mendengar perkataan kasar yang keluar dari mulut dara bukannya marah Alvian malah semakin melebarkan senyumnya "kenalkan nama saya Alvian Dharmawan.. boleh dipanggil Alvian atau Vian atau sayang pun gak jadi masalah, senyaman mu saja mau memanggil apa" jelasnya "nah sekarang giliran kamu yang memperkenalkan diri".
Tidak ada jawaban (Cihh.. jangan pikir gue bakalan kasih tau nama ku sampai lebaran monyet sekali pun gue gak bakalan mau kasih tau *batin dara*)
.
.
"Darlea putri.. dipanggil dara, umur 18 tahun. bekerja dirumah makan, asal usul dari kota dan baru menetap beberapa bulan di desa durian" jelasnya lengkap.. sambil tersenyum kearah dara dan tentunya itu membuat dara semakin jengkel melihat vian yang terlihat sombong dimatanya "terakhir calon istri ku"
"apa?" membulatkan matanya ketika mendengar kalimat terakhir.
"darlea putri.."
"bukan yang itu.."
"bekerja di.."
"bukan sialan.." bertambah geram "kalimat yang terakhir.."
"Ca-lon istri ku" tekannya sambil tersenyum penuh arti.
"gila.. benar-benar gila"
terkekeh "hehee.. apa kamu gak tau maksud dari tujuan saya mengundang kamu kemari"
Lagi-lagi dara hanya bisa menanggapi dengan diam.. pasalnya dara juga bingung tiba-tiba ia diseret secara paksa ke tempat ini oleh orang yang dara tidak kenali.
"menikahlah denganku dar.."
"Hah.. Menikah?" beonya sambil memicingkan matanya menatap kearah vian "jangan bilang anda sudah gak waras.." ungkapnya " atau urat-urat di otak anda pada bengkok semua makanya anda berbicara ngawur seperti ini" ucapnya asal.
"hehee.. pertanyakan lah pada dirimu sendiri, siapa suruh sudah menarik perhatianku"
"fiks beneran orang gila" batinnya.
Tiba-tiba..
"Bos.." menerobos masuk dan tidak melihat situasi di dalam ruangan "saya ingin melaporkan tentang sesuatu.." lalu mata Riko tak sengaja bertemu dengan siluet mata milik dara yang melihat juga kearahnya "ehh.." mendadak ruangan menjadi sangat suram.
Krik..krik..
"kamu.." menunjuk.
"siapa yang mengizinkan mu untuk masuk ke dalam ruangan ini" ucap Vian dingin.
Deg..
"Ma-maaf bos" tertunduk takut.
mengerutkan keningnya "bukannya kamu yang waktu itu ya" lalu menatap kembali kearah Vian "owwhh.. jadi dia bawahan mu, yang beberapa hari lalu memfitnah saya memiliki banyak hutang itu" dengan sengaja menyela perkataan Vian dan Riko.
Sementara riko menatap sekilas kearah dara lalu kembali menundukkan pandangannya.. pasalnya ia tidak berani menatap wanita yang disukai oleh tuannya.
"ekhmm.." Vian pun hanya bisa berdehem.
"wah-wah.. berarti anda sudah salah dalam menangkap orang, tuan Vian yang terhormat" ucapnya "bukankah yang ingin anda jadikan sebagai calon istri itu anak dari ibuk Lily dan saya ini bukan anaknya beliau, apa bawahan mu itu tidak mengerti penjelasan saya beberapa waktu lalu dan tidak memberi tahu anda" cercahnya.
"keluar.." menatap tajam kearah riko "keluar atau kau sudah bosan hidup di muka bumi ini, mau saya kirim ke planet lain" ancamnya.. tentunya ancaman dari Vian tak pernah main-main.
"ehh.. jangan tuan.. saya mohon" ucapnya mulai ketakutan "kalau begitu saya permisi tuan.. tiba-tiba saja ada beberapa hal penting yang harus saya kerjakan" dalam sekejap mata riko pun langsung menghilang dari pandangan keduanya.
"buset.. manusia atau jin ya" batin dara.
"kenapa bengong, apa kamu tertarik dengan bawahan saya itu" ungkapnya tak suka.
menatap kearah Vian "cihhh.. sama bosnya saja saya tidak berminat apalagi sama bawahan anda" jawabnya jujur.
"hehee.. suatu hari nanti saya akan membuat kamu jatuh hati sama saya"
"cihhh.. ternyata anda terlalu percaya diri"
Vian pun terkekeh kembali.. "hehe.. kita lihat saja akan saya buktikan, ehmm.. berhubung hari sudah semakin malam jadi beristirahatlah, saya tau hari ini kamu pasti sangat lelah"
"sok tau" ketusnya "tunggu apalagi antarkan saya pulang saya akan beristirahat dirumah"
"pulang?" menjeda kata²nya "ehmm.. sebelum kamu setuju untuk menikah dengan saya kamu tidak di ijinkan untuk pulang kerumah" ucapnya dengan santai.
"Hah.. seriusan" menatap tak percaya kearah vian.
"emang ada tampang muka saya yang sedang bercanda" ungkapnya. "kamu ingin pulang.. solusi satu-satunya menikahlah dengan saya"
"cihh.. ogah" mengalihkan pandangannya kearah lain "keluarlah.. saya mau beristirahat" usirnya.
"baiklah.. selamat malam, semoga kita bertemu di alam mimpi" menepuk lembut rambut milik dara.. setelah itu Vian pun mulai melangkah keluar tak lupa menutup pintunya kembali.
Setelah kepergian Vian, dara pun mulai bangkit untuk mengunci pintu kamarnya.. buat berjaga-jaga agar tidak ada yang masuk kedalam kamarnya saat tengah malam tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments