Setelah empat puluh lima menit akhirnya mobil Aichel sampai di parkiran rumahnya.
Rumah Rindu dan Aichel memang hanya berbatas pagar besi saja, bahkan di pagar pemisah itu pun ada pintu kecil untuk memudahkan keluarga itu saling mengunjungi tampa harus memutar ke arah pintu gerbang utama.
"Ai... aku ingin istirah" ucap rindu.
"Masuklah rin... kau boleh istirahat di kamarku" kata aichel.
Tampa harus mendengar ucapan Aichel selesai rindu telah berlalu dari hadapannya masuk ke dalam rumah aichel.
Memang gadis ini selalu saja begini ucapnya dalam hati.
Aichel pun menyusul rindu yang sudah berlalu. Mata Aichel tak melihat rindu di ruang tamu, kini mata dan kakinya searah menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
Benar saja ia sudah mendapati rindu yang sudah berada di atas ranjangnya.
"Apa kau begitu lelah...??" tanya aichel.
Rindu hanya menganggukkan kepalanya sembari membaringkan dirinya melepas rasa lelahnya.
Tok...tok....tok.... terdengar suara ketukan pintu kamar aichel.
"Masuk" seru aichel. "Letakkan saja di atas nakas bik" ucap aichel lagi.
"Maaf den.... tadi ibu non rindu titip pesan kalau ia kemungkinan akan keluar kota menyusul ayahnya non rindu, mungkin 4 hari ini akan pulang bersama ayahnya non rindu" katanya lagi.
Rindu pun mendengar ucapan bi oja langsung duduk di atas ranjang.
"Maaf non...tadi ibuk pesan agar non tidak keluar kalau tidak terlalu perlu dan juga ibuk tadi sudah coba menghubungi si non tapi tidak di jawab begitu juga sama den aichel" jelas bi oja lagi.
Kini hanya anggukan tanda mengerti dari mereka berdua tampa berkata apapun. Bi oja pun keluar dari kamar aden nya itu.
Aichel pun berbaring ke atas ranjang tepat di sebelah rindu. Hal ini memang kerap sekali teradi... sudah kebiasan keduanya, kalau bukan di kamar milik aichel ya sudah pasti di kamar rindu.
"Ai.... kau ingin kemana setelah wisuda nanti?" tanya rindu.
"Aku belum ingin kemanapun rin... aku hanya ingin istirahat saja sebelum memulai pekerjaan di perusahaan papa" jawab aichel.
Rindu mengangguk tanda ia paham.
"Aku juga ingin sepertimu ai... tapi aku pikir tidak akan berhasil. Kau tau seperti apa ayahku... ia bahkan sudah menyiapkan posisi untukku di kantornya" ucap rindu.
Ayah rindu memang sangat tegas dan disiplin urusan pekerjaan, berbeda dengan papa aichel yang menyerahkan keputusan kepada anak semata wayangnya itu.
Papa aichel dan ayahnya rindu adalah teman yang sangat dekat....sampai melewati kedekatan hubungan persahabatan anak mereka. Mulai mereka SMA dulu sampai kuliah, lulus dan beejuang membangun perusahaan dan menikah. Ya menikah sampai- sampai menentukan hari, tempat, tanggal yang sama di tahun yang sama.
Tapi bukan berarti kedekatan mereka akan melakukan kecerobohan seperti menjodohkan anak mereka. Itu tidak terjadi, karna kedua pasang oranng tua ini sepakat mendidik dan membesarkan anaknya seperti saudara sedarah saja. Alhasil ya seperti saat ini hubungan aichel dan rindu.
Suara gemuruh terdengar begitu jelas dari salah satu Hall Hotel bintang 5 ini. Hari wisuda Rindu dan Aichel bersama teman-temannya yang memenuhi kualifikasi mengikuti wisuda.
Terlihat wajah dua pasang paruh baya yang bahagia. Siapa lagi kalau bukan orang tua Rindu dan Aichel.
Raychel Satya Wijaya dan Rindu Allisya Hutama di panggil naik ke atas podium
untuk memberikan kata-kata ucapan trimakasih untuk kampus dan kata-kata perpisahan untuk rekan-rekannya yang ikut wisuda.
Mereka adalah perwakilan untuk mahasiswa berprestasi tahun ini.
"Nandar Satya Wijaya.... tidak kah kau mengingat kembali masa kita kuliah dulu? Anak-anak kita kembali mengukir prestasi mengulang masa indah kita." ucap Rayhan Hutama.
"Buah yang sungguh luar biasa" balas ucap papa aichel.
"Pa....saya sangat bangga terhadap anak-anak kita.." ucap kinar mama dari aichel sambil memegang tangan suaminya.
"Saya setuju kinar... ini adalah anugrah yang di beri Tuhan untuk kita" sambung Rianti ibunya rindu.
Jam sudah menunjukkan pukul 14.30 sore acara wisuda kampus rindu dan aichel pun telah selesai.
Kedua keluarga ini pun telah banyak mengumpulkan photo-photo wisuda mereka, baik sesama teman-teman maupun keluarga mereka.
Kedua keluarga ini pergi ke parkiran hotel untuk beranjak pulang namun tiba-tiba seorang gadis manis menghampiri mereka. Rossa....ya ocha yang biasa rindu dan aichel panggil namanya.
"Rin.....rindu...." teriakan kecil dari arah belakang rindu.
"Ochaaaaaa......gue bahagia dan juga seedih" sambut rindu sambil memeluk sahabatnya itu.
Kedua keluarga besar itu pun mengurungkan niatnya masuk ke mobil karna kedatangan ocha.
"Cha....gue g sedih pisah sama lo malah bahagia banget" ucap aichel mengejek kedua temannya itu.
"Sialan lo... kel...." timpuk ocha pada aichel.
"Tenang cha....kita bakal liat koq, siapa yang merindukan kita dalam waktu 2 hari ini" sambung rindu sambil membanggakan dirinya dan ocha.
"Aku pikir tak perlu menunggu 2 hari ai..., aku bisa bertaruh kalau kau...tak akan mampu hanya sampai esok pagi." sambung rindu lagi sambil mencolek hidung mancung aichel.
Rindu dan Aichel memang biasa menyebut kau dan aku jika untuk mereka berdua, makhlum lah dalam darah mereka masih ada mengalir darah tanah batak. Tapi hanya untuk mereka berdua saja.
"Ocha.... kamu dengan siapa sayang ? kenapa tante tidak lihat kedua orang tuamu?" ucap ibu rindu mendekati ocha.
"Ya tante...orang tua saya memang tidak menghadiri acara wisuda ini, mereka sedang berada di Jerman karna ada urusan penting tan." jawab ocha merasa sedih dan iri terhadap keluarga teman baiknya itu.
"Sayang... ayo ikut kita ke rumah." ajak ibu rindu.
"Tante setuju cha." sambung mama aichel.
Akhirnya mereka menaiki mobil dan kembali kerumah untuk merayakan kelulusan anak-anak hebat mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments