Bagian 18 • Haura Vs Alden

Perasaan aneh apa ini?

~•~•~

Haura memindai seisi showroom, di sana berjejer mobil-mobil mulus dalam berbagai warna, dengan beberapa tipe yang tentu saja harganya tidak murah.

"Aku tidak bisa, Bos." Haura menolak halus, karena mungkin saja mobil-mobil ini berharga lebih dari lima puluh ribu dollar.

"Kenapa? Aku ikhlas memberikannya untukmu, sebagai transportasi untuk kekasih kontrakku," tegasnya.

Haura menarik napas resah, ia benar-benar tidak bisa memilih, atau bahkan tidak pantas memiliki mobil sebagus itu, terakhir kali dirinya membelikan sebuah mobil sport untuk mantan suaminya, seharga rumah mendiang ibunya, dan dia tidak diizinkan menaiki mobil tersebut, bahkan setelah mereka resmi bercerai.

"Karena mahal?" Alden menegaskan keraguan Haura, disambut anggukan kecil dari wanita itu. "Harga apartemen yang kau tempati sekarang, lebih mahal dari pada mobil-mobil ini," sahut pria yang saat ini mengenakan setelan jas berwarna abu, dipadu dengan celana warna senada yang nampak sempurna membungkus kakinya yang jenjang, turtle neck putih nampak menambah sempurna bos Haura hari ini, ada nada kekehan di kalimatnya.

Haura berbalik badan, berjalan menyusuri satu persatu mobil yang terdisplay rapi di hal gedung showroom tersebut.

Haura hanya harus memilih, yang kemungkinan sangat murah dan tidak memberatkan bosnya. Pilihan Haura jatuh pada mobil biru kecil, yang nampak lucu, memiliki empat pintu, dan empat kursi, dan Haura pikir mungkin saja memiliki harga termurah, karena terlihat mungil.

Seorang pramuniaga menjelaskan spesifikasi mobil yang tengah Haura sentuh.

"MINI 5 Door Panjang adalah 3982 mm, sedangkan lebarnya adalah 1727 mm. Sedangkan engine Perpindahan MINI 5 Door adalah 1499 cc." Si Pramuniaga menjelaskan pada Haura secara terperinci membuat Haura sedikit ternganga tidak mengerti.

"Kau mau ini?" Suara Alden tiba-tiba sudah ada di belakangnya, membuat Haura kembali terkejut. "Saya memilih mobil ini untuk tunangan saya, siapkan semua persyaratannya untuk pembayarannya sekarang." Alden berucap santai, kepada si pramuniaga wanita itu.

"Baiklah, ini memang pilihan yang sangat tepat untuk tunangan Anda, Tuan." Pramuniaga pergi untuk mengurus semua dokumen mobil yang dipilih oleh Haura.

Tunangan? Mengapa bos Haura berkata soal tunangan, bukankah mereka adalah sepasang kekasih palsu—lalu mengapa pria ini berkata pada pramuniaga tadi jika keduanya adalah tunangan.

"Berapa harga mobil itu?" tanya Haura ingin tahu.

"Jika aku memberi tahu, apakah kau bisa membayarnya?"

"Bukan... aku hanya ingin mengetahuinya saja."

"Mungkin sekitar tujuh puluh ribu dollar," balas pria itu santai, tidak ada terbersit kegusaran karena akan menggelontorkan uang yang tidak sedikit untuk Haura.

Haura sendiri hanya bisa menelan ludah, tujuh puluh ribu dollar, bukanlah uang yang sedikit, untuk Haura saja—mengumpulkan uang itu mungkin butuh waktu lama, atau mungkin seumur hidup.

Setelah semua selesai, Haura memiliki dua pilihan, mobil di antar ke apartemen, atau dia akan bisa membawa pulang kendaraan itu secara langsung. Namun, wanita itu memilih opsi pertama.

Haura akan kembali pulang dengan menaiki kendaraan umum, tapi yang terjadi adalah Alden mencegahnya dan meminta dirinya ikut serta ke rumah kakek dan neneknya.

"Ikut aku, kakek dan nenekku ingin bertemu dengan dirimu," ajaknya, Haura yang masih tidak percaya dirinya sudah memiliki mobil, apakah ini tahun keberuntungan sekaligus kesialannya? Karena dia dikhianati, akan tetapi dibalik itu semua ia menemukan secercah kebahagiaan. Jika merunut kalimat religi, pemuka agama—selalu ada pelangi setelah badai.

"Kau mau, bukan?" tegas Alden sekali lagi, suaranya tidak mampu membuyarkan lamunan Haura, yang baru saja membayangkan sebuah cahaya terang kehidupan di pikirannya.

Sebenarnya setelah bercerai, dia hanya ingin berkerja dengan tenang—tapi karena bosnya adalah teman semasa Sekolah Menengah Atas, dan membuat Haura mengikuti alur kemauan pria moody di depannya ini, mau tak mau—wanita itu harus menerimanya, toh dia juga sudah banyak menolongnya ketika dirinya terpuruk, anggap saja ia membalas kebaikan Alden.

"Nona Oxley?!" Suara Alden sedikit meninggi.

"Ya." Hampir saja Haura gelagapan saat Alden memanggil nama belakangnya, sebelumnya dia menggunakan nama Fernard di belakang namanya, akan tetapi setelah bercerai kini dirinya kembali menggunakan nama belakang mendiang ayahnya.

"Kau mau?"

"Untuk apa?"

"Bertemu kakek dan nenekku."

"Hah... haruskah secepat itu?"

Alden mengangguk, lalu keluar dari Showroom mobil itu. Yang Haura harus lakukan kali ini, sebagai pacar kontrak, dia harus berlakon seolah mereka sepasang kekasih yang saling mencintai.

~•~•~

Keduanya telah sampai di sebuah rumah besar, sebenarnya tidak bisa juga di sebut rumah, karena bangunan ini laksana kastil di atas sebuah bukit yang memanjakan mata, dengan hamparan hijau pohon-pohon pinus di sepanjang jalan. Mobil Alden memasuki pintu gerbang tua. Namun, tetap berdiri kokoh padahal sudah berumur. Mereka di sambut beberapa penjaga, yang langsung membungkukkan badan ketika mereka tahu mobil Alden masuk ke dalam.

"Apakah kakek dan nenekmu tinggal di sini?"

"Ya, bahkan ayah dan ibuku juga. Bukan itu saja kakek dan nenek buyutku juga lahir dan meninggal di sini," papar Alden, masih konsentrasi dengan stir kemudinya, dan memarkirkan mobil tidak jauh dari sebuah air mancur indah.

Haura memindai seluruh tempat ini, udara sejuk memenuhi paru-paru Haura, sungguh hunian idaman, karena jauh dari pusat kota Tadpole yang tidak pernah sepi dari kehidupan.

Alden turun dari mobil, kemudian dia memutar, dan membukakan pintu untuk Haura, sungguh manis sekali—ia tidak langsung berjalan pergi, tapi dia langsung menggandeng tangan Haura, membuat jantung Haura seolah berhenti berdetak. Sebenarnya sudah beberapa kali Alden menyeret tangan Haura, akan tetapi kali ini dirinya seolah merasakan kehangatan dalam sentuhan Alden.

"Ini adalah formalitas, lihat penjaga kakek dan nenekku!"

Haura menengok ke kanan dan ke kiri. Benar, banyak penjaga—ternyata tuan dan nyonya Walsh tidak benar-benar tinggal di sana sendiri, karena banyak pekerja yang meramaikan kastil mewah ini.

Alden meraih lengan Haura dan melingkarkan ke lengannya sendiri, keduanya benar-benar seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk kepayang.

Ia membuka pintu besar, berjalan pelan menuju ruang makan—langkah Haura terhenti saat melihat ada beberapa orang yang mengisi kursi makan di sana. Alden menoleh dan melihat ekspresi tidak nyaman di wajah wanita cantik itu. Lagi pula Haura ke sana mengenakan pakaian kasual, sementara orang-orang yang tengah bercengkrama di sana mengenakan pakaian formal. Haura juga melihat wanita si menamparnya tempo hari yang sukses membuat pipinya panas dan telinganya berdengung hebat.

"Ada apa?" tanya Alden, ikut menghentikan langkah.

Sebelum Haura menjawab, sebuah suara yang sedikit renta memanggil nama Alden, pria itu menoleh—neneknya sudah berdiri dan akan berjalan menuju ke arah mereka berdua yang masih mematung di ambang pintu.

"Siapa Nona ini?" sapanya, lagi. Ekspresinya sungguh ramah, meski wajahnya tidak muda lagi.

