu agar ke kantor bersama. Segera Aira kedaur seperti biasa untuk membantu bi Ina memasak.
"Non semangat benar hari ini." Bi ina melihat tingkah Aira yang senang serta senyum yang tak hilang dari bibir Aira.
"Ia bi, hari ini saya mulai berkerja di kantor om Arya." jawab Aira semangat
"Wah selamat ya non. Non siap siap sana, Biar bibi aja yang masak." Jawab bi Ina yang tak kalah semangatnya dengan Aira.
"Gak bi. Aira bantu bibi dulu. Kasian bibi kalau sendirian, lagian Aira juga sudah menyiapkan baju Aira kok." Tolak Aira lembut yang tidak tega dengan bi Ina.
"Bibi udah biasa non sendiri. Ini mah gampang bagi bibi. Kamu pergi sana mandi, bibi gak mau kamu bantu." Ucap bi Ina Sambil mendorong pelan Aira agar keluar dari dapur.
"Benar ni gak papa?" Aira berjalan pelan memastikan.
"Iya non. Sudah sana non siap siap aja." Ucap bi Ina meyakinkan, Ia ikut senang melihat semangat Aira.
Aira kembali ke kamarnya setelah bi Ina memaksa nya untuk bersiap. Aira segera mandi, Setelah mandi ia menggunakan baju setelan set celana kulot dan blazer oversaize Berwarna cream. Berdalaman kaos hitam. Aira mengunakan make up seadanya. Ia memang tidak pandai bermake up, Ia menenteng tas mini berwarna hitam. Rambutnya yang tak terlalu panjang ia biarkan terurai. Aira terlihat elegan, meski baju yang ia gunakan bukan baju branded yang terkenal. Tidak butuh waktu lama Aira sudah selesai berdandan. Ia segera keluar dari kamarnya. Untuk mengecek bi Ina, Ia masih ingin membantu bi Ina menyiapkan makanan di atas meja.
"Wah... cantik nya non Aira. Bibi sampai pang ling." Ucap bi Ina yang baru saja selesai menata makanan di atas meja.
Aira tersenyum ia sedikit malu dengan pujian bi Ina. "Uda selesai ya bi? ya padahal Aira tadi cepat cepat mau bantuin bibi."
Riska keluar dari kamarnya, Ia dengan cepat menuruni anak tangga dan segera ingin bertemu dengan Aira. Ia ingin memberi Aira sedikit pelajaran dan ingin mengerjai Aira seperti biasa. Tiba tiba saja ia kaget melihat penampilan Aira yang tak seperti biasa.
"Tumben lo cantik." Riska tidak sadar sudah memuji Aira. Riska memperhatikan Aira dari atas sampai bawah.
"Makasih atas pujiannya." Aira tersenyum
"Idih. Bukan lo yang cantik tapi baju lo. Eh bukan, Lo gak ada bagusnya. Tadi gue salah bicara. Lo jangan kepedean." Jawab Riska ketus. Belum sempat Riska mengusik Aira. Arya dan Milla turun dari tangga. Segera Riska urungkan niatnya. Karena melihat Arya.
"Sudah siap aja ponakan om. Cantik juga kamu kalau seperti ini." Arya memuji Aira, karena Aira memang terlihat cantik pagi ini.
"Biasa aja kali pah, Cantik kan Riska kali." Jawab Riska sewot.
Mila hanya melirik Aira dengan tatapan tidak suka. Ia duduk tepat di samping Arya dan berhadapan dengan Aira.
"Sama sama cantik. Tapi Aira lebih cantik. Pagi pagi sudah mandi dan mau membantu papah kerja di perusahaan." Arya sengaja berkata seperti itu, siapa tau aja Riska tergerak hatinya agar mau ikut ke kantor bersama mereka.
Riska diam dengan wajah yang masam. Apalagi melihat Aira yang tersenyum saat mendapat pujian. Ia tidak lagi mau menjawab takut jika papah dan Mamah nya memaksanya ke kantor.
"Aduh sudah dong pah. Masih pagi, jangan merusak mood anak kesayangan mama. Riska kamu jangan sedih. Kamu itu cantik kok walau belum mandi." Mila membela Riska.
Arya tak lagi membalas ucapan Mila, Ia hanya menghela nafas, Bingung dengan pikiran Mila padahal ia hanya sedikit bercanda. Tapi Mila malah tidak terima dengan ucapannya. Tak mau menjadi perdebatan. Arya segera memakan sarapannya. Mereka mulai sarapan tak ada yang berbicara hening seketika.
" Pa, emang Aira mau papa taruh dimana? Bukannya papah tidak lagi membutuhkan karyawan?" Mila bertanya setelah mereka selesai sarapan.
"Untuk sementara Aira ikut papah aja dulu. Sambil melihat lihat kantor. Nanti selanjutnya akan papah pikirkan lagi." Jawab Arya.
"Jadi Cs aja pah. Mana cocok dia jadi seketaris atau apa lah" Jawab Riska meremehkan Aira. Jelas Arya tidak suka mendengarnya.
"Benar kamu sayang. Lagian Aira cuma lulusan SMK, mana ngerti sama urusan kantor"
Mila langsung antusias mendengar saran anaknya itu. Iya mendukung saran Riska.
Aira melemah semangat yang ada di dirinya seketika hilang. Seketika wajahnya murung. Melihat wajah Aira murung, Arya tidak tega.
"Riska jaga ucapan mu! Aira itu sepupu mu. Mamah juga jangan selalu mendukung kelakuan Riska yang gak benar!" Arya sedikit emosi. Terlebih sama istrinya, yang tidak memperdulikan Aira sebagai ponakannya.
Arya segera berdiri dan meninggalkan meja makan dengan perasaan marah.
"Aira. ikut om." Ucap Arya.
Aira menatap sekilas kepada tante dan Riska. Ingin berpamitan, tapi melihat wajah mereka sangat tidak memungkinkan. Aira pun langsung berdiri mengikuti langkah cepat Arya.
Di dalam mobil tidak ada yang berbicara. Aira sedikit gugup, duduk bersebelahan dengan om nya, Ia merasa hadirnya dirumah itu. Membuat keributan keluarga om nya.
"Om. Aira minta maaf ya." ucap Aira tiba tiba.
"Minta maaf kenapa? om yang seharusnya minta maaf. Atas kelakuan riska dan istri om." Arya merasa bersalah. Terlintas didalam pikirannya mungkin Aira tidak diperlakukan baik saat ia tidak ada dirumah.
"Aira minta maaf. Gara gara Aira om jadi marah sama Riska dan tante Mila." Ucap Aira lirih.
"Sudah kamu jangan merasa bersalah gitu. om gak mau dengar kamu minta maaf terus. Gak usah terlalu dipikirkan. Om mau kamu kerja yang benar di perusahaan om. Kamu harus bisa membuat Ibu mu bangga dengan kamu." Arya memberi semangat kepada Aira.
"Makasih ya om. Atas semua kebaikan yang om lakukan untuk Aira dan juga ibu."
"Itu sudah kewajiban om. Kamu jangan pasang wajah murung seperti itu. Kamu harus semangat ini hari pertama kamu kerja." Ucap Arya yang tak henti membuat Aira semangat
Tak terasa mereka sampai di perusahaan. Pak sopir membukakan pintu mobil untuk Arya. Arya turun dari mobilnya begitu juga dengan Aira. Mereka memasuki gedung tinggi 4 tingkat itu. Aira sedikit takjub. Melihat gedung yang besar itu adalah milik Om nya. ANTARA GROUP, Itu adalah nama perusahan Arya. Ini pertama kalinya Aira menginjakkan kaki di perusahaan Om nya. Mereka berdua memasuki perusahaan itu, satpam yang berjaga memberi salam kepada Arya dan juga Aira. Begitu juga karyawan yang lain. Mereka memberi salam dan menganggukan kepala ketika Arya melewati mereka. Sementara Aira merasa canggung dengan suasana yang seperti itu, apalagi ditambah samar samar suara orang orang yang bertanya tentang dia. Aira mengikuti langkah Arya, mereka memasuki lift, tak lama kemudian lift terbuka mereka sudah sampai Di tingkat empat perusahaan itu. Sedikit berjalan untuk keruangan Arya. Aira terus mengikutinya tanpa berbicara. Ia sedikit gugup, Apa lagi melihat wajah omnya yang sedikit tegas. Dan daribtadi ia tidak melihat om nya membalas sapaan para karyawannya. Sungguh berbeda sifat Arya di rumah dan diperusahaan.
"Siapa itu?"
"Wah ada karyawan baru ni."
"Lumayan cantik."
"Bukannya anak pak Arya cuma satu. terus itu siapa?"
Bisik bisik karyawan yang terdengar di telinga Arya dan Aira. Mereka sedikit kepo. Apalagi Aira memasuki lift bersama dengan Arya. Sungguh itu membuat mereka sangat sangat kepo. Bahkan ada yang mengira itu adalah istri muda Arya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
IG: wahidatunnimah02
nyicil mampir kak, semangat🥰
2022-05-25
1
Senajudifa
kutukan cinta hadir thor
2022-05-20
1
Nur
hahahah itu ponakan bukan istri muda
2022-04-14
5