Bab 3
.
.
Rena pergi menuju Villa Lily, Villa milik Farel Iskandar's. Putra satu satu nya dari keluarga Iskandar's.
Farel Iskandar's, seorang CEO di perusahan Iskandar's Group's. Memiliki wajah tampan dan sikap tegas. Pandai berkelahi dan bertarung. Dia putra dari pasangan Tuan Bima Iskandar's dan nyonya Jenni Iskandar's. Terobsesi mencintai gadis kecil yang telah menyelamatkan dirinya dari penculikan, Gadis itu adalah Rena Asyira.
Setelah menempuh setengah jam perjalanan, Rena dan pak Lim telah sampai di villa Lily. Villa yang indah dikelilingi pepohonan dan bunga bunga serta terdapat Danau yang tak jauh dari sana.
Rena turun menatap sekeliling. "Sangat indah." Gumam Rena.
Villa ini memang sangat indah Nona, karena Tuan Muda sendirilah yang mengaturnya." Ucap pak Lim. "Mari Nona kita masuk, Tuan Muda sudah menunggu kedatangan anda." Lanjutnya mengajak Rena untuk segera masuk. Takut Tuan Muda menunggu kedatangan mereka terlalu lama.
Rena pun berjalan di belakang pak Lim, mengikuti nya masuk kedalam Villa.
Di ruang tamu, Farel Iskandar's sudah menunggu kedatangan Gadis kecil nya dengan tidak sabar.
"Tuan Muda." Panggil panggil.
Farel mendongak, di lihat nya pak Lim dan seorang Gadis bercadar yang berdiri di belakang pak Lim. Farel menebak, Gadis yang ada di belakang pak Lim pasti adalah Gadis kecil nya.
"Selamat datang Gadis kecil ku," Ucap Farel menghampiri Rena dan hendak memeluk nya.
Rena yang didekati oleh Farel mundur beberapa langkah, menatap pemuda yang menurutnya sangat lancang.
"Jangan berani menyentuh ku, saya tidak mengenal anda dan jangan sok kenal dengan saya," Ucap Rena dengan nada penekanan.
Farel diam, tidak jadi mendekati Rena. Namun bukan nya dia marah, tapi Farel malah tersenyum senang. Ternyata dari informasi yang didapat anak buah nya semua nya salah. Dari informasi itu, Rena adalah seorang Gadis pendiam, penakut dan juga lemah. Namun yang ada di hadapannya ini malah sebaliknya. Berani, tidak ada rasa takut dan seperti nya kuat.
"Baiklah, aku tidak jadi memeluk mu. Tapi lain kali aku akan memeluk mu," Ucap Farel tanpa rasa malu. Padahal jika di fikir ini adalah pertemuan kedua setelah kejadian beberapa tahun yang lalu. Farel benar bena tidak ada rasa malu.
"Dasar sinting," Ucap Rena pelan namun masih bisa di dengar oleh Farel. Sedangkan Farel hanya tersenyum tipis mendengar Rena mengatai diri nya sinting.
"Pak Lim antar kan Nona muda ke kamar nya." Perintah Farel.
"Baik Tuan muda," Jawab pak Lim.
"Rena sayang, pergilah ke kamar mu. Malam nanti kita makan malam bersama," Ucap Farel lalu pergi meninggalkan Rena yang melotot karena dengan berani nya Farel memanggil nya dengan sebutan sayang.
"Dasar laki laki gila, tidak waras," Gerutu Rena dan pergi mengikuti pak Lim menuju kamar nya.
Malam hari.
Rena sedang merebahkan diri di ranjang nya. Terdengar suara pintu di ketuk dari luar.
Tok…Tok…Tok…
"Siapa?" Ucap Rena sedikit berteriak.
"Saya Nona, pak Lim." Ucap pak Lim dari luar.
Rena yang mendengar suara pak Lim menyebikkan bibir nya. "Pak Lim lagi, pak Lim lagi. Kenapa laki laki tua itu selalu saja mengganggu waktu ku." Gerutu Rena sambil berjalan untuk membukakan pintu.
"Ada apa pak Lim?" Tanya Rena.
"Nona di tunggu oleh tuan muda di meja makan," Ucap pak Lim.
"Kalau aku tidak mau bagaimana?" Tanya Rena.
…….Pak Lim diam. Lama berfikir, setelah itu berkata. "Jika anda tidak mau, mungkin Tuan akan datang dan menggendong anda sampai di meja makan. Atau mungkin Tuan akan mengurung anda di kamar bersama dengan nya."
Rena menaikkan sebelah alis nya. "Aku tidak percaya," Ucap nya.
"Kalau anda tidak percaya, saya akan memanggil Tuan untuk melakukannya," Ucap pak Lim dengan sikap tenang nya.
Rena yang mendengar menjadi kesal. Berbicara dengan pak Lim seakan tidak akan ada menang nya. Rena pun pergi meninggalkan pak Lim menuju ruang makan sambil menghentak hentakkan kaki nya.
Pak Lim yang melihat hanya tersenyum kecil melihat Gadis tuan nya ini yang mungkin akan sulit ditaklukkan.
Farel yang melihat Rena datang sambil mengerucutkan bibir nya tersenyum tipis. Dalam pikirannya, gadis nya itu sungguh sangat lucu.
"Kenapa cemberut seperti itu?" Tanya Farel.
Rena tidak menjawab pertanyaan farel. Namun Rena malah memberikan tatapan tajam pada nya. Farel yang di tatap hanya diam dan malah memberikan senyum manis nya. "Berhentilah memberikan tatapan itu pada ku, aku takut nya kau akan jatuh cinta pada ku." Ucap Farel.
Rena yang mendengar itu tambah melotot kan mata nya, dan setelah itu mendengus kesal.
Seorang pelayan wanita datang, menghidangkan berbagai masakan di atas meja. "Silahkan dinikmati Tuan." Ucap pelayan wanita.
Pak Lim yang sudah ada di samping tuan muda nya membalikkan piring dan mengambilkan makanan untuk tuan muda nya. Setelah selesai. "Silahkan di makan Tuan muda."
Rena hanya diam. Jika biasanya dia akan di layani oleh dayang nya di kediaman jenderal, tidak untuk saat ini. Farel yang melihat memberi tanda agar pelayan wanita itu melayani Rena.
"Nona, biarkan saya melayani anda," Ucap pelayan wanita
Rena mendongak, setelah itu mengangguk. Pelayan wanita itu pun melayani Rena, mengambilkan makanan untuk Rena, Nona muda nya.
Setelah itu mereka makan malam bersama dengan diam, hanya dentingan sendok yang terdengar di ruangan itu.
Setelah selesai.
"Besok aku akan mengantarkan mu ke Dokter spesialis bedah wajah, Jam 8 sudah harus siap." Ucap Farel.
"Kau yang akan mengantarkan ku?" Tanya Rena
"Tentu saja, siapa lagi jika bukan diri ku. Apakah kau berharap pak Lim yang sudah tua itu yang akan mengantarkan mu?" Tanya Farel
"Tidak," Jawab Rena
Setelah makan malam selesai, mereka pun kembali kekamar mereka masing masing.
Pagi hari.
Rena dan Farel sudah bersiap untuk pergi ke rumah sakit Dokter bedah wajah. Mereka diantar oleh supir pribadi Farel. Dalam perjalanan hanya ada kesunyian, tidak ada yang berbicara ataupun memulai pembicaraan.
Setelah sampai.
"Ayo turun, Dokter sudah menunggu kedatangan kita," Ucap Farel
Rena pun tidak membantah, dia menurut dan mengikuti Farel menuju ruangan Dokter bedah wajah yang sudah disiapkan oleh Farel.
Setelah sampai di ruangan Dokter itu. "Selamat datang tuan Farel." Sapa Dokter bernama Liam menjabat tangan.
……Farel hanya mengangguk sambil menjabat tangan.
"Silahkan duduk." Ucap Dokter Liam mempersilahkan kedua nya untuk duduk.
Rena dan Farel duduk, setelah itu bertanya. "Bagaimana, apakah hari ini kita bisa langsung melakukan operasi nya?"
"Bisa tuan. Em..apakah wanita yang ada di samping anda ini yang akan melakukan operasi wajah?" Tanya dokter Liam.
Farel menatap Rena, setelah itu mengangguk. "Ya, dia yang akan melakukan operasi wajah," Jawab Farel.
Dokter itu pun bertanya kepada Rena. "Bisakah anda membuka cadar anda agar saya bisa melihat parah atau tidaknya wajah anda." Ucap Dokter Liam.
Rena ragu untuk membuka cadar nya, dia sedikit malu karena wajah nya yang rusak cukup parah harus di perlihatkan kepada dua lelaki yang ada di depan dan di samping nya.
"Bukalah," Pinta Farel melihat keraguan di mata Rena.
Rena pun perlahan membuka cadar nya, dan kini terpampang jelas wajah yang rusak akibat luka bakar. Farel yang melihat sungguh tidak tega dan dia pun dengan cepat meminta Dokter Liam untuk segera melakukan operasi wajah Rena.
.
.
.
.
💞💞💞💞💞💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
🦶🦶👣👣👣👣👣
2023-12-24
0
Septi Verawati
ini jejakku👣👣👣
2022-10-16
0
Abel Abelbelow Abel
ntuk smntra msih pnsran dengan alur crtanya
2022-05-20
3