Setelah memastikan dara tertidur dengan pulas, Vian pun menyuruh Sasa untuk memeriksa ulang keadaan dara "gimana keadaannya.. kenapa sikap dan perilakunya seperti anak kecil" tanyanya.
"saya juga gak tau pastinya tuan, tapi jika ingin tau lebih lanjutnya lagi sebaiknya kita bawa nona ini kerumah sakit besar agar bisa diperiksa secara menyeluruh.." jelasnya "lagian baru kali ini saya mendapatkan kasus seperti ini, biasanya kebanyakan pasien yang mengalami luka pada bagian kepalanya hanya mengalami gegar otak ringan atau hilang ingatan saja tetapi nona ini.." menghentikan kalimatnya "Hah.. saya curiga nona ini mengalami hilang ingatan jangka pendek yang mana pola pikirnya kembali pada masa kanak-kanak" tebaknya.
"Ck.. terlalu banyak menebak" kesalnya "intinya apa dia bisa kembali seperti sedia kala"
"itu tergantung pada usaha nona ini tuan, apakah dia mau berusaha untuk benar-benar kembali pulih atau malah justru menolaknya biasa kasus seperti ini sering terjadi.. saya juga tidak bisa memprediksinya tetapi jika tuan mengizinkannya saya akan mencari tau tentang kasus penyakit yang sedang dialami oleh nona ini"
"Huh.. segera cari tau"
"baik tuan kalau begitu saya pamit undur diri dulu.."
"tunggu.. sebelum kau pergi sebaiknya berikan resep obat untuk pereda rasa sakit pada kepalanya" titahnya.. Vian tak tega jika melihat dara sampai kesakitan.
"baik tuan, akan segara saya siapkan obatnya" ucapnya.
"pergilah" usirnya.
Setelah itu Sasa benar benar pergi meninggalkan dara bersama Vian di satu ruangan yang sama.
.
.
"waw.." binar kebahagian terlihat pada kedua bola mata milik dara "ternyata rumah om sangat besar hampir sama seperti rumahku" ocehnya panjang lebar seperti anak kecil pada umumnya yang sedang mengagumi sesuatu.
"apa rumahmu sebesar ini" tanyanya penuh perhatian.
menggelengkan kepalanya "tidak.. rumah milik om lebih besar lagi" ucapnya.
"wah.. apa orang tuamu adalah orang kaya" ucapnya mencoba untuk mengorek informasi tentang orang tua kandung dara, pasalnya ketika ia menyelidiki tentang latar belakang gadisnya, dara sudah hidup sebatang kara sedari kecil.
menggelengkan kepalanya lagi "tidak.. huh, mereka begitu sangat pelit apalagi mamih dia tidak memperbolehkan ku untuk memakan eskrim padahal mamih mempunyai tokoh eskrim" kesalnya.
benarkah!
mengangguk "om.. apakan om mempunyai tokoh eskrim sama seperti tokoh milik mamih ku" selidiknya.
"tidak punya.."
"yah.. kenapa om tidak membelinya juga padahal rumah om sangat besar, apakah om termasuk orang yang sangat pelit seperti mamih" Cercahnya.
mengusap lembut rambut milik dara "om memang tidak memiliki tokoh eskrim.. kalau pabrik eskrim baru om punya" jelasnya lagi.
"Hah.. apa itu pabrik eskrim om" tanyanya bingung.
"tempat untuk membuat berbagai macam jenis eskrim"
"apakah tempatnya sebesar rumah ini"
"lebih besar lagi dari rumah milik om yang ini" jelasnya.
"wah.. om sangat hebat" mengacungkan dua jari jempolnya "aku ingin melihatnya juga"
"kapan-kapan om akan mengajak mu bermain disanah"
"yee.. benarkah" bersorak girang sambil melabuhkan satu kecupan di pipi vian "makasih om.. makasih.." ucapnya terlampau senang.
Sementara Vian yang mendapat kecupan secara mendadak' dia pun langsung diam bak patung tak lupa degup jantungnya yang mulai berpacu begitu cepatnya.. "hah.. setelah kejadian itu ku kira denyut jantung ku sudah tidak berfungsi lagi untuk seorang wanita" batinnya "ternyata aku salah, setelah gadis ini hadir semuanya terasa hidup.." ingin rasanya ia segera membawa gadisnya keatas ranjangnya agar dara menjadi miliknya seutuhnya, tetapi ketika kewarasannya mengambil alih pikirannya.. Vian pun langsung mengenyahkan semua pikiran kotor yang bersarang didalam benaknya "sabar-sabar.. yang kamu hadapi sekarang adalah seorang bocil" batinnya. "apa om boleh bertanya?"
"apa itu om.. apakah ada imbalannya" tanyanya.
"kamu menginginkan imbalan apa ehmm..!"
"eskrim rasa coklat dan vanila" ucapnya antusias.
"oke akan om belikan, tapi jawab dulu pertanyaan dari om.. umur mu sekarang berapa tahun"
dan dara pun mengangkat empat jarinya yang artinya itu berumur empat tahun "kamu berasal dari kota mana?"
pasalnya ketika orang suruhannya menyelidiki tentang latar kehidupan dara.. identitas aslinya seperti ada seseorang yang dengan sengaja menutupinya dengan rapat' bahkan orang suruhannya tidak bisa mendapatkan informasi tentang dara secara lengkap.. yang mereka tau jika dara berasal dari kota yang sama dengan dirinya dilahirkan.. bahkan menurut pengamatan dari orang suruhannya selama ini dara hidup sebatang kara ia tak memiliki Sanak saudara.
Alasan dara memilih untuk tinggal di desa karena kehidupan di kota yang sangat keras dara memutuskan untuk berhijrah kesebuah pedesaan untuk memulai hidup barunya.
menatap kearah vian lalu menggelengkan kepalanya "aku juga gak tau om.." ucapnya sendu "yang aku tau tempat tinggal ku sangat jauh sekali.. gedungnya sangat besar besar" jelasnya "tapi aku gak tau pastinya itu terletak dimana" ucapnya jujurnya "dan aku yakin orang tuaku pasti sangat khawatir.. hiks.. apa om mau membantu ku untuk mencari keberadaan mereka" tanyanya mulai merengek.
mengangguk "om akan membantu mu asal ada satu syaratnya" ucapnya sambil tersenyum kearah dara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments