27 Juni 2007, Kota Leverkusen, Jerman.
*hah* *hah* *hah* Raynaldi saat ini sedang terduduk di gym sambil mengatur nafasnya. Sebulan yang lalu dia dan anggota lain tim yunior mengalami pelatiham level neraka yang mengerikan setelah hampir semua orang selain Alex, Raynaldi dan Victor mengalami kelebihan kadar lemak tubuh.
Namun, Raynaldi sendiri juga mengalami level pelatihan yang mengerikan mengingat kekuatan konfrontasinya yang terlalu lemah. Jorge mengatur serangkaian pelatihan untuk menjaga kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan kecepatan pada tingkat yang mirip.
Jorge menyarankan pada Raynaldi untuk meningkatkan kekuatannya sampai mencapai standar pemain professional, menambah lebih banyak otor dan meningkatkan berat badannya yang terlalu kurus. Raynaldi juga mendapatkan pelatihan yang berfokus pada kekuatan kaki, otot pinggang, dan bahu untuk meningkatkan kekuatan konfrontasinya.
Raynaldi juga melakukan pelatihan renang selama satu jam setiap hari untuk menjaga fleksibilitas tubuh dan meningkatkan staminanya. Setelah menjalani pelatihan level neraka selama satu bulan statistik Raynaldi juga meningkat cukup banyak terutama pada bagian fisik.
“STATUS” Raynaldi menggumamkan
~ ~ ~ * * * ~ ~ ~
Nama : Raynaldi Indrasta (16)
Tinggi / Berat : 181 cm / 70 kg
Kewarganegaraan : Indonesia
Vision / Aerial : 18
Dribbling : 11
Passing : 11
Shooting : 17
Ball Control : 11
Off The Ball : 18
Header : 11
Jump : 11
Speed : 14
Acceleration : 13
Body Balance : 11
Strength : 8
Stamina : 12
Adaptation : 15
Mental : 18
~ ~ ~ * * * ~ ~ ~
“Sepertinya pelatihan ini benar-benar berguna, selama lebih dari dua bulan berlatih sendiri benar-benar tidak sebanding dengan pelatihan yang terarah dari para professional. Terutama kemampuan fisik ku benar-benar meningkat banyak.” Raynaldi merasa puas dengan statistiknya sekarang, setidaknya satu bulan pelatihan neraka benar-benar berhasil.
“Ray, sudah hampir waktunya gym tutup. Segera ganti pakaian mu sebelum, Pelatih Jorge mulai marah lagi.” Victor yang melihat Raynaldi masih terduduk di berteriak padanya.
Terkadang Victor masih tidak tahu bagaimana tubuh kurus Raynaldi bisa menahan pelatihan yang berat dan membosankan ini selama satu bulan tanpa istirahat satu hari pun. Bahkan Raynaldi terkadang menambah jumlah pelatihannya sendiri jika merasa tubuhnya masih kuat yang mengejutkan semua orang.
“Oh, iya. Aku akan segera mencuci dan berganti baju.” Raynaldi langsung bergegas ke kamar mandi untuk mencuci dan berganti pakaian.
Setelah 20 menit membilas tubuh dan berganti pakaian, Raynaldi Kembali menemui Victor untuk mengambil hidangan diet mereka di kafetaria, diantara banyak pemain yunior Leverkusen SC hanya Raynaldi dan Victor yang tidak berasal dari Leverkusen. Sehingga mereka berdua menerima perawatan asrama dan makan diet 3 kali sehari dari pihak klub.
Raynaldi dan Victor menyantap hidangan mereka dengan cepat dan kembali ke asrama setelahnya. Bagaimanapun besok adalah hari tes kebugaran fisik dan pendaftaran anggota tim yunior yang akan mengikuti Liga Pemuda Jerman.
Setelah berjalan selama sepuluh menit, Raynaldi dan Victor sampai di asrama mereka. Mereka berdua masuk ke kamar masing-masing dan meletakan barang bawaan mereka. Sekarang sudah jam 07:00 malam, namun sama seperti kebanyakan daerah eropa langit belum terlalu gelap.
Raynaldi kembali dari kamarnya lalu duduk di ruang santai dan menyalakan TV. Tak lama, Victor juga keluar dari kamarnya dan melihat Raynaldi sedang bersantai dan tidak gugup yang membuatnya bertanya-tanya, bagaimana anak ini bisa begitu santai?
“Ray, apa kau tidak gugup dengan penilaian besok?” Victor bertanya pada Raynaldi.
“Apa yang perlu dikhawatirkan? Selama kau melakukan yang terbaik pasti hasilnya tidak akan mengecewakan mu, selain itu kita sudah berlatih dengan level neraka selama satu bulan, jadi seharusnya semua orang di tim akan lolos penilaian.” Jawab Raynaldi santai sambil menonton TV.
“Benarkah?” Victor masih meraga ragu dengan jawaban Raynaldi.
“Yakinlah, satu-satunya yang jadi masalah adalah siapa yang akan jadi starting line-up dan siapa yang akan jadi pengganti. Tentu saja dalam tim yunior pasti akan banyak rotasi dan waktu bermain yang setara, tapi starting line-up pasti akan memiliki kesempatan bermain lebih banyak.” Raynaldi melanjutkan dengan santai.
“Entah, mengapa setelah mendengar perkataan mu, aku ingin memukul seseorang.” Gerutu Victor dengan wajah kaku.
“Hahaha... Tenanglah Victor, lebih baik kau bersantai dengan rileks sekarang agar bisa mengagumkan pelatih besok.” Raynaldi menjawab, lalu melanjutkan menonton acara TV.
Sementara itu, Victor hanya terduduk disebelah Raynaldi sambal memikirkan apa yang dikatakan Raynaldi sebelumnya.
. . . . .
06:00 Pagi, 28 Juni 2007, Kota Leverkusen, Jerman.
Keesokan harinya, Raynaldi menyeret Victor yang memiliki kantung mata di kedua matanya pagi-pagi sekali. Dia berniat mengajak Victor menjadi rekan bertanding dalam latihan paginya.
“Hei, Victor? Apakah kau tidak tidur tadi malam?” Raynaldi bertanya saat melihat dua kantung mata yang lebih gelap daripada kulit Victor.
“Aku benar-benar gugup untuk penilaian hari ini.” Victor benar-benar kurang tidur tadi malam, karena terlalu gugup dia hanya bisa tertidur saat jam 02:00 pagi dan Raynaldi sudah membangunkannya saat jam 06:00 pagi membuatnya kurang tidur.
“Santailah, setelah tes hari ini, kita akan mendapatkan libur sehari besok.” Raynaldi memberi tahu Victor untuk lebih tenang dan santai saat mengikuti tes.
“Oke, Ray.” Jawab Victor ringkas.
Setelah itu, mereka berlatih selama satu setenagah jam sebelum kembali berganti pakaian dan pergi ke kafetaria untuk mengambil sarapan dan beristirah sebentar sebelum mengikuti tes kebugaran dan penilaian dari Timo dan Tony.
Setelah bersantai selama beberapa saat, waktu menunjukan jam 08:30. Karena tes kemampuan akan dilakukan pada jam 09:00, Raynaldi dan Victor Kembali ke ruang ganti untuk mengganti pakaian mereka ke seragam latihan dan bersiap menuju lapangan latihan lagi.
Setengah jam berlalu dan akhirnya semua pemain yunior sudah berada di lapangan latihan. Tak lama berselang, Jorge, Timo dan Tony dating ke lapangan latihan.
“Karena semua orang sudah hadir, ayo kita mulai dengan peregangan dan pemanasan. Lalu tes akan dimulai setelahnya.” Timo mengumumkan pelatihan dimulai.
Raynaldi dan anggota tim yunior lainnya mulai menjalankan pemanasan. Setelah menyelesaikan pemanasan selama setengah jam. Mereka Kembali berkumpul di depan tim pelatih.
“Sekarang kami akan melakukan tes fisik, termasuk fleksibilitas, daya tahan, kecepatan, kekuatan tungkai dan otot, serta reaksi. Semuanya akan dilakukan sampai siang hari. Dan pada sore hari akan diadakan pertandingan latihan guna mengetahui kemampuan setiap pemain.” Tony menjelaskan dengan suara keras.
“Tek fisik akan Kembali dilakukan di bawah pengawasan Jorge. Saya harap hasil kalian kali ini meningkat jauh lebih baik daripada saat pertama kali bertemu sebulan yang lalau.” Timo melanjutkan.
“Ayo kita mulai dengan tes kecepata, kita mulai dengan lari 30 meter dan 100 meter.” Jorge memulai tes fisik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Kaylha✌️✌️
wow
2022-08-18
0
👑VIP👑
Up up
2022-04-15
2
[ VOID GOD EMPEROR ]
crezy Up thor
2022-04-03
1