Ketika salah seorang penjaga turnamen dan Mei Miyan berinteraksi di luar turnamen, sekarang pertandingan sedang berlangsung di panggung mewah tengah-tengah arena yang tidak di gunakan sejak awal acara kini telah berdiri dua orang petarung demi memenuhi hasrat melawan orang-orang kuat meski mempertaruhan hidup dan mati mereka sendiri.
Panggung itu menjadi pusat perhatian tujuh lantai tempat penonton kelas atas, dan lantai tertinggi di gunakan untuk para tamu penting.
Salah seorang bernama Wukang yang duduk di lantai ke enam yang di huni bangsawan kaya tiba-tiba membuka mulutnya saat melihat pemandangan seperti itu. "Tontonan yang menghibur."
"Semoga memenuhi selera anda tuan." Pengawal yang duduk di belakangnya juga mengangguk, dia adalah jenis pengawal yang di tugaskan untuk menjaga keselamatan para tamu.
Wukang tidak tahan untuk mencibir. "Aku suka melihat orang mempertahankan nyawa kecilnya untuk hiburan para bangsawan seperti kami yang memiliki uang dan segalanya, sedangkan mereka hanya orang kikir dan berotak sempit."
Para penonton lantai dasar juga memperhatikan dua petarung yang salah satu petarungnya menatap lawan penuh amarah.
Seseorang terdengar berteriak. "Ini benar-benar pertaruhan antara hidup dan mati! Kedua petarung sama-sama praktisi dou master tingkat puncak! Kita sulit menentukan siapa pemenangnya dari mereka kan?!"
Orang yang tidak jauh darinya menggelengkan kepala. "Bukan, salah satunya tingkat delapan hanya berbeda satu tingkat. Jika perbedaan nya di tutupi dengan pengalaman bertarung pemenang nya tidak bisa di prediksi!"
Tidak lama setelah gelombang keluhan dari penonton itu jatuh, dua pedang saling berbenturan menciptakan gelombang kejut radius dua meter di atas arena, tidak lama kemudian dua orang yang berpartisipasi dalam pertempuran itu langsung melemparkan serangan lebih dari sepuluh berturut-turut namun tidak ada seorangpun dari keduanya yang mengalami goresan.
Salah satu petarung yang lebih pendek terlihat sangat marah, jenis kemarahan yang memuncak dan memanas seolah-olah sudah membakar habis semua darahnya sampai menguap dan dia berteriak dengan semua suaranya. "Hari ini aku harus membalaskan kematian saudaraku yang tahun lalu kamu bunuh di sini dengan sangat menyedihkan!"
Lawannya hanya tetap diam, setelah beberapa saat dia bergumam. "Itu nyanyian yang selalu ku dengar..."
Sudah terlalu lama dia mengikuti pertandingan dan memenangkan pertandingan dengan membunuh lawannya. Ratusan nyawa sudah di tebas menggunakan pedangnya, kehormatan dan kekuatan berkali-kali dia sombongkan sampai akhirnya menyadari kenyataan bahwa nyawa seseorang adalah sesuatu yang sangat kecil untuk dunia yang busuk seperti ini.
"Kamu lihat panggung yang di injak kakimu? Di panggung ini.. Ah, tidak! Mungkin di seluruh dunia hukum memakan dan di makan selalu berlaku. Jika aku tidak membunuh saudaramu, aku yang akan terbunuh di sini bukankah demikian peraturannya?"
Meskipun perkataan yang di ucapkan sangat pelan namun terdengar hingga ke seluruh lantai. Semenjak mengenal kultivasi semuanya membuang sikap kemanusiaan mereka untuk meraih kekuatan lebih tinggi.
Bai Qingyun melirik perempuan bertopeng emas di sampingnya dan dia berkata sangat pelan hanya di dengar oleh mereka. "Qiu'er di pertandingan kali ini mungkin kamu terpaksa melihat momen pembunuhan, tutup saja matamu jika kamu tidak tahan dan merasa sedikit mual."
Biasanya seseorang yang belum cukup umur akan merasa mual jika melihat pembunuhan dengan mata kepalanya sendiri, jadi Bai Qingyun tidak tahan untuk merasa khawatir.
Meskipun Bai Qingyun merasa Qiuxi merupakan gadis yang unik tetap saja Qiuxi hanyalah gadis kekaisaran yang mungkin belum melihat darah di pertempuran manapun, meskipun Nanfang terlemah di antara empat kekaisaran, di situ pula tempat yang paling damai jadi jenis pertarungan dan pembunuhan jarang terjadi di sana.
Qiuxi tiba-tiba tertawa tipis. "Aku tahu dunia menjadi seperti ini, mereka selalu di labeli rank untuk kultivasi mereka. Yang satu di kendalikan ambisinya dan lainnya di kendalikan rasa balas dendam..."
Qiuxi melihat dua petarung itu terlihat seperti melihat dua bintang yang bertarung, saling merobek dan mengoyak tubuh lawannya dengan pedang. Darah yang merembes membasahi lantai, bau anyir yang mengudara.. inilah dunia kultivator yang belum pernah dia lihat sebelumnya ketika dia masih ada di abad ke-21, dan ketika dia masih ada di Jakarta melihat dari siaran televisi pergulatan dan tinju, jenis pertarungan seperti itu tidak akan membunuh lawannya sampai mati, karena di sini adalah dunia kultivator maka gaya bertarung akan sampai pada titik darah penghabisan.
"Tuan muda Bai, apa kekuatan bisa di hapus dari dunia ini dan skala pembunuhan apa bisa di perkecil?"
Bai Qingyun ingin menjawab tapi tidak bisa mengatakan jawabannya, karena pertanyaan Qiuxi adalah sesuatu tidak bisa di pahami oleh seorang gadis kecil seperti dia yang berumur tiga belas tahun.
"Mungkin menciptakan dunia ke dua bisa menggantikan dunia pertama yang kacau ini. Qiu'er jika kekacauan bisa di hentikan maka dewa di langit sudah melakukannya jauh di kehidupan sebelumnya."
Qiuxi berhenti bertanya lebih lanjut karena menghentikannya bukan sesuatu yang bisa dia lakukan, dan juga misteri sistem yang membuatnya terjebak di dunia novel seperti ini juga di luar batas nalarnya.
Mata hitam Qiuxi menyimpit sejenak dan ketika di lihat dari celah-celah topengnya yang berwarna emas, maka matanya sedikit terlihat berwarna kuning menyala dan dia melihat ke arah langit ke tempat para dewa berada.
Jika ada yang mempercayai adanya dewa, Qiuxi tidak tahan untuk mencibir secara terang-terangan dan meludahi wajah mereka karena yang memenuhi otaknya dengan misi dan yang membuatnya bertransmigrasi jelas adalah..
Sistem.
Saat Qiuxi sedang menghardik sistem, tiba-tiba suara teriakan menggema.
Arkhhh!
Salah seorang petarung yang kehilangan satu tangannya mulai menjerit kesakitan, sampai suara menyedihkan itu terdengar di segala sisi turnamen ketika para penonton bersorak gembira untuk hasil akhir penentuan taruhan mereka akhirnya akan di tentukan.
Salah seorang penonton berteriak. "Cepat habisi dia! Cepat potong lehernya!"
Dan sebagaian penonton juga berteriak marah. "Ku pertaruhkan uangku padamu! Cepat lawan balik! Jagan buat kami kehilangan uang hanya karena kamu kehilangan satu tangan!"
Satu petarung yang kehilangan tangannya kini terjatuh kehilangan keseimbangan tapi dia masih bisa mengalirkan energi dalam untuk menghentikan pendarahan saat melihat lawannya yang seketika terjatuh. "Satu lenganku cukup sebagai pengorbanan nyawa mu.. seperti saudaramu kamu lawan yang tangguh, jadi dendam mu simpan saja di pertemuan kita di neraka."
Setelah menyelesaikan perkataannya dia langsung menghabisi lawannya yang sudah tak berdaya di lantai turnamen.
Ketika ada yang tumbang dan tidak bisa berdiri lagi Master Huo buru-buru mengumumkan pemenangnya, tapi sebelum sempat mengatakannya seseorang sudah mendahuluinya.
"Apa turnamen ini memperbolehkan menggunakan racun?" Suara itu terdengar tidak terlalu rendah juga tidak terlalu tinggi, suara lembut yang samar tapi masih jelas untuk bisa di dengar.
Master Huo menganggukkan kepalanya. "Ah, Alkemis Hantu?"
Dia kemudian menggelengkan kepalanya sebelum melanjutkan berkata. "Tentu saja tidak, Itu sama saja tindakan curang. Di sini hanya di ijinkan menggunakan senjata sebagai seorang pendekar. Seperti permainan pedang yang tajam dan lincah untuk membuktikan tingkat praktisi mereka jadi tidak di perbolehkan untuk menggunakan racun apalagi melakukannya diam-diam sebagai tindakan pengecut."
Qiuxi tersenyum dan dia menunjuk satu orang yang berdiri di tenggah turnamen, matanya setengah menyimpit sebelum dia bertanya dengan suara dingin.
"Terus kenapa dia berani bermain trik di depan aku ini?"
Qiuxi kemudian menggunakan rune terbang, sebelum dia menginjakkan kakinya dia mendarat dengan sempurna. Saat kakinya menjuntai dengan ringan di tengah panggung turnamen, dia kemudian berjalan ke arah petarung yang tumbang di depan matanya.
Dia lalu tersenyum dingin, seolah-olah senyuman yang menimbulkan rasa tekanan untuk membuat siapapun yang melihatnya tidak tahan untuk mengigil kedinginan.
Qiuxi tersenyum tetapi juga bukan senyuman saat dia berkata. "Dendam mu akan aku gantikan di sini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Yamti Suwadi
🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙🆙
2022-03-30
2
Yamti Suwadi
☕☕☕☕☕☕☕☕
2022-03-30
1
Yamti Suwadi
🆒🆒🆒🆒🆒🆒🆒🆒
2022-03-30
1