Kemarahan

.

.

"jam berapa bang?" tanya dara disela sela perbincangan keduanya.

"baru juga jam tiga sore"

"jam tiga" kagetnya.

Pasalnya yang niatnya hanya keluar sebentar untuk mencari makanan kesukaannya nyatanya tidak sesuai dengan apa yang di prediksinya.. apalagi saat dirinya keluar ia tidak meminta izin langsung kepada Vian serta ponsel yang tertinggal dirumah.. sudah bisa ditebak jika orang tua itu pasti sedang kalang kabut mencari keberadaan dirinya.

"kenapa dar! kok kamu kayak yang panik gitu, emang kamu ada acara lain"

"bang kayaknya gue harus balik deh.."

"ehh.. kok cepat amat baliknya, baru juga jam segini"

"maaf bang, lain kali aku bakalan mampir lagi kesinih.." ucapnya merasa tak enak tetapi dirinya harus segara pulang sebelum Vian mengerahkan para anak buahnya untuk mencari keberadaan dirinya "gue cabut dulu bang.."

"oke oke" jawabnya pasrah "tapi tunggu sebentar"

"apaan lagi"

"tunggu, gak bakal lama kok.."

Beberapa menit kemudian "Ehh.. ini apaan bang" tanyanya menerima satu kantong kresek dari fadlan.

"sebenarnya sih ini menu lama tetapi karena kamu belum mencicipinya aku kasih gratis"

"ini nih yang paling aku sukai kalau nongkrong di kedai milik Abang" ucapnya sambil tersenyum manis.

"Huuu.. giliran yang gratis gratis langsung sumringah" mengacak rambut dara.

"hehee.. iya dong" nyengir tanpa dosa "dah ah aku cabut duluan Bye..Bye.. Abang fadlan' sering-sering dikasih yang gratisan ya bang"

"aman.. yang penting kamu sering-sering mampir kesinih" ucapnya.

"pastinya dong bang" berjalan keluar dari kedai.

"Hati hati dar.." dara hanya menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan, berjalan ke area parkir untuk mengambil motornya.

Selama perjalanan, dara adalah mahluk yang paling tidak bisa melihat sesuatu yang enak enak seperti sekarang ini dirinya tengah mengantri untuk membeli sebuah ketoprak.

"pak.. ketopraknya dua porsi, dibungkus ya" ucapnya ketika motor sudah menepi.

"oke neng.."

Tidak membutuhkan waktu lama pesanan ketoprak miliknya pun siap lalu membayarnya dengan uang tunai sesuai harga perporsi.

"makasih neng.."

"makasih kembali pak" ucapnya kembali melajukan motornya.

Dan bukan hanya sekali atau dua kali saja dirinya menghentikan motornya tetapi setiap ada penjual makanan yang dara inginkan pasti ia akan membelinya.. sehingga tanpa dara sadari muatannya bertambah banyak dipenuhi oleh berbagai jenis kuliner makanan.

Tepat pukul empat sore dara pun sampai ditempat kediaman milik Vian.. padahal jarak antara kedai, kerumah vian hanya membutuhkan waktu 15 menit saja tetapi karena dirinya yang suka lupa diri jika sudah berada diluar rumah maka ia memutuskan untuk berkeliling sebentar sambil menikmati suasana jalanan perkotaan pada sore hari.

.

.

Ketika baru sampai dan memarkirkan motornya secara asal.. dara pun kembali memanggil pak Supri si penjaga kebun "pak.. ini untuk bapak" memberikan satu kantong kresek yang berisi makanan.

"ehh.. apa ini non" sungkannya.

"imbalan tutup mulut.." ucapnya asal "kali ini saya mau minta tolong lagi nih sama pak supri, tolong simpan kembali motornya di dalam garasi ya pak"

"yaampun.. saya jadi gak enak non" tetapi lelaki setengah abad itu tetap menerima pemberian dari dara "terimakasih banyak non.. dan kalau masalah motor itu sudah menjadi tugas saya non"

"oke.. mumpung saya membeli banyak sekali makanan, jadi sehabis kasih masuk motornya tolong bagi bagi kan kepada pekerja yang lainnya juga ya pak" ucapnya.

"baik non.."

Setelah itu dara pun memilih untuk masuk kedalam rumah, Sementara Supriadi bergegas menyimpan kembali motor milik tuannya ke tempat semula.

.

.

"Dari mana saja kamu.." ucapnya dingin memasuki Indra pendengaran dara.

Glek.. menelan salivanya secara kasar ketika melihat tatapan tajam dari vian "A-aku.."

Bangkit dari duduknya.. sementara dara menjadi kalang kabut sendiri ketika melihat Vian berjalan kearahnya "mau apa kamu.." paniknya.

"kamu belum menjawab pertanyaan dari calon suami mu ini.." menatap dingin "dari mana saja kamu darlea.. ini sudah jam berapa!" ketusnya.

"aku habis jalan jalan, suntuk tau dirumah mulu" ucapnya.

"jalan-jalan.." dara pun menganggukkan kepalanya secara mantap.

Tanpa aba aba Vian langsung menarik pergelangan tangannya secara kasar hingga menuju ke lantai dua.

"Akhh.. Sa-akit sialan" pekiknya.

Dengan kekutan penuh ia pun mencoba untuk melepaskan diri tetapi percuma saja karena kekuatan Vian jauh lebih kuat berada diatasnya "bisa pelan sedikit gak sih.. kasar amat" ucapnya dengan tampang kesal.

Sementara Vian tidak menggubris rengekan yang keluar dari mulut dara.. hingga keduanya sudah sampai didalam kamar lalu menghempaskan tubuh mungil dara diatas ranjang.

"lelaki sialan kau.." jeritnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!