Friendzone

Rio menatap nanar punggung Inas yang berlalu bersama Nathan. Menatap kasihnya yang bertepuk sebelah tangan. Meski Rio tak pernah mencoba mengutarakan perasaannya kepada Inas, Rio tahu Inas hanya menganggapnya sebagai teman. Rio hanya takut, ungkapan perasaannya akan membuat Inas tidak nyaman dan menjauh darinya. Baginya bisa berada di dekat Inas, becanda dan melihat tawanya saja sudah cukup. Pengecut! Di satu sisi hatinya mengumpat, benci dengan dirinya yang tak mampu mengungkapkan cintanya pada Inas.

"Sabar ya, Yo!" ucap Kiki menenangkan Rio yang terlihat sengsara melihat Inas pergi dengan Nathan.

"Kenapa cuma dia yang gak sadar kalau gue naksir dia sih? Padahal lu semua tahu tanpa gue ngomong." protes Rio.

"Beda kalik, Yo. Biasa cewek emang gitu. Suka lihat yang jauh-jauh. Padahal yang deket udah ada dari dulu. Makanya gue gak suka cewek. Ribet!" ucap Lia, berusaha melucu, yang pada akhirnya malah kena toyor oleh Tyas.

"Lagian, lu udah deket sama Inas dari jaman osmaru, kenapa gak lu tembak-tembak sih? Dulu gue kira kalian pacaran pas waktu osmaru itu, lengket bener berdua." ucap Tyas.

"Iya. Kenapa coba? Kan jadi disrobot orang tuh." timpal Lia.

Rio tak ingin menjawab pertanyaan Tyas dan Lia. Lebih tepatnya Rio sendiri tak tahu mengapa, setiap kali dirinya akan mengungkapkan perasaannya terhadap Inas, Rio selalu tersihir dan berakhir dengan bungkam. Takut. Itu yang dirasakan Rio jika harus mengungkapkan perasaannya terhadap Inas. Takut Inas tak ingin lagi melihatnya.

"Cabut yuk. Udah sore." ajak Kiki memecah kesunyian.

"Mau balik apa nongki di depan dulu?" tanya Tyas.

"Gue balik aja guys. Capek." jawab Rio, tak berselera nongkrong saat ini.

"Iya, balik aja lah. Gak seru gak ada Inas." imbuh Kiki.

Dan mereka pun berlalu, meninggalkan kampus yang perlahan sunyi karena senja mulai merayap membungkus hari. Perih!

***

Di dalam kamar kos berukuran 3mx4m, seorang pria menatap beberapa foto yang dipasang di dindingnya. Segerombolan teman dengan tawa yang lepas. Matanya tertuju pada sesosok wanita di dalam gerombolan tersebut. Menatapnya lama dan menghela nafas panjang. Pikirannya melayang, menyusuri waktu hingga ke tiga tahun yang lalu.

Tiga tahun yang lalu...

Upacara osmaru telah usai. Namun, kegiatan osmaru itu sendiri baru akan dimulai. Mahasiswa-mahasiswa baru yang mengenakan pakaian serba putih berbalut jas almamater berbondong-bondong menuju fakultas masing-masing. Terlihat sesosok mahasiswi baru yang berjalan sendiri, tanpa teman menuju fakultasnya. Gontai, karena jarak antara gedung rektorat dan fakultasnya yang bisa dibilang lumayan jauh.

Sampai di pelataran gedung fakultasnya, mahasiswi baru itu mengikuti arahan yang telah diberikan saat upacara penerimaan maru tadi, menuju ke depan gedung III dimana terdapat pasak-pasak bertuliskan prodi-prodi yang sudah ditanam di depannya. Ada prodi Sastra Inggris, Sastra Indonesia, dan Sastra Arab. Mahasiswi itu berjalan menuju pasak bertuliskan prodi Sastra Inggris. Tanpa mahasiswi itu sadari ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikannya.

Mahasiswi baru itu masuk ke barisan dan berkenalan dengan mahasiswi lain dalam barisan itu. Masih tampak canggung. Tak banyak bicara. Sampai pada akhirnya upacara penerimaan maru di fakultas dimulai. Setelah sambutan panjang dari dekan dan ketua prodi masing-masing jurusan, akhirnya tiba saatnya pembagian kelas. Semua mahasiswa dapat melihat pembagian kelasnya di papan pengumuman di depan gedung III. Mahasiswi baru itu melihat dengan seksama ke daftar nama yang dicantumkan di papan pengumuman, mencari namanya. Ada. Di kelas B, batinnya.

"Kelas apa?" tanya sebuah suara di sampingnya. Seorang cowok. Mahasiswi itu masih ragu apakah cowok itu bertanya padanya.

"Iya, kamu di kelas apa?" tanya cowok itu lagi sambil menunjuk ke arah mahasiswi itu.

"Aku kelas B. Kamu?"

"Sama. Oh ya, kenalin. Andrio Kusuma, panggil aja Rio." jawab cowok itu sambil mengulurkan tangannya.

"Oh, Rio. Aku Trengginas Saraswati. Inas aja." jawab mahasiswi itu.

"Unik nama kamu. Bagus."

"Makasih." masih canggung Inas menjawab.

"Berarti kita temen sekelas nih. Di papan tertulis, mahasiswa kelas B harus berkumpul di ruang 307 di gedung I. Ke sana yuk." ajak Rio ramah. Inas hanya mengangguk.

"Rumah kamu mana?" tanya Rio dalam perjalanan menuju ruang 307.

"Aku dari kota Z. Kamu?"

"Lumayan jauh juga ya. Aku dari kota Q." kemudian diam. Rio yang sedari tadi ingin berkenalan dengan Inas merasa bingung harus mencari topik pembicaraan apa lagi. Dia belum pernah mendekati cewek sebelumnya. Tapi ketika melihat Inas di kerumunan saat upacara di lapangan rektorat, dia jadi ingin mengenal cewek itu.

"Kamu kos di sini?" tanya Rio yang akhirnya mendapat topik pembicaraan.

"Engga. Gak dibolehin kos. hehe." jawab Inas.

"Jauh ya padahal. Trus, bakal naik motor gitu bolak balik kampus ke rumah tiap hari?"

"Gak boleh juga naik motor. hehe. Naik bus aja. Biar bisa tidur pas perjalanan." jawab Inas sambil tertawa kecil, membuat Rio jadi semakin tertarik dengan Inas.

"Ini ruang 307." tunjuk Inas pada nomor ruangan di depan pintu. Rio memastikan dan mengangguk. Mereka berdua masuk. Di dalam sudah banyak mahasiswa yang memenuhi tempat duduk. Rio dan Inas memutuskan duduk di deretan bangku paling depan, yang masih terlihat ada dua kursi kosong. Sesaat setelah duduk, Inas menoleh ke arah kursi di sebelahnya, bukan yang ditempati Rio melainkan seorang cewek. Inas mulai memperkenalkan diri dan ngobrol dengan cewek itu. Dikacangin deh.

***

Masa kini...

Mengingat kembali pertama kali mereka berkenalan, membuat senyum tipis tersungging di wajahnya. Dia sudah jatuh hati bahkan sebelum mengenal Inas. Namun apa daya, dia hanya seorang cowok yang walaupun penampilannya cakep dan cool, tapi tak pernah memiliki pengalaman sedikitpun mendekati cewek. Dia hanya berusaha selalu menemani Inas, menjadi pendengarnya, berbagi canda dan duka. Nasib friendzone.

Terpopuler

Comments

Mozarta

Mozarta

Jadi cowo harusnya gaspol dong yo hadohhh gimana siiiii-,-

Semangat yaaa updetnya ` 3 `)/

2020-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!