Membentuk identitas tersembunyi (revisi)
Perkelahian antar pedang pembeli dan pejalan kaki selalu terjadi di kota Wan, terutama salah satu kawasan yang terletak di arena pasar gelap.
Di setiap penjuru jalan terlihat sekumpulan orang berlalu lalang menambah keramaian pasar ini, riuk kegaduhan juga menghiasi sepanjang jalanan dan di jalanan itu juga terlihat seorang lelaki bermuka sangar, wajahnya penuh berbagai luka senjata tajam yang secara terang-terangan sedang merampok seorang biksu tua.
Perampok itu menghunuskan pedangnya di didepan dada seorang biksu tua itu, dia berteriak sombong. "Sejak kapan pasar gelap di masuki seorang kakek!? Apa kota Wan kami terpelosok menurut mu sampai membuat orang lemah bisa bersikap santai di sini!?"
Perampok itu masih berteriak dan mencaci maki. "Biksu tua, aku akan izinkan kamu pergi sebagai gantinya serahkan semua uangmu! Jika kamu bertemu selain diriku kamu akan kehilangan nyawa!"
Meskipun di ancam dengan sangat kasar, biksu tua itu tetap tidak memberikan uang nya secara cuma-cuma. Dia hanya hanya menangkupkan kedua tangannya. "Amitabata.. sepertinya kejatuhan kota Wan karna banyak orang seperti mu berada di kota ini."
Karena di gurui seperti itu, tentu saja si perampok sangat marah. Perampok itu mengangakat satu kakinya dan sebelum bisa menyelesaikan ucapannya biksu tua itu di buat jatuh terpental saat satu tendangan mendarat di perutnya.
Tidak selesai di situ, perampok itu juga melemparkannya ke kedai kecil, sampai sebagian kedai hancur berkeping-keping dan beberapa dagangan berceceran ke jalan. Saat merasakan sakit di perut dan punggungnya, biksu tua itu tidak tahan untuk memutahkan seteguk darah sekali.
"Cepat serahkan uangmu!"
Biksu tua itu melirik kios yang hancur dan melihat banyak barang yang sudah tidak layak di jual karena dirinya. "Aku tidak bisa menyerahkan uangku padamu, meskipun aku harus kehilangan uang lebih baik akan aku berikan untuk mengganti rugi kerusakan kios ini."
"Jadi kau lebih suka memberikan uangmu pada orang lai!" Tanpa memberi ampun perampok itu berniat memukul biksu tua tapi tangannya segera berhenti di udara, karena pukulannya di tahan, dia melirik ke arah tangannya yang sedang di tahan oleh seorang tangan pria muda yang terlihat tampan, sosok itu adalah seseorang yang memakai jubah cyan hijau rerumputan yang terlihat segar dan enak ketika dilihat.
Melihat pria muda itu berpakaian mewah dan latar belakang yang tinggi lelaki itu menahan marah tapi dia tidak berani melawan.
"Cih!" Kata lelaki itu kemudian pergi, sepertinya profesi sebagai perampok gagal kali ini.
Saat perampok itu pergi, pemuda tampan itu segera membantu biksu tua berdiri. "Anda tidak apa-apa?"
"Terimakasih anak muda telah membantu Biksu tua ini" Biksu tua itu segera berkata sambil menyerahkan lima koin keping perak pada penjual untuk ganti rugi kerusakan kios.
Di kejauhan dari tempat mereka, Huaran melihat seluruh kejadian dan dia tidak tahan untuk memberikan pujian pada pemuda tampan itu.
Dia berkata dengan sangat puas "Bai'er memang selalu begitu jika melihat ketidakadilan terjadi di matanya dan Bai'er akan bertindak tanpa pikir dua kali untuk membantu orang lain."
Di sebelah Huaran seorang perempuan yang menggenakan topeng keemasan juga memperhatikan Bai Qingyun, dia tersenyum kecil. "Sepertinya dia orang yang baik."
Perempuan itu terlihat berumur sekitaran belasan tahun, meskipun dia tersenyum kecil atau tipis sekalipun, ketika Qiuxi tersenyum, senyuman itu tidak nampak di wajahnya karena terhalangi oleh penutup wajah berupa sebuah topeng emas.
Tidak butuh waktu lama, mereka segera sampai di sebuah turnamen yang sedang di lakukan di area pasar gelap. Turnamen yang hanya diikuti oleh orang-orang kuat serta kultivasi yang tinggi juga penentuan dari pertarungan untuk menunjukkan kebanggaan, kehormatan dan mempertahankan harga diri adalah sebuah ajang unjuk gigi berbagai kemampuan para kultivator yang akan di beri gelar.
Turnamen ini hanya akan meraih kemenangan saat saat pihak lawan menyatakan menyerah ataupun pihak lawan sampai gugur tak bernafas lagi.
Saat rombongan Huaran dan Bai Qingyun mengambil tempat duduk di sebuah ruangan, kemeriahan turnamen itu tiba-tiba berdenging.
"Semuanya! Selamat datang di turnamen yang paling kita tunggu-tunggu dan yang kuat akan menang! Saatnya kalian tunjukkan kejantanan kalian dengan cucuran darah! Taruhkan nyawa kalian karena hanya kekuatan absolut adalah segalanya!!"
Pembawa acara itu berteriak di tengah-tengah panggung platform. "Kali ini kita juga kedatangan orang yang sangat spesial! Kita sambut sang pemilik turnamen! Master Huo!"
Master Huo yang namanya terpanggil kini berdiri menyapa para penonton di seluruh turnamen, saat dia berdiri di atas panggung suasana seketika menjadi lebih meriah karna kedatangan sang pemilik yang biasanya tidak pernah datang, yang hanya tercatat master Huo pernah datang cuma dua kali, tapi namanya sangat cepat menggema dan meroket di antara penduduk pasar gelap.
"Master! Master! Master!" Teriak para penonton.
Saat master Huo berdiri di atas panggung, dia kemudian berkata. "Kita sedang kedatangan tamu spesial perwakilan dari Lembah Ziying, Paviliun Seribu Obat dan seorang juga.. sekarang ada tamu jenius yaitu seorang Alkemis Hantu!"
Saat mengatakannya master Huo kemudian menunjuk tempat duduk di salah satu kursi tamu penting, dan di situ rata-ratanya adalah wajah yang sudah akrab dengan kebanyakan orang. Namun yang membedakannya hari sebelum-sebelumnya dan yang sekarang berbeda adalah kali ini adanya kedatangan seorang Alkemis Hantu yang langsung menarik perhatian semua orang di sana.
Master Huo juga berkata. "Aku harap kalian menikmati segala pertunjukan dalam turnamen kali ini, sedangkan untuk kalian para petarung tunjukkan seberapa tajam taring yang kalian miliki dan gunakan untuk mencabik lawan.."
"Tapi yang paling terpenting tunjukkan kekuatan kalian dalam kemeriahan suasana ini!"
Di tengah-tengah turnamen yang besar, juga ada sebuah panggung yang megah yang masih sepi karena belum ada seorangpun petarung yang berdiri di situ.
Panggung itu di dalam turnamen itu hanya di gunakan pada akhir acara sebagai area hidup dan mati seseorang yang ikut berpartisipasi, dan juga untuk memenuhi obsesi bertarung seseorang hanya dengan melawan orang-orang yang kuat. Sedangkan di sebelahnya ada area yang di peruntukan petarung biasa yang menginginkan uang untuk kemenangan yang dalam area itu sekarang udah berdiri empat petarung di sana yang seluas dua meter panjang dua meter dengan ukuran yang tergolong sangat sempit untuk empat orang dewasa bertarung di atasnya.
"Kamu tertarik pertarungan empat orang keroco?" Tiba-tiba seseorang yang duduk di samping Huaran bertanya dan membuka suaranya. Dia adalah seorang penatua terhormat yang berasal dari Lembah Ziying seseorang yang terlihat berumur tima puluh tahunan tetapi umur aslinya jauh lebih tua dari yang dapat terlihat.
"Penatua Tao, sejak kapan kita begitu akrab?" tanya balik Huaran.
"...."
"Siapa yang berbicara dengan mu Penatua Hua?" Tao Fei berbatuk kecil saat tangannya menunjuk seorang Alkemis Hantu di sebelah mereka. "Aku berbicara dengannya.."
Alkemis Hantu tersenyum di balik topeng emasnya, dia tertawa pelan. "Kenapa kau berbicara dengan ku? Aku bahkan tidak memandang mu sedikit pun, siapa namamu?"
"...."
Dia seorang penatua terhormat dari lembah yang ternama. Penatua Tao, di seluruh benua tengah, tidak akan ada orang yang tidak kenal dengan namanya karena dia penatua dari Lembah Ziying yang sangat terkemuka!
Sedangkan gadis belasan tahun yang memakai topeng emas itu, kamu bertanya siapa namanya?
Orang seterkenal seperti penatua dari Lembah Ziying kamu bahkan tidak tahu namanya?
Apa matamu buta?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
🍾⃝B⃟cɴͩaᷞjͧwᷠaͣ♪☆𝓐𝔂⃝❥
lanjut like
2022-06-05
1
Yamti Suwadi
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2022-03-29
3
Yamti Suwadi
🆙🆙🆙🆙🆙
2022-03-29
5