“Oke, kalian semua melakukan dengan baik. Sekarang kemampuan fisik kalian sudah berada di standar pemain professional. Namun, kalian masih harus mengingatnya kalau pemain professional harus menjaga kedisiplinan mereka. Semoga di masa depan kalian akan menjadi bintang sepak bola berikutnya.” Jorge berkata dengan penuh senyuman, dia merasa puas dengan hasil pelatihan tim yunior selama satu bulan ini.
“Baik, terimakasih pak.” Jawab pemain tim yunior bersamaan.
“Baiklah, kalian bisa bubar untuk makan siang di kafetaria sekarang dan kalian punya waktu istirahat sampai jam 02:30 sore. Dan juga ingat kalian harus sudah berkumpul di tempat ini sebelum jam 03:00 sore.” Tony berkata dengan suara keras.
“Iya, pak.” Jawab pemain tim yunior bersamaan.
Setelah itu para pemain mulai kembali ke ruang ganti untuk membilas tubuh berganti pakaian. Setengah jam kemudian setelah semua orang selesai berganti pakaian, mereka berjalan ke kafetaria bersama.
“Hai, Ray. Bagaimana kau bisa bertambah kuat dengan cepat?” Joshua mulai membuka kotak obrolannya.
“Seperti yang aku katakana, sebelumnya aku tidak pernah menerima pelatihan professional. Jadi setelah menerima arahan pelatihan yang benar aku merasa fisik dan teknik ku meningkat banyak. Tentu saja itu juga karena aku menjalankan semua pelatihan sesuai dengan persyaratan yang ada.” Jawab Raynaldi sambil berjalan, tentu saja dia tidak akan mengatakan kalau dia punya sistem.
“Kau yakin, kalau kau bukan alien atau semacamnya?” Celetuk Joshua dengan santai.
“Aku bisa menjamin bahwa DNA ku adalah 100% manusia.” Jawab Raynaldi dengan wajah serius.
“Atau jangan-jangan kau memiliki sistem yang membantu mu tumbuh lebih cepat?” Mark yang melihat percakapan menyenangkan antara Joshua dan Raynaldi ikut berbaur.
Raynaldi hampir tersandung kakinya saat mendengar ucapan Mark. “Apa orang ini bisa membaca pikiran?” gumam Raynaldi dalam hatinya.
“Hai, Mark. Apakah kau membaca novel online lagi?” Tanya Raynaldi dengan senyum main-main.
“Hahaha...” Mark tertawa kecil saat rahasianya diketahui.
Mark memiliki kesukaan untuk membaca dan setelah diberitahu Raynaldi tentang novel online di komputernya, dia mulai kecanduan membaca. Tentu saja, Mark hanya akan membaca novel saat istirahat atau hari libur, dia masih orang yang sangat disiplin tentang waktu.
Raynaldi dan yang lainnya meneruskan percakapan mereka sampai memasuki kafetaria. Setelah sampai di kafetaria mereka mengambil hidangan diet mereka masing-masing. Joshua dan Mark yang cukup dekat dengan Raynaldi melihatnya mengambil telur rebus, dada ayam tanpa garam, potongan kecil steak daging sapi, dan kentang tumbuk merasa takjub ‘bagaimana orang ini bisa memakan barang hambar ini?’
“Ray, kau benar-benar makan benda itu?” Mark tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.
“Ya, aku masih perlu meningkatkan berat badan dan mengurangi kadar lemak tubuh. Sebenarnya ini lebih baik dari sebelumnya, karena sekarang sudah ada tambahan steak yang agak berasa.” Jawab Raynaldi.
“Sialan, bagaimana manusia bisa hidup dengan makanan itu?” Umpat Joshua disebelahnya.
“Cepatlah habiskan makan siang kalian, setidaknya perlu waktu 2 jam untuk mencernanya dengan baik. Jika nanti perut kalian keram saat pertandingan, jangan harap masuk skuad pertandingan bulan ini!” Tony yang memasuki kafetaria langsung berteriak saat melihat anak-anak tim yunior bermain dan tertawa.
“Sialan, kenapa orang itu sampai kesini begitu cepat?” Gerutu Joshua.
“Sudahlah, cepat habiskan makanan mu. Kita bisa beristirahat dengan santai setelah ini, aku dengar dari staf mereka menambahkan film baru di ruang rekreasi.” Raynaldi membujuk Joshua untuk tenang.
“Benarkah? Itu hebat.” Joshua melanjutkan makannya.
. . . . .
02:15 Sore, 28 Juni 2007, Leverkusen, Jerman.
Raynaldi, Victor, Joshua, dan Mark baru saja menyelesaikan fil yang mereka tonton. Sementara para pemain yunior lainnya juga menyelesaikan kegiatan mereka masing-masing. Sekarang mereka sedang berada di ruang rekreasi untuk beristirahat. Leverkusen SC bisa dibilang memiliki fasilitas yang lengkap karena selain fasilitas kebugaran dan pelatihan mereka juga memiliki tempat rekreasi yang baik.
“Ray, film ini benar-benar tidak menyenangkan.” Gerutu Joshua.
“Benar, meskipun efeknya bagus tapi akhirannya terlalu menggantung. Aku tahu mereka berniat membuat sekuel film tapi akhiran ini hanya membuatnya terlihat kurang memuaskan.” Tambah Mark.
“Yah, bukankah industri hiburan selalu seperti ini? Jika kalian tidak penasaran dengan kelanjutannya, bagaimana mereka akan menghasilkan lebih banyak uang?” Raynaldi terkekeh.
“Ray, terkadang kau sering mengatakan hal yang tidak sesuai dengan usia mu. Kami membahas film dan kau berbicara tentang menghasilkan uang?” Victor menggelengkan kepalanya saat mendengar jawaban Raynaldi.
“Oke, cukup bicaranya. Sepertinya kita harus kembali ke ruang ganti segera mungkin agar tidak terlambat pelatihan.” Raynaldi mengingatkan mereka tentang waktu.
“Oke.” Jawab ketiganya.
Setelah merapikan ruang rekreasi, anggota tim yunior berangkat ke tempat pelatihan.
. . . . .
Di tenpat pelatihan seperti biasa, Tony Wener dan Timo Mayer sudah berdiri di tempatnya masing-masing. Kemudian para pemain yunior berbaris di depan mereka seperti biasa.
“Oke, sesuai dengan yang saya sebutkan sebelumnya. Penilaian untuk sore hari ini akan menjadi pertandingan latihan untuk membiasakan diri kalian dengan rekan satu tim kalian masing-masing.” Timo membuka suara.
“Kalian harus tahu, kalau dalam pertandingan yang paling penting adalah sebuah tim. Jadi cobalah untuk bekerja sama dengan baik satu sama lain, karena sepak bola adalah pertandingan sebelas orang bukan individual.” Lanjut Timo.
“Berikutnya saya akan mengumumkan susunan pemain untuk kedua tim, jadi kalian akan terbagi menjadi 2 tim sesuai dengan rompi yang akan kalian pakai. Untuk susunannya adalah...”
Tim Hitam :
Kiper : Miroslave Heynckes
Bek Sayap : Eden Krause (kiri), German Braun (kanan)
Bek Tengah : Jan Peters, Ricky Lange
Gelandang : Victor Ogbona, Ronald Bauer
Sayap : Joshua Klinsman (kiri), Ivan Schultz (kanan)
Penyerang : Sebastian Huber, Raynaldi Indrasta
Tim Merah :
Kiper : Mark Wagner
Bek Sayap : Adriano (kiri), Tom Huth (kanan)
Bek Tengah : Alex Khan, Matija Summer
Gelandang : Emery Becker, Gabriel Walter
Sayap : Dietmar Koch (kiri), Manuel Kimmich (kanan)
Penyerang : Herman Fuchs, Jurgen Klein
Setelah membagi tim menjadi dua, Tony mulai membagikan rompi sesuai dengan warna tim mereka untuk membedakan tim merah dan hitam. Raynaldi juga mengamati timnya, dan Sebagian besar adalah rekannya di tim uji coba, hanya saja kiper dan bek sayap berbeda dengan yang sebelumnya.
“Sepertinya pembagian tim ini juga mengikuti karakteristik para pemain, para pemain sayap dan bek sayap di tim kami merupakan pemain dengan kemampuan umpan yang baik. Sedangkan rekan penyerang satu tim ku adalah Basti yang tinggi dan memiliki kemampuan sundulan yang baik.” Raynaldi bergumam dalam hati.
“Oke, karena sekarang kita sudah membagi tim menjadi dua. Maka, akan ku jelaskan tentang pertandingan ini. Kalian bebas menggunakan taktik apapun dari tiga taktik yang sudah aku jelaskan selama bulan ini, dan aku akan menilai hasil dari tiap pemain berdasarkan permainan.” Timo menjelaskan secara singkat.
“Pertandingan hanya akan berlangsung selama 45 menit. Sekarang pergi ke posisi kalian masing-masing.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Rifa Pratama
up nya mungkin harus lebih banyak dan jangan putus di tengah jalan ceritanya. udah enak di baca tulisannya👍🏻. lanjutkan thor.
2022-04-05
7