Bab 4.
Siang ini, Rena akan melakukan operasi wajah nya. Dokter Liam dan rekan nya juga sudah siap dengan semua peralatan nya. Rena di bawa ke ruang operasi, sedangkan Farel menunggu nya di luar.
Operasi pun berlangsung.
Beberapa jam telah berlalu, Farel tetap setia menunggu Rena selesai operasi.
Ting
Warna lampu berubah, pertanda operasi selesai.
Dokter Liam keluar. Melihat itu Farel langsung menghampiri nya. "Bagaimana? Apakah operasi nya berjalan lancar?" Tanya Farel.
"Semua nya berjalan lancar tuan Farel. Anda tidak perlu khawatir." Ucap dokter Liam.
"Syukurlah." Ucap Farel lega.
Setelah operasi selesai, Rena di bawa keruang pemulihan. Obat bius yang di berikan Dokter saat operasi masih bekerja sehingga membuat Rena belum sadarkan diri.
Farel masuk ke ruangan Rena, duduk di kursi yang dia letakkan di samping ranjang Rena, menatap wajah yang saat ini di balut oleh kain kasa.
"Cepatlah sadar, aku menunggu mu disini." Gumam Farel sambil menggenggam tangan Rena.
Saat menikmati tangan lembut itu, dering handphone Farel berbunyi.
"Ada apa Ma?" Tanya Farel.
"Pulanglah ke rumah. Mama dan Papa ingin berbicara dengan mu." Ucap Jenni.
"Baiklah, nanti malam Farel akan pulang." Ucap Farel.
"Mama tunggu di rumah, dan jangan sampai tidak datang." Ucap Jenni memperingati.
"Ya, ma." Jawab Farel.
Setelah itu Farel pun memutus panggilan. dilihatnya wanita yang di cintai nya sejak masih setia tertidur pulas.
"Aku pergi dulu. Maaf tidak bisa menemani mu malam ini. Aku akan meminta perawat untuk menjaga mu. Selamat malam sayang." Ucap Farel mencium kening Rena yang tertutup kain kasa.
Farel pergi meninggalkan Rena di ruang pemulihan. Sebelum Farel pergi, dia meminta seorang suster untuk menjaga Rena selama dirinya tidak ada disana.
.
.
Baru saja Farel pergi, Rena sadar. Perlahan dia membuka matanya. Suster yang menemani Rena pun langsung melapor kepada Dokter Liam.
Tak berselang lama Dokter Liam datang dan memeriksa keadaan Rena.
"Semuanya baik, kita hanya perlu menunggu waktu untuk membuka kain kasa di wajah mu. Bagaimana perasaan mu? Apakah kau senang?" Tanya Dokter Liam menatap Rena.
Rena mengangguk, tak di pungkiri dirinya sangat senang karena wajah nya akan pulih seperti sedia kala.
"Terimakasih Dok." Ucap Rena.
Memang hanya itulah yang bisa Rena ucap kan kepada Dokter Liam, karena selain kata terimakasih menurut nya tidak ada kata lain yang pas untuk di ucapkan.
"Sama sama. Oh ya Tuan Farel tidak bisa menemani mu karena dia ada sesuatu yang harus di urus. Kamu akan di temani oleh suster malam ini. Tidak apa apakan?" Tanya Dokter Liam takut Rena kecewa karena tidak ada nya Farel di samping nya.
"Tidak apa apa Dok. Mungkin dia memang sibuk, sehingga tidak bisa meninggalkan urusan nya." Ucap Rena.
"Baiklah, sekarang istirahat lah. Saya akan pergi dulu." Ucap Dokter Liam
……. Rena mengangguk. Dan Dokter Liam pun pergi meninggalkan Rena dan suster di ruang rawat itu.
.
.
Dikediaman Iskandar's.
Farel yang baru sampai langsung di sambut oleh wanita yang disayangi nya. Dia adalah Jenni Iskandar.
Jenni Iskandar's adalah istri dari Bima Iskandar, ibu kandung Farel Iskandar's. Dia adalah wanita yang baik dan lembut. Preoritas Jenni saat ini adalah mencarikan pendamping untuk Farel, putra semata wayang nya. Jenni yang sudah tua menginginkan putra satu satu nya itu untuk segera menikah, sehingga ia bisa segera untuk menimang cucu.
Banyak wanita yang sudah ia jodohkan untuk farel, namun semua wanita itu tidak ada yang kuat dengan perjodohan itu karena sifat Farel yang cuek dan datar. Sehingga para wanita wanita itu pun akhirnya mundur dan lebih baik menggagalkan perjodohan itu.
Farel tahu maksud Mama nya meminta nya untuk datang ke rumah, apalagi kalau bukan mencarikan wanita untuk nya. Farel pun selalu menurut, tidak pernah melolak permintaan Mama nya. Walaupun nantinya semua nya itu akan mengalami kegagalan lagi lagi dan lagi.
.
.
"Akhirnya kau datang. Mama cukup lelah menunggu mu, Mama kira kau tidak akan datang." Ucap Jenni.
"Mana mungkin Farel tidak datang. Farel tidak ingin melihat Mama yang cantik ini kecewa." Ucap Farel manja.
"Kau itu sudah besar tapi masih saja manja." Ucap Jenni. "Ayo kita masuk, semua nya sudah menunggu di dalam." Lanjutnya.
"Siapa? Apakah ada tamu?" Tanya Farel.
"Tentu saja ada tamu. Kau pasti senang karena yang satu ini sangat cantik." Ucap Jenni.
"Sudah Farel tebak, pasti mencarikan wanita untuk Farel." Ucap farel menggelengkan kepala melihat Mama nya yang antusias mencarikan wanita untuk nya.
"Itu salahmu karena tidak pernah membawa gadis ke rumah ini." Ucap Jenni memukul lengan Farel.
"Farel masih usaha ma." Ucap Farel.
"Usaha kok lama sekali, Mama sampai bosen mendengar nya." Ucap Jenni kesal. "Sudah ayo." Tarik Jenni agar Farel mengikuti nya.
Sesampainya di ruang tamu.
"Maaf semua nya, menunggu lama." Ucap Jenni.
"Tidak apa apa jeng." Ucap wanita separuh baya bernama Dona.
Ya, yang saat ini bertamu di keluarga Iskandar's adalah keluarga bangsawan Yeong, Dona Kim Yeong, Joni Park Yeong dan Alisya Seo Yeong.
Mereka adalah sepasang suami istri dan seorang putri satu satu nya keluarga Yeong.
Farel dan Jenni pun duduk bergabung dengan mereka semua.
"Bagaimana apakah bisa kita mulai?" Tanya Bima yang melihat semua nya sudah berkumpul.
"Silahkan tuan Bima." Jawab Joni.
"Baiklah." Ucap Bima. "Farel, perkenalkan mereka adalah keluarga bangsawan Yeong. Mereka datang kemari atas permintaan Papa dan Mama. Kami semua sepakat akan menjodohkanmu dengan putri satu satunya tuan Yeong, Alisya Seo Yeong. Dia gadis yang duduk di samping Nyonya Dona." Ucap Bima.
Farel hanya diam, matanya melirik gadis yang di tunjukan Papa nya barusan. Alisya, gadis cantik itu saat ini tersenyum kepada nya.
Farel yang melihat senyum itu bukan nya terpesona, namun dia malah sangat malas. Sudah bisa di tebak dari pandangan pertama, bahwa gadis yang saat ini ada di depan nya bukan lah gadis yang baik. Gadis itu penuh dengan kepalsuan, fikir Farel.
Jenni yang melihat raut wajah Farel nampak malas, ia pun menyikut lengan nya. " Jangan tampilkan wajah seperti itu, Mama tidak suka. Tersenyumlah dan perkenalkan dirimu." Bisik Jenni.
Tidak ingin membuat keluarga nya malu, dengan berat hati farel pun memperkenalkan dirinya. "Nama saya Farel Iskandar's, senang bisa bertemu dan berkenalan dengan keluarga Anda tuan Yeong." Ucap Farel.
"Kami pun juga senang bisa berkenalan dengan mu nak Farel." Ucap Joni.
"Jadi bagaimana? Apakah kau akan menerima perjodohan yang kami sepakati?" Tanya Bima.
Farel diam, berfikir. Dia melirik ke arah Mama nya, dan Mama nya mengangguk memberi tanda, 'coba dulu'. Itulah arti anggukan dari Mama nya.
Hah….
Farel menghela nafas setelah itu mengiyakan. Bukan Farel tidak ingin menolak, sebenarnya dia sangat sangat ingin menolak. Namun saat mengingat Papa nya yang sakit jantung, ia lebih baik mengiyakan dari pada nantinya akan berdampak buruk dengan kesehatan Papa nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Dahminar Minar
keliatan nya seru ni cerita 💪💪💪💪terus thor
2022-03-31
1
Nilam Barakatih
mampir disni,klhtan seru
semoga up tiap hari😁
2022-03-24
1
Mocca
semangat berkarya
2022-03-17
1