Terbiasa

Bukan tidak mensyukuri nikmat Tuhan, rindu merasa susah jika pagi- pagi saja hujan telah membasahi bumi seperti pagi ini.

Pagi ini rindu berangkat ke kantor dengan diantar pak yanto, ia tak mau membangunkan aichel yang masih nyenyak mungkin karna pengaruh cuaca hujan yang dingin.

"Aaiishhhh..." ucap rindu yang kesal karna ia melupakan payung yang ia letakkan di teras kemarin.

Dari depan lobby kantor terlihat herdy yang tengah berdiri menatap ke arah mobil yang dinaiki rindu. Herdy pun paham kenapa rindu tak kunjung turun dari mobil. Herdy terlihat masuk ke dalam dan kembali keluar sambil menggunakan payung, ia berjalan menghampiri rindu yang masih di mobil.

Rindu pun turun dari mobil, dan tampa sadar ia merapatkan tubuhnya pada herdi, ia tak ingin basah kena air hujan. Jantung herdy berdegub kencang, aroma parfum rindu sangat tercium oleh herdy, ini membuatnya menghayal jauh.

"Maaf pak" ucapan rindu menyadarkan herdy yang tengah menghayal.

"Saya yang meminta maaf. Pagi-pagi gini saya sudah melamun." wajah yang memerah.

Rindu dan herdy pun melangkahkan kakinya.Dilobby rindu sibuk merapikan pakaian dan rambutnya tak lupa juga ia menyapukan tisu pada sepatunya yang basah.

Rindu terlihat sibuk dengan labtopnya, keberadaan nia yang menghampirinya saja tidak ia sdari.

"Rin..ini berkas yang perlu di periksa oleh pak herdy, jangan lupa untuk menyerahkannya ya rin." sambil meletakkan di atas meja. Rindu yang terkaget pun dengan suara nia langsung menoleh pada karyawan itu.

"O...ok akan saya hantar ke ruangan pak herdy." rindu meraih map yang nia letakkan tadi.

Rindu masuk ke dalam ruangan herdy, yang tentu saja sudah diijinkan oleh atasannya itu.

Rindu memberikan map itu pada herdy, dan menyampaikan pesan nia.

Rindu keluar dari ruangan herdy, sedangkan herdy tengah mempelajari isi dari map itu.

Lima belas menit kemudian herdy keluar dari ruangannya dan menyerahkan map yang ia pelajari tadi. "Rin...kamu buat kontrak kerjanya !" meletakkan map dan tersenyum tampan.

Ditempat lain, aichel baru saja terbangun, ia kaget melihat jam dinding yang telah menunjukkan pukul 10.12 wib. Aichel berlari menuju lantai bawah dan menghampiri bik ojah. "Bik...rindu gak berangkat kerja? sambil menuang air putih ke dalam gelas.

"Berangkat den... tadi non rindu datang, lihat aden masih tidur, non pergi lagi." sambil menyiapkan sarapan.

Aichel berjalan ke luar menuju rumah rindu. Mbok narsis yang tengah sibuk bersih- bersih pun kaget melihat aichel yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

" mbok...tadi rindu berangkat pukul berapa?" sambil duduk di kursi makan. "Tadi pukul 7 lewat den, di antar oleh pak yanto."

"Rindu keliatan marah nggak mbok?"

"Tidak den...non rindu cuma agak kesal karna pagi- pagi uda turun hujan."

"Saya pamit mbok." berjalan keluar.

Hari telah siang dan semua karyawan beristirahat untuk makan siang, begitu juga dengan rindu dan herdy. Mereka berjalan bersama menuju kantin, semua mata melihat ke arah mereka. Rindu yang agak risih memanjangkan langkah kakinya namun tidak begitu dengan herdy, ia datar saja bersikap dingin pada lingkungannya, cuek pada semua orang yang tengah memandang mereka.

Rindu merasakan begitu lama waktu berlalu, ia merasa sangat risih terhadap pandangan mata orang yang tengah melihat dan membicarakannya. Andai saja kamu tau saya siapa apakah masih berani manatap saya seperti itu ucap rindu dalam hati.

Herdy yang begitu cuek juga merasakan pandangan orang-orang yang tengah memperhatikan mereka. Namun ia semakin cuek dan mencoba semakin akrab.

"Rin...entar pulang bareng aja ya, pak yanto saya minta ke PT Jaya buat antarkan kontrak yang sedang kamu kerjakan." menatap rindu.

"Boleh pak kalau tidak merepotkan" sambil tersenyum. Rindu tidak tau kalau senyumnya mampu membuat herdy merasakan sesuatu yang lain pada tubuhnya.

"Ya tidak lah, anak bos terlebih lagi seorang perawan yang begitu cantik" ucapnya tawa.

"Bapak bisa aja, harusnya memang saya nyetir sendiri, tidak mengharapkan pak yanto dapat antar dan jemput saya. Coba saja aichel tidak memanjakan saya dari kecil pasti saya terbiasa menjadi anak mandiri."

"Ngomong soal aichel, tadi pagi kok dia gak ngantar kamu sih?"

"Saya ga tega pak kalau banguni aichel tadi pagi, dia masih molor mungkin pengaruh hujan atau rasa lelahnya." Menyedot jus jeruk yang tinggal setengah gelas lagi.

Ocha sedang berada di rumah aichel, ya tentu saja karna aichel yang meminta ocha datang.

Aichel ingin mengajak ocha memilih WO untuk acara pernikahan mereka.

Aichel juga sudah mengabari herdy untuk ikut dan membawa rindu. ia sengaja tak memberitahu rindu, aichel ingin herdy bisa mendekatinya.

Aichel dan ocha telah berangkat ke salah satu WO yang terkenal di ibu kota itu.

Jam pulang kantor pun tiba, semua karyawan bergegas untuk keluar, maklum awal pekan biasanya jalanan sedikit lebih macat dari hari-hari lain.

Herdy menghampiri rindu yang tengah sibuk membereskan meja kerjanya. Kepribadian rindu sangat tercermin dari sifatnya yang selalu rapi, bersih dan detail terhadap sesuatu. "Belum kelar rin..?" mengetuk meja dengan jemarinya.

"Sudah pak" meletakkan berkas pada file dokumen.

Keduanya meninggalkan kantor dengan mobil sedan hitam milik herdy. Herdy kembali merasakan degupan jantungnya yang begitu kuat. Entah mengapa ia ingin sekali dapat membelai wanita yang ada disampingny itu, yang mampu membalikkan dunianya.

Sebenarnya rindu juga merasakan hal yang sama, rindu juga bingung sejak kapan ia bisa merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rindu berharap ini tidak akan menyakiti hatinya.

"Rin...kita mampir sebentar ya?" menatap rindu penuh harap.

"Boleh pak, eh boleh dy.. maksud saya" senyum dengan pipi yang memerah.

"Entar kamu juga tau kok...yang pastinya buat kamu bahagia."

Mereka tiba di salah satu tempat yang diketahui itu adalah tempat WO yang terkenal milik salah satu artis juga. Rindu penasaran mengapa herdy membawanya kemari, namun rindu tetap berpikir positif mana tau ini adalah urusan bisnis atau kenalan herdy pikirnya.

Rindu yang terlihat sangat kaget dan surprais mendapati sahabatnya aichel dan ocha disana.

"Lo..."ucap rindu masih dengan ekspresi tidak percaya.

"Yes, I am." sambil merangkul rindu."Maaf ya rinduku...kami semua ingin buat surprais buat kamu, jadi di moment ini kami ingin kamu yang milih semua dan menentukan temanya, kalau disini kamu rasa kurang cocok kita boleh cari tempat lain." jelas aichel.

Rindu meneteskan air mata, tak percaya ia akan secepat ini, lebih dari harapan rindu sebelumnya. Kini rindu yakin kalau maaih ada rasa aichel pada ocha, ini juga membuat rindu tenang dan setenangnya.

Episodes
1 1. siapa saya
2 2. Wisuda
3 3. Hari Kerja
4 4. Perkenalan
5 5. Rindu Merindukan
6 6. Mulai Akrab
7 7. Cemburu
8 Minta Maaf
9 9. Mengagumi
10 10. Terpesona
11 10. Terpesona
12 11. Mulai Merasakan
13 Mulai Perhatian
14 Hari Aichel
15 Semakin Dekat
16 Kerbersamaan
17 Kaget
18 Terbiasa
19 Bahagia
20 Rindu
21 Pertemuan
22 Aichel & Rosha Wedding
23 Honeymoon
24 Hari untuk herdy
25 Ungkapan Perasaan
26 Bahagia
27 Ketahuan
28 Kepulangan Ayah dan Ibu Rindu
29 Luapan Cinta
30 Berita Bahagia
31 Semakin Romantis
32 Liburan
33 Menikmati
34 Hari Kedua
35 Aichel Rindu
36 Cemburu
37 Kesalahan
38 Pulang
39 Herdy Cemburu
40 Merasakan
41 Bingung
42 Mempesona
43 Keluar Rencana
44 keluar rencana
45 Berkumpul
46 Kedapatan
47 Lahirnya baby aichel
48 Kepulangan baby boy
49 Seperti Bunglon
50 Secangkir Coklat Hangat
51 Aku Ingin Kita Menikah
52 Setuju Menikah
53 Persiapan
54 Pengumuman
55 "Sah"
56 Menahan
57 Sudah Belum ?
58 Siang Pertama
59 Malam Pertama
60 Hadiah dari Ellisa
61 Ingin menjadi aunty
62 Teguran
63 Mengakuisi SS
64 Berpuasa lagi
65 Senam lima jari
66 Sate padang Tespek
67 Garis Dua
68 Rindu yang memabukkan
69 Barbeque
70 Bonus Chapter
71 Umpatan farel
72 Galaxy
73 Mawar Merah
74 Tindakan Herdy
75 Cemburu
76 Ancaman Rindu
77 On
78 Bos Gila
79 Menu Makan siang
80 Mengancam
81 Belanja
82 Menginap di rumah mama catryn
83 Hadiah yang terlupakan
84 Hanya Dia ?
85 Menghilangkan Jejak
86 Bunga bunga yang indah
87 Ellis tak bersemangat
88 Menonton Drakor
89 Kecelakaan
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1. siapa saya
2
2. Wisuda
3
3. Hari Kerja
4
4. Perkenalan
5
5. Rindu Merindukan
6
6. Mulai Akrab
7
7. Cemburu
8
Minta Maaf
9
9. Mengagumi
10
10. Terpesona
11
10. Terpesona
12
11. Mulai Merasakan
13
Mulai Perhatian
14
Hari Aichel
15
Semakin Dekat
16
Kerbersamaan
17
Kaget
18
Terbiasa
19
Bahagia
20
Rindu
21
Pertemuan
22
Aichel & Rosha Wedding
23
Honeymoon
24
Hari untuk herdy
25
Ungkapan Perasaan
26
Bahagia
27
Ketahuan
28
Kepulangan Ayah dan Ibu Rindu
29
Luapan Cinta
30
Berita Bahagia
31
Semakin Romantis
32
Liburan
33
Menikmati
34
Hari Kedua
35
Aichel Rindu
36
Cemburu
37
Kesalahan
38
Pulang
39
Herdy Cemburu
40
Merasakan
41
Bingung
42
Mempesona
43
Keluar Rencana
44
keluar rencana
45
Berkumpul
46
Kedapatan
47
Lahirnya baby aichel
48
Kepulangan baby boy
49
Seperti Bunglon
50
Secangkir Coklat Hangat
51
Aku Ingin Kita Menikah
52
Setuju Menikah
53
Persiapan
54
Pengumuman
55
"Sah"
56
Menahan
57
Sudah Belum ?
58
Siang Pertama
59
Malam Pertama
60
Hadiah dari Ellisa
61
Ingin menjadi aunty
62
Teguran
63
Mengakuisi SS
64
Berpuasa lagi
65
Senam lima jari
66
Sate padang Tespek
67
Garis Dua
68
Rindu yang memabukkan
69
Barbeque
70
Bonus Chapter
71
Umpatan farel
72
Galaxy
73
Mawar Merah
74
Tindakan Herdy
75
Cemburu
76
Ancaman Rindu
77
On
78
Bos Gila
79
Menu Makan siang
80
Mengancam
81
Belanja
82
Menginap di rumah mama catryn
83
Hadiah yang terlupakan
84
Hanya Dia ?
85
Menghilangkan Jejak
86
Bunga bunga yang indah
87
Ellis tak bersemangat
88
Menonton Drakor
89
Kecelakaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!