"Uuhh, tidak kusangka aku bisa tidur dengan nyaman meski situasi sedang berbahaya." Adam melihat dia tertidur pulas dengan Jessica yang masih tertidur disampingnya. "Ini masih jam 6 pagi." Adam melihat jam di smartphone specialnya." "Kamu sudah bangun." Jessica membuka matanya saat melihat Adam duduk di kasur.
"Benar, jika nanti kamu bertemu dengan yang lain. Jangan bilang kita tidur bersama." Balas Adam. "Aku tahu, terlebih lagi kita tidak melakukan apapun." Adam mengangguk. "Bagus." Adam mengangguk.
Adam keluar dari kamar diikuti Jessica dibelakangnya. "Apa kamu bisa memasak." Tanya Adam. "Bisa." Balas Jessica mengangguk. "Bisakah kamu membuat sarapan untuk kita makan." Balas Adam. "Tentu, tapi kamu harus menemaniku saat berada di dapur. Aku takut semut-semut akan datang." Jessica merinding. "Baiklah." Adam mengangguk.
Adam dan Jessica berjalan ke arah dapur. Adam melihat mayat Nina yang tergeletak di lantai. "Apa kamu tidak ingin memindahkan dia." Tanya Jessica. "Setelah kita selesai sarapan, aku akan meminta bantuan doni dan dua muridmu, untuk mengubur mayat Nina dibelakang rumah." Balas Adam. Jessica mengangguk kemudian membuka lemari es dan mengambil beberapa telur dan sayuran.
1 jam kemudian Adam dan Jessica berada di ruang makan. "Baiklah, jangan lupa buang sisa makanan di tempat sampah dan bersihkan piring." Kata Adam. "Uuhh, baiklah." Jessica cemberut. Adam melihat Jessica yang sedang membersihkan piring bergumam. "Aku terbiasa memerintah, padahal dia bukan pembantuku."
Tidak lama kemudian Jessica selesai membersihkan piring. "Ayo ke rumah Ratih." Kata Adam mengambil pedang katana. "Ayo." Balas Jessica. Adam dan Jessica kemudian keluar rumah. Saat keluar rumah, Adam melihat satu zombie berlari ke arahnya. "Cari mati." Adam menarik katana kemudian menebas leher zombie. "Slasshh." Kepala zombie terjatuh di tanah.
"Ayo." Kata Adam melihat Jessica yang ketakutan. "Baik." Jessica mengangguk dengan gugup dan mengikuti Adam.
"Tok, tok." "Don, ini aku Adam. Cepat buka pintu." Teriak Adam. "Tunggu." Tidak lama kemudian Adam melihat seorang perempuan membuka pintu. Adam mengenal perempuan yang tidak lain adalah Katrine. Gadis sekolah yang paling cantik menurut Adam.
"Halo Katrine, dimana Doni." Kata Adam tersenyum memasuki rumah diikuti Jessica. "Halo kak Adam. Kak Doni sedang menemani Ratih yang sedang demam." Balas Katrine kemudian mengkunci pintu.
"Oohh, apa Ratih sakit." Jessica terkejut. "Benar Bu Jessica, Ratih tiba-tiba demam sejak tadi pagi." Balas Katrine. "Antar kami berdua melihat Ratih." Kata Adam. "Ikuti aku kak Adam, bu Jessica." Balas Katrine kemudian berjalan diikuti Adam dan Jessica.
Tidak lama kemudian Adam, Jessica dan Katrine tiba di kamar. "Oh, tidak kusangka semuanya berkumpul disini." Kata Adam melihat 8 orang berkumpul diruangan, termasuk Ratih yang terbaring di kasur.
"Oh, Adam rupanya itu kamu." Kata Doni melihat Adam. "Apa Ratih baik-baik saja." Adam berjalan ke arah Ratih yang sedang terbaring di kasur. "Seluruh badannya tiba-tiba sangat panas sejak tadi pagi." Doni cemberut. "Sangat panas." Kata Adam terkejut saat menyentuh dahi Ratih.
"Apakah Ratih sudah diberi obat." Tanya Adam. "Sudah, aku tadi memberinya obat penurun panas." Kata perempuan yang tidak lain Silvi. "Kalian jangan panik, ini pasti demam biasa." Kata Adam mencoba menghibur.
Doni menghela nafas mendengar kata Adam lalu berkata. "Karena kamu kemari. Kamu pasti butuh sesuatu." "Benar, aku ingin minta tolong kepadamu dan kalian berdua, untuk membantu mengubur mayat Nina." Balas Adam melihat kedua pemuda. "Ahh, apa pembantumu meninggal." Doni terkejut.
"Benar, dia meninggal karna serangan semut." Adam menghela nafas. "Glek." Semua orang diruangan menelan ludah. "Siapa nama kalian berdua." Tanya Adam kepada dua pemuda. "Namaku Bastian." "Namaku Samuel." Kata kedua pemuda. "Baiklah, Don, Bastian, Samuel ikut aku mengubur mayat Nina." Adam kemudian meninggalkan kamar.
"Dia tidak bertanya apakah kita setuju atau tidak." Doni cemberut kemudian mengikuti Adam dengan Bastian, dan Samuel dibelakangnya.
Beberapa menit kemudian Adam, Doni, Bastian dan Samuel berada di halaman belakang rumah Adam. "Ayo gali." Adam mulai menggali tanah dengan cangkul dibantu oleh Doni, Bastian dan Samuel.
1 jam kemudian Adam selesai mengubur mayat Nina. "Terimakasih atas bantuan kalian bertiga." Adam mengusap keringat di dahinya. "Tidak masalah kak." Bastian mengusap keringat di wajahnya. "Kalau begitu, ayo kembali kerumahku." Kata Doni. "Nanti aku akan pergi kerumahmu melihat Ratih." Balas Adam. Doni mengangguk kemudian pergi bersama Bastian dan Samuel.
"Aku akan istirahat beberapa menit, kemudian mulai membunuh zombie di sekitar tempat tinggalku." Adam menghela nafas kemudian berjalan ke dalam rumahnya.
Beberapa menit kemudian, Adam mulai berkeliling di area komplek rumahnya. "Baru 2 Menit berkeliling area komplek. Aku sudah bertemu beberapa zombie." Adam melihat 10 zombie yang berlari ke arahnya, kemudian memasang kuda-kuda bertarung. "Aku memegang senjata, sedangkan zombie tidak. Aku tidak boleh selamanya takut kepada zombie. Karena mahluk berbahaya di dunia ini bukan hanya zombie" Kata Adam bersungguh-sungguh.
Adam mengingat kematian Nina diserang kerumunan semut tadi malam. Hal itu yang membuat Adam untuk membulatkan tekad bertarung dengan zombie.
"Kemari kau zombie sialan." Adam berteriak kemudian berlari dan menebas kepala zombie. "Crash." "Bukk." Kepala zombie terjatuh di tanah. "Slasshh." "Slasshh." Adam berlari dan menebas kepala zombie dengan mudah.
"Masih belum." Adam menarik nafas kemudian berlari ke arah kerumunan zombie. "Slasshh." Adam memotong lengan zombie. "Woar." Melihat zombie masih menyerangnya. Adam menebas lehernya. "Aku lengah." Adam gugup kemudian berlari, menjauh dari kerumunan zombie.
30 menit kemudian Adam berdiri di atas mayat zombie. "Aku tidak tahu berapa banyak zombie yang sudah kubunuh." Adam menghembuskan napas kemudian melihat smartphone specialnya. Adam melihat dirinya menerima banyak pesan. "Semua pesan adalah pemberitahuan membunuh zombie. Langsung saja lihat status." Adam kemudian melihat status dirinya di smartphone specialnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nazrul
mantap
2022-12-13
0
Semau Gue
si ratih ada 2 gitu?
2022-05-09
1
Reza
Awsdf
2022-04-12
1