Aichel duduk di sofa sambil menyaksikan reality show. Secangkir kopi hitam dan beberapa cemilan menemaninya di malam yang sudah larut. Entah apa yang tengah berada di pikiran aichel sehingga terlihat jelas pada wajah tampannya rasa cemas.
Hari sudah hampir pagi namun aichel masih belum tidur. Berbeda dengan rindu yang kini tengah nyenyak dalam tidurnya. Kamar yang begitu rapi, wangi sangat mencerminkan kepribadian pimiliknya.
Jam sudah menunjukkan pukul 05.12 wib. Rindu bangun dari tidurnya dan meraih hp nya yang berada di atas nakas. Rasa kaget rindu melihat sebuah panggilan tak terjawab dari aichel, yang dilihat pada waktu panggilannya adalah pukul 02.45 dini hari tadi.
Hal ini membuat rindu bingung, tak biasanya aichel menelpon, biasanya juga langsung nongol pikir rindu yang penasaran sambil beranjak dari kamarnya.
Rindu tiba di rumah aichel, ia mendapati sahabatnya itu yang kini tertidur di atas sofa.
Rindu berjalan ke arah dapur dan menghampiri bik ojah yang tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya.
"Bik... aichel kok tiduran di sofa sih ?" sambil duduk di kursi makan.
"Astagfirullah.... enon bikin kaget aja sih. Saya juga kurang tau non, tapi kemarin saya liat den aichel seperti orang yang sedang gelisah gitu non." meneruskan pekerjaanya.
"Kenapa aichel ya bik...apa dia nggak enak badan ya?" penasaran dan berjalan menghampiri aichel yang masih tertidur.
Lo kenapa ai... jangan buat gue jadi kwatir dong ucap rindu sambil menatap wajah aichel.
"Ai....ai...bangun, pindah ke kamar kamu sana" membangunkann aichel.
Aichel pun membuka matanya yang masih berat, lalu melihat rindu yang tengah sibuk membangunkannya.
"Jam berapa? belum mau berangkat kan? sambil kembali memejamkan mata.
"Hari ini lo istirahat aja dech, gue entar naik okek aja, echhh gue di antar pak yanto aja deh. Lo tenang aja gue udah mulai belajar mandiri." senyum manis.
Mendengar ocehan rindu, membuat aichel bangun dari tidurnya dan menatap tajam padanya.
"Ga boleh, lo nggak boleh naik ojek, gue anterin, tungguin gue beberes." bangkit dari tidurnya.
"Ai... gue bisa di antar pak yanto, lo tenang aja, gue bakalan ga kenapa-kenapa kok. Lo istirahat aja, ngerti nggak?!!" wajah yang marah.
"Ok. gue istirahat, tapi tunggu entar." meraih hp di atas meja. Aichel mencoba menghubungi herdy.
"Hallo her..."
"Ya kel...ada apa lo pagi-pagi udah telpon"
" Entar lo berangkat kantor singgah sini dulu"
"Emang ada apa?"
"Lo nggak usah banyak tanya dech, yang penting lo singgah, buruan ga pake lama.
Rindu penasaran, kenapa dalam perdebatannya dengan aichel pagi ini malah aichel menelpon herdy atasannya itu.
Herdy pun dibuat bingung dengan aichel, kenapa ia harus singgah dari rumah aichel pagi ini.
Herdy tiba di pekarangan rumah aichel pada pukul 07.00 Waktu yang cukup terbilang masih pagi untuk ia biasanya berangkat kantor. Dengan wajah bingungnya ia mengetuk pintu rumah aichel.
Aichel dan rindu menghampiri ke luar. Rindu yang terlihat kaget melihat atasannya itu telah tiba secepat itu.
Belum sempat herdy menyapa, aichel sudah saja meminta agar ia pergi ke kantor bareng rindu, sontak keduanya kaget mendengarvucapan aichel.
"Gue titip rindu, gue ga mau lihat ada apa-apa sama dia"
"iyaaa kel...pasti gue jagain dari kepala ampe kaki" ucapnya tak sadar karna masih bingung yang tengah terjadi.
Rindu hanya terdiam tak sepatah katapun ia berucap.
Herdy dan rindu kini tengah berada di perjalansn menuju kantor, namun keduanya masih bingung dengan kelakuan aichel.
"Maafin aichel ya dy..."
"Ga papa rin...gue seneng kok, lagian kan sekantor."
"Tapi tetap aja dy... dia kelewatan, tapi gue rindu tiap pagi di anterin sama dia." sedih.
"Lo gak bisa dong rin... entar aichel kan juga bentar lagi punya keluarga kecilnya, iru juga kan keinginan lo."
"Emmm....guman rindu."
Herdy memarkirkan mobilnya sedang rindu sudah lebih dulu turun di depan lobby.
Rindu yang tengah menunggu antrian untuk masuk ke dalam lif pun kembali bertemu dengan herdy.
Herdy sibuk melihat beberapa file yang telah terletak di atas mejanya tampa menyadari rindu yang sudah berada di dalam ruangannya untuk menghantarkan secangkir kopi.
Deg...Gila beneran tampan banget ni si herdy lagi serius gini batin rindu yang mulai terpesona pada bosnya itu entah sejak kapan.
Rindu meletakkan cangkir kopi itu di atas meja dan kembali keluar dan menepuk pipi menyadarkan diri atas pikirannya itu.
Di tengah kesibukan rindu ternyata herdy tengah memperhatikannya dari dalam ruangannya melalui dinding kaca yang dilapisi tirai kertas itu.
---------
Buat para nitizen sabar yak... bentar lagi akan ada ungkapan cinta yang begitu romantis... dan kisah seru lainnya, yang artinya ini akan tiba di gerbang kisahnya rindu itu.... rindu.
Author berharap banged ni bisa tau pendapat, ide ato saran-saran dari nitizen tercakep lewat komennya...
Ditunggu yaaaa like and comennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments