.
.
Sementara ditempat lain Riko sedang ketar ketir menghadapi kemarahan tuan besarnya atas keteledorannya dalam bekerja "katakan sekali lagi" ucapnya dibalik telpon.
"w-wanita itu"
"bicara yang jelas sialan" bentaknya.
Deg..
"wanita yang anda suruh selidiki ternyata bukan anak dari alm. pak Dadang yang mempunyai pinjaman hutang kepada anda tuan" jelasnya "kali ini saya salah dalam mengorek informasi"
"katakan sekali lagi" tekannya. mungkin jika tuannya ada dihadapannya entah sudah berapa pukulan yang akan melayang diwajah dan tubuhnya.
Deg..
"mampus.." batinnya. Riko yakin jika kali ini ia pasti akan dihukum berat atau mungkin tidak akan selamat "M-maafkan saya tuan, saya akan menyelesaikannya sesuai keinginan anda" ucapnya meyakinkan bosnya.
"tidak usah.. besok pagi saya akan meluncur kesanah" mematikan sambungan telponnya secara sepihak, sementara Riko menatap kearah layar ponselnya dengan perasaan takut.
"hah.. mampus elu Rik.. dugilnya ngamuk' kali ini elu gak bakalan bisa selamat dari amukannya" batinnya menangis "ehh.. mana gue belum menikah pula, hahh nasib gue sial bener gajih tinggi nyawa jadi taruhannya. Mak, maafkan anakmu ini"
.
.
Keesokan Paginya..
Pagi ini saat dara sedang mengunci pintu rumahnya, ketika hendak bersiap untuk pergi bekerja. tiba² saja ia kedatangan seorang tamu yang tidak diinginkan, tamu tersebut adalah sejenis mahluk yang paling ia hindari.
"pagi neng dara.." sapanya dengan nada genit "hahh.. ternyata susah sekali ya mau bertemu dengan neng dara padahal kita satu kampung" keluh juragan Empang sedramatis mungkin.
Yupz.. yang bertamu kerumahnya adalah juragan Empang yang mengejar² dirinya semenjak pindah kesinih.
"Hah.. sialan, kenapa bisa kalah cepat sih" batinnya berteriak, menatap malas kearah juragan empang "orang sibuk mau di apa.. ngalah ngalahin sibuknya para pejabat" ucapnya asal.
"hehee.. neng dara bisa ajah" ucapnya sambil terkekeh.
"perasaan gak ada yang lucu" batinnya dengan tampang kesalnya.. ingin sekali ia melajukan sepeda motor miliknya lalu menabrak juragan Empang biar terlempar ke planet lain agar kehidupannya bisa kembali normal.
"neng.. Abang gak disuruh masuk atau disuruh duduk gitu, gak baik loh berbicara sambil berdiri" ucapnya.
"Lahh.. yang suruh ente kemari siapa munaroh" batinnya "Maaf juragan, rumah saya sangat berdebu takut mengotori pakaian mahal yang juragan kenakan.." ucapnya cepat "lagian saya harus berangkat bekerja"
"aduh.. neng dara perhatian sekali, hati abang makin meleleh tau" ucapnya malu² koceng dan itu sukses membuat dara semakin jijik. jika bukan orang tua mungkin sudah dirinya kirim ke planet lain "neng, lebih baik neng dara berhenti bekerja saja. saya kasian loh lihat neng dara harus bekerja dari pagi sampai malam gimana kalau neng dara terima tawaran abang"
"Lah yang suruh kasihan siapa, gak adakan. saya mau bekerja atau tidak itu bukan urusan anda juragan" tegasnya "dan satu lagi, anda kan tau jika status saya ini wanita yang sudah bersuami" jelasnya.
Dalam hati berkata tapi boong.. jangankan suami, pacar saja dirinya gak punya miris kan. pasalnya kisah cintanya tak semulus wajah cantiknya dan dengan sialnya ia harus di kejar² oleh juragan tua makin tertekan pula kehidupan dara.
"alasannya selalu begitu.. neng dara pikir abang bakalan percaya, kalau emang neng dara sudah bersuami kenapa atuh saya gak pernah melihat suami neng dara"
"ini masalah privasi saya, juragan.." tuturnya dengan tampang datar "kalau begitu saya permisi juragan dah hampir telat nih berangkat kerjanya" mulai menyalakan sepeda motornya.
"ehh.. tunggu neng.. tunggu.."
"apaan lagi sih" menatap sinis.
"sinis amat, jangan gitu atuh neng hati Abang ikutan sakit loh" ucapnya lebay bin alay.
"Idihh.. cepat mau ngomong apaan, saya gak punya banyak waktu"
"aduh.. ini sudah yang membuat saya makin tergila² sama neng dara"
"Bangs*t, kenapa anda terlalu menjijikan juragan.." ucapnya blak blakkan.. kata sopan santun yang sedari tadi ia jaga sirna sudah, pasalnya dirinya sudah sangat kesal melihat tingkah laku dari lelaki tua itu "dan satu lagi gak usah gangguin saya atau akan saya adukan kepada pihak pak RT karena juragan telah mengganggu ketenangan hidup saya" ancamnya, lalu kembali melajukan sepeda motornya tanpa memperdulikan juragan bau tanah itu lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments