Rindu dan herdy berjalan berdampingan memasuki cafe. Mata rindu mencari keberadaan sohibnya itu yang katanya sedang bersama sahabatnya ocha.
Senyum manis rindu terlihat jelas ketika ia melihat kedua sahabatnya itu asyik ngobrol.
Kaki jenjang rindu berjalan ke arah kedua sahabatnya itu sambil diikuti oleh herdy seorang atasan yang begitu tampan.
"Hai....ucap rindu nenyapa kedua temannya itu sambil memeluk ocha sahabatnya yang sudah lama ia rindukan.
"Udah nyampe lo...lama amat kemana aja, seharian gue nungguin lo." ucap aichel sambil melihat ke sebelah rindu yang tak lain adalah herdy.
"Hallo Raychel..."sapa herdy.
"Hallo. Kemana aja lo bawa kekasih gue ini?" cetus aichel.
"Tadi.."
"Aichel.."Belum sempat herdy menjawab aichel Rindu teriak pada sahabatnya itu, hal yang tak pernah dipermasalahkan rindu pun kini tiba-tiba saja jadi masalah baginya mendengar ucapan kekasih.
Aichel menatap bingung pada rindu yang tiba-tiba lebih memilih orang lain daripada dia. Rosha juga tak kalah kagetnya dibuat rindu.
Aichel memilih diam. Ia tak mau menambah rasa sakitnya lagi mendengar pembelaan rindu.
"Eh chaa... tumben lo" ucap rindu mengalihkan permasalahannya dengan aichel.
"Iya rin...gue.." ocha tak meneruskan ucapannya sadar kalo ada orang lain diantara mereka.
"Oh iya ni kenalin pak herdy, atasan gue di kantor" ucap rindu mengenalkan pada ocha.
"Herdy. Herdy Wardana Putra." ucap herdy sambil mengangkat tangannya.
"Rosha. Rosha Cyinthia Bakti." kenalkan ocha sambil menjabat tangan herdy.
Cantik. Tapi mataku tak dapat dibohongi kalo rindu lebih cantik pikir herdy dalam hati.
Seorang pelayan pun datang membawa daftar menu cafe tersebut.
Herdy dan rindu memesan sanger. Minuman coffe ditambah krimer susu itu memang nikmat.
Aichel hanya duduk diam tak sedikitpun suaranya terdengar, ia hanya asyik memainkan smartphone miliknya, namun terlihat dari wajahnya ia masih kesal.
Sesekali terlihat aichel membalikkan arah duduknya yang sudah tak nyaman baginya berlama-lama di cafe itu.
Obralan-obralan mereka sudah penuh dengan canda tawa tapi tidak untuk aichel, ia masih saja kesal pada rindu.
Jam sudah menunjukkan pukul 18.55 malam. Mereka pun bergegas untuk kembali ke rumah masing-masing.
"Jadi rindu pulang bareng raychel atau dengan saya?" tanya herdy pada rindu.
"Saya bareng aichel saja pak. Ntar ada yang merajuk kalo saya tidak di sampingnya" ucap rindu berani.
"Oke. gue deluan ya" seru ocha meninggalkan mereka.
" Kami juga pamit pak." ucap rindu pada herdy sambil menggandeng tangan aichel berlalu dari hadapan herdy.
"Ok. Be careful. sampai ketemu besok di kantor." sambung herdy sambil memasang senyum manisnya.
Herdy merasakan sesuatu dihatinya ketika ia dekat dengan rindu, dan ia juga merasa cemburu jika rindu dekat dengan pria lain walaupun itu aichel yang menjadi sahabat rindu semenjak bayi.
Herdy masih memikirkan rindu yang membuat hatinya penuh dengan kebahagiaan, jantungnya yang begitu cepat memompakan darah bila di dekatnya.
"Pak... kita ke rumah" ucap herdy pada pak yanto sambil senyum- senyum membayangkan wajah cantik rindu.
Sepanjang jalan aichel hanya diam. Ia mengendarai mobilnya dengan laju yang kencang dari biasanya.
"Ai... lo kenapa sih??" tanya rindu polos.
"Lo tanya kenapa?? lo pikir aja sendiri" cuma itu ucapan aichel sepanjang jalan dan akhirnya sampai di rumah.
Aichel turun dan menutup pintu mobil sedikit kuat. Ia berjalan masuk ke rumahnya tampa memperdulikan rindu yang masih ada di mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments