Sekolah ini bekerja sama dengan klub Leverkusen SC. Sudah biasa bagi siswa dari luar negeri untuk datang sesekali, tetapi ini adalah pertama kalinya bertemu dengan seorang dari Asia dan juga berasal dari Indonesia dengan kulit sawo matang dan rambut hitam. Sepak bola adalah olahraga paling populer di Jerman, banyak pemain Asia dari Jepang dan Korea Selatan yang pernah bermain di Bundesliga. Tapi ini adalah kali pertama orang Indonesia dan Asia Tenggara bermain di Bundesliga, jadi keanehan siswa adalah normal.
"Apakah kamu Raynaldi? Apakah itu Raynaldi Indrasta yang menjadi Top Scorer Liga Pemuda Jerman?"
Meskipun Raynaldi bisa meninggalkan sekolah lebih awal karena status istimewanya, dan itu baik-baik saja, tetapi dia selalu harus menghadiri sekolah pada hari pertama tahun pelajaran. Raynaldi dengan patuh menyelesaikan hari kelas dan mengakhiri sekolah tepat waktu dengan teman-teman sekelasnya. Namun saat Raynaldi meninggalkan kelasnya, dia melihat sekelompok siswi membully seorang gadis di sudut tangga sekolah.
“Hai! Apa yang kalian lakukan?” Raynaldi berteriak marah saat melihat pembullyan di depan matanya.
Mendengar teriakan marah Raynaldi, kelompok siswi yang melakukan pembullyan itu langsung berlari ketakutan karena mereka berpikir tindakan mereka ditemukan oleh guru.
Raynaldi mengabaikan para siswi yang berlari menjauh, dia menghampiri gadis yang bersandar di tembok sudut tangga. Dia bisa melihat seorang gadis dengan rambut pirang dan mata hitam kebiruan, tidak tinggi, setengah kepala lebih pendek dari Raynaldi. Gadis ini relatif pendek di Jerman dengan tinggi rata-rata 176 cm, dia memiliki wajah imut namun juga tubuh yang cukup berkembang.
"Hai, kamu? Kau tidak apa-apa?" Tanya Raynaldi.
“Hm, aku baik-baik saja. Terimakasih sudah membantu.” Gadis itu menundukan kepalanya karena malu.
“Tidak masalah... Oh iya, nama ku Raynaldi Indrasta. Kamu?” Raynaldi memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Irene, saya satu tahun lebih muda dari anda." Irene menjawab setelah melihat tanda kelas realschule yang di seragam Raynaldi.
"Okay, kenapa kau diganggu oleh gadis-gadis itu? Dan kenapa kau tidak melawan?" Tanya Raynaldi karena rasa ingin tahu, dia sendiri cukup paham dengan bullying semacam ini. Di kehidupannya sebelumnya dia awalnya juga terkena bullying saat melanjutkan kuliah di salah satu Universitas di Amerika Serikat. Namun karena dia melawannya, akhirnya setelah beberapa kali bentrok pihak lain berhenti berurusan dengannya karena merepotkan.
“Ini...” Irene hanya menunduk terdiam sambil memainkan ujung seragamnya dengan gugup. Dia tidak tahu bagaimana menjawab Raynaldi dan bagaimana membuat alasan untuk bullying yang dia terima.
Melihat pihak lain tetap diam dan tidak bicara, Raynaldi tiba-tiba menjadi bingung dan tak tahu harus bersikap seperti apa. Karena dalam tindakan bullying semacam ini hanya akan ada tiga hal yang mungkin.
Pertama, orang yang di bully memiliki kekurangan dan kelemahan yang dimanfaatkan entah itu secara mental maupun fisik lemah dan tidak berani melawan atau mungkin dia memiliki keluarga yang buruk dengan catatan kriminal atau sebagainya.
Kedua, orang yang membully memiliki rasa iri pada yang dibully. Hal semacam ini terkadang muncul karena orang-orang masih belum dewasa, seperti pada saat seorang gadis atau pria remaja iri dengan penampilan, kelebihan atau kekayaan pihak lain.
Ketiga, orang yang membully memiliki keluarga dan kehidupan yang bermasalah. Hal ini membuat mereka memilih untuk melampiaskan amarah yang mereka simpan pada rekan sebayanya yang terlihat lemah dan tidak bisa melawan.
Raynaldi sendiri juga bukan pembaca pikiran maupun psikolog, dia tidak bisa membaca apa yang terjadi disini atau mengetahui sesuatu dari ekspresi Irene. “Ini merepotkan.” Gumam Raynaldi dalam hati.
“Kenapa? Apakah kau ada masalah yang tidak bisa dibicarakan?” Tanya Raynaldi.
“Tidak? Hanya saja apa kau yakin mau mendengarkan cerita ku?” Irene mengangkat kepalanya dan menatap mata Raynaldi, namun masih ada keraguan di matanya.
“Tidak perlu malu, sebenarnya ibu ku juga bekerja sebagai Psikolog. Jadi banyak orang yang datang ke rumah ku sebelumnya untuk berbagi masalah mereka dan mencari solusi dari ibu ku. Aku tidak masalah untuk mendengar keluhan mu jika itu bisa membantu.” Raynaldi menjawab dengan senyuman.
Akhirnya, Irene mulai mengobrol dengan Raynaldi sebentar, dia berbicara tentang beberapa hal yang terjadi di keluarganya, Raynaldi akhirnya juga sedikit mengerti mengapa gadis ini sangat pemalu dan tidak berani melawan para pembully.
Irene tidak memiliki ayah sejak dia masih muda. Mungkin, tidak tepat untuk mengatakan itu. Ayah Irene masih hidup sampai sekarang. Dalam kata-kata Irene, dia mungkin telah melihat ayahnya kurang dari dua bulan sejak dia mulai ingat. Ibunya, adalah seorang wanita dari Ukraina, Eropa Timur yang membesarkannya sendirian di Jerman.
Ayah Irene, dalam istilah awam, adalah seorang b*jingan, yang terlihat baik dan berkebangsaan Jerman. Kondisi bawaan ini memungkinkan dia untuk menipu banyak gadis Eropa Timur yang kebanyakan merupakan korban pelarian dari medan perang. Ibu dari Irene adalah salah satunya.
Irene yang sudah ditinggalkan ayahnya sejak kecil, terbiasa hidup sebagai buruh toko dengan ibunya. Karena sudah terbiasa menerima perintah dan tidak memiliki perlindungan keluarga yang baik, Irene akhirnya berkembang untuk memiliki karakter lemah dan mudah diintimidasi. Disisi lain karena melihat ibunya bekerja keras untuk membesarkannya, membuat Irene takut untuk melawan para pembully dan membuat beban ibunya bertambah banyak.
"Terima kasih telah mendengarkan saya. Aku benar-benar merasa lebih baik, setelah bercerita. Jika kamu memiliki sesuatu, kamu dapat menghubungi saya. Ini nomor telepon saya. Saya harap bisa membantu anda untuk berterimakasih."
Irene kemudian memberi Raynaldi catatan kecil, dan kemudian membuat gerakan diam, seolah mengatakan. "Jangan beri tahu orang lain, tentang apa yang terjadi hari ini.”
“Saya tidak berharap untuk bertemu gadis cantik yang punya cerita, di awal aku masuk sekolah.” Raynaldi sendiri sudah kehilangan ayahnya sembilan tahun yang lalu saat dia bertugas untuk menumpas ******* di Solo, jadi merasa kasihan dan berbagi perasaan yang sama untuk orang yang kehilangan keluarganya di usia muda. Saya tidak tahu bagaimana rasanya memiliki saudara laki-laki dan perempuan, tetapi jika ada saudara perempuan seperti itu, itu akan terasa Baik sekali.
"Hei, murid pindahan baru!"
Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Irene, Raynaldi melintasi kampus sendirian untuk pergi, tetapi kali ini dia dihentikan oleh sekelompok orang.
"Gadis itu yang sebelumnya, lebih baik tidak berjalan terlalu dekat dengannya." Sepulang sekolah, sekelompok remaja dan gadis berkumpul. Mereka dari kelas Raynaldi. Dan salah seorang gadis berkata kepada Raynaldi.
"Ada apa dengannya?" Tanya Raynaldi.
“Dia adalah putri pembunuh. Ayahnya tertangkap saat dia kecil dan beritanya dia membunuh dan merampok sebuah keluarga, dan gadis itu juga sering keluar masuk distrik merah!” Gadis itu berkata dengan tatapan menghina, dan beberapa teman sekelas di sebelahnya juga setuju.
Raynaldi mengerutkan kening: "Bagaimana kamu tahu?"
"Ayahnya telah dipenjara beberapa kali, dan banyak orang mengetahuinya."
"Bagaimana dengan yang lainnya?" Raynaldi kembali bertanya.
“Aku melihatnya! Dia pergi ke rumah sewaan di gang dengan seorang pria yang tidak dia kenal!” Seorang anak laki-laki berdiri untuk membuktikan.
Raynaldi yang mendengar perkataan mereka hanya mengangkat bahu dan berkata. "Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun, ini adalah berita yang sangat berguna. Saya akan mengingatnya. Saya harus pergi ke pelatihan sekarang. Sampai jumpa lagi di sekolah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Ahmad Najih
sinetron goblok
2023-05-28
2
Yudi Priadi
mulai be muncul konflik sosial nya
2022-12-25
1
👑VIP👑
Up
2022-04-15
1