"Kekasihku, Nek."

"Kekasih? Tapi—" Ucapan sang nenek tercekat di tenggorokan, wanita yang memiliki keriput di beberapa bagian wajahnya itu nampak terperangah mendengar kalimat yang muncur dari bibir sang cucu.

"Ya, bahkan kami sudah tinggal bersama selama beberapa bulan ini."

Kini Haura yang menelan ludah saat Alden seolah mengaku jika keduanya selama ini benar-benar sudah tinggal dalam satu atap.

"Hei... kau!" Wanita cantik yang sejak tadi ikut serta dalam jamuan makan siang tersebut berdiri dan menghardik ke arah Haura. Jari telunjuknya mengacung seolah ingin memprovokasi Haura. "Kau ingat aku! Aku adalah calon tunangan Alden," tegasnya, Iris Brown berjalan mendekat ke arah ketiga orang yang terdiam dan masih di ambang pintu. Mata Iris menangkap tangan Haura melingkar di lengan Alden, lelaki pujaannya. "Apa-apaan ini! ? Mom... Dad! Lihat! Alden...."

Di luar dugaan Haura, Tiba-tiba Alden berkata dengan lantang, "Bukan kau yang akan kunikahi, tapi wanita ini!" Bibir Alden kemudian mengecup lembut bibir Haura, menciptakan geleyar aneh yang merambat di relung sukma Haura, seolah ia tengah melayang tinggi saat bibir pria itu menyentuhnya.

To be continue~

Terpopuler

Comments

ρʝ 𝐙⃝🦜

ρʝ 𝐙⃝🦜

Alden menang banyak nih🤣🤣🤣

2023-02-12

2

Mari Anah

Mari Anah

hhaaaa alden modus deh😂😁ambil kesempatan dlm kesempitan tuh🤣🤣😂lanjut mom

2023-01-20

0

Rafinsa

Rafinsa

maaf ya Thor..saya adalah tipe silent reader..... 😁😁 jarang komen..

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 • Prahara
2 Bagian 2 • Mengakhiri Hidup
3 Bagian 3 • Bertemu Kembali
4 Bagian 4 • Diusir
5 Bagian 5 • Bekerja
6 Bagian 6 • Berubah
7 Bagian 7 • Tidak Tentu Arah
8 Bagian 8 • Rahasia
9 Bagian 9 • Pengakuan
10 Bagian 10 • Bertemu
11 Bagian 11 • Mengikuti
12 Bagian 12 • Tangan Hangat itu Lagi
13 Bagian 13 • Bak Wanita istimewa
14 Bagian 14 • Penawaran
15 Bagian 15 • Bak Malaikat
16 Bagian 16 • Memprovokasi
17 Bagian 17 • Kejutan
18 Bagian 18 • Haura Vs Alden
19 Bagian 19 • Orang Kaya
20 Bagian 20 • Tidak Ada Ampun
21 Bagian 21 • Mantan Mama Mertua
22 Bagian 22 • Pria Berpengaruh
23 Bagian 23 • Aku Mencintaimu
24 Bagian 24 • Pemecatan
25 Bagian 25 • Terusik
26 Bagian 26 • Cemburu
27 Bagian 27 • Percaya Padaku
28 Bagian 28 • Panik
29 Bagian 29 • Seolah Seperti Sepasang Sejoli
30 Bagian 30 • Kau Milikku
31 Bagian 31 • Memaafkan
32 Bagian 32 • Tidak Peka
33 Bagian 33 • Aku Merindukanmu
34 Bagian 34 • Mencintai Setulus Hati
35 Bagian 35 • Tidak Percaya Diri
36 Bagian 36 • Will You Marry Me, Haura?
37 Bagian 37 • Tertangkap Basah
38 Bagian 38 • Karena Kau Bukan Haura!
39 Bagian 39 • Kesalahan
40 Bagian 40 • Penyakit Angeline
41 Bagian 41 • Perasaan Aneh
42 Bagian 42 • Kemarahan Alden
43 Bagian 43 • Menyatu
44 Bagian 44 • Kali Pertama
45 Bagian 45 • Pria Pengganggu
46 Bagian 46 • Terprovokasi
47 Bagian 47 • Membeku
48 Bagian 48 • Terpojok
49 Bagian 49 • Permintaan Maaf
50 Pengumuman
51 Bagian 50 • Intervensi Josep
52 Bagian 51 • Rencana Haura
53 Bagian 52 • Pulang ke Tempat Ternyaman
54 Bagian 53 • Pengakuan Mencengangkan
55 Bagian 54 • Melamar Sekali Lagi
56 Bagian 55 • Menerima
57 Bagian 56 • Kekacauan
58 Bagian 57 • Masalah Lain
59 Bagian 58 • Pengumuman Mencengangkan
60 Bagian 59 • Angeline vs Josep
61 Bagian 60 • Keadaan Delarosa
62 Bagian 61 • Akhir Hayat
63 Bagian 62 • Pemakaman
64 Bagian 63 • Membuat Bahagia
65 Bagian 64 • Penyesalan Terdalam
66 Bagian 65 • Penyatuan
67 Bagian 66 • Terakhir Kali
68 Bagian 67 ~ Akhir Waktu
69 Novel Baru Novi Wu
70 Novel Baru, Bestie
71 Ekstra Part Kepergian Theo
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bagian 1 • Prahara
2
Bagian 2 • Mengakhiri Hidup
3
Bagian 3 • Bertemu Kembali
4
Bagian 4 • Diusir
5
Bagian 5 • Bekerja
6
Bagian 6 • Berubah
7
Bagian 7 • Tidak Tentu Arah
8
Bagian 8 • Rahasia
9
Bagian 9 • Pengakuan
10
Bagian 10 • Bertemu
11
Bagian 11 • Mengikuti
12
Bagian 12 • Tangan Hangat itu Lagi
13
Bagian 13 • Bak Wanita istimewa
14
Bagian 14 • Penawaran
15
Bagian 15 • Bak Malaikat
16
Bagian 16 • Memprovokasi
17
Bagian 17 • Kejutan
18
Bagian 18 • Haura Vs Alden
19
Bagian 19 • Orang Kaya
20
Bagian 20 • Tidak Ada Ampun
21
Bagian 21 • Mantan Mama Mertua
22
Bagian 22 • Pria Berpengaruh
23
Bagian 23 • Aku Mencintaimu
24
Bagian 24 • Pemecatan
25
Bagian 25 • Terusik
26
Bagian 26 • Cemburu
27
Bagian 27 • Percaya Padaku
28
Bagian 28 • Panik
29
Bagian 29 • Seolah Seperti Sepasang Sejoli
30
Bagian 30 • Kau Milikku
31
Bagian 31 • Memaafkan
32
Bagian 32 • Tidak Peka
33
Bagian 33 • Aku Merindukanmu
34
Bagian 34 • Mencintai Setulus Hati
35
Bagian 35 • Tidak Percaya Diri
36
Bagian 36 • Will You Marry Me, Haura?
37
Bagian 37 • Tertangkap Basah
38
Bagian 38 • Karena Kau Bukan Haura!
39
Bagian 39 • Kesalahan
40
Bagian 40 • Penyakit Angeline
41
Bagian 41 • Perasaan Aneh
42
Bagian 42 • Kemarahan Alden
43
Bagian 43 • Menyatu
44
Bagian 44 • Kali Pertama
45
Bagian 45 • Pria Pengganggu
46
Bagian 46 • Terprovokasi
47
Bagian 47 • Membeku
48
Bagian 48 • Terpojok
49
Bagian 49 • Permintaan Maaf
50
Pengumuman
51
Bagian 50 • Intervensi Josep
52
Bagian 51 • Rencana Haura
53
Bagian 52 • Pulang ke Tempat Ternyaman
54
Bagian 53 • Pengakuan Mencengangkan
55
Bagian 54 • Melamar Sekali Lagi
56
Bagian 55 • Menerima
57
Bagian 56 • Kekacauan
58
Bagian 57 • Masalah Lain
59
Bagian 58 • Pengumuman Mencengangkan
60
Bagian 59 • Angeline vs Josep
61
Bagian 60 • Keadaan Delarosa
62
Bagian 61 • Akhir Hayat
63
Bagian 62 • Pemakaman
64
Bagian 63 • Membuat Bahagia
65
Bagian 64 • Penyesalan Terdalam
66
Bagian 65 • Penyatuan
67
Bagian 66 • Terakhir Kali
68
Bagian 67 ~ Akhir Waktu
69
Novel Baru Novi Wu
70
Novel Baru, Bestie
71
Ekstra Part Kepergian Theo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!