Aichel tiba di rumah rindu pukul 21.08 wib. Suasana rumah rindu tampak seperti biasa...sunyi tak ada suara keributan.
Aichel melihat mboq narsih yang tengah sibuk membereskan piring.
"Mboq....rindu uda pulang?" menatap ke arah lantai atas.
"Aden...uda den. Non uda pulang." kembali mengerjakan pekerjaan bersih-bersih.
Aichel menaiki anak tangga ia ingin memastikan keberadaan rindu. Aichel mbuka pintu kamar rindu dengan pelan ia melihat rindu sudah tertidur, namun aichel tetap mendekati sahabatnya itu.
Gue harap semua yang terjadi ini adalah yang terbaik buat kita rin ucap aichel pelan.
Aichel pun merebahkan dirinya di samping rindu.
Rindu merasakan ranjangnya sedikit bergoyong pun membuka mata.
"Ai...lo da balik?"
Ya... lo kan bisa lihat gue sekarang ada di depan mata lo." sambil menarik selimut bewarna crem yang ada di ranjang rindu.
Rindu terduduk dan menatapi aichel.
"Semua lancar ai..?
" Ya... hanya delay sebentar saja."
" Semoga setibanya disana ayah tak lupa memberi kabar." kembali berbaring.
Pagi ini rindu membuka mata namun tak ia lihat keberadaan aichel, rindu pun menoleh ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 04.55 wib. Rindu pun kembali menatap kearah kamar kecil, namun masih tak ada tanda keberadaan aichel disitu.
Rindu beranjak dari ranjangnya dan menuruni anak tangga. Ternyata rindu melihat aichel tengah berada di minibar rumahnya.
"Ga bisa tidur?" duduk di kursi sebelah aichel.
"Kebangun...dan ga bisa molor lagi." meminum coffe yang ia buat sendiri.
"Ocha gimana?" menatap aichel.
"Dia sih sedang berusaha membuat gue yakin dengan keputusan gue." menatap secangkir coffe yang baru saja ia nikmati.
"Kenapa si lo ga langsung aja liatin perasaan lo sebenarnya?."
"Tidak gampang rin...ada yang berubah walaupun waktu 5 tahun ini masih terlihat sama."
"Tapi gue yakin ai...semua pasti bisa kembali." maraih tangan aichel.
"O iya entar ocha ngajak barbeque...entar lo bantu siapin ya." senyum.
"Beres... 👌👌. Lo tenang aja." senyum manis. "Hanya kita bertiga ya ai...?"
"Oya..mungkin ocha mengajak kesya dan nikita."
"Seru dong...udah g lama ketemu sama si biang ribut."
Kesya dan nikita adalah teman kuliah mereka namun berbeda jurusan. Walaupun berbeda jurusan mereka juga berteman baik, mereka saling mengenal ya tentu saja jarna kedua sahabatnya itu si biang keributan, tak melihat kondisi tempat dimana saja pasti berhasil membuat gaduh suasana.
"Jam berapa ai..?"
"Habis magrib. Mungkin ocha juga akan nginap disini."
"Seru banget hari ini, gue bisa heppy...heppy..." mengambil coffe milik aichel.
"Lo sembarangan aja sih rin, kalo mau buat sendiri dong sono" rebut aichel dari tangan rindu namun tak ada coffe yang tersisa dalam cangkir lagi.
Rindu udah berpakaian rapi, siap untuk ke kantor. Begitu juga aichel sudah stanbay di depan mobilnya.
Hari ini rindu akan diantar aichel, namun setelah menghantar rindu aichel akan langsung pergi ke kantor papanya karna ada suatu kepentingan.
"Entar lo jangan lupa, bantu ocha nyiapain keperluan untuk entar malam!!" berbicara ke arah rindu yang telah berada di luar mobil.
"Ok...entar lo g jemput gue?"
"Ga sempat...gue belum tau entar kelarnya jam berapa. Dadah..." berlalu meninggalkan rindu.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.00, semua karyawan bersiap untuk pulang. Kantor yang dipimpin oleh ayahnya ini memang lain dari kantor lain, kalo akhir pekan begini jam kerja kantor itu hanya sampai tengah hari saja, selesai makan siang semua karyawan dapat pulang.
Herdy yang hari ini tak kelihatan batang hidungnya di kantor ternyata sedang ada pertemuan mendadak dan itu pertemuaan dengan perusahaan aichel, tentu saja kedua keluarga rindu dan aichel ini telah dari dulu menjalin kerjasama.
Rindu di hantar oleh pak yanto hari ini, sebelum ke rumah rindu singgah ke salah satu tempat belanja untuk memeli keperluan barbeque mereka nanti malam. Semua bahan sudah lengkap di trolli yang didorong rindu. Semua barang yang ia ambil tadi ia letakkan satu persatu diatas meja kasir.
Pukul 15.45 rindu sampai di rumah. Semua belanjaannya hari ini ia bawa masuk ke rumah dengan bantuan pak yanto. Mboq narsih pun meraih belanjaan yang ada pada rindu dan membawanya ke dapur.
Ocha dan kedua sahabatnya telah berada di rumah rindu, mereka berempat sibuk mempersiapkan alat dan bahan untuk barbeque.
"Aichel belum ngasi kabar cha?" menoleh pada ocha.
"Sama gue belum ada, kirain udah ngabari lo tadi." jawab ocha senyum sambil menusuk - nusuk daging sapi ke tusukan sate.
Kesya dan nikita juga sibuk memotong buah dan melepaskan plastik pelundung sosis.
Aichel pun tiba di rumah ia sengaja memarkir mobil di garasi rumahnya. Aichel ternyata tak sendiri, terlihat seorang pemuda yang berwibawa dan tampan berjalan di sampingnya. Ya Herdy Wardana Putra yang tak lain adalah atasan rindu di kantor. Aichel sengaja mengajak herdy karna ia dapat melihat perasaan herdy pada rindu dan aichel juga ingin memastikan bahwa feelingnya benar. Aichel ingin rindu mendapat teman hidup yang cocok, dan juga agar ia tenang melepas rindu.
Aichel dan herdy bergabung dengan para gadis- gadis di halaman belakang.
Rindu sontak saja kaget melihat keberadaan herdy yang ikut bergabung dengan mereka.
"Bapak..juga ada disini?" sambil meletakkan piring yang ia bawa dari dapur di atas meja.
"Iya rin... tadi aichel minta saya untuk ikut gabung." jawabnya sambil deg...deg..an menatap rindu yang terlihat cantik walau hanya mengenakan baju kaos oversize serta celana hotpan di atas lutut.
"Rindu yang terlihat memblushing, karna tatapan herdy merasa sedikit canggung dengan penampilannya itu.
Aichel juga dapat melihat kegerogian rindu, tak hanya rindu, aichel juga melihat dan merasakan hal yang sama terjadi pada herdy. Herdy terlihat salah tingkah terhadap rindu.
Aichel pun tersenyum dalam hati dan bergumam kalau ia akan membuktikan yang ia lihat ini.
Mereka asyik memanggang, canda tawa dan rasa bahagia terlihat disetiap wajah mereka. Jam sudah menunjukkan pukul 01.15 wib namun mereka masih terlihat semangat dan wajah-wajah kantuk tak terlihat sedikit pun sampai akhirnya rindu sudah terlihat merebahkan tubuhnya di atas sofa di teras belakang itu.
Aichel dan yang lain pun sibuk membereskan barang-barang yang mereka gunakan tadi.
Aichel meminta herdy untuk menggendong rindu ke kamar, semula herdy sangat terkejut atas ucapan aichel, dan berusaha menolaknya dengan halus, namun setelah ia melihat aichel kembali mencoba membangunkan rindu yang tak kunjung bangun pun ia setuju. Herdy menggendong rindu dengan gaya bridge style menuju kamar rindu yang di temani oleh aichel.
Dari membuka pintu saja herdy sudah dapat mencium wangi ruangan rindu yang mencerminkannya. Herdy meletakkan rindu secara perlahan dan aichel menutupi tubuh rindu dengan selimut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments