[Sistem Pelatihan Sepak Bola, menemukan tuan rumah...]
[Mulai menginstal sistem...]
[0% ... 5% ... 10% ... 20% ... 30% ... 60% ... 80% ... 100% ...]
[Sistem telah berhasil dimuat...]
[Halo, Tuan Rumah...]
Raynaldi terkejut dengan suara yang tiba-tiba muncul di kepalanya, dia merasa bingung dan aneh dengan hal ini.
“Apakah ini sistem seperti di kebanyakan novel yang aku baca?” Raynaldi berpikir dalam benaknya.
“Baiklah, mari kita coba. STATUS!”
~ ~ ~ * ~ ~ ~
Nama : Raynaldi Indrasta (16)
Tinggi / Berat : 179 cm / 67 kg
Kewarganegaraan : Indonesia
Vision / Aerial : 18
Dribbling : 10
Passing : 10
Shooting : 17
Ball Control : 10
Off The Ball : 18
Header : 9
Jump : 10
Speed : 13
Acceleration : 12
Body Balance : 10
Strength : 6
Stamina : 10
Adaptation : 15
Mental : 18
~ ~ ~ * ~ ~ ~
“Sistem, berapa statistik maksimum menurut sistem?” Raynaldi yang melihat data kemampuannya yang hanya belasan bertanya pada sistem.
[Statistik maksimum yang ada adalah 20 Poin...]
“Kalau begitu bukankah Off The Ball, Shoot dan Vision ku hampir maksimal? Dan seharusnya rata-rata pemain sepak bola di lima liga utama eropa harus diatas 15 Poin bukan?” Gumam Raynaldi.
“Dan juga bukankah nilai Mental ku terlalu tinggi? Apakah ini karena aku sudah kembali ke masa lalu?” Pikir Raynaldi dalam hatinya.
“Kalau begitu sistem, apakah ada fungsi lainnya dalam sistem?” Raynaldi mencoba mengorek lebih dalam tentang sistemnya.
[Sistem membantu tuan rumah menghapuskan pembatasan pada nilai bakat tuan rumah, sehingga peningkatan kemampuan tuan rumah akan bergantung dengan dedikasi dan pelatihan tuan rumah.]
[Sistem juga akan memberikan ruangan pelatihan khusus untuk tuan rumah yang bisa dimasuki kapan pun dan juga arahan pelatihan termasuk memberikan lawan tanding yang tingkat kemampuannya bisa disesuaikan oleh tuan rumah. Saat tuan rumah mengakses ruang pelatihan maka tubuh fisik tuan rumah akan langsung tertidur secara otomatis.]
[Sistem juga menyediakan Mall Points yang berisikan banyak item yang bisa membantu perkembangan dan karir sepak bola professional tuan rumah.]
“Sepertinya aku masih tidak mendapatkan sistem overpower seperti yang ada dalam novel-novel itu, tapi sistem ini juga cukup membantu dan mengingatkan ku untuk tetap bekerja keras untuk berkembang sebaik mungkin.” Pikir Raynaldi.
“Namun, ruang pelatihan ini juga memberikan tambahan bantuan yang luar biasa mengingat setiap kali mengaksesnya tubuh asli ku akan tertidur dengan kata lain aku tak perlu khawatir tentang insomnia sebelum pertandingan setidaknya.” Raynaldi merasa agak senang dengan bantuan tambahan yang ada dalam sistemnya.
Setelah itu, Raynaldi mengecek setiap bagian dalam sistemnya. Dia juga menemukan kegunaan utama sistem adalah pelatihan sepak bola, dimana ada beberapa set metode pelatihan yang berisikan rincian tentang apa yang harus dia lakukan dan juga waktu pelatihan untuk mendapatkan peningkatan yang sesuai.
Diantaranya adalah latihan menghentikan bola dengan menendang bola ke tembok, latihan ini mungkin terlihat biasa-biasa saja. Tapi Raynaldi pernah mendengar bahwa beberapa bintang sepak bola di kehidupan pertamanya melakukan latihan seperti ini meningkatkan kemampuan mereka mengontrol bola.
Raynaldi juga menemukan banyak item yang berguna dalam Mall Points, antara lain minuman pemulih energi, pil penyembuhan, pelindung tubuh dengan efek penangkal cidera dan sebagainya. Setelah melihat-lihat apa saja yang ada dalam sistemnya, Raynaldi memutuskan untuk menutup sistemnya dan bangun untuk menemani ibunya mengobrol ringan.
“Bu, apakah ibu benar-benar akan kembali nanti malam?” Raynaldi bertanya pada Anita, lagipula dia sudah lama tidak bertemu dengan ibunya. Di kehidupan pertamanya, Anita meninggal saat Raynaldi masih menjalani semester 5 kuliahnya.
“Iya, ibu masih punya banyak pekerjaan yang tidak bisa ditunda terlalu lama.” Anita menjelaskan sambil tersenyum, dalam pikirannya wajar saja seorang anak yang baru berusia 15 tahun merasa bingung ditinggal di lingkungan baru.
“Hm, baiklah kalau begitu.” Raynaldi hanya mengangguk, dia masih agak enggan meski sudah menghabiskan beberapa waktu dengan ibunya. Namun, karena mentalistas kehidupan pertamanya dia tidak menunjukan banyak perubahan emosi.
“Ray, apa kau takut ditinggal di tempat baru?” Anita berpikir Raynaldi merasa aneh karena berada di tempat baru.
“Tidak, bu. Hanya saja, aku mungkin akan kangen ibu sama Lisa nanti.” Raynaldi menggelengkan kepalanya.
“Hehe... Kalau nanti kamu rindu ibu atau Lisa, kan bisa langsung telpon ke nomor ibu.” Anita tertawa kecil.
Raynaldi dan Anita melanjutkan obrolan ringan mereka sampai mereka tiba di rumah Leona. Anita memasukan mobilnya ke garasi dan kemudian mereka berdua masuk ke ruang tamu. Disana Lisa dan Leona sudah menunggu kedatangan mereka berdua.
“Jadi bagaimana hasilnya Ray? Apakah kontraknya berhasil?” Leona bertanya dengan rasa ingin tahu.
“Tentu saja berhasil, sekarang aku sudah punya penghasilan sendiri.” Raynaldi tertawa dan tersenyum sombong.
“Oh, berapa penghasilan bocah kecil kita sekarang?” Leona terkekeh, mengabaikan sikap sombong Raynaldi yang terlihat sebagai kekonyolan anak-anak untuknya.
“800 Euro, hehe... Jika itu di Rupiah-kan akan menjadi 12.000.000 Rupiah... Aku sekarang menjadi jutawan hehe...” Raynaldi berbicara sombong sambil tertawa konyol.
“Oke... oke... Jutawan cilik kita... tapi apa kau lupa kalau biaya hidup di jerman sendiri sekitar 500 Euro per bulannya.” Ucapan Leona membuat Raynaldi mengempis seketika.
“Ini... Bukannya aku akan menginap di rumah Kak Leona... hehe...” Raynaldi yang memikirkan beberapa ide berbalik ke Leona.
“Tidak bisa, aku masih harus pergi ke kuliah pasca-sarjana ku di pagi hari dan kemudian bekerja di kafe sebagai penyanyi paruh waktu.” Leona langsung menolaknya dengan tegas, lagipula dia sudah berbicara dengan Anita tentang ini dan memutuskan bahwa Raynaldi akan tinggal sendiri di apartemen yang disediakan klub saat Liga Pemuda Jerman dimulai.
“Baiklah...” Raynaldi menghela nafas panjang.
“Ini juga untuk kebaikan mu Ray, jika nanti kau menjadi pemain professional di masa depan. Tentunya, kau akan beberapa kali pindah klub dan kembali berbaur di tempat baru yang memerlukan kemampuan dan ketekunan mu sendiri.” Anita yang melihat ekspresi murung Raynaldi menasihatinya.
“Baik, bu. Aku tahu.” Raynaldi yang mendengar nasehat ibunya hanya mengangguk. Bagaimana pun Raynaldi tidak bisa mengatakan kalau dia sudah lebih dari 10 tahun tidak bertemu ibunya di kehidupan pertamanya.
“Oke, sekarang ibu akan membereskan barang-barang bawaan ibu dan Lisa. Karena pesawat kami akan boarding jam 6 sore ini.” Anita pergi ke kamarnya untuk mengemasi barang bawaannya, meninggalkan Raynaldi dan yang lainnya di ruang tamu.
Raynaldi mengingat dalam kehidupan sebelumnya, Anita meninggal dalam kecelakan lalu lintas saat akan menjemputnya pulang dari universitas saat liburan semester ke empatnya. Namun, kali ini Raynaldi mengambil jalan yang berbeda di dunia yang baru ini.
“Seharusnya karena aku tidak kuliah seperti di kehidupan pertama ku, kali ini ibu seharusnya baik-baik saja kan?” Raynaldi bergumam dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Aku Abdulmaruf
ya makan aja Sam mie klo mau hemat
2024-09-22
0
Kai
16 tahun udh tergolong remaja sich
2022-09-29
0
Kaylha✌️✌️
lanjut
2022-08-17
0