Adam keluar kamar dan melihat Edi serta Intan yang duduk di ruang makan. "Oh, akhirnya kamu bangun. Cuci muka dulu sebelum sarapan." Kata Intan tersenyum. "Aku tahu." Balas Adam mengangguk.
20 menit kemudian Adam, Bunga, Edi dan Intan selesai sarapan. "Baiklah, ayo kita pergi. Pertama-tama menuju ke rumahku untuk mengambil mobilmu pak." Kata Adam melihat Edi. "Baik." Edi mengangguk.
"Wush, wush, wush." Saat keluar rumah Adam dan lainnya melihat sebuah helikopter yang terbang. "Eh, helikopter itu menjatuhkan sesuatu." Kata Bunga melihat helikopter menjatuhkan puluhan kertas.
Adam mengambil satu kertas dan membacanya. "Pemerintah membuat tempat penampungan bagi seseorang yang selamat di setiap provinsi. Penampungan di provinsi jawa timur terletak di kota Surabaya." "Baiklah, sudah di putuskan tujuan kita adalah kota Surabaya." Kata Bunga bahagia.
"Jangan senang dulu. Kota jember dan Surabaya jaraknya sangat jauh. Kita harus menghadapi banyak zombie dan hewan mutasi jika ingin sampai ke sana." Kata Edi. Bunga langsung kehilangan semangat setelah mendengar kata Edi. "Benar, perjalanan ke surabaya pasti tidak akan berjalan mulus." Balas Adam. "Aku tahu." Bunga menghela nafas.
Adam dan yang lain mulai berjalan menuju tempat tinggalnya. "Aneh." Mengapa kita tidak menemui zombie sama sekali." Kata Intan merasa aneh tidak menemui satu zombie sama sekali selama berjalan menuju rumah Adam. "Mungkin mereka semua berkumpul dan mengincar manusia evolusi." Balas Adam. "Hiks, kalau begitu menjadi manusia evolusi tidak menyenangkan." Kata Bunga.
"Tidak juga, menjadi manusia evolusi itu juga suatu keberuntungan. Karena kita dapat memiliki kekuatan yang melampui batasan. Oleh sebab itu zombie yang cukup pintar, merasa terancam dengan manusia yang berevolusi dan mengincar mereka." Adam menjelaskan. Bunga, Edi dan Intan terdiam mendengar kata Adam.
"Baiklah, pak Edi kamu panaskan mesin mobilmu dulu. Aku akan mengambil sesuatu." Kata Adam melihat sudah sampai di depan rumahnya dan masuk ke dalam. Adam pergi ke kamarnya kemudian melihat aplikasi shop di smartphone specialnya.
Adam melihat macam-macam pistol dan tatapannya jatuh ke pistol bernama smith & Wesson magnum 500. "Menarik, pistol lainnya seharga 5 sampai 9 coin, namun pistol ini seharga 10 coin." Adam tersenyum kemudian membeli pistol.
Smartphone mengeluarkan cahaya putih kemudian sebuah pistol muncul di depan Adam. Adam mengambil pistol dan tersenyum. "Aku masih mempunyai 1190 coin yang tersisa. Karna aku tidak pernah berlatih menembak. Aku akan membeli peluru." Adam kemudian membeli 2 dus peluru yang totalnya 10 coin.
"Adam, dari mana kamu mendapatkan pistol." Kata Bunga terkejut melihat Adam memegang sebuah pistol di tangannya, dan melihat ada dus peluru. "Oh, aku menemukannya di mobil polisi beberapa hari lalu." Kata Adam berbohong. kemudian menaruh 2 dus peluru ke sebuah tas. "Oh, jadi begitu." Bunga menangguk. "Baiklah, ayo pergi." Adam menaruh pistol di sakunya kemudian membawa ransel.
"Adam apa kamu sudah siap untuk pergi." Kata Edi yang berdiri di pintu mobil. "Ayo berangkat dan untuk mengemudi kuserahkan padamu pak Edi. Aku ingin mencoba menembak saat berkendara." Kata Adam menunjukan pistolnya. "Ahhh." Edi dan Intan terkejut melihat Adam mempunyai pistol.
"Adam dari mana kamu mendapatkan bazoka dan pistol itu." Kata Intan menatap Adam. "Oh, aku lupa bahwa mempunyai 1 bazoka yang tidak kugunakan." Adam menepuk dahinya. "Huh, terserah jika kamu tidak ingin memberitahu." Intan mendengus pertanyaannya diabaikan.
"Baiklah, ayo berangkat." Kata Adam masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi depan. Edi tersenyum lalu masuk ke dalam mobil, diikuti Bunga dan Intan yang duduk di kursi belakang. "Baiklah, kita berkendara pelan-pelan saja pak. Kita akan berhenti jika menemukan pom bensin." Kata Adam. "Baik." Edi mengangguk.
10 menit kemudian Adam melihat zombie yang sendirian dan berkata. "Pelankan mobil pak." "Oke." Balas Edi. Adam mengambil pistol di sakunya dan mulai membidik zombie. "Duar." "Ahhh." Bunga dan Intan menjerit.
"Apa kamu mengenainya." Kata Edi. "Sudah pasti tidak." Adam tersenyum kecut. Adam yang melihat zombie berlari ke arahnya tersenyum. "Baiklah, kali ini pasti kena." "Duar." Peluru mengenai kepala zombie. "Hahaha, akurasiku sangat bagus." Adam tertawa terbahak-bahak.
"Tolong-tolong." Adam mendengar sebuah suara teriakan minta tolong. "Adam di rumah itu ada perempuan yang minta tolong." Kata Edi menunjuk sebuah rumah. "Sepertinya aku mengenal perempuan itu." Kata Adam.
"Apa kamu ingin menyelamatkannya." Tanya Intan. "Benar, aku akan menyelamatkannya. Apa kalian ingin menunggu disini atau ikut denganku." Tanya Adam. "Sudah jelas, aku ikut denganmu." Kata Bunga. "Berhenti sebentar bukan masalah." Kata Edi mematikan mesin mobil.
"Ayo pergi." Kata Adam turun dari mobil diikuti Bunga, Edi dan Intan. "Woaarr." Adam melihat 2 zombie yang mendekat ke arahnya. "Cari mati." Adam membidik dua zombie. "Duuaarr." "Duuaarr." Adam melihat hanya satu zombie terjatuh akibat terkena tembakannya.
"Sial, pelurunya habis." Adam menarik pedang di punggungnya dan menebas kepala zombie. "Crash." Kepala zombie terpotong. "Hei, buka pintunya." Adam berteriak dan mengetuk pintu.
"Ahh, terimakasih sudah mau kemari." Kata perempuan membuka pintu dan langsung mengucap terimakasih. "Eh, apa kamu ibu Novi." Adam melihat perempuan sekitar usia 30an di depannya. "Eh, kamu Adam ya." Kata perempuan. "Benar, aku Adam bu." Adam tersenyum.
"Adam siapa dia." Tanya Bunga. "Aku Novi guru yang mengajar Adam waktu sekolah menengah. Silakan masuk ke dalam." Novi mengenalkan dirinya dan menyuruh Adam dan lainnya masuk. "Aku Bunga kekasih Adam." Bunga mengenalkan dirinya. "Aku Edi." "Aku intan." Edi dan Intan mengenalkan dirinya saat masuk ke dalam rumah.
"Benar, mengapa kamu bu Novi meminta tolong. Apa bu Novi tidak takut kami seorang penjahat." Kata Adam. "Aku mendengar suara tembakan, jadi aku mengira kamu seorang polisi." Novi tersenyum malu.
"Krukk." Adam mendengar sebuah suara. "Apa bu Novi belum makan." Tanya Adam. "Belum sejak kemarin." Novi menggeleng. "Intan beri dia roti." Kata Adam. Intan kemudian memberikan Novi Roti. "Ahh, terimakasih Adam." Novi senang dan mengambil roti.
"Makanlah terlebih dulu, kemudian kita bisa mengobrol." Kata Adam. "Baik." Novi kemudian mulai memakan roti. Tidak lama kemudian Novi menghabiskan roti. "Apa kamu tinggal sendirian, dimana suami" Tanya Adam. "Suamiku meninggal 1 tahun yang lalu." Novi berkata dengan sedih.
"Kemudian dimana anakmu." Tanya Bunga. "Aku belum mempunyai anak, lebih tepatnya aku tidak bisa mempunyai anak." Balas Novi tersenyum kecut. "Ah, maafkan aku." Kata Bunga menyesal. "Tidak masalah." Novi tersenyum.
"Kami ingin pergi ke tempat penampungan di kota Surabaya. Apa bu Novi ingin ikut." Tanya Adam. "Ahh, bolehkah aku ikut." Novi terkejut. "Tentu saja boleh." Adam tersenyum. "Ahh, terimakasih Adam." Novi senang dan memeluk Adam. "Uhuk." Bunga terbatuk. "Maaf, aku terlalu senang." Novi tersenyum malu. "Jangan di permasalahkan." Adam tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Vincent Da Vinci
harga daging hanya 1coin sahaja, kenapa sibuk nak cari makanan lagi dengan coin ada 1k lebih. jln cerita bagus, tp gaya penulisan buruk.
2023-11-10
0
Pilak Ahmad Pilak
novel jav cerita bumbu bumbu nya seperti film jav di jepang
2023-03-12
0
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Kesini kesini kekota tempat tingal ku, Ada penampungan di sini!
2023-01-29
2