Setelah Pak Indra dan istrinya pulang dari Rumah Sakit,Bu Indah lebih memilih berdiam diri di kamar untuk menenangkan pikiran nya.
Sementara pak Indra harus segera berangkat menuju kantor nya karna ada meeting di jam 2 siang nanti.
Bu Indah dengan muka lesu duduk di sofa yang terletak di sudut kamar nya sambil merenung i.Apalagi yang di renungi kalau bukan tentang masalah anak.
Semenjak pulang dari Rumah Sakit dia lebih banyak diam.Sesekali dia beranjak berdiri dari sofa menuju mera rias nya.
Dia membuka laci dan mulai melihat album yang berisi foto-foto pernikahan nya dengan suami nya 20 tahun lalu.
Tanpa dia sadari air mata nya kembali meleleh .
"Apa arti sebuah pernikahan tanpa sosok anak ."
Ucap bu Indah di sela sela isak tangis nya.Dia belum sepenuh nya menerima kenyataan pahit yang menimpa dirinya.Dia selalu berusaha untuk sabar namun luka di hati nya begitu perih bagaikan tersayat -sayat oleh sembilu.
Dia memeluk album yang berisi foto di hari kebahagiaan nya bersama suaminya.
"Kenapa aku tidak bisa tersenyum seperti di foto ini."
"Andai ku tau aku tidak akan bisa memiliki keturunan ,aku akan menolak menikah dengan mu pi..."
"Aku egois"
"Aku lebih baik dulu memendam rasa cinta untuk mu daripada aku harus merasakan luka yang begitu dalam ini."
Teriak bu Indah dengan isak tangis nya.
Badan nya terasa lemah seakan-akan tak kuat untuk berdiri lagi.Akhirnya dia merebahkan badan nya di tempat tidur masih dengan keadaan terisak-isak.
Mungkin karna terlalu lama menangis dan lelah Bu Indah Akhirnya terlelap.Dia terlelap dengan posisi memeluk album itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB .Bu Indah terbangun dari tidur nya .Kini perasaan nya sudah mulai tenang.
Dia beranjak bangkit dari tempat tidur bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah semua nya selesai Bu Indah Turun , dia ingin sekali jalan-jalan keluar komplek rumah nya untuk menghirup udara segar.
Di lantai bawah semua pembantu Bu Indah masih sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing.Dan dia memutuskan untuk pergi sendiri saja.
Namun belum sampai gerbang Bi Inah pembantu Bu Indah melihat majikan nya Mau keluar dari gerbang utama.Dengan penuh rasa khawatir Bi Inah mengejar majikan nya.
"Nyonya...Maaf Nyonya ...Nyonya mau kemana"
"Kalau nyonya mau bepergian kan ada supir nyonya..kenapa nyonya jalan kaki"
Ucap Bi Inah sambil ngos - ngos an .Maklum lah rumah tempat Bi Inah bekerja sungguh mewah,jadi jarak antara Pintu utama dengan Gerbang utama cukup membuat siapa pun yang berjalan disana merasa kelelahan.
"Eh Bi Inah....maaf yah bi sudah merepotkan,,saya hanya ingin berjalan jalan di sekitar komplek ini".
"Cari udara segar,bosan di rumah terus.Suami saya juga kan belum pulang".
Ucap Bu Indah kepada pembantu nya.
Bi Inah menarik nafas lega.
"Apa perlu saya menemani nyonya".
Ucap Bi inah karna dia khawatir nanti sesuatu yang tidak di inginkan terjadi pada majikannya."
"Boleh ,ide yang bagus,agar saya ada teman ngobrol."
Ucap Bu Indah sambil tersenyum.
Akhirnya mereka mulai keluar dari gerbang utama.Bi Inah berjalan di belakang majikannya karna dia sadar posisi nya sebagai apa.
"Eihhh ko malah di belakang saya,katanya mau menemani saya".
Ucap Bu Indah sambil mensejajarkan posisi nya dengan pembantu nya.
"A...emmm...apa ngak apa apa nyonya???"
Ucap Bi Inah gugup.
"Yah ngak apa apa dong ,jangan terlalu sungkan sama saya,anggap kita ini sahabat".
Ucap Bu Indah kepada pembantunya sambil merangkul bahu pembantu nya.
Bu Indah memang orang yang sangat baik.Dia tidak pernah menilai orang hanya dari luar nya saja.Dia tidak pernah membeda-beda kan status sosial.Bagi dia semua itu sama.
Kaya atau miskin,tinggi atau rendah di mata Tuhan itu sama saja.Datang kedunia dengan posisi telanjang,pulang ke akhirat tak bisa membawa apa apa.Itulah yang selalu menjadi prinsip Bu Indah.
Mereka berdua akhirnya jalan santai sambil ngobrol layak nya sahabat yang sudah lama tidak jumpa.Tiba tiba Bi Inah terhenti karna dia mendengar suara tangisan yang tidak jauh dari tempat mereka.
Bu Indah juga yang mendengar suara itu ikutan terdiam sambil memandang ke arah pembantunya.
"Bi...apa bibi dengan dengar suara itu"
Ucap Bu Indah karna dia masih belum yakin dengan pendengaran nya.
"Iya Nyonya seperti nya itu suara bayi".
Ucap Bi inah lagi meyakinkan majikannya.
Akhirnya mereka sepakat untuk mencari tau arah dari tangisan bayi itu.Karna bayi itu terus menangis dan suara nya semakin kuat itulah yang membuat Bu Indah Dan Bi Inah bisa dengan cepat menemukan asal dari suara itu.
Betapa terkejut nya mereka berdua saat mengetahui sumber suara itu dari arah semak semak.Mereka melihat seorang bayi mungil dan cantik sedang menangis di dalam keranjang yang di letakkan di atas semak semak itu.
Tak sanggup mendengar tangisan bayi tak berdosa itu ,Bu Indah langsung menggendong nya.
Bayi itu hanya menggunakan baju stelan pink motif bunga bunga beserta dengan selimut warna pink juga.Di selimut warna pink itu terdapat tulisan yang di bordir dengan nama "Sylvia Nanda Amrin"
Sambil menangis Bu Indah memeluk bayi itu.Ada rasa bahagia karna akhirnya dia bisa merasakan bahagia nya menggendong seorang bayi.Namun dia bertanya tanya siapa gerangan yang membuang bayi tak berdosa itu.
Saat hendak mencium dia melihat sebuah kalung liontin .Dia membuka kalung liontin itu dari leher bayi.Di dalam kalung itu terdapat gambar Seorang Pria sedang tersenyum sambil memeluk wanita yang sedang menggendong bayi.dia kembali memperhatikan foto bayi itu.Foto itu persis dengan bayi yang berada di pelukan nya itu .
Bayi yang dalam foto juga menggunakan baju yang sama dan selimut yang sama dan juga menggunakan kalung liontin.
Di balik gambar yang ada di kalung liontin itu ada sebuah tulisan berupa inisial SNA.
"Mungkin itu sebuah petunjuk nyonya"
Ucap Bi Inah setelah sedari tadi diam membisu.
"Bisa jadi bi...coba bibi lihat ada petunjuk yang lain kah??"
Ucap Bu Indah lagi.
Bi Inah kembali memeriksa keranjang tempat bayi tadi di letakkan.Di sana dia melihat sebuah kertas yang dilipat rapi.
"Nyonya ini ada kertas,,mungkin di dalam nya ada surat "
Ucap bi Inah sambil memberikan nya kepada majikannya.
"Bi...coba gendong bayi ini,saya mau membaca isi nya dulu".
Sambil menyerahkan bayi itu lepada Bi Inah.
Bu Indah mulai membuka lipatan kertas itu dan mulai membaca.
"Untuk yang menemukan bayi ku"
"Mungkin aku salah memilih pilihan ini ,namun aku tidak tau harus berbuat apa lagi Aku hanya berharap orang yang menemukan bayiku adalah orang yang baik."
"Maaf i mama nak,mama telah menelantarkan mu.Kelak jika kamu sudah dewasa kamu akan mengerti semua nya".
Salam rindu untuk mu"
(SNA #150220#)
"Mama (A).
Bu Indah lalu menggendong bayi itu lagi .Dia memeluk dan mencium bayi itu.
Tak terasa air mata nya kembali menetes.
"Kasihan kamu nak ,,,kamu harus mengalami hal seperti ini.
Aku janji aku akan merawat mu seperti anak ku sendiri."
Ucap Bu Indah sambil mencium bayi Itu.
"Tapi Nyonya siapa kira kira yang membuang bayi ini yah"
"Ko tega betul"
Ucap Bi Inah seperti tidak suka atas perlakuan ibu bayi itu.
"Bi...kita ngak boleh bicara seperti itu.Mungkin ibu yang meninggalkan bayi ini punya alasan yang kuat makanya sampai memilih pilihan ini".
"Yang penting kan secara tidak langsung ibu kandung bayi ini sudah menyerahkan bayi ini kepada kita".
Ucap Bu Indah lagi.
"Ya udah bi...kita pulang aja ini udah mangrib".
Kata bu Indah masih sambil menimang nimang bayi mungil ini.Kini di wajah nya mulai tersirat kebahagiaan.
Bi Inah akhirnya membereskan keranjang bayi itu .Dan tak lupa ia juga membawa surat yang suatu saat nanti pasti akan di perlukan.
Mereka akhirnya pulang bertiga .Tanpa mereka sadari ada sepasang mata dari kejauhan yang mengamati mereka sedari dari .Sosok itu tersenyum namun air mata menetes di pipinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
jejaaakkk
2020-07-03
1
👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣
ku sdh mampir , semangat 😊 mari saling dukung 👍
2020-07-01
1
yulia ari
semangat aku ksh like thor, mampir juga ya, thanks 🙏
2020-06-24
1