Episode 11( AKU PUTRI MU)

Bab 11.

.

.

Joni menatap Rena dengan penuh tanya karena barusan dia mendengar Rena memanggilnya ayah. Mengetahui Joni memperhatikan nya, Rena berkata. "Aku putrimu Ayah, putri dari istrimu Eveleen."

"Putri ku?" Tanya Joni.

"Ya. Aku tahu ayah pasti bingung dengan kedatangan ku yang mendadak ini, apalagi aku mengatakan bahwa aku ini adalah putri mu. Namun memang itulah kenyataan nya, aku adalah putri dari Eveleen Yeong, istri pertama mu." Ucap Rena.

"Jangan percaya apa yang diucapkan nya Pa, dia itu orang asing. Kita tidak boleh percaya begitu saja dengan orang yang baru kita kenal, apalagi gadis ini datang dan mengaku ngaku sebagai putri mu. Mama tidak ingin papa mempercayai ucapan nya, karena Mama tidak ingin terjadi sesuatu dengan keluarga kita." Ucap Dona menyela.

"Jika kau memang putri ku apa buktinya?" Tanya Joni yang memang tidak boleh percaya begitu saja kepada orang yang baru mereka temui. 

Keluarga Yeong adalah keluarga terpandang, jadi tidak boleh asal mempercayai seseorang baru mereka kenal.

"Aku tidak memiliki bukti yang aku punya hanya darahku, apakah darah ku bisa membuktikan nya?" Tanya Rena.

"Aku malas membuang waktu dengan hal yang rumit itu. Jika kau mempunyai GIOk seperti ini…." Joni menunjukkan sebuah giok keluarga Yeong. "Maka kau memang bagian dari keluarga Yeong." Ucap Joni.

Rena diam, namun mata nya melihat ke arah Giok yang di tunjukan Joni.

Giok yang ditunjukkan Joni adalah Giok spesial, karena yang memiliki Giok itu hanya dirinya, Eveleen dan kedua orang tuanya. Sedang kan Dona sama sekali tidak memiliki Giok keluarga Yeong karena dia hanya istri kedua.

Dona yang melihat Rena diam tersenyum mengejek. Ia tahu pasti Rena tidak memiliki Giok itu.

"Jika kau tidak memilikinya, lebih baik jangan mencoba masuk di keluarga Yeong ku." Ucap Joni.

"Baiklah." Ucap Rena. "Aku pergi dulu lain kali aku akan menemui mu ayah." Sambung nya berpamitan.

"Oh ya nyonya Dona, apakah anda tidak ingin mengantarkan tamu ini pergi sampai di depan?" Tanya Rena.

….." Dona yang mendengar itu melotot, bisa bisa nya gadis ini berkata seperti itu. "Antarkan dia ma." Perintah Joni.

"Baiklah." Ucap Dona pasrah.

Dona memang selalu menurut dengan perintah Joni, karena ia tahu,  jika dia melawan di depan nya Joni bisa saja menendangnya saat itu juga.

Sampai di depan.

"Jangan macam macam kau gadis tengik" ucap Dona menatap tajam. 

"Kenapa anda seperti nya sangat tidak senang sekali dengan ku nyonya Dona? Jika saya macam macam memangnya kenapa? Toh aku memang mengatakan sejujurnya bahwa aku anak keluarga Yeong, tidak seperti anak mu itu Alisha, anak dari hubungan gelap." Bisik Rena di telinga Dona.

Dona yang mendengar melotot. Sedangkan Rena menaikkan satu alisnya. "Apakah kau terkejut karena aku tahu bahwa Alisha bukan anak kandung papa ku? Tentu saja aku tahu, jadi jangan macam macam dengan ku nyonya Dona." Ucap Rena dengan nada penuh penekanan, dan bulu kuduk Dona yang mendengar langsung berdiri, sungguh membuat orang bergidik ngeri.

Rena pergi mengibaskan rambut panjang sampai mengenai wajah Dona, Dona sungguh kesal melihat itu. Dona mengambil handphone dan menghubungi Robert.

"Hallo kak," ucap Dona.

"Ada apa kau menghubungi ku?" Tanya Robert.

"Kak, Gadis yang coba kita bunuh waktu itu ternyata tidak mati. Dan kakak tahu, dia baru saja datang dan mengatakan kepada Joni bahwa dia adalah putri dari Eveleen," Ucap Dona.

"Dia mengatakan itu? Aku tidak percaya. Bukankah dia gadis yang pendiam, culun dan tidak berani?" Tanya Robert.

"Itu dulu kak, beda dengan sekarang. Aku saya tidak percaya bahwa dia memiliki keberanian itu. Dan perlu kakak tahu juga, dia berani mengancamku jika aku macam macam dengan nya. Bahkan saat aku mengancam nya akan membunuh nya dia malah menantang ku," Jelas Dona.

"Aku Jadi penasaran dengan yang kau katakan, sulit untuk dipercaya," Ucap Robert 

"Tadi pagi aku juga sudah menyuruh 3 orang untuk membunuh nya, namun gadis itu masih baik baik saja dan sama sekali tidak ada lecet di tubuh nya," Ucap Dona.

"Apakah mungkin ketiga orang itu tidak menjalankan tugas nya?" Pikir Dona menerka nerka 

"Mungkin saja, karena tidak mungkin gadis itu mengalahkan 3 orang laki laki sekaligus. Jika pun dia bisa melawan pastinya tubuh nya bakalan ada luka," jawab Robert.

"Kakak harus memikirkan cara untuk membunuh gadis itu, karena aku punya pemikiran gadis itu akan sudah untuk kita hadapi kedepannya. Sebelum itu terjadi lebih baik kita melakukan awal untuk mencegah kebelakang nya." Ucap Dona.

"Baiklah," ucap Robert.

"Aku tutup teleponnya dulu, takut si Joni curiga." Ucap Dona 

Mereka pun mengakhiri panggilan. Dona masuk menghampiri Joni yang masih duduk di kursi.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Joni.

"Tadi Alisha menghubungi ku, katanya nanti malam dia akan pulang." Ucap Dona berbohong 

"Oh, suruh dia pulang dan jangan terlalu sering kelayapan. Dia kan sudah akan bertunangan jadi jangan membuat keluarga Yeong malu dengan tingkah nya yang sering keluyuran malam itu." Ucap Joni.

"Baiklah aku akan mengatakannya nanti jika dia sudah pulang," ucap Dona.

Di lain tempat, Gio Asisten Farel melaporkan bahwa Rena masih berada di negara yang sama, dan saat ini dia berada di sebuah kontrakan milik ibu Yaya.

Farel yang mendapatkan informasi itu senangnya tidak ketulungan. Malam ini Farel akan menghampiri kontrakan Rena dan memberikan kejutan bahwa dia mengetahui dimana dirinya berada.

Malam hari.

Farel yang mengendarai mobil menuju kontrakan Rena tersenyum senyum sendiri, membayangkan nantinya akan bertemu dengan gadis cantik nya. Pikiran yang tak jelas berseliweran di kepala nya.

Memberikan senyum, mencium kening, menjabat tangan atau malah memeluknya.

"Ah, kenapa aku memiliki pemikiran itu. Hus…Hus…pergi kau dari otakku. Aku sudah yakin dia pasti tidak akan mau aku gituin, dan aku yakin pasti aku akan mendapatkan pelototannya yang cantik itu." Farel terkekeh membayangkan Rena yang selalu melotot kepada nya, sungguh cantik dan menggemaskan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***