Festival (revisi)
Tidak lama kemudian pelayan kedai itu datang sambil membawa tiga guci arak. Saat arak-arak yang beraroma khas dan harum itu menyebar, Huaran bertanya pada Bai Qingyun.
"Mau ku tuangkan secangkir arak?"
Bai Qingyun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak kuat untuk meminum arak."
Huaran mengangguk mengerti, tapi saat dia berniat mengambil guci arak yang lain, guci arak itu sudah lebih dulu di ambil oleh Qiuxi. "Qiu'er kamu tidak boleh meminumnya karena masih di bawah umur!"
Melihat Qiuxi yang sepertinya melamun membuat Bai Qingyun bertanya. "Apa yang mengganggu pikiranmu Qiu'er?"
"Aku sedang memikirkan sesuatu.. yang penting.." Qiuxi masih setengah melamun saat dia memegang satu arak di tangannya.
Dulu saat dia masih di abad ke-21 dan saat umurnya sudah dua puluh lima tahun dan hidup di Jakarta, karena dia hanya pengemis menyedihkan tidak mampu untuk membeli arak dan karena sangat miskinnya dia dulu, Qiuxi tidak pernah sekalipun mencicipi bagaimana rasanya minum arak ataupun alkohol, sekalipun tidak pernah, bahkan saat dia menutup matanya untuk selamanya di usianya yang kepalan dua.. dia tidak pernah tahu bagaimana rasa dan aroma arak, alkohol ataupun sejenisnya untuk melupakan penderitaannya.
Jadi ketika dia mendapatkannya di dunia ini, Qiuxi tidak sabar untuk meminumnya.
Melihat Qiuxi masih terhanyut dalam lamunannya sendiri, Bai Qingyun bertanya. "Apa kamu memikirkan saudara Feng? Aku tidak melihatnya terakhir kali di Paviliun kami."
Qiuxi mengangakat kepalanya dan berkata. "Maksud mu Feng Shui?"
Bai Qingyun mengangguk. "Dia tidak selalu bersama nonanya.."
"Apa pedulimu!" Qiuxi tidak terima jika ada orang yang menjelek-jelekkan Feng Shui, karena waktu dia membaca novel aslinya.. karakter yang paling dia sukai bukan protagonis pria Yin Jinze, melainkan Feng Shui yang selalu menemani Lin Qiu Xi yang asli dan selalu setia padanya sampai akhir, dan jika ada satu orang yang tidak pernah Qiuxi curigai di dunia ini..
Maka itu hanyalah Feng Shui.
Selain cara berpikirnya yang demikian, tentu saja Qiuxi tidak ingin memberi tahu pada Bai Qingyun bahwa dia sebenarnya memerintahkan Feng Shui untuk mencari orang sebanyak mungkin, melatih mereka untuk menjadi senjata pembunuh milik organisasinya sendiri. Dan sudah tiga hari Feng Shui menerima tugas itu dia juga sudah memberikan laporan sekitar lima puluhan orang bersedia, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tidak berkeluarga, miskin dan tuna wisma seperti di kehidupannya yang dulu akan menjadi orang-orangnya di bawah perintahnya dan karena ketika ada seseorang yang memberinya tempat untuk bernaung, maka mereka tidak akan menolaknya.
"Aku akan ke Penginapan Gerhana Bulan Sabit terlebih dahulu." Qiuxi meletakkan guci arak itu kembali ke atas meja dan dia bahkan belum meminumnya setetes pun, karena minatnya untuk meminum arak sekarang sudah menguap.
Melihat Qiuxi ingin pergi lebih dulu, Bai Qingyun segera berdiri. "Aku akan menemanimu Qiu'er."
Qiuxi menggelengkan kepala dan dia menunjuk Huaran yang sepertinya sudah kehilangan setengah kesadaran setelah meminum tiga guci arak. "Kau harus membantunya berjalan dan aku juga bisa pergi sendiri."
Karena keadaan Huaran, Bai Qingyun hanya bisa mendesah nafas dan membiarkan Qiuxi pergi ke Penginapan Gerhana Bulan Sabit terlebih dahulu jadi dia mengangguk mengerti. "Baiklah, kamu harus hati-hat.."
Saat pertama kali datang ke pasar gelap Qiuxi tidak melihat seorangpun anak kecil di jalanan, namun berbeda dengan hari ini karena banyak sekali anak kecil yang merayakan festival mereka sambil mengenakan pakaian emas dengan mainan naga untuk menikmati kemeriahan Festival Naga Emas.
Qiuxi berjalan sendirian di tengah keramaian pasar gelap yang sedang merayakan Festival Naga Emas. Dahulu kala di benua tengah saat pertama kali manusia mengenal kultivasi, pembantaian besar-besaran selalu terjadi peperangan merajalela dan manusia yang hidup akan di penuhi ketakutan akan kematian mengerikan setiap waktunya. Tapi skala itu telah di perkecil oleh manusia misterius berambut seputih sutra mengenakan pakaian emas bercahaya yang terbang menuruni langit hingga tercipta dunia yang seperti sekarang, manusia mengingatnya sebagai Dewa Naga Emas dan hari itu selalu di rayakan sebagai Festival Naga Emas.
"Nona, balon naga untuk kemeriahan festival aku memberi diskon karena anda orang yang sangat cantik." Pedagang mainan balon itu menawari pada Qiuxi yang mengenakan penutup wajah dan hanya terlihat sepasang mata berwarna hitam saja, tentu saja memuji cantik padahal tidak bisa melihat wajahnya jelas hanya ucapan omong kosong.
Qiuxi menolaknya acuh tak acuh. "Aku tidak butuh."
Namun saat Qiuxi berjalan pergi setelah beberapa langkah, dia menoleh ke pedagang balon tadi. "Kamu memberiku diskon kan, jadi aku beli satu.."
Jika di ingat lebih jauh dulu di kehidupannya sebelumnya, Qiuxi tidak pernah merayakan festival seperti ini semenjak kematian ayahnya, jadi karena ada kehidupan kedua dia ingin setidaknya merayakan sebuah festival.
Pedagang itu tersenyum ramah. "Terimakasih nona"
Mengenai cerita yang beredar tentang Dewa Naga Emas membuat Qiuxi ingin mengagumi sosok itu, Qiuxi berniat mengisi waktu sedikit untuk menikmati acara festival dengan satu balon naga di pegang tangan kirinya sambil melihat kemeriahan yang dia rasakan pertama kali, Qiuxi bergumam. "Festival Naga Emas tidak buruk juga.."
Suara petasan terdengar di sepanjang jalan. Ramainya anak-anak membuat acara festival semakin meriah. Di ujung jalan juga terlihat seorang anak laki-laki berusia tiga tahun yang tersesat di keramaian yang sepertinya sedang kehilangan jejak ibunya, bocah kecil itu menghampiri orang-orang dan bertanya kepada mereka. "Apa kalian melihat ibuku?"
"Nak kami tidak tahu ibu mu seperti apa, tanya pada orang lain saja."
Anak itu menunjukkan ekspresi kecewa kemudian menanyakan pada orang lain dan dia mendapatkan jawaban hampir serupa, dia terus mengulangi aksinya sampai bertanya pada Qiuxi.
"Apa kakak melihat ibuku? Tolong jangan katakan kakak tidak melihatnya, aku tidak tahu harus bertanya pada siapa lagi.." Anak itu hampir menangis tapi tetap berusaha menahannya.
Qiuxi terdiam sejenak. "Aku tidak tahu ibu mu.."
Anak itu langsung menangis keras tapi sebuah balon naga segera menghentikan tangisannya.
"Aku tidak tahu ibu mu, tapi aku akan menemanimu mencarinya sampai ketemu." Qiuxi yang berjongkok menyesuaikan tinggi badan anak kecil itu dengan tinggi badannya sambil memberinya balon naga yang baru saja dia beli tadi dan caranya yang menghibur anak kecil, mirip dengan keramahan ayah Indonesianya dulu, dan ketika Qiuxi melihat anak kecil itu dia akan mengingat masa kecilnya sendiri.
Karena Qiuxi harus mengetahui nama anak itu untuk mencarikan ibunya, jadi dia bertanya. "Anak kecil siapa namamu?"
"Namaku Sun."
"Nama yang sangat bagus. Sun'er Kamu mau melihat sebentar pertunjukan itu?" Qiuxi menunjuk panggung yang mengadakan pertunjukan naga emas, karena itu adalah tempat yang paling menarik perhatian jadi mungkin lebih mudah untuk menemukan ibunya Sun.
Sun segera mengangguk, mereka kemudian melihat pertunjukan bersama. Penuhnya penonton membuat mereka kesulitan melihat pertunjukan dan mereka tidak bisa berjalan lebih dekat dengan panggung.
Sampai seorang anak kecil yang melihat balon milik Sun berteriak. "Ayah! Aku ingin balon yang di pegang nya!"
"Kita akan kehilangan barisan jika ayah membelikannya sekarang."
"Rebut itu untukku!" Anak itu sambil menunjuk balon yang Qiuxi berikan untuk Sun tadi.
Sun buru-buru mengamankan balon miliknya di belakang punggung. "Kakakku yang memberikannya! Kalian tidak boleh merebutnya!"
"Anak kecil aku tidak akan merebutnya, aku akan menukarnya dengan uang."
"Atau ku sakiti saja kakakmu dan kamu!?"
Sun tetap bersikeras tidak mau memberikannya dan dia berubah ekspresi memucat kemudian menatap Qiuxi.
Qiuxi ingin berkata sesuatu sebelum tangan seseorang mendahului ucapannya dan menyentuh tangannya sambil mulai membungkus tangannya di dalam telapak tangan yang besar dan hangat.
Seorang pria asing yang mengengam tangan Qiuxi itu bertanya pada mereka. "Apa maksudmu ingin menyakiti istri dan anakku?"
Qiuxi, "...."
Siapa yang istrimu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Yamti Suwadi
☕☕☕☕☕
2022-03-31
4
Yamti Suwadi
🆙🆙🆙🆙🆙🆙
2022-03-31
3
Yamti Suwadi
🆒🆒🆒🆒🆒
2022-03-31
3