“Pertandingan hanya akan berlangsung selama 45 menit. Sekarang pergi ke posisi kalian masing-masing.” Timo memerintahkan para pemain yunior untuk bersiap.
Setelah kedua tim bersiap di tempat mereka masing-masing pertandingan latihan langsung dimulai dengan kick-off dari Tim Hitam.
Raynaldi langsung mengoper bola kebelakang setelah menerima kick-off dari Sebastian Huber. Bola diterima Ronald Bauer, dan Tim Hitam mulai negatur serangan dengan umpan-umpan pendek untuk menguasai ritme permainan.
Pada menit ke-15 permainan, Joshua menerima umpan dari Jan Peters dan menerobos lini pertahanan Tim Merah dengan kombinasi dribble dan kecepatannya. Dengan Gerakan ringkas Joshua berhasil mengelabuhi Emery Becker dan Tom Huth, kemudian melepaskan umpan ke dalam kotak penalti.
Sebastian Huber yang sudah bersiap dalam kotak penalti menyambut umpan silang Joshua dan menanduk bola ke arah gawang. Mark yang melihat sundulan Sebastian langsung menebak arah bola dan menepisnya ke samping. Saat Mark merasa dia berhasil menjaga gawangnya, dia melihat Raynaldi dengan rompi hitam tiba-tiba muncul di depan bola dan menendangnya masuk ke dalam gawang.
“Bagaimana dia bisa ada disana?” Para pemain Tim Merah terkejut dengan gerakan Raynaldi yang tiba-tiba.
Timo dan Tony yang menonton pertandingan dari luar lapangan bisa melihat keseluruhan proses gol dengan sangat jelas, yang membuat mereka kagum dengan ketenangan dan keputusan yang diambil Raynaldi dalam serangan ini.
“Anak ini, tidak mengejar bola pertama saat melihat Basti akan mendapatkan bola, tapi memilih mencari tempat kosong dan bersiap untuk mengambil poin kedua. Dan gol ini menunjukan bahwa keputusannya sangat tepat.” Timo tidak sungkan memuji Raynaldi.
“Iya, anak ini memang sesuatu. Dia mengambil keputusan dengan tegas dan mengeksekusinya dengan sempurna.” Tony juga memuji keputusan Raynadi.
“Ayo, segera kembali ke permainan, lupakan gol ini, mereka hanya beruntung.” Alex menyemangati anggota timnya, bagaimanapun tidak ada anak muda yang suka kalah.
Permainan kembali dilanjutkan dengan kick-off Tim Merah. Kedua tim mencoba untuk saling mengontrol ritme permainan, dan bola terus berputar di lini tengah permainan.
Menit ke-35 permainan, Gabriel Walter mencegah umpan Victor Ogbona dan mengirim umpan panjang ke sisi lapangan permainan. Herman Fuchs melihat umpan lambung Gabriel dan berlari diantara kedua bek tengah Tim Hitam yang tidak siap, dengan satu sentuhan Herman mengontrol bola lalu menendangnya ke arah sudut kanan gawang dengan keras.
Miroslave Heynckes mencoba untuk menggapai bola tapi hanya berhasil menyentuh bola dengan ujung jarinya. ‘bang’ bola membentur bagian dalam tiang gawang dan langsung melesat masuk, Tim Merah menyamakan kedudukan.
Timo yang melihat dari pinggir lapangan hanya menggelengkan kepalanya sekarang. “Sepertinya Jan dan Ricky harus lebih fokus dalam permainan, mereka terlembat kembali beberapa detik yang membuat Herman bisa memanfaatkan peluang untuk mencetak gol dengan kecepatannya.”
“Mungkin karena Tim Hitam sedang menyerang dan menguasai permaianan membuat mereka tertarik lebih ke depan yang membuat gol ini tercipta.” Tony memberi komentar.
“Yah, dalam hal ini sepertinya Alex dan Matija masih lebih baik. Mereka masih siap di posisinya saat gol terjadi, hanya saja Raynaldi sering muncul di kotak penalti seperti hantu yang membuat gol ini muncul.” Timo membunyikan peluit.
Dengan bunyi peluit dari Timo, permainan kembali dilanjutkan. Tim Hitam yang baru saja kehilangan bola kembali menekan Tim Merah dan menguasai bola dengan umpan pendek.
Pada menit ke-45, Raynaldi berhasil lolos dari jebakan offside dan menerima umpan lambung dari Victor. Raynaldi berlari menyilang dan mengontrol bola dengan satu sentuhan, Alex yang melihat Raynaldi bebas mengejarnya dari belakang dan menarik rompinya.
Raynaldi dengan tenang menarik bola dengan tenang menarik bola ke belakang sambil merentangkan tangannya untuk menjaga keseimbangan tubuhnya. Saat Alex berlari ke depannya dan berbalik, Raynaldi melakukan Pull Back V dan berlari ke arah gawang setelah mengecoh Alex dan memasuki kotak penalti.
Mark maju untuk menutup sudut tembakan Raynaldi. Sementara Raynaldi mengontrol bola dan menendang ke sudut jauh gawang. Mark merentangkan tangannya dan berhasil menepis tembakan Raynaldi ke sisi kiri luar gawang.
Raynaldi yang melihat bola berhasil di tepis, menghampiri Mark dan menariknya untuk berdiri. “Sepertinya kali ini kau berhasil menahannya. Hei, seharusnya aku menyelesaikan dengan tembakan sendok.”
“Jangan kira kau bisa menipu ku berulang kali dengan gerakan yang sama.” Setelah bermain melawan Raynaldi selama lebih dari sebulan, Mark juga paham dengan kemampuan finishing Raynaldi yang luar biasa. Jadi penyelamatan barusan hanya refleks untuk menutup sebanyak mungkin ruang tembak Raynaldi.
“Hanya perasaan ku atau memang kontrol bola dan gerak kaki Raynaldi jauh lebih halus dari saat dia bergabung?” Timo yang melihat gerakan Raynaldi menggiring bola masih terkejut dengan perkembangannya.
“Gerakannya memang lebih halus, walaupun tidak ada gerakan mewah tapi semuanya sangat ringkas dan efektif untuk mengecoh pemain bertahan.” Tony ikut mengomentari.
“Memang, tapi Mark juga luar biasa, jika penjaga gawang lain yang menghadapi serangan tadi pasti akan membuahkan gol.” Timo memuji Mark.
“Benar. Sekarang pertandingan latihan ini sudah berakhir.” Dengan bunyi peluit panjang, pertandingan latihan selesai dan para pemain berkumpul di samping lapangan.
Timo melihat para pemain berkumpul dan mulai menjelaskan kekurangan para pemain. “Oke, kalian sudah menunjukan kemampuan terbaik kalian dalam pertandingan ini, namun untuk Jan dan Ricky saya harap kalian bisa lebih paham tentang pengambilan posisi bertahan kalian, karena gol Herman sangat terkait dengan kesalahan posisi bertahan kalian berdua.”
“Baik, Pak.” Jan dan Ricky menanggapi dengan tertunduk.
“Namun secara keseluruhan penampilan kalian berdua masih cukup baik.” Lanjut Timo.
Timo melihat ke arah Raynaldi dan Mark. “Kemudian, untuk pemain terbaik dari kedua tim, aku merasa Raynaldi dari Tim Hitam dan Mark dari Tim Merah menunjukan performa terbaik dalam pertandingan ini. Disatu sisi kemampuan berlari tanpa bola milik Raynaldi memang sangat baik dan kemampuan Mark untuk menutup posisi menembak para penyerang juga luar biasa.”
“Secara keseluruhan penampilan kalian lebih baik dari satu bulan yang lalu dan juga kondisi fisik kalian sudah kembali ketingkat pemain professional dalam pelatihan bulan ini. Jadi berbahagialah karena tidak ada yang akan saya kirim ke Tim U-15 sebagai hukuman.” Kata terakhir Timo membuat para pemain menghela nafas lega.
“Saya akan mengirim daftar anggota Tim Yunior yang akan mengikuti liga pemuda besok, dan juga sesuai jadwal yang ada, kita akan memiliki dua pertandingan setiap minggu sebelum semester pendidikan baru di mulai pada bulan September. Jadi kita akan bermain sebanyak sembilan pertandingan dalam dua bulan Juli dan Agustus. Saya harap kalian bisa menjaga kondisi kalian sebaik mungkin dalam dua bulan ini.” Timo membubarkan para pemain setelah membuat pengumuman terakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Kaylha✌️✌️
sangat mantap
2022-08-18
0
👑VIP👑
Up up
2022-04-15
2
VirtualAjaYa
Next thor up ny
2022-04-05
1