Aichel gelisah tak menentu karna hanya beberapa jam lagi ia akan menemui orang tua ocha. Rindu pun tak kalah cemasnya dari aichel.
"Ai... lo tenang ya, gue selalu mendukung lo dan gue yakin ini akan berakhir jauh lebih baik dari yang kita rencanain";ucap rindu menwnangkan aichel. " Lo yakin rin..? kalo lo yakin gue bisa melangkah yakin karna gue ga ingin lihat lo sedih" ucap aichel.
Mereka sadar rasa saling ingin bersama tidak mungkin dapat selamanya mereka pertahankan, namun mereka yakin dengan mendapat pasangan hidup mereka masing- masing juga masih dapat membuat mereka hidup bersama.
Wajah bahagia ocha memancarkan aura cantiknya. Papa dan mama ocha terlihat menyukai aichel dan berharap mereka akan segera ke tahap yang lebih jauh.
Aichel juga sadar ia harus bisa membuat keputusan untuk menemukan teman hidupnya karna rindu tak mungkin ia jadikan pendampingnya. Cintanya pada rindu adalah cinta sebagai seorang saudara yang selalu ingin melindungi satu sama lain walaupun terkadang ada rasa ingin menghianati semuanya.
Hari ini rindu begitu sibuk dengan tugas- tugasnya yang harus selesai sebelum esok pagi. Besok adalah hari kepulangan ayah dan ibunya dari jepang. Dan besok juga ayahnya yang sebagai seorang CEO harus menghadiri rapat dengan perusahaan asing akan membutuhkan dokumen- dokumen yang ia kerjakan saat ini.
Hari sudah sore para karyawan pun sudah meninggalkan kantor tapi tidak untuk rindu ia masih sibuk berkecimpung dengan tugas- tugasnya. Entah berapa lama lagi ia akan menyelesaikannya. Namun wajahnya masih saja terlihat cantik di balik lelahnya.
"Rin...kok belum pulang? karyawan lain sudah pada pulang" ucap herdy menghampiri meja kerja rindu.
"Iya pak, saya masih belum selesai mempersiapkan dokumen untuk meeting besok pak" jawab rindu namun masih asyik berkutat dengan laptopnya tampa menolehkan pandangannya pada herdy.
"O..ya pak... bapak sudah ingin pulang? kalau gitu saya titip pesan pak sampaikan pada security kalo saya masih ada di dalam, g lucubkan pak kalo saya kekunci di dalem pak." sambung rindu lagi sambil melihat ke arah atasannya itu.
"Oh... saya juga masih ada kerjaan yang belum selesai rin... Tadi saya hanya ingin buat minum ke pantry." ucap herdy bohong. Sebenarnya tadi ia memang ingin pulang namun ia masih melihat rindu masih sibuk dengan pekerjaannya ia urungkan niatnya.
"Bapak ingin minum apa pak? biar saya buatkan." tanya rindu sambil berdiri dari duduknya.
"Oh... saya buat sendiri saja. kamu lanjut aja kerjanya" ucap herdy sambil berlalu dari hadapan rindu.
Herdy jalan ke arah pantry untuk membuat minum. Ia membuat secangkir kopi dan secangkir teh hangat. Herdy berjalan menuju meja kerja seketarisnya itu.
"Ni kamu minum dulu, teh hangat ini bisa merilexkan." kata herdy sambil meletakkan diatas meja rindu.
"Bapak.... maaf pak sudah ngerepoti bapak. Thanks sir." ucap rindu melempar senyuman manisnya sambil mengambil teh hangatnya.
" Hitung- hitung sogokan buat kamu biar cepat selesai kerjanya." ucap herdy sambil tettawa kecil.
Spontan rindu tertawa mendengar guyonan bosnya itu.
Deg....deg.... jantung herdy berdetak kuat melihat rindu tertawa begitu lepas.
Dari ruang kerjanya herdy memperhatikan rindu. Tak ingin herdy berpaling sedikit pun.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.05 wib rindu pun sudah membereskan mejanya. Herdy yang tengah duduk di depan meja rindu pun bersiap pulang bersama rindu.
Ya sebelumnya aichel telah menghubungi rindu kalau ia tidak bisa menjemput sahabatnya itu.
Dan disaat yang bersamaan herdy menawarkan tumpangan pada rindu.
"Kamu keberatan kalau kita singgah mencari makan rin?" tanya herdy sambiil mengemudi. "Emm saya terserah bapak aja." jawab rindu sambil mengotak- atik smartphone nya. " Kalo terserah saya, saya sih maunya bawa kamu ke pak penghulu rin." goda bos tampannya yang memang memiliki rasa pada rindu.
" Ihhh bapak... kalo ke penghulu mah uda kemalaman pak..." canda rindu balas celetukan bosnya itu.
"Bener juga ya rin.... bagaimana besok pagi aja" kata herdy menambahkan sambil menatap wajah cantik rindu. " Besok mah aichel uda siap atu pak menghantar jemput saya" sambung rindu meladeni celetukan- celetukan bosnya.
Rindu dan herdy tertawa karna celetukan- celetukan mereka yang sedikit menunda rasa lapar. Rindu pun kembali fokus pada smartphone nya yang berbunyi, terlihat dilayar ponselnya Aichel'Q memanggil. Sontak saja hati herdy merasa cemburu melihat nama kontak aichel pada pobsel rindu. Namun itu tak membuat herdy untuk mundur malah ia berpikir bagaimana nama nya akan berubah di kontak rindu menjadi sesuatu istimewa bagi rindu.
"Sudah banyak tempat makan yang tutup rin... kira- kira kamu ada saran tempat?" tanya aichel. " Emm.... ada si pak tapi kejauhan, bagaimana kita mencoba makan di kaki lima mungkin menarik" tunjuk rindu ke salah satu warung nasi kaki lima pinggir jalan.
"Are you seriuosly rin? herdy meyakinkan ucapan rindu.
"Yes am seriuosly sir" jawab rindu. "Ok. I hope you don't go leave me alone in there." kata herdy.
Herdy pun menepikan kendaraannya. Mereka duduk saling berhadapan dan memesan makanan khas warung nasi kaki lima itu.
Herdy mulai merasakan memiliki kehangatan dalam hidupnya, yang selama ini ia begitu terkenal dengan sifat dinginnya sebagai seorang pria maupun atasan. Bertemu rindu ia mulai merasakan indahnya hidup.
Di hati rindu juga merasakan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Ia mulai merasakan ada yang lain di hatinya, ia bahagia dan nyaman saat berada di dekat aichel namun ini memiliki rasa yang berbeda saat ia berada di dekat herdy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments