Kuliah sesi pertama Inas telah usai. Nathan yang ditemani Alex sudah menunggu di koridor depan ruang kelasnya sejak 10 menit yang lalu.
"Yuk, makan." ajak Inas dengan ceria.
"Aku gak diajak nih, Nas?" sahut Alex.
"Ayo sekalian makan, Lex." jawab Nathan.
"Gak ganggu nih?" goda Alex sambil melirik Inas.
"Halah kayak sama siapa aja kak. Yuk buruan. Keburu masuk." jawab Inas sambil berjalan ke kantin mendahului Nathan dan Alex. Inas memang seperti itu, tidak suka mengumbar kemesraan di depan umum.
"Nathan kuliah sampai jam berapa?" tanya Inas ketika ketiganya sudah sampai di kantin dan membawa makanan pesanan mereka.
"Cuma 1 sesi aja nanti." jawab Nathan singkat.
"Berarti selesainya barengan dong."
"Iya. Nanti pacaran dulu ya?" kata Nathan sambil menggenggam tangan Inas.
"Idih. Apaan sih. haha. Emang biasanya engga?" jawab Inas sambil terkekeh. Inas merasakan ada yang tidak biasa dari tatapan Nathan hari itu.
"Ehem... kayaknya salah nih gue ikut makan orang pacaran." goda Alex sambil tersenyum.
"Ntar kita mampir kosan lu dulu ya." pinta Nathan ke Alex.
Alex hanya tersenyum licik. Inas yang paham ekspresi Alex memukul bahu Alex. Acara makan siang pun berlanjut dengan obrolan ringan dari ketiganya seputar tugas kuliah dan rencana magang. Tanpa seorang pun tahu, dalam hati masing-masing orang tengah menyembunyikan kekalutan dan keraguan.
***
Siang yang mulai beranjak mengguratkan sedikit kelelahan di wajah setiap mahasiswa yang baru usai mengakhiri kuliahnya yang membosankan, menegangkan, dan melelahkan. Masing-masing sibuk membahas tentang tugas perkuliahan, sebagian membahas rencana hang out, sebagian masa bodoh dan berlalu pulang meninggalkan dunia yang masi sibuk beredar.
Nathan yang menunggu Inas keluar dari ruang kuliahnya melihat layar ponselnya. Pesan singkat dari Trisna.
Sayang udah selesai kuliah? Aku mau kerja kelompok sama temen-temen dulu ya.
Iya. Hati-hati. Balas Nathan singkat karena melihat Inas yang berjalan ke arahnya.
"Yuk. Kak Alex mana?"
"Nunggu di lobi bawah tuh orangnya." jawab Nathan sambil menggandeng tangan Inas. Inas yang merasa sedikit aneh hanya diam saja. Tak biasanya Nathan menggandengnya di kampus. Tapi Inas tidak mau terlalu memusingkan hal-hal kecil yang tak biasa, toh Nathan semakin hangat. Sesampainya di lobi bawah, mereka bertemu dengan Alex dan Liana, cewek Alex.
"Gue balik kosan dulu ya, beb." pamit Alex kepada Liana.
"Loh kak Liana gak ikutan?" tanya Inas.
"Masih ada kuliah nih Inas. huhu." jawab Liana sambil membuat ekspresi sedih di wajahnya.
"Yaaah. Kalau gitu duluan ya kak." pamit Inas kepada Liana.
Liana hanya melambaikan tangan melihat ketiga orang yang pergi dari hadapannya. Seperti ingin meronta, menyusul mereka, tapi wajah dosen killer menghantuinya. Apa daya.
***
Inas sudah biasa mampir ke kos Alex bersama Nathan. Tidak ada perasaan canggung karena kos yang ditempati Alex membebaskan cowok cewek untuk masuk. Pertama kali Inas diajak mampir ke kos Alex ada sedikit perasaan canggung karena baru pertama kalinya dia masuk ke area kos cowok. Namun, begitu melihat ada Liana yang dengan ramah dan hangat menyambutnya waktu itu, Inas sedikit merasa lega.
"Tiduran dulu gih! Capek kan?" ujar Nathan kepada Inas. Inas hanya tersenyum saja, merasa sedikit tidak enak kepada Alex.
"Iya tidur aja dulu situ, Nas. Gue mau ngobrolin masalah penting sama Nathan dulu." ucap Alex mempersilakan sambil mengambil gitar di sudut kamar kosnya.
Inas nyengir sambil berjalan menuju kasur ukuran 120x200 yang tertata rapi di salah satu sudut kamar. Untuk ukuran kamar kos cowok, kamar Alex terhitung rapi. Dulu Inas pikir karena ada Liana yang sering mampir dan beberes kamarnya, ternyata memang Alex cowok yang rapi. Berbanding terbalik dengan pribadinya yang selengekan.
Merebahkan tubuhnya dan memandang dua cowok di depannya yang berkutat dengan gitar dan komputer yang menyala. Sibuk memasukkan melodi dan vokal yang saling beriringan. Entah hanya sekedar hobi atau memang passion mereka, ketika sedang seperti itu bahkan Inas pun tidak mendapat perhatian sama sekali. Dia sudah terbiasa. Diiringi suara merdu Nathan dan alunan gitar yang dipetik Alex, menikmati live music pribadi, Inas perlahan terlelap dalam, tak terusik.
***
Sudah berapa lama Inas tertidur, Inas pun tak tahu. Yang dia tahu ada sesuatu yang basah, hangat dan lembut menyentuh bibirnya, membuatnya terbangun. Dilihatnya wajah Nathan memandangnya.
"Nathan kangen Inas." ucapnya lembut dengan ekspresi yang tak bisa diterjemahkan oleh Inas. Inas mengejapkan mata perlahan, mencoba menyadarkan dirinya bahwa dia tidak sedang bermimpi. Belum sepenuhnya Inas sadar dari tidurnya, satu kecupan hangat mendarat di bibir Inas lagi, menyadarkan Inas sepenuhnya bahwa dia sudah kembali pada kenyataan. Inas membalas lembut kecupan Nathan, membuat Nathan semakin terhanyut dalam rasa bersalahnya. Bayangan kemesraannya dengan Trisna terlintas jelas. Nathan tak merasakan kelembutan dan kehangatan seperti yang Inas berikan saat bersama Trisna kemarin.
Inas melepaskan pelukannya. "Kak Alex kemana Nathan?" sudah sepenuhnya sadar dari tidurnya dan mendapati mereka hanya berdua. "Dia jemput Liana sekalian nganter Liana ke tempat temennya, ada acara katanya." jawab Nathan sambil mengelus lembut kepala Inas, menatapnya dengan lembut. Banyak pertanyaan timbul di benak Inas. Entah mengapa kehangatan Nathan hari ini terasa berbeda. Inas tak berani bertanya. "Jam berapa ini? Pul...." belum selesai Inas bicara satu kecupan mendarat kembali di bibirnya, hangat dan lembut. "Aku kangen. Pulang nanti aja. Aku antar." jawab Nathan lembut sambil melepaskan ciumannya. "Ya udah. Terus mau ngapain?" tanya Inas pasrah. Dia sendiri tak menampik masih ingin berlama-lama dengan kekasihnya itu. "Ngapain lagi." jawab Nathan sambil tersenyum licik, dan sedetik kemudian mencium Inas bertubi-tubi. Inas yang tak pernah bisa menolak Nathan hanya terdiam, menikmati kehangatan yang dirasa janggal, kehangatan yang menyembunyikan sesuatu yang tak ingin Inas pedulikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Dessy Azzahrah
next thor😘😘😘
2020-04-24
0